Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

“Konsep Kebutuhan Dasar Manusia Berupa Oksigenasi”

Disusun oleh:
Kelompok 8

Rosalina Kirin 2310913720001

Ruth Sapira Lagu 2310913720002

Muhammad Rizky Ridha Anshari 2310913110010

Roly Alisa 2310913120009

Sabina Amelia Putri 2310913220006

Abdul Aziz Rosyiansyah 2310913210020

Muhammad Rizki Permana 2310913210025

Fiona Betiny Evangelisty 2310913220005


Karin Nur Aini 2310913220023

PROGRAM STUDI
ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2023
ABSTRAK

Menurut Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO,


2014), asma menjadi penyebab kematian terbesar ke-13 di Indonesia.
Pada kasus asma pemberian oksigenasi dibutuhkan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigenasi pada pasien dengan gangguan oksigenasi.

Tujuan dari literatur review ini yaitu mengidentifikasi intervensi


keperawatan gangguan oksigenasi pada pasien asma berdasarkan studi
empiris dalam 5 tahun terakhir. Hasil literatur review dari 5 artikel
terpilih dan dikategorikan sesuai dengan karakteristik 5 artikel tentang
pemberian HFNC, pemberian nafas dalam dan posisi, pemberian latihan
kekuatan otot inspirasi, pemberian posisi semi fowler serta pemberian
oksigen dengan posisi Semi Fowler dan Fowler.

Berdasarkan hasil analisa dari 5 jurnal keperawatan dapat


diketahui bahwa pemberian intervensi oksigenasi pada pasien asma yang
digunakan pada penelitian ini yaitu pemberian high flow nasal cannule,
latihan kekuatan otot inpirasi, teknik nafas dalam, dan pemberian oksigen
menggunakan posisi semi fowler dan fowler. Pemberian intervensi
keperawatan oksigenasi dari 5 jurnal yang sudah direview dinilai efektif
dalam mengatasi masalah gangguan oksigenasi.

Kata Kunci: asma, oksigenasi, pemberian oksigenasi


BAB I
METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian dengan menggunakan metode

studi kepustakaan atau literatur review. Literatur review merupakan ikhtisar

komprehensif tentang penelitian yang sudah dilakukan mengenai topik

yang spesifik untuk menunjukkan kepada pembaca apa yang sudah

diketahui tentang topik tersebut dan apa yang belum diketahui, untuk

mencari rasional dari penelitian yang sudah dilakukan atau untuk ide

penelitian selanjutnya (Denney & Tewksbury, 2013). Studi literatur bisa

didapat dari berbagai sumber baik jurnal, buku, dokumentasi, internet dan

pustaka. Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan

dengan metode pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat, serta

mengelolah bahan penulisan (Zed, 2008 dalam Nursalam, 2016). Jenis

penulisan yang digunakan adalah studi literatur review yang berfokus pada

hasil penulisan yang berkaitan dengan topik atau variabel penulisan.

Penulis melakukan studi literatur ini setelah menentukan topik

penulisan dan ditetapkannya rumusan masalah, sebelum terjun ke lapangan

untuk mengumpulkan data yang diperlukan (Darmadi, 2011 dalam

Nursalam, 2016).
1.1 Kekurangan Dan Kelebihan Jurnal
Jurnal 1 : Jurnal Media Keperawatan : Politeknik Kesehatan
Makassar Vol.10 No.01 2019
Penulis menggunakan jenis penelitian deskriptif dalam bentuk
studi kasus yang merupakan penelitian untuk mengumpukan dan
menggambarkan informasi mengenai status subyek penelitian kemudian
menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan kasus yang
diangkat selanjutnya dituangkan dalam bentuk asuhan keperawatan.
Dengan jenis penelitian ini jurnal dapat menganalisis keadaan dalam
kondisi apa adanya yang membuat kasus penelitian lebih beragam.
Namun , tetap ada kekurangannya seperti riset ini bersifat kontekstual dan
observasional, sehingga sulit untuk diverifikasi dan juga riset ini tidak ada
footnote yang membuat banyak istilah-istilah asing susah dipahami.
Jurnal 2 : Penerapan Pemberian Terapi Oksigen Pada Klien
Asma Dengan Gangguan Pertukaran Gas

Jurnal ini menggunakan penelitian naratif studi literatur yang


menggambarkan penerapan pemberian terapi oksigen pada klien asma
dengan gangguan pertukaran gas. Kelebihan dari jurnal ini adalah
penyajian yang menarik dan mudah dipahami dengan tabel-tabel yang
membuatnya lebih menarik. Tetapi jurnal ini memiliki beberapa
kelemahan seperti penjelasan tidak dilakukan secara mendalam sehingga
hasil penilitian hanya menjelaskan secara umum.

Jurnal 3 : Efektivitas Pemberian Oksigen Posisi Semi Fowler


Dan Fowler Terhadap Perubahan Saturasi Pada
Pasien Asma Bronkial Persisten Ringan
Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan jenis penelitian yang
digunakan eksperimental dan rancangan penelitan Quasy Experiment yaitu
jenis penelitan yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan sebab
akibat dengan cara melibatkan kelompok kontrol di samping kelompok
eksperimental yang membuat jurnal ini dapat dengan mudah dibuktikan dan
juga melibatkan dua kelompok membuat jurnal ini dapat menghasilkan data
yang beragam dalam penelitian.Tetapi kekurangan dari metode ini adalah
dalam penyajian nya jurnal agak susah dibaca yang membuat memahami isi
dari jurnal lebih susah untuk dipahami.
Jurnal 4 : Pengaruh Ballon Blowing Terhadap Status Oksigenasi Pada
Anak Dengan Asma Bronkial

Jurnal ini menggunakan metode penelitian yang digunakan adalah studi


kasus. Studi kasus adalah salah satu pendekatan kualitatif yang mempelajari
fenomena khusus yang terjadi saat ini dalam suatu sistem yang terbatas
(bounded-system) oleh waktu dan tempat meski batas- batas antara fenomena
dalam system tersebut tidak sepenuhnya jelas. Batas-batas ini membuat jurnal
memiliki kelemahan seperti data tidak reliable dalam kasus dikarenakan tidak
bisa di generalisasi ke populasi yang banyak karena jumlah data yang terbatas,
tetapi jurnal ini juga memiliki kelebihan seperti kasus yang diguanakan
menggunakan konteks yang nyata sehingga pengaplikasian jurnal dan relevansi
yang tinggi di dunia nyata.

Jurnal 5 : Pengaruh Pemberian Terapi Inhalasi Dan Oksigenasi


Terhadap Kepatenan Jalan Nafas Pada PasienAsma
Bronkial Di Ruang Rawat Inap RSU Sundari

Jurnal ini menggunakan metode penelitian eksperimen semu (quasi


eksperiment) dengan rancangan pre-post test design dengan control group yang
akan mengungkap hubungan sebab akibat terapi pemberian inhalasi dan
oksigenasi dan kepatenan jalan nafas pada pasien asma bronkial. Dengan
metode penelitian ini data-data yang didapat kan sangatlah rinci yang membuat
jurnal mudah dipercaya karena data-data yang ditampilkan bersifat objektif.
Kekurangan dari jurnal ini adalah tidak ada sarang untuk siapapun di alam jurnal
sehingga kita tidak dapat mengetahui apa yang perlu ditingkatkan.
1.2 Analisis Penggunaan Jurnal Sebagai Dasar Dalam Intervensi
Keperawatan/Asuhan Keperawatan
Pada jurnal ini, penulis membahas mengenai korelasi yang didapatkan
antara konsep dasar teori maupun penelitian terdahulu dengan laporan kasus
asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien asma
bronchial yang dirawat di RSUD Haji Makassar.

1. Pengkajian keperawatan dilakukan secara komprehensif dengan


metode wawancara atau dengan pengamatan secara langsung
dengan mengikuti perkembangan pasien. Dari pengkajan
didapatkan hasil bahwa pasien I, II dan III sama-sama menderita
penyakit asma bronkhal dengan gejala yang sama pada pasien I
dan II yaitu sesak napas disertai nyeri dada dan batuk bercahak
disertai pilek, ronchi sedangkan pasien III hanya dengan keluhan
sesak napas disertai nyeri dada dan terdengar wheezing. Hal ini
didukung dengan manifestasi klinis asma bronkhial menurut
Facila (2013). Di tinjau dan teori dan penelitian sebelumnya,
menurut Tika Achriani (2018) mengatakan bahwa gejala asma
bronkhal yang sering timbul yaitu sesak napas disertai nyeri
dada.
2. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan pengkajian yang telah
diakukan, peneliti menegakkan sebuah diagnosa keperawatan
untuk pasien I, II, III yaitu: pola napas tidak efektil (Standar
Diagnosis Keperawatan Indonesia, 2016).

3. Intervensi Keperawatan atau Perencanaan keperawatan


merupakan segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai
tujuan (outcome) yang diharapkan (PPNI, 2018). Dalam teori
Harmoko & Sujono Riyaci (2012) salah satu pemeriksaan fisik
yang dilakukan yaitu pemeriksaan tanda-tanda vital yang terdiri
mengukur tekanan darah, mengukur suhu, menghitung denyut
nadi dan menghitung pemapasan. Kedua memonitor frekuensi,
kedalaman napas dan bunyi napas tambahan pasien. Pada teori
Tarwoto Wartonan (2015) bahwa dalam pemeriksaan pemapasan yang
perlu diperhatikan yaitu frekuensi napas, keda laman napas dan bunyi
napas tambahan karena untuk mengetahui adanya gangguan pola napas.
Pada teori PPNI (2018) dalam buku Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia bahwa dalam intervensi manajemen asma perlu dilakukan
tindakan terapeutik yaitu memberikan posisi semi fowler. Pada teori
PPNI (2018) dalam buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
bahwa dalam intervensi manajemen asma perlu dilakukan Tindakan
terapeutik yaitu memberikan oksigen sesual kebutuhan pasien untuk
mempertahankan SpO2>90%. Pada teori PPNI (2018) dalam buku
Standar Intervensi Keperawatan Indonesia bahwa memberikan terapi
nebuizer untuk mencairkan secret dan memperlebar jalan napas. Pada
teori PPNI (2018) dalam buku Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia bahwa berkolaborasi pemberin obat pada pasien untuk
mempermudah atau mempercepat proses pengobatan. Pada teori PPNI
(2018) dalam buku Standar Intervensi Keperawatan Indonesia bahwa
mengajarkan mengidentifikasi can menghindari pemicu pada pasien
untuk mencegah terjadinya kekambuhan asma bronkhial.
4. Implementasi Keperawatan Menurut Persatuan Perawat Nasional
Indonesia (PPNI) tahun 2018 bahwa pelaksanaan atau tindakan
keperawatan yang dikenal dengan Implementasi keperawatan
merupakan suatu perlaku atau aktivitas spesifik yang dilakukan
oleh perawat dalam mengimplementasikan intervensi
keperawatan. Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai
dengan rencana yang telah disusun pada katiga subjek yaitu
memonitor tanda-tanda vital pasien, Memonitor frekuensi,
kedalaman napas dan bunyi napas tambahan, Memberikan
oksigen pada pasien subjek I, II dan III, hasilnya subjek
pemberian oksigen pada pasien sudah diberhentikan melalui cara
mengajarkan mengidentifikasi dan menghindari pemicu paca
pasien subjek I, II dan III, hasilnya. subjek I diberikan hearth
education dengan perawat, pasien mampu mengidentifikasi
pemicu penyakit asmanya mucul yaitu debu dan asap, pasien juga
akan berusaha menghindari pemicu penyakitnya, subjek II
diberikan health education dengan perawat, pasien mampu
mengidentifikasi pemicu penyakit. asmanya mucul yatu debu dan
pasien juga akan berusaha menghindari pemicu penyakitnya,
Subjek I diberikan health education dengan perawat, pasien mampu
mengidentifikasi pemicu penyakit asmanya mucul yatu debu dan pasien
juga akan berusaha menghindari pemicu penyakitnya.
5. Evaluasi Keperawatan merupakan suatu tahapan akhir dalam
proses keperawatan untuk dapat menentukan. keberhasilan dalam
asuhan keperawatan. Evaluasi adalah suatu perbandingan status
kesehatan pasien antara sebelum melakukan asuhan keperawatan
dengan setelah melakukan asuhan keperawatan yang dapat
dilihat dari has implementasi keperawatan, sejauh mana tujuan
tercapai dan umpan balik dari tindakan yang diberikan (Tarwoto,
Wartonah, 2015). Dalam tahap evaluasi, penulis menggunakan
metode SOAP Evaluasi tindakan keperawatan yang dilakukan
selama tiga hari sudah dilakukan secara komprehensif dengan
rencana asuhan keperawatan serta telah berkolaborasi dengan tim
kesehatan lainnya. Data yang didapatkan dari hasil evaluasi
keadaan pasen berdasarkan kriteria hasil yang ingin dicapai.
DAFTAR PUSTAKA

Saini, S. (2019). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi


Pada Pasien Asma Bronkhial Di Rsud. Haji Makassar. Media
Keperawatan: Politeknik Kesehatan Makassar, 10(1), 44.
https://doi.org/10.32382/jmk.v10i1.1031

Mitra, A. (2018). Gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Asma


Bronchial Dalam Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Di Ruang Laika
Waraka Rsud Bahteramas Kendari. 1–104.

Sujono Riyadi, H. H. (2012). Standard operting procedur dalam praktik


klinik keperawatan dasar. Pustaka Pelajar.

Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018.


Kementrian Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699.

Teasdale, S. G. (2015). Penilaian Kesadaran menurut Skala Glasgow.


Institute Ilmu Saraf NHS Greater Glasgow Dan Clyde, 268093(c),
268093.

PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan


Tindakan Keperawatan. Tim Pokja SIKI DPP PPNI.

Somantri, I. (2009). Asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan


sistem pernapasan (2nd ed.). Salemba Medika.

Tarwoto, & Wartonah. (2015). Kebutuhan dasar manusia dan proses


keperawatan (P. P. Lestari (ed.)). Salemba Medika.

Yusuf, H. A., Saini, S., & Awaluddin, S. W. (2019). Asuhan Keperawatan


Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada Pasien Asma Bronkhial Di
Rsud. Haji Makassar. Jurnal Media Keperawatan: Politeknik
Kesehatan Makassar, 10.

Widodo, W. W. (2012). Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan


Oksigenasi Pada Tn. A Dengan Asma Bronkhial Di Ruang Mawar I
Rsud Karang Anyar. December, 90–93.

Anda mungkin juga menyukai