Hiv Aids
Hiv Aids
Hiv Aids
HIV-AIDS
kelompok 5
Dosen Pengampu:
Ns.Fitria Alisa, M.Kep
Definisi HIV/AIDS
HIV/AIDS merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus Human
Immunodeficiency Virus (HIV) yang menyerang sistem kekebalan tubuh (Kemenkes, 2015).
Penyakit HIV dan AIDS menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan tubuh
sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam penyakit lain (Kemenkes, 2015).
Penyakit AIDS diartikan sebagai sekumpulan gejala yang menunjukkan kelemahan atau
kerusakan daya tahan tubuh yang diakibatkan oleh faktor luar dan sebagai bentuk paling
hebat dari infeksi HIVmulai dari kelainan ringan dalam respon imun dan tanpa gejala yang
nyata, hingga keadaan imunosupresi yang berkaitan dengan berbagai infeksi yang dapat
membawa kematian (Padila, 2012).
Etiologi dan Faktor Risiko
1. Setelah masuk ke pejamu, HIV melekat pada membran sel target dengan cara melekat pada
molekul reseptornya, CD4.
3. Enzim yang diketahui transkriptase terbalik dikeluarkan, dan RNA virus ditranskripsi ke
dalam DNA.
4. DNA yang baru terbentuk ini bergerak ke dalam inti dan DNA sel.
5. Provirus dibuat ketika DNA virus mengintegrasikan dirinya sendiri ke dalam DNA seluler
atau genom sel
Komplikasi
Beberapa penyakit yg menjadi komplikasi HIV/AIDS ini diantaranya
1.Kandidiasis
Kandidiasis merupakan komplikasi dari infeksi HIV/AIDS yang timbul karena adanya infeksi
jamur bernama Candida albicans. Infeksi jamur ini dapat terjadi pada permukaan kulit, mulut,
serta alat kelamin. Gejala dari kandidiasis yang muncul akan beragam, tergantung di area tubuh
mana infeksi jamur tersebut terjadi.
Komplikasi HIV/AIDS selanjutnya adalah pneumocystis pneumonia atau PCP. PCP muncul
karena adanya infeksi jamur Pneumocystis jirovecii pada organ paru-paru penderita. Infeksi
jamur tersebut akan mengakibatkan peradangan paru-paru.
Tanda dan gejala
Tanda-tanda gejala-gejala (symptom) secara klinis pada seseorang penderita AIDS adalah
diidentifikasi sulit karena symptomasi yang ditujukan pada umumnya adalah bermula dari gejala-
gejala umum yang lazim didapati pada berbagai penderita penyakit lain, namun secara umum
dapat kiranya dikemukakan sebagai berikut:
• Rasa lelah dan lesu
• Berat badan menurun secara drastis 17
• Demam yang sering dan berkeringat diwaktu malam
• Mencret dan kurang nafsu makan
• Bercak-bercak putih di lidah dan di dalam mulut
• Pembengkakan leher dan lipatan paha
• Radang paru-paru
• Kanker kulit
Klasifikasi
a.Infeksi HIV akut
Tahap ini dapat disebut juga dengan infeksi primer HIV. Keluhan dapat muncul
setelah 24 minggu terinfeksi, keluhan yang sering muncul biasanya berupa demam, bintik bintik
merah pada kulit, nyeri pada saat nelan makanan, tubuh mudah lemas, dan limfadenopati. Dan
pada tahap ini, sering diagnosis jarang ditegakkan di karenakan banyaknya keluhan yang
menyerupai penyakit lainnya dan hasil tes yang dilakukan serologi standar negatif.
Pada tahap ini, hasil tes serologi yaitu menunjukkan hasil positif tetapi pada gejala
asimtomatis. Dan pada orang dewasa, karena fase ini berlangsung cukup lama dan penderita bisa
tidak merasa mengalami keluhan apapun selama 10 tahun atau bisa juga lebihuntuk penderita
tersebut. Beda dengan penderita anak-anak, karena fase ini dapat dilalui lebih cepat.
Klasifikasi
c.AIDS
b) Rehabilitas
ditujukan pada pengidap atau pasien AIDS dan
keluarga atau orang terdekat, dengan melakukan konseling yang
bertujuan untuk:
1. Memberikan dukungan mental-psikologis
2. Membantu merekab untuk bisa mengubah perilaku yang tidak
berisiko tinggi menjadi perilaku yang tidak berisiko atau kurang
berisiko.
3. Mengingatkan kembali tentang cara hidup sehat, sehingga bisa
mempertahankan kondisi tubuh yang baik.
Pemeriksaan Penunjang
l. Pola tata nilai dan kepercayaan Pada pasien HIV AIDS tata nilai keyakinan pasien
awal nya akan berubah, karena mereka menggap hal menimpa mereka sebagai
balasan akan perbuatan mereka. Adanya perubahan status kesehatan dan penurunan
fungsi tubuh mempengaruhi nilai dan kepercayaan pasien dalam kehidupan pasien,
dan agama merupakan hal penting dalam hidup pasien.
Pemeriksaan Fisik
a. Gambaran Umum : ditemukan pasien tampak lemah.
b. Kesadaran pasien : Compos mentis cooperatif, sampai terjadi penurunan tingkat
kesadaran, apatis, samnolen, stupor bahkan coma.
c. Vital sign :
1. TD : Biasanya ditemukan dalam batas normal
2. Nadi : Terkadang ditemukan frekuensi nadi meningkat
3. Pernafasan :Biasanya ditemukan frekuensi pernafasan meningkat
4. Suhu :Biasanya ditemukan Suhu tubuh meningkat karena demam. e. BB :
Biasanya mengalami penurunan (bahkan hingga 10% BB)
Pemeriksaan Fisik
d. TB : Biasanya tidak mengalami peningkatan (tinggi badan tetap)
e. Kepala : Biasanya ditemukan kulit kepala kering karena dermatitis seboreika
f. Mata : Biasanya ditemukan konjungtiva anemis, sclera tidak ikhterik, pupil isokor,
reflek pupil terganggu,
g. Hidung : Biasanya ditemukan adanya pernafasan cuping hidung.
h. Gigi dan Mulut: Biasanya ditemukan ulserasi dan adanya bercak-bercak putih seperti
krim yang menunjukkan kandidiasi.
i. Leher : kaku kuduk ( penyebab kelainan neurologic karena infeksi jamur Cryptococcus
neoformans), biasanya ada pembesaran kelenjer getah bening,
j. Jantung : Biasanya tidak ditemukan kelainan
k. Paru-paru : Biasanya terdapat yeri dada, terdapat retraksi dinding dada pada pasien
AIDS yang disertai dengan TB, Napas pendek (cusmaul), sesak nafas (dipsnea).
l. Abdomen : Biasanya terdengar bising usus yang Hiperaktif
m. Kulit : Biasanya ditemukan turgor kulit jelek, terdapatnya tanda-tanda lesi (lesi
sarkoma kaposi).
n. Ekstremitas : Biasanya terjadi kelemahan otot, tonus otot menurun, akral dingin.
Diagnosa Keperawatan Teoritis
Bersihan Jalan napas Tidak Setelah dilakukan tindakan Menajemen jalan nafas
Efektif Berhubungan dengan keperawatan diharapkan observasi
sekresi yang tertahan bersihan jalan nafas meningkat • Monitor pola napas
dengan kriteria hasil : (frekuensi, kedalaman,
• Batuk efektif meningk at usaha napas) napas
• Produksi sputum menurun tambahan (mis. gurgling,
• Dispnea menurun • Monitor bunyi Monitor
• Ortopnea menurun sputum (jumlah, warna,
• Sulit bicara menurun aroma) mengi, wheezing,
• Frekuensi nafas membaik ronkhi kering) Terapeutik
• Pola nafas membaik • Pertahankan kepatenan
jalan napas dengan head-tilt
dan chin-lift (jaw-thrust jika
curiga trauma servikal)
• Posisikan semiFowler atau
Fowler
• Berikan minum hangat
• Lakukan fisioterapi dada,
jika perlu
Intervensi keperawatan
SDKI SDKI SIKI
Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan tindakan Menajemen jalan nafas
berhubungan dengan gangguan keperawatan diharapkan pola observasi
• Monitor pola napas (frekuensi,
neurologis napas membaik dengan kriteria
kedalaman, usaha napas) napas
hasil : tambahan (mis. gurgling,
• Dispnea menurun • Monitor bunyi Monitor sputum
• Penggun aan otot bantu (jumlah, warna, aroma) mengi,
napas menurun wheezing, ronkhi kering)
• Pernapas an cuping hidung Terapeutik
• Pertahankan kepatenan jalan
menurun napas dengan head-tilt dan chin-lift
• Frekuensi napas membaik (jaw-thrust jika curiga trauma
• Kedalaman napas membaik servikal)
• Posisikan semiFowler atau Fowler
• Berikan minum hangat
• Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
• Lakukan penghisapan lendir
kurang dari 15 detik
• Lakukan hiperoksigenasi sebelum
penghisapan endotrakeal
• Berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
Intervensi keperawatan
SDKI SDKI SIKI
• Keluarkan sumbatan
benda padat dengan forsep
McGill
• Ajarkan teknik batuk efektif
Kolaborasi
• Anjurkan asupan cairan
2000 ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
• Kolaborasi pemberian
bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu.
Intervensi keperawatan
SDKI SDKI SIKI