Anak Kognitif
Bahasa
3
Elemen
Sosial Emosional
Sebelum melangkah pada strategi perencanaan dan pelaksanaan Pembelajaran
dan Penilaian, mari sejenak kita bahas Konsep Capaian Pembelajaran,
Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase). Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk
menentukan strategi dan cara atau jalur untuk mencapainya. Agar bisa menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal
keberangkatan para peserta didik.
Fase Pondasi Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F
Pembagian
Fase PAUD/RA SD/MI/Paket A
Kelas 1-2
SD/MI/Paket A
Kelas 3-4
SD/MI/Paket A
Kelas 5-6
SMP/Mts/Paket B SMA/MA/Paket C SMA/MA/Paket C
Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11-12
Capaian Pembelajaran
Pendidik yang merancang alur tujuan pembelajarannya sendiri, tujuan-tujuan pembelajaran yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya akan disusun
sebagai satu alur (sequence) yang berurutan secara sistematis, dan logis awal hingga akhir fase.
Dalam menyusun alur tujuan pembelajaran, pendidik dapat mengacu pada berbagai cara yang diuraikan pada tabel di bawah ini:
Pengurutan dari yang Metode pengurutan dari konten yang konkret dan berwujud ke konten yang lebih abstrak dan simbolis. Contoh : memulai
Konkret ke yang Abstrak pengajaran dengan menjelaskan tentang benda geometris (konkret) terlebih dahulu sebelum mengajarkan aturan teori objek
geometris tersebut (abstrak).
Pengurutan Deduktif Metode pengurutan dari konten bersifat umum ke konten yang spesifik. Contoh : mengajarkan konsep database terlebih dahulu
sebelum mengajarkan tentang tipe database, seperti hierarki atau relasional.
Pengurutan dari Mudah ke Metode pengurutan dari konten paling mudah ke konten paling sulit. Contoh: mengajarkan cara mengeja kata-kata pendek dalam
yang lebih Sulit kelas bahasa sebelum mengajarkan kata yang lebih panjang.
Pengurutan Hierarki Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan keterampilan komponen konten yang lebih mudah terlebih dahulu sebelum mengajarkan
keterampilan yang lebih kompleks. Contoh : siswa perlu belajar tentang penjumlahan sebelum mereka dapat memahami konsep
perkalian.
Pengurutan Metode ini dilaksanakan dengan mengajarkan tahap pertama dari sebuah prosedur, kemudian membantu siswa untuk menyelesaikan
Prosedural tahapan selanjutnya. Contoh : dalam mengajarkan cara menggunakan t-test dalam sebuah pertanyaan penelitian, ada beberapa tahap
prosedur yang harus dilalui, seperti menulis hipotesis, menentukan tipe tes yang akan digunakan, memeriksa asumsi, dan menjalankan
tes dalam sebuah perangkat lunak statistik.
Scaffolding Metode pengurutan yang meningkatkan standar performa sekaligus mengurangi bantuan secara bertahap. Contoh : dalam mengajarkan
berenang, guru perlu menunjukkan cara mengapung, dan ketika siswa mencobanya, guru hanya butuh membantu. Setelah ini, bantuan
yang diberikan akan berkurang secara bertahap. Pada akhirnya, siswa dapat berenang sendiri.
DISKUSIKAN !
Prinsip dalam Penyusunan ATP
Pemerintah menetapkan Capaian Pembelajaran (CP) sebagai kompetensi yang ditargetkan. Namun demikian, CP tidak cukup konkret
untuk memandu kegiatan pembelajaran sehari-hari.
CP perlu diurai menjadi tujuan-tujuan pembelajaran yang lebih operasional dan konkret, yang dicapai satu persatu oleh peserta didik
hingga mereka mencapai akhir fase
1 Tujuan Pembelajaran
2 Langkah-Langkah pembelajaran
3 Media Pembelajaran
4 Asesmen Pembelajaran
Informasi Umum
Komponen Inti
1. Nama Instansi
1. Tujuan Pembelajaran Asesmen
2. Nama penulis/Guru
2. Langkah-Langkah
3. Fase/Kelompok Usia
Pembelajaran: 1. Rencana Asesmen Awal
4. Tahun Ajaran - Pembukaan
5. Semester/Minggu Ke- 2. Rencana asesmen di
- Kegiatan Inti akhir pembelajaran
6. Estimasi Waktu: - Penutupan
7. Topik/Sub Topik
8. Elemen CP
Komponen Inti
Identitas diri Asesmen
1. Tujuan Pembelajaran
1. Kelompok Usia 2. Langkah-Langkah 1. Rencana Asesmen Awal
2. Topik Pembelajaran: 2. Rencana asesmen di
3. Semester/Minggu Ke- - Pembukaan akhir pembelajaran
4. Hari/Tanggal - Kegiatan Inti
- Penutupan
SosialisaPPertanyaan pemandu:
bagaimana kondisi capaian peserta
didik secara umum? Apakah ada peserta
didik yang perlu perhatian khusus?)
Kegiatan projek dilakukan di luar kelas pada bulan Maret mengingat musim penghujan sudah
reda dan musim panas mulai tiba. Anak-anak diajak menikmati suasana alam yang segar, di
taman di depan sekolah. Anak juga diajak untuk memperhatikan tanaman di taman, kemudian
ditarik untuk mendorong anak peduli pada tanaman. Kegiatan menanam dilakukan dengan
benih yang bervariasi, dari biji-bijian atau tanaman bunga. Guru juga mengenalkan media dan
variasinya sambil mengenalkan tentang media tanah yang subur dan tandus. Pengembangan
projek dapat dilakukan dengan mengajak anak bereksperimen membandingkan media yang
subur dan tidak subur serta dampaknya pada pertumbuhan tanaman.Kegiatan projek yang
dirancang di sini adalah kegiatan projek secara menyeluruh dari hari ke hari, sejak awal sampai
akhir projek. Dalam pelaksanaan seharian, terjadi langkah-langkah yang menjadi kebiasaan
sekolah sebelum mengawali pembelajaran dan sesudah pembelajaran dapat tetap dilakukan.
Sembari projek berjalan, guru dapat menciptakan suasana nyaman melalui bernyanyi dengan
anak-anak lagu yang sesuai dengan aktivitas, bersajak, aktivitas fisik/permainan, dsb.
A.TUJUAN PROJEK
1. Mengenal tanaman sebagai ciptaan Tuhan yang
dapat menumbuhkan tanaman.
2. Menceritakan pengalaman yang dialaminya
3.Terus mencoba dan tidak mudah menyerah
4. Bekerjasama dalam melaksanakan kegiatan
TAHAP PENGEMBANGAN
Terima Kasih
Semoga kita semua mendapatkan
ilmu yang bermanfaat dari presentasi ini.