Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN SOP PELAYANAN KEBIDANAN

PROFESIONAL

PROSEDUR EDUKASI LAKTASI


KUNJUNGAN ANTENATAL CARE (ANC)
DAN DETEKSI DINI MASALAH MENYUSUI
DI RUMAH SAKIT UNIVERSITAS INDONESIA

RISQY NUR FITRI


07220400081
Latar Belakang
Secara global, kurang dari separuh bayi baru lahir (46 %) disusui dalam waktu satu jam setelah
kelahiran – sehingga menyebabkan terlalu banyak bayi baru lahir menunggu terlalu lama untuk
melakukan kontak penting dengan ibunya.

Memberi bayi baru lahir apa pun selain ASI berpotensi menunda kontak
pertama mereka dengan ibunya dan mempersulit proses pemberian ASI. Namun
terlepas dari semua manfaat yang ada, kurang dari 1 dari 2 (48 %) bayi usia 0–5
bulan di seluruh dunia mendapatkan ASI eksklusif.

Menurut data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2021, 52,5 %


atau hanya setengah dari 2,3 juta bayi berusia kurang dari
enam bulan yang mendapat ASI eksklusif di Indonesia, atau
menurun 12 % dari angka di tahun 2019. Angka inisiasi
menyusui dini (IMD) juga turun dari 58,2 % pada tahun 2019
menjadi 48,6 % pada tahun 2021
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik
pada tahun Pada
2023tahun
Presentase
2021 bayi usia
kurang dari 6 bulan
Dinas yangJawa
Kesehatan mendapatkan
Barat ASI
menunjukkan
Eksklusif capaian
di Jawa Barat presentase80,08 %
mencapai
pemberian ASI Eksklusif
pada bayi kurang dari 6 bulan
di Kota Depok
yakni sebesar 73,61 %
Tujuan
Umum
• Menganalisis standar operasional prosedur yang tepat dalam pemberian
edukasi laktasi pada kunjungan antenatal care dan deteksi dini masalah
menyusui di Rumah Sakit Universitas Indonesia.

Khusus
• Menerapkan standar operasional prosedur edukasi laktasi pada kunjungan
antenatal care (ANC) dan deteksi dini masalah menyusui di Rumah Sakit
Universitas Indonesia
• Mengembangkan standar operasional prosedur edukasi laktasi pada kunjungan
antenatal care (ANC) dan deteksi dini masalah menyusui di Rumah Sakit
Universitas Indonesia
Manfaat

1) Meningkatkan kesadaran
dan pengetahun bagi ibu Sebagai indicator keberhasilan
hamil & menyusui tentang ASI pendidik institusi dalam
Eksklusif memberikan pembelajaran
Mengembangkan Standar
kepada mahasiswi baik berupa
2) Meningkatkan dukungan Operasional Prosedur yang
pengetahuan ataupun
keluarga dalam pemberian ASI tepat terkait edukasi laktasi
keterampilan. Sehingga
Eksklusif dan deteksi dini masalah
menghasilkan lulusan yang
menyusui
3) Memberikan informasi professional dan kompeten
terkait dampak yang dapat dalam memberikan pelayanan
dialami bayi jika tidak kesehatan.
mendapatkan ASI Ekslusif
Tinjauan Pustaka

Jenis Fungsi dan


SOP
Dokumen SOP Manfaat SOP
• Standar Operasional Prosedur (SOP) • SOP Teknis • Sebagai standarisasi cara yang
dilakukan aparatur dalam
menurut Menteri Kesehatan RI adalah • SOP Administrasif menyelesaikan pekerjaan yang
suatu perangkat instruksi / langkah untuk menjadi tugasnya.
menyelesaikan suatu proses kerja rutin • Mengurangi tingkat kesalahan
tertentu dengan memberikan langkah- dan kelalaian yang mungkin
langkah yang benar dan terbaik
dilakukan oleh seorang aparatur
atau pelaksana dalam
berdasarkan keilmuan untuk melaksanakan melaksanakan tugas.
berbagai kegiatan dan fungsi pelayanan, • Meningkatkan efisiensi dan
serta membantu mengurangi kesalahan efektifitas pelaksanaan tugas
dalam memberikan pelayanan. dan tanggung jawab individual
aparatur dan organisasi secara
keseluruhan.
Kehamilan
Kehamilan Asuhan Kehamilan Terfokus Aspek penting dalam ANC

• Kehamilan merupakan masa • Fokus asuhan kehamilan • Membangun rasa kepercayaan


yang dimulai dari konsepsi adalah memfokuskan kembali dengan ibu dan keluarga.
hingga lahirnya janin. Lama asuhan yang terbukti • Menghadirkan pendamping
kehamilan ini berlangsung bermanfaat sehingga bisa
persalinan sesuai dengan
selama 280 hari (40 minggu menurunkan angka kesakitan keinginan ibu.
atau sama dengan sembilan dan kematian ibu dan bayi
bulan tujuh hari) baru lahir • Mendeteksi dan mengobati
komplikasi-komplikasi yang
timbul selama kehamilan.
• Meningkatkan dan memantapkan
kesehatan fisik, mental, dan
sosial ibu serta bayi dengan
menyediakan pendidikan,
suplementasi, serta imunisasi.
• Membantu ibu untuk pemberian
asi yang lancar, menjalani masa
nifas yang normal, serta menjaga
kesehatan anak secara fisik,
psikologis, dan sosial.
ASI Eksklusif
Informasi yang perlu
Masalah Menyusui
ASI Eksklusif Manfaat ASI diberikan kepada ibu
Masa Antenatal
hamil
• Pemberian ASI hanya • Air susu ibu • Kurang/salah • Fisiologi laktasi
kepada bayi, tanpa memberikan nutrisi informasi, • Keuntungan
makanan atau ideal untuk bayi. pemberian ASI
minuman tambahan, • Putting susu
bahkan air putih • Membantu ikatan terbenam • Keuntungan rawat
dalam enam bulan batin ibu dengan (retracted) atau gabung
pertama bayi. putting susu datar. • Cara menyusui yang
kehidupannya, • ASI mengandung baik dan benar
kecuali suplemen • Kerugian pemberian
mineral, vitamin, kolostrum yang kaya
atau obat-obatan. antibody, SigA untuk susu formula
proteksi lokal pada • Menunda pemberian
permukaan saluran makanan lainnya
cerna. paling kurang
• Meningkatkan setelah 6 bulan.
kecerdasan anak.
Tinjauan Kasus
SUBJEKTIF

Identitas Alasan Kunjungan

• No. Registrasi : • Nama Klien :Ny. A


• Kunjungan Pertama,
00295973 • Umur : 27 Tahun
• Tanggal Pengkajian: 08 • Kebangsaan:Indonesia Ibu datang untuk
Maret 2024 melakukan
• Agama :Islam
• Waktu Pengkajian:
• Pendidikan:S1 pemeriksaan USG
14.10
• Tempat Pengkajian: • Pekerjaan: Karyawan kehamilan
RSUI
• Alamat : Pondok
• Pengkaji : Risqy Nur Cina,Depok
Fitri
SUBJEKTIF

• Ibu mengatakan tidak ada keluhan apa pun saat ini. Namun, mulai merasa
Keluhan khawatir karena sudah mendekati bulan persalinannya. Terutama perihal
menyusui karena merasa payudaranya tidak ada putting
• Ibu mengatakan ini adalah kehamilan pertamanya dan tidak pernah
Riwayat Kehamilan Ini keguguran sebelumnya.
• HPHT : 07 Agustus 2023, Taksiran Persalinan tanggal 14 Mei 2024.

Diet/ Makan • Setelah hamil 3 kali sehari, bervariasi

Pola Eliminasi • BAK 8x sehari, BAB 1 kali sehari

Aktifitas sehari-hari • Tidur malam 8 jam

Kontrasepsi yang pernah digunakan • Tidak ada

• ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit hipertensi, DM, ataupun


Riwayat Kesehatan
lainnya v
OBJEKTIF

Keadaan umum Pemeriksaan tanda vital Pemeriksaan antropometri

• baik, kesadaran Compos Mentis • Tekanan darah : 120/ 70 mmHg • Berat Badan : 56 Kg
• Nadi : 73 kali / menit • Tinggi : 156 cm
• Pernapasan : 18 kali / menit
• Suhu : 36,7 C

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang


• Wajah : tidak ada bengkak, tampak simetris • Tidak Dilakukan
• Mata : konjungtiva tidak anemis & sclera tidak
ikterik
• Mulut : Bersih, tidak ada kelainan
• Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar getah
bening & kelenjar tiroid
• Dada : tampak terlihat putting datar
• Abdomen : DJJ 141 x / menit, TBJ : 1000 gr
• Ektremitas Atas : Simetris, tidak ada
pembengkakan
• Ekstremitas bawah : Simteris, tidak ada
pembengkakan, dan tidak ada varises
• Genetalia : tidak dilakukan pemeriksaan
ANALISIS DATA

Ny. A usia 27 tahun G1P0A0 Usia Kehamilan 30 Minggu dengan masalah menyusui masa antenatal

PENATALAKSANAAN

6. Menganjurkan ibu untuk melakukan konsultasi ke


1. Memperkenalkan diri kepada pasien.
konselor laktasi jika ibu masih mengalami keluhan
2. Melakukan informed consent untuk dilakukan
yang sama meski sudah melakukan perawatan putting
pemeriksaan.
susu hingga menjelang persalinannya.
3. Melakukan pemeriksaan fisik & vital sign.
7. Menganjurkan ibu untuk tetap menjaga personal
4. Menjelaskan terkait keluhan dan hasil pemeriksaan
hygiene dan asupan nutrisi selama kehamilan guna
yang ditemukan bahwa hal tersebut merupakan
persiapan persalinan & menyusui.
masalah menyusui pada masa kehamilan.
8. Membuat janji temu kembali untuk kunjungan kedua
5. Memberikan edukasi kepada ibu terkait pemberian ASI
pada tanggal 22 Maret 2024..
Eksklusif dan cara perawatan putting susu.
9. Melakukan pendokumentasian.
Pembahasan
Pertama Kedua Ketiga

SOP telah berisikan rangkaian instruksi


terkait langkah-langkah pemberian SOP telah merincikan proses kegiatan Pada SOP disebutkan tim pembuat SOP
informasi mengenai laktasi yang perlu edukasi laktasi secara detail tentang yakni pengusul atau penyusun SOP
diketahui oleh ibu hamil. Dimana dalam langkah-langkah yang harus dilakukan (Manajer Rawat Jalan & Rawat Inap,
SOP juga disebutkan siapa yang oleh tenaga kesehatan khusus yang Pengawas ( Komite Mutu ), dan Atasan
memberikan edukasi tersebut kepada disebutkan dalam SOP. Pengawas (Direksi Terkait).
klien/ pasien.

Hal ini sesuai dengan teori yang Hal ini sesuai dengan teori yang
Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa SOP teknis adalah menyatakan bahwa pada tahan
disampaikan dalam Permenpan No. 35 prosedur standar yang sangat persiapan penyususan SOP, Dokumen
Tahun 2012 tentang Pedoman terperinci (detail) tentang kegiatan SOP sebaiknya disusun oleh tim
Penyusanan Standar Operasional yang dilakukan oleh satu pelaksana Penyusun SOP yang memiliki
Prosedur Administrasi Pemerintah, (pegawai) atau satu jabatan. Setiap pengetahuan dan pengalaman dalam
yakni : prosedur diuraikan dengan sangat teliti bidangnya yang terdiri atas: a.) Penulis
“Standar Operasional Prosedur adalah sehingga tidak ada kemungkinan- SOP, b.) Pelaksana di lapangan. c.)
serangkaian instruksi tertulis yang kemungkinan variasi lain. Pengawas, d.) Atasan pengawas.
dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan aktivitas organisasi,
Namun, dalam SOP belum menyebutkan terkait Namun, dalam penyusunan SOP masih ada kekurangan
bagaimana dan kapan harus tenaga dokter yang dapat memberikan dimana pelaksana di lapangan belum diikut sertakan.
dilakukan, dimana dan oleh siapa edukasi. Tenaga dokter dapat disebutkan Pelaksana dapat diikutsertakan dalam memberikan
dilakukan.” dalam SOP agar penanggung jawab pemberi masukan dalam penyusunan SOP agar sesuai dengan
kondisi lapangan sehingga lebih efesien dan efektif.
edukasi dapat lebih terinci.
Pembahasan
Keempat Kelima Keenam Ketujuh

SOP telah tertulis uraian prosedur dan Pada penerapan SOP para pelaksana di lapangan Dalam SOP menyebutkan bahwa dalam SOPterdapat point tentang “jika
alur kerja yang tergambarkan dalam belum banyak yang mengetahui terkait SOP pemberian edukasi mulai diberikan proses menyusui yang telah dimulai,
diagram alur atau flow chart. tersebut dalam pelayanan. Serta, peran apa pada ibu hamil yang usia kehamilannya maka akan dilakukan evaluasi dan
yang harus mereka jalankan dalam
24 minggu. follow up oleh pihak RS”.
pelaksanaannya. Salinan SOP juga tidak tersedia
kemudahan aksesnya.
Hal ini sesuai dengan teori yang
menyatakan bahwa untuk memahami
prosedur yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan suatu pekerjaan,
Hal ini tidak sejalan dengan teori yang menyatakan Hal ini tidak sejalan dengan waktu Point ini tidak sesuai dengan definisi
bahwa pada penerapan sebuah SOP harus dapat
perlu diuraikan setiap langkah konseling laktasi yang atau pengertian yang disebutkan
memastikan bahwa :
pengerjaan secara rinci. Bila suatu direkomendasikan oleh WHO, yakni dalam SOP, bahwa SOP Edukasi
a.) Setiap pelaksana mengetahui SOP yang baru pada :
langkah mempunyai beberapa atau yang diubah dan mengetahui alasan Laktasi Kunjungan Antenatal Care
pilihan, maka pilihan kondisi harus perubahannya.
a.) Usia kehamilan 28 minggu, dan Deteksi Dini Masalah Menyusui
diuraikan dengan jelas. Bila uraian b.) Usia Kehamilan 30 Minggu, merupakan pemberian edukasi mulai
b.) Salinan SOP disebarluaskan sesuai kebutuhan
prosedur sudah lengkap, maka c.) Pada saat proses IMD, diberikan pada ibu hamil yang usia
dan siap diakses oleh semua calon pengguna
uraian tersebut dapat dengan mudah d.) Setelah Persalinan, kehamilannya 24 minggu hingga
c.) setiap pelaksana mengetahui perannya dalam e.) Usia bayi 7 hari,
dituangkan ke dalam diagram alir SOP dan dapat menggunakan semua pengetahuan menjelang persalinannya.
(flow chart). dan kemampuan yang dimiliki untuk menerapkan
f.) Usia bayi 14 hari,
SOP secara aman dan efektif (termasuk g.) Usia bayi 40 hari.
pemahaman tentang akibat yang akan terjadi bila
Namun, pada SOP belum diberikan gagal dalam melaksanakan SOP).
penjelasan detail terkait masalah
menyusui yang memerlukan rujukan ke
Dalam hal ini, SOP dapat dilakukan simulasi terlebih Temuan ini dapat diperbaiki dengan
konselor laktasi. Dengan demikian, dalam Point proses menyusui dapat
SOP dapat lebih dirincikan kondisi atau dahulu sebelum benar-benar diterapkan dalam mengubah rekomendasi waktu edukasi
dihilangkan dan dibuatkan SOP
masalah menyusui seperti apa yang dapat pelayanan serta disosialisasikan secara berkala agar laktasi dalam SOP yang sebelumnya 24
para pelaksana dapat mengetahui peran yang harus tersendiri mengenai edukasi laktasi
diberikan rujukan lanjutan ke konselor minggu menjadi dimulai 28 minggu.
dijalankannya di pelayanan. pada ibu menyusui
laktasi.
Kesimpulan & Saran
Kesimpulan Saran
1. Para ibu hamil yang usia kehamilannya ≥ 28 minggu dapat
 SOP Edukasi Laktasi Kunjungan menggali informasi mengenai laktasi dengan melakukan
pemeriksaan kehamilan pada tenaga kesehatan ataupun
Antenatal Care (ANC) dan Deteksi Dini melakukan konseling khusus pada konselor laktasi, guna
Masalah Menyusui sudah cukup sesuai kelancaran masa menyusui.
dalam proses penyusunan dan 2. Dalam menyusun SOP pihak instansi pelayanan kesehatan
pengembangannya. Namun, masih ada dapat mengikut sertakan pelaksana di lapangan dalam
memberikan masukan yang relevan sesuai dengan
kekurangan dalam penerapannya keadaan lapangan.
sehingga diperlukan langkah perbaikan 3. Instansi pelayanan kesehatan dapat melakukan simulasi
agar fungsi dan manfaat dari SOP terlebih dahulu sebelum SOP yang telah disahkan benar-
tersebut dapat tercapai. benar diterapkan.

4. Intansi pelayanan kesehatan dapat melakukan sosialisasi


SOP secara berkala kepada pengguna atau pelaksana yang
akan menjalankan. Hal ini guna memberikan informasi
yang sama dan merata terkait SOP yang telah ditetapkan.

5. Instansi Pendidikan khususnya kesehatan dapat


meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peserta
didik dalam memberikan edukasi terkait dengan laktasi
sejak masa antenatal hingga postnatal.
SOP YANG DIREKOMENDASIKAN

 LAPORAN SOP PRAKTIK PELAYANAN KEBIDANAN PROFESIONAL - RISQY NUR FITR


I.pdf

Anda mungkin juga menyukai