Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DAN KELUARGA AKIBAT COVID 19 DAN

PENYAKIT KRONIS HIV AIDS

DISUSUN OLEH:
Daniel Ari Kristianto NIM: 017231001
Desma Lutfia Kartika NIM: 017231003
Ika Rahmawati NIM: 017231002
Agustinho Anton Colo NIM: 017231057

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO UNGARAN
2023/2024
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

• Virus Corona adalah bagian dari keluarga virus yang menyebabkan penyakit pada hewan ataupun juga pada
manusia. Usaha penanganan dan pencegahan terus dilakukan demi melawan COVID-19 dengan gejala
mirip flu. Kasusnya dimulai dengan pneumonia atau radang paru-paru misterius pada Desember 2019.
Kasus infeksi pneumonia misterius ini memang banyak ditemukan di pasar hewan .Virus Corona atau
COVID-19 diduga dibawa kelelawar dan hewan lain yang dimakan manusia hingga terjadi penularan.

• HIV adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang dapat menyebabkan
penyakit AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga
tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi yang menyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.
AIDS adalah singkatan dari Acquired Imune Deficiency Syndrome yaitu menurunnya daya tahan tubuh
terhadap berbagai penyakit karena adanya infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dirumuskan masalah yaitu bagaimana asuhan
keperawatan jiwa dan keluarga pada klien terkonfirmasi Covid 19 dan penyakit kronis HIV/AIDS.

C. Tujuan
Menjelaskan pengertian Covid 19 dan HIV/AIDS serta mengetahui konsep asuhan keperawatan jiwa dan
keluarga akibat Covid 19 dan penyakit kronis HIV/AIDS.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
• Coronavirus Disease (COVID-19) adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi
sebelumnya pada manusia. Coronavirus (CoV) merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan
penyakit pada manusia dan hewan. Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran
pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit serius seperti Middle Acute Respiratory Syndrome (MERS)
dan Sindrom Pernapasan Akut Berat atau SevereAcuteRespiratorySyndrome (SARS) (Kemendagri,
2020). Pandemi Covid-19 merupakan bencana non alam yang dapat memberikan dampak pada kondisi
kesehatan jiwa dan psikososial setiap orang. Dukungan kesehatan jiwa dan psikososial dapat digunakan
oleh berbagai pihak untuk merespon kondisi kedaruratan maupun bencana salah satunya yaitu pandemic
Covid-19 (Kemenkes RI, 2020)
• HIV adalah singkatan dari human Immunodeficiency Virus merupakan virus yang dapat menyebabkan penyakit AIDS.
Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam
melawan infeksi yangmenyebabkan defisiensi (kekurangan) sistem imun.

• AIDS adalah singkatan dari Acquired Imune Deficiency Syndrome yaitu menurunnya daya tahan tubuh terhadap
berbagai penyakit karena adanya infeksi virus HIV (Human Immunodeficiency Virus). Antibodi HIV positif tidak identik
dengan AIDS, karena AIDS harus menunjukan adanya satu atau lebih gejala penyakit akibat defisiensi sistem imun
selular.
B. ETIOLOGI
Covid-19 (coronavirus disease 2019) adalah virus dengan nama spesies severe acute respiratory syndrome virus corona 2
yang disebut SARS-CoV-2. Covid-19 merupakan sebuah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 yang menyerang
saluran pernafasan. Coronavirus adalah keluarga besar virus RNA yang diselimuti, beberapa di antaranya menyebabkan
penyakit pada orang misalnya, flu biasa, sindrom pernapasan akut parah (SARS), sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS),
dan lainnya yang beredar di antara mamalia dan burung. Virus Corona dari hewan dapat menyebar ke manusia dan kemudian
menyebar di antara orang-orang, seperti halnya dengan SARS dan MERS
HIV penyebabnya adalah golongan virus retro yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). HIV pertama kali
ditemukan pada tahun 1983 sebagai retrovirus dan disebut HIV-1. Pada tahun 1986 di Afrika ditemukan lagi retrovirus baru
yang diberi nama HIV-2. HIV-2 dianggap sebagai virus kurang pathogen dibandingkan dengan HIV maka untuk memudahkan
keduanya disebut HIV.

Transmisi infeksi HIV dan AIDS terdiri dari lima fase yaitu :

a. Periode jendela. Lamanya 4 minggu sampai 6 bulan setelah infeksi. Tidak ada gejala.

b. Fase infeksi HIV primer akut. Lamanya 1-2 minggu dengan gejala flu likes illness.

c. Infeksi asimtomatik. Lamanya 1-15 atau lebih tahun dengan gejala tidak ada.

d. Supresi imun simtomatik. Diatas 3 tahun dengan gejala demam, keringat malam hari, BB menurun, diare, neuropati,
lemah, rash, limfadenopati, lesi mulut.

e. AIDS. Lamanya bervariasi antara 1-5 tahun dari kondisi AIDS pertama kali ditegakkan. Didapatkan infeksi oportunis
berat dan tumor pada berbagai systemtubuh, dan manifestasi neurologist.
C. KONSEP DASAR HARGA DIRI RENDAH

Harga diri rendah merupakan perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk kehilangan rasa percaya diri, tidak berharga,
tidak berguna, pesimis, tidak ada harapan dan putus asa (Depkes RI, 2000). Gangguan harga diri rendah adalah evaluasi diri
dan perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negatif yang dapat diekspresikan secara langsung maupun tidak
langsung. Harga diri rendah adalah evaluasi diri/perasaan tentang diri atau kemampuan diri yang negative dan dipertahankan
dalam waktu yang lama. Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan
akibat evaluasi yang negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri sendiri. Adanya perasaan hilang percaya diri, merasa
gagal karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal diri (Keliat, 2001).

1. Proses Terjadinya Masalah


Harga diri rendah sering disebabkan karena adanya koping individu yang tidak efektif akibat adanya kurang umpan balik
positif, kurangnya sistem pendukung kemunduran perkembangan ego, pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi
sistem keluarga serta terfiksasi pada tahap perkembangan awal (Townsend, M.C. 1998: 366). Harga diri rendah muncul saat
lingkungan cenderung mengucilkan dan menuntut lebih dari kemampuannya.
2. Faktor Predisposisi
 Faktor biologis: Kerusakan lobus frontal, kerusakan hipotalamus, kerusakan system limbic, kerusakan neurotransmitter
 Faktor psikologis: Penolakan orang tua, harapan orang tua tidak realistis, orang tua yang tidak percaya pada anak,
tekanan teman sebaya, kurang reward system, dampak penyakit kronis
 Faktor sosial: Kemiskinan, terisolasi dari lingkungan, interaksi kurang baik dalam keluarga
 Faktor cultural: Tuntutan peran, perubahan kultur

3. Faktor Presipitasi
Kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau produktivitas menurun. Secara umum
gangguan konsep diri harga diri rendah ini dapat terjadi secara situasional atau kronik. Secara situasional misalnya karena
trauma yang muncul secara tiba-tiba, seperti harus di operasi, kecelakaan, perkosaan atau dipenjara, termasuk dirawat di
rumah sakit juga bisa menyebabkan harga diri rendah. Penyebab lainnya adalah harapan fungsi tubuh yang tidak tercapai
serta perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga
3. Tanda dan Gejala Menurut Carpenito, L.J (2003: 352):

a) Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan akibat tindakan terhadap penyakit. Misalnya : malu dan sedih karena rambut
jadi botak setelah mendapat terapi sinar pada kanker.

b) Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya segera kerumah sakit, menyalahkan/mengejek dan
mengkritik diri sendiri.
c) Merendahkan martabat. Misalnya: saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang bodoh dan tidak tahu apa-apa.
d) Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan, misalnya tentang memilih alternative tindakan.
e) Ekspesi malu atau meraa bersalah dan khawatir, menolak diri sendiri.
f) Perasaan tidak mampu.
g) Pandangan hidup yang pesimistis.
h) Tidak berani menatap lawan bicara.
i) Lebih banyak menunduk.
j) Penolakan terhadap kemampuan diri.
k) Kurang meperhatikan perawatan diri.
4. Patofisiologi
Harga diri rendah merupakan penilaian individu tentang nilai personal yang diperoleh dengan menganalisa seberapa baik
perilaku seseorang sesuai dengan ideal diri. Harga diri yang tinggi adalah perasaan yang berakar dalam penerimaan diri
sendiri tanpa syarat, walaupun melakukan kesalahan, kekalahan, dan kegagalan, tetapi merasa sebagai seorang yang penting
dan berharga. Gangguan harga diri dapat terjadi secara:

a) Situasional
Yang terjadi trauma yang tiba-tiba, misal harus dioperasi, kecelakaan, dicerai suami,putus sekolah, putus hubungan kerja.
Pada pasien yang di rawat dapat terjadi harga diri rendah karena privasi yang kurang diperhatikan seperti pemeriksaan fisik
yang sembarangan, pemasangan alat yang tidak sopan, harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai
karena dirawat/sakit/penyakit, perlakuan petugas yang tidak menghargai.
b) Maturasional
 Bayi/Usia bermain/Prasekolah berhubungan dengan kurang stimulasi atau kedekatan,perpisahan dengan orangtua, evaluasi negative dari
orang tua, tidak adekuat dukungan orang tua, ketidakmampuan memepercayai orang terdekat
 Usia sekolah:berhubungan dengan kegagalan mencapai tingkat atau peringkat objektif, kehilangan kelompok sebaya umpan balik
negative berulang.
 Remaja pada usia remaja penyebab harga diri rendah, jenis kelamin, gangguan hubungan teman sebagai perubahan dalam penampilan,
masalah-masalah pelajaran kehilangan orang terdekat.
 Usia sebaya : berhubungan dengan perubahan yang berkaitan dengan penuaan.
 Lansia : berhubungan dengan kehilangan (orang, financial, pensiun).

c) Kronik

Yaitu perasaan negative terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/ dirawat. Pasien mempunyai cara berfikir yang
negative. Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negative terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons yang
maladaptive, kondisi ini dapat ditemukan pada pasien gangguan fisik yang kronis atau pada pasien gangguan jiwa
5. Upaya Yang Dapat Dilakukan
Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan untuk melakukan kegiatan pada pasien yang
mengalami harga diri rendah adalah dengan terapi kreasi seni menggambar yang merupakan salah satu bagian dari terapi
lingkungan. Terapi lingkungan berkaitan erat dengan stimulasi psikologis seseorang yang akan berdampak pada
kesembuhan fisik mampu psikologis seseorang yang akan berdampak pada kesembuhan baik pada kondisi fisik maupun
psikologis seseorang. Berbagai jenis terapi spesialis yang diberikan untuk pasien dengan harga diri rendah kronis
meliputi tiga kategori yaitu untuk individu, keluarga, dan kelompok terapi spesialis individu yang dapat diberikan pada
pasien dengan harga diri rendah kronis adalah Cognitive Behaviour Therapy (CBT ) atau terapi kognitif perilaku dan
Logotherapy Terapi kelompok yang dapat diimplemaentasikan pada pasien dengan harga diri rendah kronis adalah
Supportive Therapy Atau terapi supportif dan Self Help Group (SHG) atau kelompok swabantu.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. Konsep Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah Pada Pasien Covid 19


1. Pengkajian

• Tahap pertama pengkajian meliputi factor predisposisi seperti: psikologis tanda dan tingkah laku klien dan mekanisme
koping klien.

a. Kaji faktor predisposisi seperti penolakan orangtua yang tidak realistis, kegagalan berulang kali, kurang mempunyai
tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain, ideal diri yang tidak realistis

b. Kaji factor presipitasi seperti kehilangan bagian tubuh, perubahan penampilan/bentuk tubuh, kegagalan atau
produktifitas yang menurun

c. Kaji perilaku
2. Diagnosa Keperawatan
B. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN HARGA DIRI RENDAH PADA PASIEN DENGAN HIV/AIDS

1. Pengkajian
Pengkajian adalah dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri dari pengumpulan data dan
perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan melalui data biologis, psikologis, social, dan
spiritual.

Adapun isi dari pengkajian tersebut adalah:

Identitas klien, Alasan masuk, Faktor predisposisi, Pemeriksaan fisik, Psikososial, Status mental, Kebutuhan
perencanaan pulang, Mekanisme koping
2. Diagnosa Keperawatan
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Salah satu kunci keberhasilan hidup kita adalah bagaimana kita dapat mengembangkan konsep diri positif, Konsep diri
positif memiliki peranan yang sangat besar dalam menentukan keberhasilan hidup seseorang. Karena konsep diri positif
dapat mempengaruhi pola pikir dan tindakan seseorang menjadi positif dalam kehidupannya. Hasilnya adalah karakter
pribadi positif yang menjadi modal bagi kesuksesan hidup.

B. Saran
Asuhan keperawatan pada klien dengan harga diri rendah harus dapat dilakukan dengan tepat karena kita tahu bahwa
manusia utuh dan unik yang terdiri dari aspek bio, psiko, sosial, dan spritual. Sebagai manusia yang utuh dan unik secara
psikologis harus juga dapat terpenuhi agar dapat berkomunikasi dengan lingkungan dengan baik serta pada diri sendiri yang
paling utama. Selain itu sebagai perawat mempunyai kewajiban untuk membantu individu meraih kesehatan optimal baik
dengan mencegah penyakit maupun peningkatan kesehatan. Oleh karena itu, disarankan pada para pembaca yang khususnya
adalah perawat agar tetap memperhatikan klien sebagai individu yang unik dan utuh.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai