Lingkungan
Doni Darmasetiadi
Konsep Lingkungan (Sumaatmadja, 2002;
Setiadi, dkk, 2010)
Kata ekologi berasal dari kata Yunani; oikos (habitat-rumah tangga) dan logos (ilmu).
Jadi, secara harfiah ekologi berarti ilmu kerumahtanggaan (Setiadi, 2010). Konsep
serupa ekologi berarti ilmu yang mempelajari baik interaksi antarmakhluk hidup
dengan lingkungannya (Sumaatmadja, 2000). Istilah ekologi pertama kali
dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834-914). Dalam ekologi, makhluk hidup
dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya. Merujuk pandangan
Haeckel tersebut dapat dipahami seperti berikut.
a. Ekologi ialah cabang biologi yang mempelajari hubungan timbal balik manusia
dengan lingkungannya.
b. Ekologi ialah studi ilmiah tentang interaksi yang menentukan penyebaran dan
kepadatan makhluk hidup.
c. Ekologi ialah biologi lingkungan.
Faktor Abiotik & Faktor Biotik
Di dalam pendekatan ilmu biologi umumnya dikenal ekosistem yang bersifat biotik dan
abiotik. Komponen biotik umumnya meliputi berikut ini.
a. Tanah
Tanah merupakan tempat tinggal manusia, hewan, dan makhluk hidup lainnya dan
mengalami tumbuh, berkembang, dan punah. Tanah juga memiliki makna yang bersifat
filosofis religius. Misalnya ketika manusia ditanya dari manakah asalnya, maka manusia
umumnya berasal dari tanah dan kemudian kembali kepada tanah (mati), dan
sebagainya.
b. Udara dan gas
Udara dan oksigen diperlukan makhluk hidup untuk bernapas termasuk tumbuhan dan
makhluk hidup dalam air, artinya tidak ada makhluk hidup tanpa adanya udara. Jika
udara mengalami pencemaran, maka akan mengganggu bahkan merusak kualitas
makhluk hidup. Pada sistem tubuh manusia dan binatang umumnya memerlukan udara
dan gas yang telah diukur sang pencipta, maka ketika masih hidup manusia pasti
memerlukan udara, dan sebaliknya ketika tubuh manusia sudah tidak terdapat unsur
udara matilah manusia.
Faktor Abiotik & Faktor Biotik (Lanjutan)
c. Air
Komponen air juga termasuk komponen kebutuhan hidup manusia yang sangat vital.
Artinya, hidupnya manusia tidak mungkin tanpa adanya air, tetapi bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya juga akan mengalami rusak atau mati karena adanya air.
Contoh ketika datang air yang melebihi batas kapasitas maka akan menimbulkan
banjir.
d. Cahaya
Umumnya manusia memerlukan cahaya, baik matahari maupun bulan. Cahaya
matahari diperlukan manusia pada siang hari, sementara bulan diperlukan manusia
pada malam hari, serta jenis cahaya lainnya yang berasal dari alam, misalnya lampu.
e. Suhu atau temperatur
1. Lingkungan merupakan tempat hidup manusia untuk hidup, tinggal menetap, hingga
berkembang biak;
2. Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia, seperti tanah yang
subur yang dapat ditanami dengan berbagai macam tanaman yang menjadi penopang
keberlangsungan hidup manusia (padi, kopi, teh, dan lain-lain) dan lingkungan perairan
yang dapat dimanfaatkan untuk kegiatan tambak ikan, dan lain-lain;
3. Lingkungan memengaruhi sifat, karakter, dan perilaku manusia yang mendiaminya.
Manusia yang hidup di lingkungan pegunungan umumnya bersuara lembut dan memiliki sifat
yang lembut pula. Sementara manusia yang hidup di lingkungan perkotaan dengan
lingkungan yang penuh kebisingan dan kepenatan akibat dinamika kebutuhan dan tuntutan
hidup menjadikan manusia cenderung memiliki sikap keras;
4. Lingkungan memberi tantangan bagi kemajuan peradaban manusia, karena kondisi
lingkungan dapat membuat manusia berpikir bagaimana cara mengelola dengan
menggunakan akal budinya sehingga manusia akan mampu mencipta dan mengkreasi;
5. Manusia memperbaiki, mengubah, bahkan menciptakan lingkungan untuk
kebutuhan dan kebahagiaan hidup;
Beberapa Problema Lingkungan Hidup
1. Pencemaran (polusi) lingkungan, yang mencakup pencemaran udara,
pencemaran air, pencemaran tanah, dan pencemaran suara.
2. Masalah kehutanan, seperti penggundulan hutan, pembalakan hutan, dan
kebakaran hutan.
3. Erosi dan banjir.
4. Tanah longsor, kekeringan, dan abrasi pantai.
5. Menipisnya lapisan ozon dan efek rumah kaca.
6. Penyakit yang disebabkan oleh lingkungan yang buruk, seperti gatal- gatal,
batuk, infeksi saluran pernapasan, diare, dan tipes.
Beberapa Problema Lingkungan Sosial (Soekanto,
1982)
Manusia merupakan makhluk sosial, pada dasarnya manusia di ciptakan dengan berbagai
macam kelebihan dibandingkan dengan mahluk lainnya. Inilah yang membuktikan bahwa
manusia adalah mahluk yang sempurna. Sepanjang rentang kehidupan manusia, perilaku
adaptif dan maladaptive berdasar pada kapasitas diri objektifikasi dan normatif orientasi
manusia (Hallowell dalam Winata 2014: 3). Dalam kehidupan manusia membutuhkan
manusia lainnya untuk menunjang kehidupannya. Inilah yang membuat manusia harus
bisa beradaptasi di lingkungan dia berada.
Menurut Adimiharja (1993) adaptasi adalah usaha manusia atau makhluk hidup lainnya
untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan terutama dalam mendayagunakan
sumberdaya untuk menanggulangi atau menghadapi masalah yang mendesak.
Adaptasi atau yang lebih sering dikenal dengan penyesuaian diri merupakan hal yang
harus dilakukan ketika seorang individu memasuki lingkungan dan situasi baru. Soeharto
Heerdjan mengemukakan bahwa penyesuaian diri adalah usaha atau perilaku yang
tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan (dalam Sunaryo, 2004).
Adaptasi Manusia bagi Lingkungan
(Lanjutan)
Lingkungan yang paling dekat dan nyata pada individu adalah alam fisioorganik
(Winata, 2014: 4). Baik lokasi fisik geografis sebagai tempat pemukiman, yang sedikit
banyak mempengaruhi ciri–ciri psikologis, maupun kebutuhan biologis yang harus
dipenuhinya, keduanya merupakan lingkungan alam fisio-organik tempat manusia
beradaptasi untuk menjamin kelangsungan hidupnya (Winata, 2014: 4).
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Adaptasi (Schneiders,
dalam Muhammad Ali dan Muhammad Asrori):
a. Kondisi Fisik
b. Kepribadian Unsur-unsur kepribadian yang penting pengaruhnya terhadap
penyesuaian diri adalah (1) kemauan dan kemampuan untuk berubah, (2) pengaturan
diri, (3) realisasi diri, dan (4) intelegensi
c. Edukasi/Pendidikan Termasuk unsur-unsur penting dalam edukasi/pendidikan yang
dapat mempengaruhi penyesuaian diri individu, adalah (1) belajar, (2) pengalaman, (3)
latihan, dan (4) determinasi diri
d. Lingkungan Berbicara faktor lingkungan sebagai variabel yang berpengaruh
terhadap penyesuain diri sudah tentu meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
e. Agama dan Budaya Agama berkaitan erat dengan faktor budaya. Agama
memberikan sumbangan nilai-nilai, keyakinan, praktik-praktik yang membri makna
sanagt mendalam, tujuan, serta kestabilan dan keseimbangan hidup individu. Selain
agama, budaya juga merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan
individu. Hal ini terlihat jika dilihat dari adanya karakteristik budaya yang diwariskan
kepada individu melalui berbagai media dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun
masyarakat.
Tugas 1