CHECK DO
APD
Alat pelindung diri atau APD adalah alat yang perlu
dikenakan saat bekerja, untuk mencegah dan mengurangi
risiko terjadinya kecelakaan kerja.
Menganalisa dan mengimplementasikan Dokumen Kontrak perencaan dan Kerangka Acuan Kerja
(KAK)
Mengkaji Dokumen
Kontrak
Sumber : SKKNI No. 391 Tahun 2015 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Khusus Bidang Keahlian Teknik
Pengelolaan Keuangan dan Sumber Daya
Manusia
Sumber : SKKNI No. 391 Tahun 2015 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Khusus Bidang Keahlian Teknik
Melaksanakan pengendalian Biaya Mutu dan
Waktu
Melakukan Tindakan
Melakukan
koreksi terhadap Melaksanakan Melaksanakan
pengendalian biaya
penyimpangan pengendalian mutu pengendalian waktu
secara rinci per item
rencana anggaran pekerjaan pekerjaan
pekerjaan
pelaksanaan (RAP)
Sumber : SKKNI No. 391 Tahun 2015 tentang Penetapan Standar Kompetensi Kerja Nasional
Indonesia Kategori Konstruksi Golongan Pokok Konstruksi Khusus Bidang Keahlian Teknik
Memahami apa itu Fire Fighting
Fire fighting jika didefinisikan akan memiliki pengertian sebuah sistem proteksi gedung terhdapat bahaya bencana
kebakaran dengan menggunakan banyak jenis media. Dalam beberapa sistem proteksinya, beberapa media yang
digunakan untuk fire fighting adalah sistem fire hydrant, fire sprinkler, dan fire alarm sistem.
• SNI 03-3987-1995 “Tata cara perencanaan, pemasangan (SKKNI No. 391 Tahun 2015)
pemadam api ringan untuk pencegahan bahaya kebakaran
pada bangunan gedung dan rumah
Outdoor
Hidran
Indoor Hidran
Box
Apa itu Fire Alarm ?
Fire alarm adalah komponen dari sistem yang memberikan isyarat/tanda
setelah kebakaran terdeteksi.
STANDART KABEL
Pemasangan kabel sistem deteksi dan alarm kebakaran harus dilaksanakan sesuai dengan instalasi tegangan rendah
sesuai SNI 04-0225-2000, tentang : “Persyaratan umum instalasi listrik 2000”.
Untuk sistem deteksi harus digunakan kabel dari ukuran penampang tidak boleh lebih kecil dari 0,6 mm2.
Untuk sistem alarm dan catu harus digunakan kabel dengan ukuran penampang tidak boleh lebih kecil dari 1,5 mm2.
Pada beban kerja maksimum, penurunan tegangan di titik terjauh dari panel kontrol tidak boleh lebih dari 5%.
Untuk lokasi yang mempunyai kondisi kerja yang keras ( panas, lembab, dan banyak gangguan mekanis ringan ),
harus dipilih jenis kabel NYY atau minimal NYM.
CATU DAYA
Catu harus mempunyai 2 buah sumber energi listrik, yaitu:
1. Listrik PLN atau pembangkit tenaga listrik darurat.
2. Batere.
Tegangan batere yang diijinkan minimum selama 4 jam mencatu energi listrik
dalam kondisi alarm umum.
a) Pemeliharaan batere harus mudah.
b) Mempunyai pengisi batere ( charger ) otomatik.
c) Bila catu daya dari listrik PLN atau pembangkit tenaga listrik darurat lainnya
mati, secara otomatik langsung bisa diambil alih oleh tenaga batere.
d) Batere harus dari jenis batere kering yang dapat diisi kembali ( rechargeable ).
Jenis Fire Alarm
Fire Alarm dikenal memiliki 2 (dua) sistem
1. Sistem Konvensional
Pada sistem konvensional, setiap detector hanya berupa kontak listrik biasa, tidak mengirimkan ID Alamat yang khusus.
Umumnya menggunakan kabel listrik NYM 2x1.5mm atau NYMHY 2x1.5mm yang ditarik di dalam pipa conduit semisal EGA atau
Clipsal.
Pada instalasi yang cukup kritis kerap dipakai FRC (Fire Resistance Cable) dengan ukuran 2x1.5mm, terutama untuk kabel-kabel
yang menuju ke Panel dan sumber listrik 220V.
Oleh karena memakai kabel isi dua, maka instalasi ini disebut dengan 2-Wire Type. Selain itu dikenal pula tipe 3-Wire dan 4-
Wire.
2. Sistem Addressable
Pada sistem ini setiap detector memiliki alamat sendiri-sendiri untuk menyatakan identitas ID dirinya. Jadi titik kebakaran sudah
diketahui dengan pasti, karena panel bisa menginformasikan deteksi berasal dari detector yang mana.
Berbeda dengan sistem konvensional hanya menginformasikan deteksi berasal dari Zone atau Loop, tanpa bisa memastikan
detector mana yang mendeteksi, sebab 1 Loop atau Zone bisa terdiri dari 5 bahkan 10 detector, bahkan terkadang lebih.
Agar bisa menginformasikan alamat ID, maka di sini diperlukan sebuah module yang disebut dengan Monitor Module.
Ketentuannya adalah satu module untuk satu, sehingga diperoleh sistem yang benar-benar addressable (istilahnya fully
addressable).
Maintenance Fire Alarm System.
Apa saja yang dilakukan pada saat melakukan pemeliharaan fire alarm secara
berkala?
1. Kalibrasi dan uji sensor alarm kebakaran, termasuk detektor sensor asap,
panas, percikan dan lainnya terhadap nyala api.
2. Uji suara alarm kebakaran dan melakukan simulasi.
3. Mengatur sensitivitas alarm kebakaran itu.
4. Uji input alarm kebakaran dengan layanan darurat.