NIM : 1604387
Prodi : Pend. Manajemen Perkantoran/Sistem Manajemen Mutu
MANAJEMEN RISIKO
SOAL
1. Jelaskan latar belakang dari terbentuknya manajemen risiko hingga ISO 31000
2. Manajemen Risiko berbasis ISO 31000 adalah panduan yang diharapkan dapat membantu
para pemimpin organisasi mempersiapkan diri kearah perencanaan pencegahan atau mitigasi
risiko organisasi. Oleh karena itu, dalam ISO 31000 terdapat Prinsip, Kerangka, dan Proses
Manajemen Risiko. Gambarkan dan jelaskan hubungan antara Prinsip, Kerangka, dan Proses
Manajemen Risiko berbasis ISO 31000!
3. Sebutkan minimal 10 (sepuluh) manfaat yang dapat diterima organisasi bila organisasi
tersebut menerapkan manajemen risiko berbasis ISO 31000!
4. Manajemen risiko dan pengendalian internal memberikan kontribusi dalam penerapan Good
Corporate Governance (GCG), khususnya meningkatkan keberhasilan pencapaian sasaran
organisasi. Meminjam Model CG dari Monks dan Minow serta menggunakan konteks hukum
Indonesia, aspek pengawasan atau pengendalian CG dapat dilihat pada Gambar 1. Silakan
Saudara/i narasikan gambar tersebut!
5. Berdasarkan konteks hukum di Indonesia, yang terlibat dalam penerapan Risk Management
Governance Structure dalam suatu organisasi adalah dewan komisaris, direksi, komite
pemantau risiko, komite risiko lintas fungsi, internal auditor, unit manajemen risiko, dan unit
lainnya (manajemen operasi, manajemen keuangan, hukum dan kepatuhan, serta manajemen
SDM dan umum. Buatlah gambar Risk Management Governance Structure tersebut dan
jelaskan peran dari masing-masing yang terlibat didalamnya!
6. Sebutkan dan jelaskan Prinsip-Prinsip Manajemen Risiko berbasis ISO 31000:2018! Berikan
contoh penerapannya pada 1 (satu) organisasi berdasarkan masing-masing prinsip tersebut!
7. Jika Saudara/i dipercaya menjadi Dewan Komisaris dalam suatu organisasi multinasional
yang berdiri di Indonesia. Strategi apa yang akan Saudara/i lakukan untuk menghindari segala
risiko yang mungkin akan dihadapi oleh organisasi tersebut?
8. Buatlah masing-masing 2 (dua) contoh studi kasus dari Prinsip, Kerangka Kerja, dan Proses
untuk mengelola manajemen risiko! Pastikan studi kasus tersebut berbeda dengan studi kasus
yang pernah Saudara/i gunakan dalam tugas sebelumnya.
JAWABAN
Daiam suatu perusahaan, dewan memegang peranan yang sangat signifikan bahkan peran
yang utama dalam penentuan strategi perusahaan tersebut. Indonesia merupakan negara yang
menggunakan sistem two tier, di mana dewan terdiri dari dewan komisaris dan dewan direksi.
Dewan komisaris merupakan pihak yang melakukan fungsi monitoring terhadap kinerja
manajemen,
Struktur CG dalam suatu perusahaan akan sangat menentukan nilai perusahaan dan
tingkat kesehatan perusahaan. Implementasi dari Corporate Governance dilakukan oleh seluruh
pihak dalam perusahaan, dengan aktor utamanya adalah manajemen puncak perusahaan yang
berwenang untuk menetapkan kebijakan perusahaan dan mengimplementasikan kebijakan
tersebut terhadap pihak-pihak yang terkait.
RUPS
Rapat Umum Pemegang Saham
Selain itu, Perseroan juga telah membentuk Sekretaris Perusahaan, Hubungan Investor,
Auditor Internal dan Satuan Kerja Manajemen Risiko yang bertugas membantu Direksi dalam
menjalankan tugas-tugas GCG.
Sesuai dengan tugasnya sebagai pengawas dalam berlangsunganya perusahaan, jika saya
menjadi dewan komisaris di suatu perusahaan tentu strategi yang saya berikan akan sesuai
dengan Good Corporate Governance (GCG), pertama, mengidentifikasi terlebih dahulu kondisi
perusahaan yang akan dipaparkan dalam RUPS, setelah itu berembuk dengan Dewan Komisaris
lainnya dalam bagaimana dalam mengawal kebijakan yang diambil oleh Dewan Direksi, karena
segala keberlangsungan proses perusahaan dan kebijakan diambil sepenuhnya oleh Dewan
Direksi. Tentu strategi yang akan diterapkan sesuai dengan proses Bottom-Up dimana segala
yang terjadi di perusahaan perlu diketahui oleh dewan komisaris agar keputusan yang dibuat oleh
direksi perusahaan sesuai dengan tujuan perusahaan. Dalam menanggulangi risiko perusahaan
segala bentuk keputusan direksi perlu diketahui dan dipertimbangkan, walaupun akan menjadi
proses yang panjang, ini perlu dilakukan agar keberlangsangan perusahaan dapat berjalan lancar.
Tidak banyak yang dapat dilakukan oleh Dewan Komisaris karena seluruh proses dilakukan oleh
manajemen perusahaan, namun Dewan Komisaris perlu mengetahui guna mengarahkan direksi
demi kesehatan perusahaan.
Semua organisasi dengan berbagai jenis dan ukurannya menghadapi faktor internal dan
eksternal serta pengaruhnya yang membuat adanya ketidakpastian apakah dan kapan mereka
akan mencapai tujuan organisasi. Efek ketidakpastian pada tujuan organisasi inilah yang disebut
dengan risiko. Di era sekarang ini, semua kegiatan organisasi melibatkan risiko. Suatu organisasi
mengelola risiko dengan cara mengidentifikasi, menganalisis dan kemudian mengevaluasiapakah
risiko tersebut harus dikelola dengan suatu metode perlakuan risiko (risk treatment) yang telah
ditetapkan sebelumnya. Dalam proses ini, suatu organisasi akan berkomunikasi dan berkonsultasi
dengan pemangku kepentingan (stakeholder), memantau kemudian meninjau risiko dan kontrol
yang memodifikasi risiko untuk memastikan bahwa tidak diperlukan penanganan risiko lebih
lanjut.
Kasus 1
Bahrudin, Muhammad (2016). DESAIN IMPLEMENTASI ISO 31000 di UNIT DOKUMENTASI
DAN DATA STANDARDISASI PUSIDO BSN. Pusat Informasi dan Dokumentasi Badan
Standardisasi Nasional.
Unit Dokumentasi dan Data Standardisasi (Dokdata) yang berada di Pusat Informasi dan
Dokumentas Badan Standardisasi Nasisional (Pusido BSN) merupakan salah satu unit kerja di
bawah Pusido BSN, khususnya bidang Dokumentasi dan Perpustakaan Standardisasi yang
melaksanakan fungsi dokumentasi koleksi Standar Nasional Indonesia (SNI), dan juga penyedia
dokumen standar (baik nasional maupun internasional) menghadapi faktor-faktor internal dan
eksternal yang berpotensi risiko yang dapat mencapai pencapaian tujuan organisasi. oleh
kebutuhan dalam menanggulangi hal tersebut, unit Dokdata Pusido BSN mengimplementasikan
SNI ISO 31000:2011 yang merupakan adopsi dari ISO 31000:2009.
Dalam penulisan ini djelaskan bahwa dilakukan metode kualitatid dengan mengkaji
beberapa data atau dokumen yang ada dan menjabarkannya secara menyeluruh. Data yang
digunakan merupakan mengenai prosedur operasional unit Dokdata Pusido BSN. Sedangkan
dalam proses manajemen risiko ISO 31000, penulis hanya menjaakna tahap 1 (identifikasi risiko)
sampai tahap 5 (perlakuan risiko). Tahap 6 (Monitoring and Review) dan tahpah 7 (dokumentasi
sistem manajemen risiko) tidak dilaksanakan karena bikan merupakan desain implementasi dari
manajemen risiko ISO 31000 di unit tersebut.
Pembahasannya bermula dengan penjelasan bahwa unit Dokdata bertugas dalam
mengelola dokumen-dokumen SNI dan menyediakannya, kegiatan tersebut merupakan
implementasi tugas dalam UU No. 20 Tahun 2014 tentang Standardiasi dan Penilaian
Kesesuaian. Berdasarkan sumber tersebut unit Dokdata memiliki fungsi spesifik dalam
menjamin ketersediaan dokumen-dokumen SNI.
Dalam kajian ini pemilik risiko (Risk Owner) adalah unit Dokdata. Sumber risiko yang
muncul di unit Dokdata dapat berasal dari internal maupun eksternal. Proses identifikasi risiko
(Risk Assesment) dilakukan melalui analisis dokumentasi, wawancara, brainstorming, dan
checklist dengan staf di unit Dokdata. Selain itu dilakukan juga pemeriksaan terhadap aktivitas
yang terjadi di unit tersebut. Sebelum melakukan identifikasi risiko lebih jauh , dilakukan
penentuan kriteria risiko berdasarkan kemungkinan/probabilitas dan dampak dari risiko yang
ditimbulkan terlebih dahulu. Untuk kriteria probabilitas terdiri dari low, medium, dan high risk.
Sementara kriteria dampak terdiri atas minor, moderate, major effect.
Analisis dan evaluasi risiko selanjutnya digambarkan dalam table sebagi berikut:
Setelah data yang dibutuhkan dimasukan ke dalam table, dapat digambarkan matriks
risiko sebagai berikut:
Setelah memiliki identifikasi data risiko, selanjutnya dilakukan perlakuan risiko (Risk
Treatment) yang dikaji dalam bentuk rekomendasi mengenai pengelolaan risiko yang ideal
berdasarkan tingkat risiko yang ada dan dijabarkan secara tertulis.
Berdasarkan kasus tersebut dapat diketahui bahwa menerapkan proses manajemen risiko
berbbasis ISO 31000 membuat penanganan risiko menjadi lebih terstruktur dan sistematis.
Kasus 2
DAFTAR PUSTAKA
BPKP. 2014. Tata Kelola, Manajemen Risiko, Sistem Pengendalian Internal. Pusdiklat BPKP.
Ciawi, Bogor.
IPC. Pedoman Manajemen Risiko PT Indonesia Kendaraan Terminal TBK. PT Indonesia
Kendaraan Terminal TBK. Jakarta
OJK. 2014. The Indonesia Corporate Governance Manual. Otoritas Jasa Keuangan. Jakarta
Bahrudin, Muhammad (2016). DESAIN IMPLEMENTASI ISO 31000 di UNIT DOKUMENTASI
DAN DATA STANDARDISASI PUSIDO BSN. Pusat Informasi dan Dokumentasi Badan
Standardisasi Nasional.
Wardhani Ratna. 2007. Mekanisme Corporate Governance Dalam Peruusahaan yang
Mengalami Masalah Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonasia. Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.