Anda di halaman 1dari 20

Standardisasi Penulisan Ilmiah

Bidang Hukum

Andri G. Wibisana
Outline Pemaparan
A. DASAR-DASAR TULISAN YANG BAIK
B. PENDAHULUAN SEBAGAI KUNCI TULISAN
C. FORMAT ARTIKEL
D. CATATAN KAKI DAN SITASI
E. PENTINGNYA KESERAGAMAN GAYA
SELINGKUNG
F. TIPS SINGKAT TENTANG BAHASA

2
A. DASAR-DASAR TULISAN YG BAIK
• Menurut Volokh, tulisan yang baik setidaknya
akan mampu memaparkan enam hal.
Pertama, adanya pernyataan (claim); Kedua,
bersifat baru (novel); Ketiga, bukan
merupakan hal yang selayaknya telah
diketahui (non-obvious); Keempat, berguna
(useful); Kelima, masuk akal (sound); dan
Keenam dilihat oleh pembaca sebagai artikel
yang memenuhi sifat kedua s.d. kelima.
3
1. Pernyataan (Claim)
• Tesis
• Tipe: Deskriptif, Perskriptif, Campuran (Deskriptif dan Perskriptif)
• Samuelson mengemukakan dua persoalan yang harus dihindari dari
tulisan:
– Seringkali tidak memiliki sesuatu untuk disampaikan.
• Pada satu sisi, tulisan hanya berisi uraian deskriptif tentang
hukum tertentu atau gambaran hasil survey literatur, tanpa
ada analisa di dalamnya.
• Pada sisi lain, tulisan menunjukkan bahwa penulisnya
bersikap mendua atau bahkan tidak memiliki sikap sama
sekali terkait suatu hal.
– Tulisan juga seringkali memuat terlalu banyak gagasan. Hal ini
biasanya terjadi ketika penulis merasa semua hal penting untuk
disampaikan, sehingga ia gagal untuk memilih gagasan mana
yang menjadi fokus dari tulisannya. 4
2. Novelty
– Alternatif:
• Menyatakan sesuatu yang belum dinyatakan oleh
orang lain, atau
• Solusi, perspektif, nuansa baru
– Tips membuat perbedaan
• Faktor-faktor khusus yang belum
dipertimbangkan
• Argumen-argumen apa yang diperlukan untuk
mendukung pernyataan kita? Mengapa,
misalnya, pernyataan tersebut berlaku untuk satu
situasi tetapi tidak berlaku untuk situasi lain?
5
3. Non-obviousness
– Pernyataan/kesimpulan kita bisa saja merupakan pernyataan
yang baru, tetapi pada saat yang sama merupakan pernyataan
yang sangat jelas (orang lain pun sudah mengetahuinya)
– Misalnya: Hak atas lingkungan yang baik dijamin dalam
konstitusi RI.
– Tips: memberikan nuansa tambahan (faktor-faktor tambahan)
bisa menambah non-obviousness pada pernyataan kita.
4. Utility
– Kegunaan secara praktis dan teoritis
– Tambahkan unsur preskriptif pada hasil deskriptif kita
– Aplikasikan temuan pada yurisdiksi lain
– Fokus pada issue yang tidak tergarap (oleh putusan, peraturan,
atau tulisan lainnya)
6
5. Soundness
– Apakah pernyataan kita masuk akal?
• Jika topik kita terkait materi non hukum, gunakan artikel/bahan
non hukum sebagai rujukan.
• Untuk mendukung kemasukakalan dari tulisan/klaim, maka
diperlukan argumen yang kuat.
• Untuk mendukung argumen yang kuat, diperlukan bukti yang
kuat:
– Peraturan
– Putusan
– Artikel/pendapat dari penulis yang memiliki otoritas
• Karena itu, referensi menjadi sangat penting
– Pastikan setiap argumen didukung oleh referensi yang kuat
– Usahakan selalu merujuk pada literatur primer
– Hindari referensi yang tidak jelas sumbernya (seperti
WIKIPEDIA) 7
Dari uraiain di atas, terlihat bahwa
sebuah tulisan yang baik tidak
pernah hanya berisi deskripsi
tentang hukum positif, apalagi jika
hanya berisi uraian tentang
peraturan perundang-undangan
8
B. PENDAHULUAN SEBAGAI KUNCI
TULISAN
1. Fungsi pendahuluan:
– Mengajak orang untuk membaca tulisan kita lebih
jauh
• Untuk mereka yang mau membaca lebih jauh:
pendahuluan juga harus berfungsi untuk menyediakan
info ttg kerangka tulisan yang akan dilaluinya pada saat
membaca tulisan ini
• Untuk mereka yang tidak mau membaca lebih jauh:
pendahuluan memberikan info ttg apa isi dari tulisan,
yaitu apa masalah yang ingin dibahas, apa gagasan
utamanya, dan apa pentingnya tulisan ini
9
2. Muatan Pendahuluan
• Pendahuluan setidaknya memuat 3 hal
[Volokh]:
– Adanya persoalan yang belum terpecahkan:
masalah sehari-hari, kontroversi/perdebatan
• Mengapa masalah/kontroversi ini perlu ditulis 
menjelaskan pentingnya artikel
– Adanya pernyataan (claim) atau thesis statement
– Adanya struktur/kerangka artikel:
• Bagaimana artikel akan dibahas
• Pendahuluan tidak terlalu panjang
10
3. Metodologi?
• Beberapa artikel pada jurnal hukum, kalau bukan sebagian besar, tidak
memiliki bagian yang secara khusus tentang metodologi. Bahkan banyak
juga yang tidak membahas metodologi sama sekali.
– Hal ini berlaku jika metodologi yang dipakai adalah doktrinal (bagian
metodologi hanya menjelaskan data sekunder, bahan hukum yang
dipakai).
– Yang perlu diterangkan bukanlah bagaimana data diperoleh, tetapi
bagaimana bahan hukum yang ada akan ditelaah.
• Pendekatan analitis, perspektif, atau mungkin teori
– Misalnya: perbandingan, sejarah hukum, atau pendekatan
non-hukum (law and economics, sociology of law, dst)
• Metodologi (dalam arti bagaimana data diperoleh) menjadi penting
untuk diterangkan jika tulisan didasarkan pada penelitian empiris

11
C. FORMAT ARTIKEL
• Umumnya:
– Pendahuluan
– Metodologi
– Data
– Diskusi
– Kesimpulan
• Format di atas lebih tepat untuk tulisan non
hukum, misalnya ilmu sosial, atau sains

12
Format Alternatif [Lebovits]
• Standar:
– Pendahuluan
– Latar belakang/overview
– Diskusi tentang UU atau putusan pengadilan
– Analisis
– Diskusi tentang kebijakan
– Kesimpulan
• Substantive law article:
– Pendahuluan
– Perkembangan hukum tertentu
– Diskusi tentang hukum berbasarkan bahan hukum primer dan sekunder
– Diskusi tentang konsekuensi praktis dari hukum yg dipersoalkan
– Kesimpulan

13
Format Alternatif
A. Abstrak
– Uraian singkat artikel
– Permasalahan
– Penjelasan singkat ttg Pendekatan (kalau ada)
– Temuan/Simpulan
B. Daftar Isi (terkadang diperlukan)
C. Pendahuluan
– Menjelaskan latar belakang permasalahan
– Permasalahan
– Outline
D. Bagian I
E. Bagian II
F. Bagian III ...(sesuai outline pada Pendahuluan)
G. Bagian ...: Penutup

14
D. CATATAN KAKI DAN SITASI
• Fungsi catatan kaki [Samuelson]:
– Memberikan contoh yang menjelaskan hal secara umum. Misalnya:
“Lihat, misalnya, …”
– Memberikan informasi mengenai sumber tertentu
– Menjunjukkan kedalaman penelitian dan memberikan kredit bagi
tulisan/pemikir lain yang mempengaruhi tulisan
– Untuk memperlihatkan pemahaman penulis tentang kompleksitas
persoalan dari tulisan yang dibuatn
– Untuk membahas hal yang relevan dengan tulisan, tetapi akan
membuat tulisan menjadi kurang fokus apabila ditulis di badan tulisan
– Untuk mendiskusikan beberapa keberatan yang mungkin timbul dari
pembaca yang tidak dapat dijelaskan secara panjang lebar di dalam
badan tulisan

15
• Mengingat pentingnya catatan kaki tersebut maka
saya lebih memilih catatan kaki atau endnote
dibandingkan dengan bodynote
– Jurnal hukum di AS secara seragam menggunakan model
sitasi bluebook, yang secara tidak langsung mensyaratkan
adanya catatan kaki
– Sebagian besar jurnal yang diterbitkan di Eropa
menggunakan model sitatsi Oscola, yang juga mensyaratkan
adanya catatan kaki (footnote) atau endnote.
• Sitasi menurut bluebook dan Oscola meminta
informasi yang lengkap terkait nama pengarang, judul
artikel dan nama jurnal (beserta volume dan tahun),
judul buku dan tahun penerbitan
– Tidak perlu ada daftar pustaka

16
E. PENTINGNYA KESERAGAMAN
GAYA SELINGKUNG
• Panjang halaman
– Jurnal hukum terbitan AS : maks. 25.000 s.d. 30.000 kata
termasuk referensi
– Jurnal hukum terbitan Eropa: 8000-14.000 kata
• Format struktur tulisan
• Sitasi
– Jurnal hukum di AS dan Australia tidak menggunakan
Daftar Pustaka!
– Menggunakan catatan kaki atau endnote
– Sitasi lengkap pada catatan kaki atau endnote
– Perlu ada kesepakatan mengenai cara sitasi Indonesia
• Bahan hukum primer: Peraturan, putusan
• Bahan hukum sekunder 17
F. TIPS SINGKAT TENTANG
BAHASA
• Bahasa Inggris terutama berguna untuk
membaca/memahami literatur agar tulisan kita kaya
akan referensi, dan bukan untuk menulis
• Sebuah artikel yang bagus tetaplah bagus terlepas
apakah artikel itu ditulis dalam bahasa Indonesia
atau bahasa Inggris. Demikian pula artikel yang
buruk, dia akan tetap buruk meskipun ditulis dalam
bahasa Inggris yang baik
• Hindari penggunaan kata ganti orang pertama
(tunggal atau jamak), misalnya: Saya, Kami,
penulis, I, we, the author.
• Usahakan menggunakan kata yang gender-neutral
18
1. Kalimat Efektif
• Gunakan bahasa seefisien mungkin (Sangat
penting!!!)
– Kalimat pendek. Short sentences, long
ideas
– Jika sebuah kalimat terpaksa
menggunakan anak kalimat, maka jumlah
anak kalimat dalam satu kalimat tidak
boleh lebih dari satu
– Karena kalimatnya pendek, maka kita
harus sering menggunakan kata
sambung/kata penghubung. 19
2. Format Paragraf :
• pokok pikiran dari sebuah paragraf diungkapkan
pada setiap awal paragraf.
• Kalimat berikutnya adalah penjelasan/pendukung
dari kalimat pertama ini.
• Paragraf dapat ditutup dengan kalimat penutup
yang fungsinya, antara lain: menegaskan kalimat
utama atau menjadi kalimat penghubung ke
paragraf berikutnya
• Di antara (akhir) bagian (subbab) satu dengan
bagian (subbab) lainnya dapat disisipkan paragraf
penghubung
• Dapat berisi rangkuman dari apa yang telah
dibahas, dan apa yang akan dibahas
selanjutnya 20

Anda mungkin juga menyukai