1, Februari 2013
ABSTRAK
Lingkungan kerja merupakan tempat bekerja seseorang dalam
melaksanakan segala aktivitasnya. Sebagai perekam medis, maka diperlukan
ruang kerja rekam medis yang mencakup aspek ergonomi agar menimbulkan
kenyamanan, kesehatan dan keselamatan kerja sehingga proses bekerja menjadi
efesien dan efektif. . Ergonomi sangat penting diterapkan di tempat kerja untuk
menghindari kelelahan atau kecelakaan kerja. Tempat kerja yang kurang nyaman
bisa berakibat pada kelelahan kerja, seperti mudah mengantuk, lesu atau
mengalami penurunan koordinasi gerakan otot dengan otak pada saat bekerja.
Selain itu tata ruang yang tidak ergonomis juga mempengaruhi pada motivasi
kerja, contohnya petugas cenderung mudah lupa, sensitif, konsentrasi berkurang,
dan lain sebagainya. Hal ini bisa berpengaruh pada kinerja petugas rekam medis
dalam menjalankan tugas pokok fungsi (tupoksi) pada setiap bagian. Oleh karena
itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan tata ruang kerja rekam
medis yang ergonomis di rumah sakit Umi Barokah Boyolali. Jenis penelitian
yang digunakan adalah penelitian analitik melalui pendekatan cross sectional.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon dengan bantuan
komputer program SPSS for Windows versi 20.0. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa secara statistik tidak ada hubungan yang signifikan antara tata ruang kerja
rekam medis dengan kelelahan kerja petugas rekam medis (p<0,05). Selanjutnya
tidak ada hubungan yang signifikan antara tata ruang kerja rekam medis dengan
motivasi kerja petugas rekam medis (p<0,05). Hal ini disebabkan adanya faktor
lain yang tidak diteliti oleh peneliti.
Kata kunci: tata ruang, kelelahan kerja, motivasi kerja
PENDAHULUAN
Rumah sakit merupakan sarana pelayanan kesehatan yang wajib
menyelenggarakan rekam medis. Rekam medis adalah berkas yang berisi catatan
dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan
pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien (Sjamsuhidajat, 2006).
Berdasarkan tugas dan fungsi rekam medis, maka kelengkapan data rekam medis
sangat bergantung pada kinerja petugas rekam medis. Oleh karena itu diperlukan
tenaga rekam medis profesional yang mampu menangkap, merekam, dan
mengolah data pasien serta memiliki kinerja yang tinggi. Sedangkan kinerja itu
sendiri dipengaruhi lingkungan kerja, kondisi fisik pekerja, dan motivasi kerja.
56
57
58
59
pertimbangan sebagai berikut: (1) arsip sifatnya rahasia, (2) mengurangi lalu lintas
(keluar masuk para pegawai lainnya), (3) menghindari pegawai lain memasuki
ruang arsip sehingga pencurian arsip khususnya yang bernilai dapat dihindari.
Oleh karena itu sebaiknya pemnempatan ruang filing supaya disendirikan
dan terpisah dari ruang pendaftaran demi menjaga kerahasiaan dokumen rekam
medis. Selain itu sebaiknya ruang filing harus tertutup rapatdengan satu pintu
sebagai akses keluar masuk petugas dan diberi Air Cinditioner (AC) untuk
mengurangi resiko debu yang menempel pada dokumen.
Analisis Univariat
Karakteristik Responden
Karakteristik petugas rekam medis di rumah sakit Umi Barokah
seluruhnya adalah perempuan. Sedangkan berdasarkan kelompok umur, tinggi
badan, berat badan dan masa kerja maka secara rinci dapat dilihat pada tabel
sebagai berikut:
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden
Berdasarkan Kelompok Umur
No
Kelompok Umur
Jumlah (Orang)
Prosentase (%)
1
21-30 tahun
3
50,0
2
31-40 tahun
2
33,3
3
> 40 tahun
1
16,7
Jumlah
6
100
No
1
2
3
4
5
No
1
2
3
4
60
No
1
2
3
4
5
6
Kelelahan Fisik
Tabel 5. Distribusi Responden Berdasarkan Kelelahan Fisik
Kelelahan Fisik
Sering
Kadang-kadang
Jumlah
Jumlah (Orang)
1
5
6
Prosentase (%)
16,7
83,3
100
Motivasi Kerja
Tabel 6. Distribusi Responden Berdasarkan Motivasi Kerja
Kelelahan Fisik
Tinggi
Sedang
Rendah
Jumlah
Jumlah (Orang)
5
1
0
6
Prosentase (%)
83,3
16,7
0
100
Analisis Bivariat
Hubungan antara Tata Ruang Kerja Dengan Kelelahan Kerja
Berdasarkan hasil analisis uji wilcoxon diperoleh nilai signifikan sebesar
0,026 yang berarti bahwa pada penelitian ini di RS Umi Barokah Boyolali tidak
ada hubungan yang berarti antara tata ruang kerja rekam medis dengan kelelahan
fisik. Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian Sundari (2010), yang
menerangkan bahwa ruang kerja yang tidak memenuhi prinsip-prinsip ergonomi
maka akan menimbulkan kelelahan pada fisik pekerja.
Terjadinya perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian Sundari
(2010) disebabkan karena adanya kemungkinan faktor lain yang tidak diteliti oleh
peneliti. Seperti yang telah disampaiakn oleh Fitrihana (2008) bahwa penyebab
kelelahan kerja dipengaruhi oleh 3 hal, yaitu: (a) Penyebab medis : flu, anemia,
gangguan tidur, hypothyroidism, hepatitis, TBC, dan penyakit kronis lainnya, (2)
penyebab yang berkaitan dengan gaya hidup : kurang tidur, terlalu banyak tidur,
alkohol dan miras, diet yang buruk, kurangnya olahraga, gizi, daya tahan tubuh,
circadian rhythm, (3) penyebab yang berkaitan dengan tempat kerja : kerja shift,
pelatihan tempat kerja yang buruk, stress di tempat kerja, pengangguran,
61
62
Mashud. 2008. Komputer, Ergonomi, dan Kesehatan Kerja. Official Web Site
MGMP TIK SMA DKI Jakarta. Diunduh 5 Oktober 2012. http://tik-smadki.org/webtik/cetak.php?id=6
Nurmianto, E. (2008). Ergonomi Konsep Dasar dan Aplikasinya. Jakarta: Penerbit
Guna Widya. Peraturan Menteri Kesehatan. 1989. Tentang Rekam Medis.
No749a. Jakarta
Prabu, Anwar. 2005. Pengaruh Motivasi terhadap kepusaan kerja pegawai
BKKBN MUARA ENIN. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya Vol. 3
No. 6. Desember 2005.
Sayuti, J. Penataan Ruang Kantor Untuk Memperlancar Aktifitas Kerja
Karyawan. Jurnal ILMIAH Volume IV No.1, 2011.
Sjamsuhidajat. 2006. Manual Rekam Medis. Jakarta: Konsil Kedokteran
Indonesia.
Sundari, KN. Tinjauan Ergonomi terhadap Meja dan Kursi Kerja pada Operator
Komputer di UPT PSTKP Bali. Metris. Vol. 11 No. 1, Maret 2010.
63