Anda di halaman 1dari 18

TATA KELOLA RISIKO TERINTEGRASI KORPORASI

Certified Corporate Risk Manager


Agenda
Pembahasan

1 Tata Kelola Risiko Terintegrasi

Struktur Tata Kelola Risiko


2 Terintegrasi
Tata Kelola Risiko
Terintegrasi
Certified Corporate Risk Manager
Teori Tata Kelola Risiko Terintegrasi
Peraturan Menteri BUMN RI Nomor PER-2/MBU/03/2023

“ “Risiko adalah suatu keadaan, peristiwa atau kejadian ketidakpastian di masa depan
yang berdampak pada tujuan strategis perusahaan”.
“Manajemen Risiko adalah serangkaian prosedur dan metodologi terstruktur yang
digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memperlakukan, dan memantau risiko yang
timbul dari seluruh kegiatan usaha BUMN, mencakup Sistem Pengendalian Intern, dan
Tata Kelola Terintegrasi”.
“Tata Kelola Terintegrasi adalah suatu tata kelola yang menerapkan prinsip keterbukaan,

akuntabilitas, pertanggungjawaban, independensi, profesional, dan kewajaran secara
terintegrasi dalam BUMN konglomerasi”.

Tata kelola risiko terintegrasi merupakan tata kelola yang mengintegrasikan


penerapan manajemen risiko pada BUMN dan Anak Perusahaan BUMN
1. Kebijakan Manajemen Risiko

2. Perencanaan, Penerapan, Pemantauan dan


Evaluasi Manajemen Risiko; dan
Pengelompokan
3. Pelaporan Manajemen Risiko BUMN

Manajemen Risiko 1. kategori BUMN yang terdiri dari BUMN


pada BUMN konglomerasi dan BUMN individu; dan

2. klasifikasi Risiko BUMN berdasarkan Intensitas


Risiko masing-masing BUMN.
Tanggung Jawab Direksi BUMN Induk:
Catatan

• menetapkan kebijakan pada tingkat BUMN • penetapan direktur yang


Induk yang diharmonisasikan dengan melaksanakan tugas fungsional dan
direktur yang melaksanakan tugas
kebijakan pada tingkat Anak Perusahaan pembinaan ditetapkan dalam rapat
BUMN Direksi;
• direktur yang melaksanakan tugas
• memantau implementasi kebijakan fungsional dan direktur yang
harmonisasi dengan kebijakan BUMN melaksanakan tugas pembinaan
Induk; dan hanya dapat menetapkan kebijakan
harmonisasi fungsional dan bisnis,
• melakukan
Lorem Ipsum pemantauan RisikoLorem secara
Ipsum dan tidak mengambil alih peranan dan
terstruktur
Lorem dan terintegrasi antara BUMN
Lorem tanggung jawab direksi pada Anak
Perusahaan BUMN
Induk dengan Anak Perusahaan BUMN
Struktur Tata Kelola
Risiko Terintegrasi
Certified Corporate Risk Manager
Organ Pengelola Risiko

1 2 3 4
Dewan Komisaris/ Direksi Komite Audit Komite Pemantau
Dewan Pengawas Risiko

5 6 7 8
Komite Tata Kelola Direktur yang Direktur yang SPI
Terintegrasi membidangi membidangi
Pengelolaan Risiko Pengelolaan
Keuangan
Dewan Komisaris/
Dewan Pengawas

melakukan evaluasi dan mengevaluasi kebijakan Tata


persetujuan kebijakan Tata Kelola Terintegrasi dan
Kelola Terintegrasi mengarahkan untuk
penyempurnaan
wewenang,
tugas, dan mengawasi penerapan Tata Kelola
mengawasi penerapan Tata
tanggung jawab Terintegrasi pada Anak Perusahaan
Kelola Terintegrasi pada Anak
BUMN agar selaras dengan
Perusahaan BUMN agar selaras dalam Tata kebijakan Tata Kelola Terintegrasi
dengan kebijakan Manajemen
Kelola BUMN Induk dan Anak Perusahaan
Risiko BUMN Induk
BUMN
Terintegrasi
mengawasi pelaksanaan tugas dan melaksanakan pengawasan dan
tanggung jawab Direksi BUMN pemberian nasihat terhadap
Induk, serta memberikan arahan pelaksanaan fungsi Tata Kelola
atau nasihat kepada Direksi BUMN Terintegrasi lainnya sesuai dengan
Induk atas pelaksanaan kebijakan ketentuan peraturan perundang-
Tata Kelola Terintegrasi undangan, anggaran dasar,
dan/atau keputusan RUPS/Menteri
Direksi

menindaklanjuti arahan atau


menyusun kebijakan Tata nasihat Dewan Komisaris/Dewan
Kelola Terintegrasi Pengawas dalam rangka
wewenang,
penyempurnaan kebijakan Tata
tugas, dan Kelola Terintegrasi
tanggung jawab
dalam Tata
mengarahkan, memantau, dan Kelola melaksanakan fungsi Tata Kelola
mengevaluasi pelaksanaan Terintegrasi lainnya sesuai dengan
kebijakan Tata Kelola Terintegrasi Terintegrasi ketentuan peraturan perundang-
undangan, anggaran dasar, dan/atau
keputusan RUPS/Menteri
Komite Tata Kelola
Terintegrasi
memberikan rekomendasi kepada
melakukan evaluasi kebijakan
Dewan Komisaris/Dewan Pengawas
Tata Kelola Terintegrasi
untuk penyempurnaan kebijakan Tata
wewenang, Kelola Terintegrasi

tugas, dan melakukan komunikasi dengan unit kerja


untuk fungsi antara lain Audit Intern,
melakukan pemantauan dan tanggung jawab hukum dan kepatuhan, keuangan dan
evaluasi atas kesesuaian kebijakan dalam Tata Manajemen Risiko, sumber daya manusia
Tata Kelola Terintegrasi BUMN dan aspek fungsi operasional usaha yang
Induk atau Anak Perusahaan Kelola diperlukan, untuk memperoleh informasi,
BUMN Terintegrasi klarifikasi serta meminta laporan yang
diperlukan secara terintegrasi
melakukan evaluasi pelaksanaan Tata melaksanakan pemantauan dan
Kelola Terintegrasi, paling sedikit evaluasi terhadap pelaksanaan fungsi
melalui penilaian kecukupan Tata Kelola Terintegrasi lainnya sesuai
pengendalian internal dan dengan ketentuan peraturan
pelaksanaan fungsi kepatuhan secara perundang-undangan, anggaran dasar,
terintegrasi dan/atau keputusan RUPS/Menteri

menjalankan wewenang, tugas, dan tanggung


jawab lain yang terkait dengan fungsinya
PERANCANGAN STRUKTUR TATA
KELOLA RISIKO TERINTEGRASI
BUMN Konglomerasi
memiliki Anak Perusahaan BUMN dengan
jumlah pendapatan dari Anak Perusahaan BUMN saham seri A dan/atau
terkonsolidasi lebih besar atau sama dengan 20%
dari pendapatan BUMN konglomerasi

dikategorikan sebagai BUMN


konglomerasi oleh Menteri, otoritas
memiliki investasi pada Anak Perusahaan BUMN dan/atau regulator terkait
dengan total investasi lebih besar atau sama
dengan 5% dari modal BUMN konglomerasi

BUMN Individu
BUMN yang tidak memenuhi karakteristik BUMN Konglomerasi
Anak Perusahaan BUMN .

perusahaan partisipasi yang merupakan perusahaan yang dimiliki sebesar


50% atau kurang namun memiliki pengendalian terhadap perusahaan;

perusahaan yang dimiliki sebesar 50% (lima puluh persen) atau kurang
yang memenuhi persyaratan, yaitu:

kepemilikan BUMN dan para pihak lainnya besar; dan

para pemilik melakukan pengendalian secara bersama yang didasarkan


pada perjanjian dan dibuktikan dengan adanya kesepakatan atau
komitmen secara tertulis dari para pemilik untuk memberikan dukungan
baik finansial maupun non finansial sesuai kepemilikannya; atau

entitas lain yang berdasarkan standar akuntansi keuangan berlaku wajib


dikonsolidasikan
Klasifikasi Risiko BUMN berdasarkan Intensitas. Risiko
masing-masing BUMN

signifikan untuk
sistemik A untuk
BUMN dan Anak
BUMN dan Anak
Perusahaan BUMN
Perusahaan BUMN
yang memiliki ukuran
yang memiliki ukuran
besar dan
besar dan
Kuadran klasifikasi Risiko kompleksitas tidak
tinggi
kompleksitas tinggi;
BUMN dan Anak
Perusahaan BUMN
netral untuk BUMN sistemik B untuk
dan Anak BUMN dan Anak
Perusahaan BUMN Perusahaan BUMN
yang memiliki yang memiliki ukuran
ukuran tidak besar tidak besar dan
dan kompleksitas kompleksitas tinggi
tidak tinggi
Organ Pengelola Risiko Minimum pada BUMN dan Anak Perusahaan BUMN
Integrasi Risiko
Agregasi Risiko pada Anak Perusahaan BUMN
yang terkonversi dalam taksonomi dan
peristiwa Risiko BUMN Induk
Risiko
Agregasi Risiko
Risiko BUMN yang terkonversi dalam
Taksonomi Risiko Kementerian BUMN
yang merupakan cerminan Risiko
Portofolio BUMN
Taksonomi Risiko Portofolio BUMN
Tema Risiko (T1)
tema Risiko portofolio BUMN,
tema Risiko struktur korporasi dan
organisasi, tema Risiko bisnis
BUMN, dan tema Risiko lainnya
Kategori Risiko (T2)
kategori risiko industri umum,
kategori risiko industri perbankan,
kategori risiko industri asuransi,
dan kategori risiko lainnya

Kelompok peristiwa Risiko (T3)


peristiwa risiko terkait kredit,
peristiwa risiko terkait likuiditas,
peristiwa risiko terkait investasi,
peristiwa risiko terkait aktuarial,
dan peristiwa risiko lainnya

Matriks untuk mengukur tingkat


Risiko dari aktivitas bisnis atau
indikator Risiko utama (key risk
indicators).
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai