Anda di halaman 1dari 4

Banyak orang merasa punya segudang ide atau opini tentang suatu hal atau masalah.

Mulai dari
hal/masalah yang menyangkut seni, budaya, ilmu pengetahuan, ekonomi, politik, fenomena sosial,
dan sebagainya. Persoalannya, kita sering menghadapi kesulitan dalam menuangkan ide atau opini
tersebut dalam bentuk tulisan atau esei (essay). Padahal, lewat tulisan tersebut kita berharap bisa
menyebarkan ide atau opini itu ke khalayak yang lebih luas, melalui media massa.
Essay adalah sebentuk tulisan yang sering ditulis dari sudut pandang pribadi seseorang. Tujuan
utama dari setiap essay adalah penyampaian pesan yang jelas, padat dan utuh.
Penulisan essay itu sendiri adalah proses yang melibatkan pengorganisasian informasi dan opini.
Informasi yang dimaksud di sini tentunya harus berlandaskan fakta, bukan khayalan. Maka penulis
essay harus memahami dulu, apa perbedaan antara pernyataan faktual dan opini.
Pernyataan faktual adalah pernyataan yang bisa dibuktikan benar-tidaknya. Contohnya: ada apel di
atas meja. Jika isi pernyataan itu memang sesuai fakta (yang dengan gamblang bisa dilihat oleh
semua orang), maka semua pihak akan setuju dan tak ada seorang pun yang bisa membantah
Anda.
Sedangkan, opini adalah pernyataan yang menunjukkan perasaan atau keyakinan seseorang,
namun itu tidak bisa dibuktikan. Misalnya: lebih enak makan apel daripada durian. Pernyataan ini
tidak bisa dibuktikan. Tidak semua orang akan setuju bahwa apel lebih enak daripada durian, karena
ini adalah soal selera yang memang sulit diperdebatkan.
Kadang-kadang pernyataan faktual bisa tercampur dengan opini. Misalnya: apel yang dibeli dari toko
buah itu rasanya lebih enak daripada jeruk. Dibeli dari toko buah adalah pernyataan faktual, yang
bisa dibuktikan benar-tidaknya. Tetapi, rasanya lebih enak daripada jeruk adalah opini yang tidak
bisa dibuktikan.
Dalam penulisan essay opini terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan. Yaitu, aspek pendekatan
personal (sudut pandang pribadi si penulis) dan aspek pendekatan argumentatif (mengedepankan
argumen-argumen untuk mendukung opini dalam penulisan).
Berikut ini adalah unsur-unsur utama sebuah essay opini:
1. Topik/permasalahan yang mau ditulis.
2. Opini/pandangan pribadi si penulis tentang topik/permasalahan itu.
3. Argumen-argumen yang menjelaskan dan mendukung opini/pandangan tesebut.

Sedangkan struktur sebuah essay opini secara sederhana dapat dibagi menjadi tiga bagian:
Pengantar/pendahuluan; tubuh tulisan; dan kesimpulan/penutup. Isi tiap bagian itu dapat dirinci
sebagai berikut:
Pengantar/Pendahuluan:
- Penjelasan tentang topik/permasalahan
- Topik ini terkadang disajikan dalam bentuk pertanyaan (yang akan dijawab secara lebih mendalam
dalam tubuh tulisan)
- Pandangan penulis secara umum tentang topik itu.
- Pembaca perlu mendapat kejelasan tentang sikap dan pandangan penulis tentang masalah
tersebut sejak awal tulisan.
Si penulis sendiri sejak awal harus paham betul tentang apa yang mau ditulisnya. Kejelasan tentang
topik dan gagasan itu bisa diperoleh dengan, misalnya, mengajukan pertanyaan sebagai berikut:
- Apa tujuan utama Anda menulis essay ini?
- Pembelajaran apa yang sekiranya akan diperoleh para pembaca sehabis membaca tulisan ini?
- Apa pesan utama tulisan ini?
Tubuh Tulisan:
- Penjelasan secara lebih rinci dari penulis tentang opininya
- Argumentasi yang dikedepankan untuk mendukung opini tersebut.
Ada dua macam argumentasi yang mendukung opini si penulis:
Pertama, argumentasi yang berbasis pada pribadi si penulis (latar belakang budaya, usia, status
keluarga, pengalaman pribadi, aktivitas di organisasi, dan sebagainya). Biarkan pembaca
menempatkan dirinya dalam situasi Anda, dalam kaitan dengan topik/permasalahan yang sedang
dibahas.
Kedua, penggunaan berbagai sumber informasi untuk memvalidasi opini atau pandangan penulis.
Penggunaan perspektif dari berbagai disiplin ilmu dapat digunakan untuk membuat permasalahan
makin mudah dipahami, misalnya, pendekatan sosiologis, ilmu budaya, dan sebagainya. Lewat cara
berargumentasi seperti ini, di mata khalayak pembaca, si penulis terkesan otoritatif, dan memiliki
kapasitas yang layak untuk membahas topik/masalah bersangkutan. Selain itu, pemikiran si penulis
terkesan telah dipertimbangkan dengan matang, dan bisa dibenarkan oleh pembaca.

Tapi harus diingat pula bahwa suatu pernyataan bisa didukung, namun juga bisa ditentang, dengan
menggunakan referensi sejarah, ilmiah, aksiologis (nilai-nilai), dan sebagainya.
Kesimpulan/Penutup
Kesimpulan menjadi penutup essay dan memberi tanda pada pembaca bahwa si penulis telah
mengakhiri diskusi/pembahasannya. Kesimpulan ini merangkum seluruh argumen dan pembahasan
yang telah disajikan pada tubuh tulisan, dan bagaimana argumen-argumen itu mendukung sikap
atau opini si penulis. Sering terjadi, dan hal ini tidak jadi masalah, jika kesimpulan itu tampak mirip
dengan pengantar/pendahuluan tulisan.
Bagi Anda yang baru belajar menulis essay opini, bisa belajar bisa lebih mudah dengan bantuan
outline (garis besar isi tulisan). Essay yang mau ditulis tidak usah panjang-panjang. Cobalah
membuat sebuah essay opini lima paragraf. Kira-kira outline itu seperti contoh di bawah:
Paragraf 1:
Pernyataan tesis (topik/masalah) dan opini Anda terhadapnya.
Paragraf 2:
Argumen yang mendukung opini penulis berdasarkan fakta/rincian, dengan menggunakan unsur:
Pemaparan
Contoh-contoh
Elaborasi, perluasan/penambahan informasi
Penjelasan rinci
Bantahan
Paragraf 3:
Argumen yang mendukung opini penulis berdasarkan fakta/rincian, dengan menggunakan unsur:
Pemaparan
Contoh-contoh
Elaborasi, perluasan/penambahan informasi
Penjelasan rinci
Bantahan
Paragraf 4:
Argumen yang mendukung opini penulis berdasarkan fakta/rincian, dengan menggunakan unsur:
Pemaparan

Contoh-contoh
Elaborasi, perluasan/penambahan informasi
Penjelasan rinci
Bantahan
Paragraf 5:
Kesimpulan, yang terdiri dari:
Penyebutan kembali tesis essay Anda
Penyebutan kembali rangkuman argumen
Doronglah pembaca ke arah tindakan (action)
Tentang Penggunaan dan Gaya Bahasa
Penulis harus menghindari gaya bahasa yang terlalu personal. Jangan ungkapkan terlalu banyak
atau terlalu rinci tentang kehidupan pribadi Anda kepada pembaca.
Hindari uraian yang terlalu melantur atau melebar ke mana-mana. Setiap argumen yang ditulis harus
mendukung tesis Anda.
Hindari pernyataan emosional yang berlebihan. Karena, pada dasarnya, essay opini itu menyajikan
pandangan si penulis, serta bagaimana pandangan itu dibangun oleh penulis berlandaskan pada
argumen-argumen yang mendukungnya. Tulisan yang bernada terlalu emosional akan terlihat
kurang profesional.
Penulis juga harus menghindari nada yang agresif, penghakiman moral, dan sebagainya. Jangan
menyerang pihak lain yang berbeda pandangan. Cukuplah opini penulis dan argumen yang
mendukung opini tersebut diajukan dalam tulisan. Di situlah letak kekuatan tulisan, bukan pada caci
maki atau serangan personal.
Sebagai saran tambahan: Walaupun opini Anda sebagai penulis sangat kuat, tidak perlu terlalu
berapi-api atau emosional dalam mengekspresikannya. Fokuslah pada penyusunan alur yang logis
dari argumen-argumen yang Anda ajukan, serta contoh-contoh yang penting untuk mendukung opini
Anda, jika ada

Anda mungkin juga menyukai