Anda di halaman 1dari 8

DATABASE ARCGIS UNTUK

PERENCANAAN DAN
PENGELOLAAN HUTAN ADAT
GHIMBO POMUAN, RIAU
Penulis : Emy Sadjati , Muhammad Ikhwan , Hanifah Ikhsani

ADE FACHRIANTO R. TUHAREA


NIM. 202304003
PASCA SARJANA
MAGISTER KEHUTANAN
PENDAHULUAN
 Hutan Adat Ghimbo Pomuan merupakan hutan adat di Provinsi Riau masyarakat adatnya diberikan hak tradisional
untuk dapat melakukan pengelolaan terhadap Hutan Adat. Hal ini tertuang pada Perda dan Surat Keputusan
Pemerintah daerah yaitu Bupati Kampar Nomor 660-328/IV/2019 tentang pengakuan hak masyarakat adat. Setelah
mendapatkan hak tersebut, diharapkan masyarakat adat dapat melakukan kegiatan pengelolaan hutan secara lestari.
Untuk dapat melakukan hal tersebut.
 dilakukan dengan memanfaatkan bidang ilmu Sistem Informasi Geografis (SIG) melalui beberapa kajian kondisi
hutan (Ikhwan et al., 2023; Dwiputra et al., 2020) . SIG tidak hanya merancang pemetaan, tetapi juga dapat
mengimplementasikan hasil pada platform digital dan terbaru (Mayun et al., 2016). Begitu juga dengan pemantauan
hingga evaluasi dari berbagai pihak terhadap hak adat yang telah diberikan, melibatkan SIG dan teknologi yang
menyertainya.
 Pada pelaksanaan kegiatan perencanaan dan pengelolaan hutan, masyarakat menghadapi kesulitan, diantaranya
adalah tidak adanya database yang dimiliki dan tidak mampu membuat database hutan adat. Adanya pemberian hak
pengelolaan hutan adat yang diberikan di masa globalisasi dan teknologi mutakhir saat ini merupakan sebuah
tantangan yang baik bagi masyarakat untuk meningkatkan kapasitas diri dan memaksimalkan potensi hutan adat.
Pelatihan pembuatan database diharapkan juga dapat meningkat keterampilan dan wawasan ilmu pengetahuannya.
Adanya database yang terbangun merupakan sebuah modal utama dan dasar bagi pengelola hutan adat agar dapat
memaksimalkan potensi hutan adat yang sedang mereka kelola..
 Mengingat pentingnya pemanfaatan teknologi dalam kegiatan perencanaan dan pengelolaan Hutan Adat Ghimbo Pomuan,
tim telah melakukan beberapa kegiatan pengabdian berbasis teknologi. Kegiatan tersebut antara lain pelatihan ArcGIS
dasar dan penggunaan GPS hingga pelatihan pembuatan label pohon QR Code (Ikhsani et al., 2023a; Ikhsani et al.,
2023b). Adanya kegiatan pengabdian kepada msayarakat berbasiskan teknologi yang selaras dengan keilmuan kehutanan
diharapkan dapat bermanfaat bagi pengelola hutan adat untuk mandiri dalam pembuatan rencana pengelolaan hutan adat
TARGET DAN LUARAN
Target luaran dari kegiatan ini adalah pembuatan database arcGIS dalam bentuk SHP.
Database tersebut terdiri atas data SHP titik pohon di sekitar tempat budidaya lebah
kelulut, SHP tutupan lahan yang ada di sekitar kawasan Hutan Adat. Selain itu,
dilakukan juga pembangunan atribut tabel potensi madu kelulut di Kawasan Hutan
Adat dan memasaukkan gambar pada ArcGIS (geotagging foto)

METODE PELAKSANAAN
Tahapan kegiatan pengabdian yang akan dilakukan sebagai berikut:
 Sosialisasi atau penyampaian materi tentang pengertian, klasifikasi, manfaat dan
penggunaan database menggunakan ArcGIS bagi perencanaan dan pengelolaan Hutan
Adat Ghimbo Pomuan. Penyampaian materi dengan metode ceramah serta tanya
jawab  Evaluasi. Evaluasi pada kegiatan ini akan dilakukan dengan
 Pelatihan pembuatan database menggunakan ArcGIS dengan praktik dan mengukur peningkatan pemahaman dan pengetahuan mitra
pendampingan lapangan. Adapun tahapannya sebagai berikut: a) Pengumpulan menggunakan kuisioner yang diisi oleh mitra sebelum dan sesudah
seluruh data yang akan dibangun menjadi database. Data tersebut antara lain kelas mengikuti pengabdian. Evaluasi keterampilan mitra dilakukan
tutupan hutan dan lahan. b) Melakukan tabulasi data sebelum disusun menjadi dengan melihat database yang dibuat oleh mitra, apakah mitra
database pada ArcGIS. c) Membangun setiap data menjadi database dengan format dapat membuat database dengan benar.
shapefile pada arcGIS
PEMBAHASAN
 Materi sosialisasi yang disampaikan meliputi konsep database yang dibuat
menggunakan aplikasi ArcGIS. Selain itu tim juga menjelaskan kegunaan
database tersebut bagi kegiatan perencanaan dan pengelolaan Hutan Adat.
Sosialiasi ini juga menunjukkan beberapa format data yang dapat manjadi
database, salah satunya adalah tutupan lahan di Hutan Adat.
 Menjelaskan beragam kegunaan database yang dapat menjadi informasi
dasar dalam penentuan rencana pengelolaan, tim sangat antusias dan
tertarik melaksanakannya. Hal ini dilihat dari banyaknya pertanyaan yang
diberikan mitra kepada tim pengabdian.

 Mitra pengabdian merupakan bapak-bapak pengelola Hutan Adat Ghimbo


Pomuan sebanyak 5 (lima) orang. Pekerjaan mitra secara umum adalah
berkebun sawit yang berada di luar kawasan Hutan Adat. Sedangkan
pekerjaan sampingan miitra adalah beternak lebah kelulut di kawasan
Hutan Adat Ghimbo Pomuan dan pekarangan rumah
 Pendidikan mitra yang tertinggi adalah tamat SMA (1 orang). Mitra lainnya
memiliki pendidikan terakhir tamat SMP (1 orang) dan tamat SD (3 orang). Gambar 1.Sosialisasi tentang Jenis Data yang akan menjadi Database
Oleh karena itu, tim menyampaikan materi dengan bahasa yang sederhana
dan memvisualisasikan data-data yang digunakan menggunakan bantuan
proyektor, agar mitra mudah memahami materi
 Database ArcGIS yang dipraktikkan pembuatannya berupa data SHP
titik pohon di sekitar tempat budidaya lebah kelulut, SHP tutupan
lahan yang ada di sekitar kawasan Hutan Adat. Selain itu, dilakukan
juga pembangunan atribut tabel potensi madu kelulut di Kawasan
Hutan Adat dan memasaukkan gambar pada ArcGIS (geotagging
foto). Praktik dimulai dengan menjelaskan tahapan secara umum
dan mengumpulkan seluruh data yang akan dibuat menjadi
database. Selanjutnya dilakukan praktik membuat database ArcGIS
secara bersamasama agar mitra mudah melakukan setiap tahapan
dengan bantuan modul praktik yang disediakan oleh tim.

 Metode pelaksanaan tersebut membuat mitra dapat menyelesaian


database ArcGIS di Ghimbo Pomuan. Ada beberapa kesulitan yang
dialami mitra karena banyaknya istilah asing pada pembuatan
database ini membuat pelaksanaan pengabdian dilakukan secara
perlahan dan membutuhkan waktu panjang.
Hal ini juga karena rendahnya tingkat pendidikan mitra. Jika dilihat
dari tingkat pendidikan, masyarakat yang menjadi pengelola Hutan
Adat Ghimbo Pomuan memiliki kelemahan dari faktor pendidikan.
Rata-rata pendidikan masyarakat tersebut adalah tamat SD hingga
SMP dan itu membuat masyarakat mengalami keterbatasan
terhadap pemanfaatan teknologi di bidang SIG Kehutanan ini.
Lawasi (2022) menerangkan bahwa akses masyarakat terhadap
teknologi masih rendah. Salah satunya karena rendahnya tingkat
pendidikan
Evaluasi hasil kegiatan untuk melihat pemahaman mitra sebelum dan sesudah
sosialisasi menggunakan kuesioner. Rekapitulasi hasil kuesioner yang berisikan 10
pertanyaan disajikan pada Tabel 2.

Berdasarkan Tabel 2, terdapat peningkatan pengetahuan mitra


sebesar 96 %. Sebelum penyuluhan, secara umum mitra belum
mengetahui konsep database, bentuk tabulasi data, tipe-tipe
database pada software arcGIS serta manfaat database untuk
mengelola Hutan Adat. Setelah penyuluhan, mitra menjadi
paham akan hal tersebut.

Yudha, R.P. Struktur Hutan Mangrove yang Ditanam pada Umur 26 Tahun. J. Sylva Indones.
2021, 4, 61-69
KESIMPULAN
 Berdasarkan kegiatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa
mitra telah meningkat pengetahuannya tentang konsep dan manfaat
Database ArcGIS bagi kegiatan perencanaan dan pengelolaan Hutan
Adat Ghimbo Pomuan sebesar 96 %. Selain itu, mitra juga telah mampu
membuat database ArcGIS sesuai dengan pengetahuan yang telah
diterima pada kegiatan pengabdian ini.
 Disarankan bagi mitra untuk sering mengulangi dan memanfaatkan
aplikasi ArcGIS sesuai dengan bimbingan tim pengabdian. Hal ini
dilakukan agar mitra semakin fasih dengan database ArcGIS.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai