Anda di halaman 1dari 10

UJI KOMPETENSI

FR.IA.04. PENJELASAN SINGKAT PROYEK TERKAIT /


KEGIATAN TERSTRUKTUR LAINNYA

Skema Sertifikasi : Ahli Muda Bidang Keahlian Teknik Jalan


Jenjang :7
Nama Asesi : RAFQI NUZULLA
NIK Asesi : 1371092402950001
FOTO ASESI Tgl. Asesmen : 9 Desember 2022
TUK : P3SM Pusat
Nama Asesor :-
PENDAHULUAN
Menurut UU No 38 tahun 2004 tentang jalan, jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu-lintas. Ruas Jalan akan terhubung satu
dan lainnya membentuk system jaringan.
Klasifikasi Jalan Sistem Jaringan Jalan Umum Kelas Jalan
• Jalan Arteri • Jaringan Primer • Jalan Nasional • Jalan Kelas I
• Jalan Kolektor • Jaringan Sekunder • Jalan Propinsi • Jalan Kelas II
• Jalan Local • Jalan Kabupaten • Jalan Kelas III
• Jalan Lingkungan • Jalan Kota • Jalan Kelas
• Jalan Desa Khusus
Persiapan Pengumpulan dan Pengolahan
Data (Survey Lapangan)
Pengenalan Lokasi
Survai Topografi
Mobilisasi Personil
Survai Geoteknik
Review Peraturan Perencanaan
Standar Desain, dan Metoda Survai beban kendaraan
Survai material dan cost
Survai perkerasan eksisting

Pengumpulan Data Sekunder Tahapan Desain


Data Lalu Lintas Perencanaan Geometrik
Data Asal Tujuan Perjalanan Perencanaan Perkerasan
Data Kondisi Geografis Perencanaan Struktur Jembatan

Data Hidrologi Perencanaan Drainase


Bangunan Pelengkap
Data Harga Satuan Biaya
PEKERJAAN TANAH
GALIAN
diperlukan untuk pembuatan saluran air dan selokan, untuk formasi galian atau pondasi pipa, gorong-gorong,
pembuangan atau struktur lainnya, untuk pembuangan bahan yang tak terpakai dan tanah humus, untuk
pekerjaan stabilisasi lereng dan pembuangan bahan longsoran, untuk galian bahan konstruksi dan pembuangan
sisa bahan galian, untuk pengupasan dan pembuangan bahan perkerasan beraspal pada perkerasan lama, dan
umumnya untuk pembentukan profil dan penampang yang sesuai dengan Spesifikasi ini dan memenuhi garis,
ketinggian dan penampang melintang yang ditunjukkan dalam Gambar.

TIMBUNAN
mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang disetujui
untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali galian pipa atau struktur dan untuk timbunan umum
yang diperlukan untuk membentuk dimensi timbunan sesuai dengan garis, kelandaian, dan elevasi penampang
melintang yang disyaratkan atau disetujui.
PEKERJAAN TANAH
TIMBUNAN BIASA PENGHAMPARAN DAN PEMADATAN
• Tidak berplastisitas tinggi, A-7-6 (AASHTO M145) atau • Bila tinggi timbunan ≤ 1 meter, dasar pondasi timbunan
CH (Unified Soil Classif. System), kecuali utk pada dasar harus dipadatkan sampai 15 cm bagian permukaan atas
timbunan atau pada penimbunan kembali tanpa dasar pondasi memenuhi persyaratan timbunan di atasnya.
diperlukan daya dukung atau kekuatan geser yg tinggi.
• Rata rata diperlukan 4-6 Pass dengan kecepatan 20 km/jam.
• Utk lapis tanah dasar (subgrade), 30 cm di bawah
permukaan), ada syarat tambahan: CBR ≥ 6 % (AASHTO • Penghamparan harus dilakukan berlapis setebal 20 cm
T193), dan kepadatan 100 % (AASHTO T99). gembur, dan dipadatkan pada kadar air antara 3 % di bawah
sampai 1 % di atas kadar air optimum / OMC.
• Lapisan tanah pada kedalaman > 30 cm di bawah
TIMBUNAN PILIHAN permukaan tanah dasar harus dipadatkan sampai 95 %
• Berlaku persyaratan utk Timbunan Biasa, dengan (AASHTO T99).
tambahan persyaratan. • Lapisan tanah pada kedalaman ≤ 30 cm di bawah
• CBR ≥ 10 %, Kepadatan 100 % permukaan tanah dasar harus dipadatkan sampai 100 %
(AASHTO T99).
• Bila pemadatan dalam keadaan jenuh air tidak dapat
dihindari, PI (Plasticity Index) ≤ 6 %.
PERKERASAN BERBUTIR
Adalah sebagian perkerasan yang terletak diantara badan jalan dan lapis PENGHAMPARAN DAN
permukaan. PEMADATAN
Terbuat dari material agregat bergradasi baik dan punya sifat – sifat Penghamparan campuran harus merata,
sesuai spec kadar air harus merata dalam rentang
Sebagai penyumbang kekuatan terbesar dalam memikul beban lalu lintas, yang disyaratkan. Tebal padat
lapis pondasi agregat harus benar – benar kokoh dan memiliki stabilitas maksimum 20 cm.
tinggi
Pemadatan dilakukan dengan alat yang
Terdapat tiga kelas yang berbeda dari Lapis Pondasi Agregat, yaitu Kelas cocok (bila dengan pemadat roda besi
A, Kelas B dan Kelas S. mengakibatkan agregat pecah, dapat
Pada umumnya Lapis Pondasi Agregat Kelas A adalah mutu Lapis digunakan roda karet) sampai paling
Pondasi Atas untuk lapisan di bawah lapisan beraspal sedikit 100 % kepadatan maksimum
(AASHTO T108 method D); dan pada
dan Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah untuk Lapis Pondasi Bawah kadar air 3 % di bawah sampai 1 % di
Lapis Pondasi Agregat Kelas S akan digunakan untuk bahu jalan tanpa atas kadar air optimum.
penutup aspal berdasarkan ketentuan tambahan dalam Seksi 4.2 (Bahu
Jalan)
PERKERASAN ASPAL
LAPIS RESAP PENGIKAT DAN LAPIS PEREKAT
Mencakup penyediaan dan penghamparan bahan aspal pada permukaan yang telah disiapkan sebelumnya untuk
pemasangan lapisan beraspal berikutnya. Lapis Resap Pengikat harus dihampar di atas permukaan pondasi tanpa
bahan pengikat Lapis Fondasi Agregat, sedangkan Lapis Perekat harus dihampar di atas permukaan berbahan
pengikat.

CAMPURAN BERASPAL PANAS LASTON (AC)


LATASIR (SAND SHEET) Kelas A dan Kelas B Terdiri dari tiga macam campuran, yaitu Laston
Lapis Aus (AC-WC), Laston Lapis Pengisi (AC-
Ditujukan untuk jalan dengan lalu lintas ringan. BC) dan Laston Lapis Pondasi (AC-Base).
Pemilihan Kelas A atau Kelas B tergantung dari Ukuran maks agregat masing-masing campuran 19
gradasi pasir yg digunakan. mm; 23,4 mm; dan 37,5 mm.
LATASTON (HRS) Campuran AC yang menggunakan aspal modifikasi
masing-masing disebut AC-WC Modified, AC-BC
Terdiri dari dua macam, yaitu Lataston Lapis Pondasi Modified dan AC-Base Modified.
(HRS-Base) dan Lataston Lapis Permukaan (HRS-
Wearing Course). Ukuran maks agregat 19 mm.
PERKERASAN ASPAL
TEBAL NOMINAL RANCANGAN CAMPURAN ASPAL DAN TOLERANSI
TEBAL TOLERANSI
JENIS CAMPURAN SIMBOL NOMINAL TEBAL (mm)
MINIMUM (cm)

Latasir Kelas A SS-A 1,5


± 2,0
Latasir Kelas B SS-B 2,0

Lapis Aus HRS-WC 3,0


Lataston ± 3,0
Lapis Pondasi HRS-Base 3,5

Lapis Aus AC-WC 4,0 ± 3,0

Laston Lapis Antara AC-BC 5,0 ± 4,0

Lapis Pondasi AC-Base 6,0 ± 5,0


PERKERASAN ASPAL
KETENTUAN SIFAT – SIFAT CAMPURAN LASTON
LASTON
SIFAT-SIFAT CAMPURAN
WC BC Base
Penyerapan Aspal, % Maks 1,2
Jumlah Tumbukan per Bidang - 75 112
Min 3,5
Rongga dalam Campuran, %
Maks 5,5
Rongga dalam Agregat (VMA), % Min 15 14 13
Rongga terisi Aspal, % Min 65 63 60
Min 800 1500
Stabilitas Marshall, kg
Maks - -
Pelelehan, mm Min 3 5
Marshall Quotient, kg/mm Min 250 300
Stabilitas Marshall Sisa setelah Perendaman Min 75
selama 24 jam, 60 oC
Rongga dalam Campuran pada Kepadatan Min 2,5
Membal (Refusal), %
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai