Anda di halaman 1dari 12

LITERATUR REVIEW

PENERAPAN PRINSIP
ERGONOMI PADA
TEMPAT PENYIMPANAN
BERKAS REKAM MEDIS

KRISTAL SIMON
NIM 17.03.197
Latar Belakang
Ergonomi adalah ilmu yang meneliti tentang keterkaitan antara orang
dengan lingkungan kerjanya. Ergonomi juga suatu cabang ilmu yang
sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenal sifat kemampuan dan
keterbatasan manusia untuk merancang suatu sistem kerja. Sehingga orang
dapat bekerja pada sistem tersebut dengan baik guna mencapai tujuan
melalui pekerjaan yang dilakukan dengan efisien, aman dan nyaman.
PICO merupakan metode pencarian informasi klinis yang merupakan
akronim dari 4 komponen: P (Population atau Problem atau Patient atau
Program), I (Intervention, Prognostic Factor atay Exposure), C
(Comparison), O (Outcome). Dengan menggunakan PICO, kita dapat
menyimpilkan bahwa penelitian yang dicari sesuai dengan pertanyaan
klinis. Pertanyaan klinis dalam literature rivew ini menggunakan format
PICO yaitu : P Ruang Penyimpanan berkas rekam medis, I - , C -, O
Prinsip Ergonomi.
Tujuan Umum

• Ada penjelasan jurnal yang terkait penerapan prinsip Ergonomi


pada tempat penyimpanan berkas rekam medis

Tujuan Khusus

• Teridentifikasinya jurnal terkait penerangan/pencahayaan di ruang


penyimpanan rekam medis
• Teridentifikasinya jurnal terkait pengaturan suhu ruangan di
ruangan penyimpanan rekam medis
• Teridentifikasinya jurnal terkait faktor yang mempengaruhi
ergonomi ruang penyimpanan
Penerangan/Pencahayaan Di Ruang
Penyimpanan Rekam Medis

Hasil review dari 5 jurnal penelitian sebelumnya


dapat diketahui bahwa Intensitas cahaya di ruang Dari 5 jurnal yang telah di review dapat diketahui
penyimpanan rekam medis yang sesuai dengan standar bahwa pencahayaan di ruang penyimpanan ditemukan masih
hanya 3 jurnal penelitian yaitu pada penelitian Doni Jepisah ada yang kurang dan tidak sesuai standar, hanya tiga jurnal
(2020) dengan 100 lux, penelitian Riska Wati Iskandar Putri yang sudah sesuai standar.
(2020) dengan 142,2 lux dan penelitian Parmen Silalahi Hal ini tidak sesuai dengan dengan KEPMENKES
(2016) dengan 100 lux. Adapun 2 jurnal penelitian lainnya No. 1405 tahun 2002 tentang pencahayaan di lingkungan
dibawah 100 lux dengan nilai terendah pada penelitian ruangan kerja yang sehat dan nyaman dan intensitas cahaya di
Widya Nurbaeti, Jaenudin, Iin Indra Nuraeni (2019) dengan dalam ruang kerja adalah minimal 100 lux.
22,8 lux.
Penerangan/Pencahayaan Di Ruang
Penyimpanan Rekam Medis
Ihwal (2014) juga menyebutkan bahwa Cahaya atau penerangan
sangat besar manfaatnya bagi pegawai guna mendapat keselamatan
dan kelancaran kerja, oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya
penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan.

Menurut peneliti dari literature yang telah di review, apabila


dibandingkan dengan teori diatas dimana pada ke 5 jurnal penelitian
sebelumnya masih ditemukan yang tidak sesuai dengan standar
padahal diketahui bahwa pencahayaan sangat berpengaruh pada
kerja dan kenyamanan petugas. Maka seharusnya perlu evaluasi
terkait ruang rekam medis khusunya pada pencahayaan.
Pengaturan Suhu Ruangan di Ruang
Penyimpanan Rekam Medis

Hasil review dari 5 jurnal penelitian sebelumnya dapat diketahui bahwa


pengaturan suhu di ruang penyimpanan rekam medis yang sesuai dengan standar
hanya 4 jurnal penelitian yaitu pada penelitian Doni Jepisah (2020) dengan 22-
26°C, penelitian Riska Wati Iskandar Putri (2020) dengan 25-27°C, penelitian
Mochammad Arief Darmawan, Mochammad Choirur Roziqin, Feby Erawantini
(2020) dengan 18-20°C dan penelitian Parmen Silalahi (2016) dengan 18-24°C.
Adapun 1 jurnal penelitian lainnya adalah penelitian Widya Nurbaeti, Jaenudin,
Iin Indra Nuraeni (2019) dengan suhu 28-29,4°C.
Pengaturan Suhu Ruangan di Ruang
Penyimpanan Rekam Medis
Pada pengaturan suhu dapat diketahui dari ke 5 penelitian
sebelumnya masih ada yang tidak sesuai dengan standar,
Dari ke 5 penelitian sebelumnya rata-rata suhu didapatkan
berkisar 18°C-29,4°C.

Hal ini tidak sesuai dengan teori Rustiyanto dan


Warih Ambar (2011) dalam Windari (2018) yang
menyebutkan bahwa suhu ideal di ruang filling
adalah 18-28°C dan kelembaban ideal adalah 40%-
60%.
Pengaturan Suhu Ruangan di Ruang
Penyimpanan Rekam Medis

Sunaryo (2014) dalam Sari (2019) juga menyatakan bahwa terlalu dingin suhu akan berdampak pada
produktifitas pekerja sedangkan terlampau panas dapat mengakibatkan kelelahan dalam bekerja akan
membuat banyak kesalahan dan standar suhu nyaman untuk bekerja berkisar 24-26°C.

Menurut peneliti dari literature yang telah di review, ini tidak sesuai dengan teori diatas dimana pada ke 5 jurnal
penelitian sebelumnya masih ditemukan yang tidak sesuai dengan standar dimana suhu bukan hanya berpengaruh
pada kerja petugas saja namun juga berpengaruh pada kelembaban rekam medis.sehingga seharusnya perlu adanya
kesesuaian suhu ruang pada ruang penyimpanan rekam medis guna untuk petugas dan rekam medisnya sendiri.
Faktor yang Mempengaruhi Ergonomi
Ruang Penyimpanan
Hasil review dari 5 jurnal penelitian sebelumnya dapat diketahui
bahwa faktor yang mempengaruhi ergonomi ruang penyimpanan
diantaranya adalah letak dan luas ruangan yang sempit, fasilitas fisik
yang belum lengkap, pencahayaan yang kurang, rak yang tinggi, rekam
medis yang berada diluar rak yang belum disusun yang menyulitkan dan
menghambat petugas dalam pencarian rekam medis.
Dari 5 jurnal penelitian yang telah di review dapat diketahui faktor
yang mempengaruhi ergonomi ruang penyimpanan pada setiap penelitian
berbeda-beda. Diantaranya adalah letak dan luas ruangan yang sempit,
fasilitas fisik yang belum lengkap, pencahayaan yang kurang, rak yang
tinggi, rekam medis yang berada diluar rak yang belum disusun yang
menyulitkan dan menghambat petugas dalam pencarian rekam medis.
Faktor yang Mempengaruhi Ergonomi
Ruang Penyimpanan
Hal ini sejalan dengan PMK No. 7 tahun 1964 menyatakan bahwa
penerangan yang cukup diatur secara baik dapat mempengaruhi
lingkungan kerja yang nyaman dan dapat meningkatkan produktivitas
petugas.
Menurut peneliti dari literature yang telah di review, masih
ditemukan pada setiap jurnal penelitian sebelumnya faktor yang
mempengaruhi ergonomi pada ruang penyimpanan. Dimana faktor-
faktor tersebut menjadi penghambat kerja petugas. Dan akan
mempengaruhi kenyamanan petugas dalam bekerja.
Kesimpulan Saran
Aspek ergonomi pencahayaan dari ke 5 Sebaiknya lebih diperhatikan lagi aspek
penelitian sebelumnya yang telah di ergonomi khususnya suhu dan
review masih terdapat penelitian yang pencahayaan agar meningkatkan
tidak sesuai dengan standar, dimana produktivitas kerja petugas dan tidak
pencahayaan dibawah 100 lux. menjadi penghambat dalam bekerja.
Pada pengaturan suhu dapat diketahui dari
ke 5 penelitian sebelumnya masih ada
yang tidak sesuai dengan standar, Dari ke
5 penelitian sebelumnya rata-rata suhu
didapatkan berkisar 18°C-29,4°C.
Faktor yang mempengaruhi ergonomi
ruang penyimpanan pada setiap penelitian
berbeda-beda. Diantaranya adalah letak
dan luas ruangan yang sempit, fasilitas
fisik yang belum lengkap, pencahayaan
yang kurang, rak yang tinggi, rekam medis
yang berada diluar rak yang belum
disusun yang menyulitkan dan
menghambat petugas dalam pencarian
rekam medis.
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai