Anda di halaman 1dari 180

Pemeriksaan

Perkerasan Jalan

H. R. Anwar Yamin
SESSI-1 : JENIS DAN PEMERIKSAAN
KERUSAKAN
PERSAMAAN/PERBEDAAN ‘Mr’ & ‘Rd’
PERSAMAAN

KONDISI

UMUR 3
PERBEDAAN ‘MR’ & ‘Rd’

KONDISI
UMUR
KONDISI

UMUR 4
Penyebab kerusakan perkerasan?

MUTU BEBAN
BAHAN KENDARAAN

PEMELIHARAAN

AIR

SINAR MATAHARI
SEBAB SEBAB KERUSAKAN PERKERASAN KAKU
DILUAR MUTU KONSTRUKSI
Karena perubahan temperatur
Terjadi rongga bila beban
berat akan pecah

Melengkung keatas apabila temperatur permukaan lebih


tinggi dari bagian bawah (siang hari)

Melengkung kebawah apabila temperatur bawah lebih


tinggi dari temperatur permukaan (malam hari)

Terjadi rongga6 karena terjadi perbedaan penurunan tanah


TRANSFER BEBAN DIGUNAKAN DOWEL

PERRLU PEMELIHARAAN SILENT


YANG MEMPUNYAI BOUNDING
TINGGI
KERUSAKAN KONSTRUKSI BETON AKIBAT SIFAT TANAH

TANAH
MENGEMBANG

LAPIS BAWAH
KURANG PADAT

PARTIAL
SETTLEMENT
KERUSAKAN KONSTRUKSI BETON AKIBAT PROSES PUMPING

KALAU TIDAK ADA DRAINASE


TANAH AKAN MENJADI LUMPUR
DAN MAKIN BESAR
PROSES KERUSAKAN BETON DISEKITAR JOINT

TANPA DIPELIHARA AKAN


GOMPAL
PADA DAERAH YANG SLAB B ETONNYA PATAH LEAN
CONCRETE TIDAK PECAH NAMUM TURUN ANTARA 0.5-
2,7 CM
KERUSAKAN PADA SEGMEN
JATIBARANG – PALIMANAN EKS AP-04

Akibat Vibrasi pada lapis permukaan yang


poros diatas lapis tanah lumpur butiran akan
turun dan lumpur akan naik mengakibat tanah TURUN 2,7
dibawah rigid turun, karena lean concrete CM
tidak terlalu kaku maka Lean Concrete turun
mengikuti turunnya lapisan tanah di
bawahnya mengakibatkan rongga antara lean
concrete dengan rigid , dan rigid akan patah
PERGERAKAN PLAT YANG
MENGAKIBATKAN PUMPING

Plat turun secara capat


menekan air , air akan
naik kepermukaan

Naiknya plat secara cepat


akan menghisap air
dibawahnya
TOL CIPURALANG KM 91
TOL CILEUNYI -
BANDUNG
PemeliharaanJalan

Tujuan :

1. Mempertahankan kondisi agar jalan tetap berfungsi;


Sepanjang waktu jalan dapat digunakan agar mencegah
penundaan transportasi dan mencegah terisolasinya masyarakat
setempat yang akan berdampak pada masalah ‘epoleksosbud’.
Masyarakat luas/ Pemerintah yang berkepentingan agar jalan dapat
terbuka sepanjang waktu.

2. Mengurangi tingkat kerusakan jalan;


Laju kerusakan dapat dikurangi sehingga jalan dapat melayani lalu
lintas sesuai dengan umur rencananya.
Pembina jalan berkepentingan agar umur pelayanan sesuai dengan
umur rencananya.
Tujuan :

3. Memperkecil biaya operasi kendaraan (BOK);


Peningkatan ketidakrataan
Dari 2.5 m/km ke 4.0 m/km  kenaikan BOK 15%
Dari 2.5 m/km ke 10.0 m/km  kenaikan BOK 50%
Jalan yang rusak akan menyebabkan ketidakrataan permukaan
yang tinggi dan akan memberikan konsekuensi keausan kendaraan
dan konsumsi bahan bakar semakin tinggi.
Operator kendaraan penumpang/ barang dan pengguna kendaraan
berkepentingan agar BOK rendah.
KARAKTERISTIK PERKERASAN
UMUR BERTAMBAH, KONDISI MENURUN
BOK
KONDISI


KONDISI vs UMUR

BOK vs KONDISI

 UMUR
Setiap pengurangan US$1 terhadap biaya pemeliharaan jalan akan meningkatan BOK sebesar
US$2 sampai US$3 (Word Bank)
KECEPATAN PENURUNAN KONDISI?
17%
75% UMUR UMUR 8% UMUR

5
KONDISI

SANGAT BAIK

BAIK
4
40%
SEDANG 3

JELEK 2 40%
SANGAT 1
JELEK 20%

0 4 8 12
UMUR16
(tahun)

BILA PADA KONDISI “SEDANG” TDK DILAKUKAN PERKUATAN, MAKA 60% PENURUNAN KONDISI
AKAN TERJADI HANYA DLM MASA 25% UMUR 19
Bagian-bagian Jalan yg Harus Dipelihara
Penjelasan Pasal 33, 34 dan 39 PP 34 Th 2006 Tentang Jalan :

Bagian-bagian jalan dapat digambarkan sebagai berikut

= Ruang manfaat Jalan (Rumaja) = Ruang pengawas jalan (Ruwasja)


= Ruang milik jalan (Rumija) = Bangunan

a = Jalur lalu lintas d= ambang pengaman


b = bahu jalan x= b-a-b = badan jalan
c = saluran tepi

Sumber : Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang jalan


21
PEMELIHARAAN
BERDASARKAN FREKWENSINYA
 RUTIN
 PERIODIK
 PENINGKATAN (LAPIS TAMBAH)
 DARURAT/KHUSUS

JENIS PEMELIHARAAN
BERDASARKAN SIFATNYA
 PENCEGAHAN (PREVENTIVE)
 PENGEMBALIAN KONDISI (CORRECTIVE)
 PENINGKATAN, MISAL JALAN TANAH MENJADI
JALAN BERASPAL
Teknik Pemeliharaan
Jalan
Evaluasi Kinerja Perkerasan Jalan
Penentuan Modus Kerusakan Jalan
Melakukan Kegiatan Pemeliharaan Jalan
PEMELIHARAAN RUTIN , PEMELIHARAAN BERKALA DAN
REHABILITASI ? :
(Pasal 84 Ayat (3) PP 34 Th 2006 Tentang Jalan)

Pemeliharaan rutin
Pemeliharaan rutin jalan merupakan kegiatan merawat serta
memperbaiki
kerusakan-kerusakan yang terjadi pada ruas-ruas jalan dengan kondisi
pelayanan mantap.
Jalan dengan kondisi pelayanan mantap adalah ruas-ruas jalan
dengan umur rencana yang dapat diperhitungkan serta mengikuti
suatu standar tertentu.

24
Pemeliharaan berkala

Pemeliharaan berkala jalan merupakan kegiatan


penanganan terhadap
setiap kerusakan yang diperhitungkan dalam desain agar
penurunan kondisi jalan dapat dikembalikan pada kondisi
kemantapan sesuai dengan rencana.

Rehabilitasi
Rehabilitasi jalan merupakan kegiatan penanganan terhadap setiap
kerusakan yang tidak diperhitungkan dalam desain, yang berakibat
menurunnya kondisi kemantapan pada bagian/tempat tertentu dari
suatu ruas jalan dengan kondisi rusak ringan, agar penurunan kondisi
kemantapan tersebut dapat dikembalikan pada kondisi kemantapan
sesuai dengan rencana.
25
Kinerja Perkerasan Jalan

Persyaratan
Kondisi:
Fungsional
– Kerusakan dan Cacat permukaan
– Kerataan dan kekesatan permukaan
– Present Serviceability Index (PSI)

Kondisi Struktural
– Kekuatan dan daya dukung
perkerasan
– Structural Number (SN)
28

CARA/ALAT MENGUKUR
KONDISI/MUTU FUNGSIONAL
PARAMETER CARA/ALAT
 KERUSAKAN (m2 atau %) • SURVAI KONDISI (VISUAL, DIBANTU
DGN MISTAR, PASAK, METERAN)
• NAASRA-meter, atau
 KETIDAKRATAAN (m/km) • LASER PROFILOMETER, atau
• BUMP INTEGRATOR, atau
• MERLIN
• PENDULUM (45-65) atau
 KEKESATAN • Mu-meter (~ 0,33) , atau
• SAND PATCH (~0,65 mm)
Penilaian Kondisi Visual
(Survey Kondisi Permukaan Jalan)
Form Survey Kondisi Perkerasan Jalan
Lam piran B (norm atif)
Tabel B.1 Form ulir survai kondisi rinci jalan beraspal antar kota (SKJ-1)

PROPINSI RUAS JALAN TANGGAL

NAM A : KALIMANTAN TENGAH NAMA : JL. A. YANI 1 2 0 4 0 7

NOM OR : ARAH : MURJANI HARI BULAN TAHUN

KENDARAAN TIPE JALAN : UD/ D PETUGAS


TIPE : …………. …………… …………. JUMLAH LAJUR PERARAH : 4 ( EMPAT ) NAM A : BONGSU. S
NAM A M ODEL TAHUN LAJUR : LAJUR CEPAT ( L1 ) NIP : 110052735

NO. POL LEBAR PERKERASAN : 7.1 M


TITIK AWAL
KOTA PATOK PEM BACAAN ODOM ETER WAKTU JAM M ENIT LEM BAR …….. DARI …….
TITIK AKHIR

PERM U DEFORM ASI


ALUR RETAK TAM BALAN LUBANG AM BLES PELEPASAN BUTIR
STA/ SEGM EN KAAN PLASTIS
CATATAN
KM (m) Tampak Tekst ur Tipe OWT Tipe IWT Posisi Tipe Int en Jumlah Lebar Panjang Luas Posisi Tipe Jumlah Luas Posisi Jumlah Luas Posisi Jumlah Luas Posisi Jumlah Luas Posisi Tipe Jumlah Dalam Luas Posisi
Dari Ke ( mm) ( mm) sit as ( mm) ( m) ( m2) ( m2) ( m2) ( m2) ( m2) ( mm) ( m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37
1+400 0 1 N N D 2 D 1 L1/ L
2 N N D 2 D 3 L1/ L
3 N N D 2 D 4 L1/ L
4 N N D 2 D 2 L1/ L
5 N N D 2 D 3 L1/ L
6 N N D 2 D 4 L1/ L
7 N N D 2 D 4 L1/ L
8 N N D 1 D 4 L1/ L
9 N N D 2 D 1 L1/ L
1+500 10 N N D 2 D 1 L1/ L
1 N N D 3 D 3 L1/ L
2 N N D 3 D 2 L1/ L
3 N N D 2 D 1 L1/ L
4 N N D 2 D 1 L1/ L
5 N N D 2 D 2 L1/ L
6 N N D 1 D 2 L1/ L
7 N N D 2 D 2 L1/ L
8 N N D 1 D 1 L1/ L
9 N N D 2 D 3 L1/ L
10 N N D 2 D 2 L1/ L
1+600 1 N N D 1 D 3 L1/ L
2 N N D 2 D 1 L1/ L
3 N N D 1 D 2 L1/ L
4 N N D 2 D 2 L1/ L
5 N N D 1 D 2 L1/ L
6 N N D 1 D 2 L1/ L
7 N N D 2 D 1 L1/ L
8 N N D 1 D 1 L1/ L
9 N N D 1 D 1 L1/ L
10 N N D 1 D 2 L1/ L
SEGM EN : ALUR : RETAK : TAM BALAN : AM BLES : DEFORM ASI PLASTIS :
Dari 0 ke 10 dan set erusnya at au 6. Tipe 9. Tipe : 15. Tipe 22. Jumlah : 28. Tipe :
Dari 0 ke 100 - D (Depresi) - T (Ret ak melint ang/ Tranversal) - ST (St rukt ural) 23. Luas : (m2) - CR (Kerit ing/ Corrugat ion)
- P (Pergeseran at au Def ormasi plast is) - L (Ret ak memanjang/ longit udinal) - SF (Permukaan/ pelaburan) 24. Posisi : sepert i kolom 8 - PL (Sungkiur/ Pushing)
PERM UKAAN : 7. Dalam : (mm) - LT (Ret ak memanjang dan melint ang) 16. Jumlah : 29. Jumlah :
4. Tampak permukaan : 8. Posisi : - I (Ret ak t idak berat uran/ irregular) 17. Luas : (m2) PELEPASAN BUTIR : 30. Dalam : (mm)
- N (Normal/ Baik) - 1 (lajur lambat at au lajur t epi/ kiri) - C (Ret ak buaya/ Crocodile) 18. Posisi : sama sepert i kolom 8 25. Jumlah : 31. Luas : (m2)
- B (Kelebihan Aspal/ Bleeding) - 2 (lajur cepat at au lajur kedua t epi/ kiri) - B (Ret ak blok/ Block) 26. Luas : (m2) 32. Posisi : sepert i kolom 8
-H. (Kekurusan Aspal/ Hungry) - 3(lajur cepat at au lajur ket iga t epi/ kiri) 10. Jumlah : LUBANG : 27. Posisi : sepert i kolom 8
-V (Berserat halus, t api bukan ret ak) - 4(lajur cepat at au lajur keempat t epi/ kiri) 11. Lebar : (mm) 19. Jumlah ; 33. CATATAN :
5. Tekst ue Permukaan : 12. Panjang : (m) 20. Luas : (m2) inf ormasi lainnya yang pent ing
- N (Normal/ Baik) 13. Luas : (m2) 21. Posisi : sama sepert i kolom 8 dan t idak t ert ampung dalam
- R (Kasar/ Rough) 14. Posisi : sama sepert i kolom 8 kolom yang t ersedia sehingga
-S (Halus/ Smoot h) dapat dicat at pada kolom ini.
Contoh Hasil Survey Kondisi
Perkerasan Jalan
SURVAI KONDISI PERKERASAN LENTUR
JALAN : Toll Surabaya - Gersik PETUGAS : Arief Pribadi
RUAS : Surabaya - Gersik KM. : 0 + 000 - KM. : 20 + 700 TANGGAL : 03 - 05 - 2009
ARAH : Gersik LBR. PERKERASAN : 3,75
JALUR : LAJUR : Cepat LEMBAR KE : …………………..: ……………
PERMU ALUR PEL. DEFORMASI BAHU
SEGMEN RETAK TAMBALAN LUBANG AMBLAS
STA/ KAAN JRL JRD BUTIR PLASTIS Po Le Letak KERUSAKAN
KM Jns Dlm Jns Dlm Jns Int L.clh Pjng Luas Jns Luas Jml Luas Luas Luas Jns Luas sisi Jns bar Perm. Jns Luas CATATAN
Dari Ke App Tex
(mm) (mm) (mm) (m) (m2) (m2) (m2) (m2) (m2) (m2) (m) (m2)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
17 + 000 0 10 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
10 20 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
20 30 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
30 40 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
40 50 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
50 60 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
60 70 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
70 80 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
80 90 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
90 100 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
100 110 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
110 120 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
120 130 N N D 3 D 3 4 BD BA 2.1 0
130 140 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
140 150 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
150 160 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
160 170 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
170 180 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
180 190 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
190 200 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
200 210 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
210 220 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
220 230 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
230 240 N N D 3 D 3 BD BA 2.1 0
Jenis dan Total Kerusakan
Penilaian Kondisi Visual
(Permen PU No. 13/PRT/M/2011)

Prosentase Batasan
Kerusakan ( Persen terhadap
Kondisi Jalan Program Penanganan
Luas Lapis Perkerasan
Permukaan)
Baik <6% Pemeliharaan Rutin

Sedang 6%-11% Pemeliharaan Rutin/Berkala

Rusak Ringan 11%-15% Pemeliharaan Rehabilitas

Rusak Berat >15% Rekonstruksi/Peningkatan


Struktur
Evaluasi Kinerja Perkerasan
Present Serviceability Index (PSI)

ASSHTO

PSI = 5,03 - 1,9 log (1+SV) - 0,01 (C+P)0,5 - 1,38 (RD)2

Djoko Widajat, Alfin J. Adhitya, Tyrone Toole, 1990

PSI modifikasi = 4,78 - 0,4974IRI1,0593-0,004(C+P)0,5 - 0,26(RD)2

Keterangan:
PSI = Present Serviceability Index
SV = Slope variance dari alat Slope profilemeter
C = Panjang retak (ft) setiap luas 1000 ft2 (90m2)
P = Luas tambahan (ft2) per 1000 ft2
RD = Kedalaman alur (in) dari mistar sepanjang 4 foot
Kondisi Jalan berdasarkan PSI
(AASHTO, 1993)
PSI Kondisi
4-5 Sangat baik
3-4 Baik
2-3 (2,5 lalu lintas tinggi; 2,0 lalu lintas Cukup
rendah)
1-2 Jelek
0-1 Sangat jelek
Hubungan antara PSI dengan IRI
Sayers, Gillespie, dan Peterson (1986)

PSI = 5 x e(-0,18 x IRI)


PSI = Present Serviceability Index
IRI = International Roughness Index (m/km)

Kondisi Jalan berdasarkan PSI


(AASHTO, 1993)
PSI Kondisi
4-5 Sangat baik
3-4 Baik
2-3 (2,5 lalu lintas tinggi; 2,0 lalu lintas Cukup
rendah)
1-2 Jelek
0-1 Sangat jelek
Korelasi antara IP dan IRI

a. Peterson :

b. Al Omari dan Darter :

c. Janisch
Pemeriksaan Detail
Perkerasan Jalan
British pendulus (Micro Texture)

34
35

Sand Patch (Macro Texture)


Mu-meter (MicroTexture)

33
Penilaian Kedalaman Tekstur Permukaan
(TRRL, 1969)

Kedalaman Tekstur
Klasifikasi Tekstur
Permukaan Rata-Rata
Permukaan
(mm)
<0,25 Tekstur halus
0,25 – 0,50 Tekstur sedang
>0,50 Tekstur terbuka
Mekanisme Kerusakan Jalan

RETAK
ALUR
(% luas)
(mm)

UMUR UMUR

AIR MERESAP PERCEPATAN DEFORMASI

PENURUNAN
KEKUATAN
DAN KEKAKUAN
AMBLAS/
SUNGKUR
PELEPASAN BUTIR PERBEDAAN
LUBANG MUTU DAN
KINERJA
GELOMBANG/KERITING

PERUBAHAN
(TAMBALAN) (TAMBALAN) (TAMBALAN DALAM) GESER & VOLUME

KETIDAKRATAAN
DIPSTCK
(Roughness)

32
NAASRA-meter
LASER PROFILO-meter (Roughness)

32
Gambar : Mobil Pengukur Kekasaran Muka Jalan
International Roughness Index (IRI)
 Adalah parameter penunjuk kekasaran
{roughness) jalan untuk arah profil memanjang
atau longitudinal jalan.
 Satuan IRI adalah m/km atau mm/m.
 Average rectified slope (ARS) yaitu
perbandingan antara nilai kumulatip gerakan
vertikal dari sumbu bela-kang roda tunggal
kendaraan dengan jarak yang dinyatakan
dalam mm/km.
 IRI = ARS x 1000.
Sayers, Gillespie dan Peterson (1986)
Nilai IRI Untuk Berbagai Jenis / Kondisi Perkerasan dan
Kecepatan Normal

 IRI < 6 m/km : permukaan


perkerasan masih relatif baik
 6 m/km > IRI < 12 m/km :
permukaan perkerasan perlu
di beri lapis perata (leveling)
 IRI > 12 m/km : permukaan
perkerasan perlu rehabilitasi
(overlay)
Hubungan antara PSI dengan IRI
Sayers, Gillespie, dan Peterson (1986)

PSI = 5 x e(-0,18 x IRI)


PSI = Present Serviceability Index

IRI = International Roughness Index (m/km)

Kondisi Jalan berdasarkan PSI


(AASHTO, 1993)
PSI Kondisi
4-5 Sangat baik
3-4 Baik
2-3 (2,5 lalu lintas tinggi; 2,0 lalu lintas Cukup
rendah)
1-2 Jelek
0-1 Sangat jelek
Korelasi antara IP dan IRI

a. Peterson :

b. Al Omari dan Darter :

c. Janisch
Indeks Permukaan
(Serviceability Index, IP)

 Kinerja struktur perkerasan jalan untuk


menerima beban dan melayani arus lalulintas
secara empiris dinyatakan dengan Indeks
Permukaan (IP).

 IP diadopsi dari AASHTO yaitu Serviceability


Index, merupakan skala penilaian kinerja
struktur perkerasan jalan yang memiliki
rentang antara angka 1 sampai dengan 5
Tabel : Nilai IP & persentase responden yang menerima
IP Persentase Persentase
responden yang responden yang
menerima tidak menerima
4,5 100 % 0%
4,0 100 % 0%
3,5 95 % 0%
3,0 55 % 10 %
2,5 17 % 50 %
2,0 3% 84 %
1,5 0% 100 %

Tabel : Nilai IRI dan responden yang menerima

IRI m/km Responden


1,3 – 1,8 Menerima
4,0 – 5,3 Tidak menerima
Alat Survey Kondisi Jalan Akan Dibuat Lokal
Hawkeye 2000 Series

• Network and project level road and asset


collection surveys
• Routine pavement monitoring surveys
• Roadside inventory and asset management
• Road geometry and mapping surveys
• Contractor quality control
• Road safety assessment
• Airport runway maitenance

53
DESAIN ALAT HAWKEYE : SURVEY RETAK
PROGRAM YANG DITAMPILKAN
PROGRAM YANG DITAMPILKAN
PROGRAM YANG DITAMPILKAN
PROGRAM YANG DITAMPILKAN

CLICK FILM
TAMBAHAN PERALATAN (LASER )
DESAIN ALAT HAWKEYE : SURVEY RETAK DAN KERATAAN
Laser

Untuk mengetahui ; Kedalaman Retak, Menghitung Volume


Leveling, Lobang dan tingkat porosity lapis permukaan.
29

CARA/ALAT MENGUKUR
KONDISI/MUTU STRUKTURAL

PARAMETER CARA/ALAT
• MESIN BOR (CORE DRILL)
 NILAI STRUKTURAL • DONGKRAK CBR
• ALAT GALI UNTUK MEMBUAT
LUBANG UJI (TEST PIT)*
• BENKELMAN BEAM, atau
 LENDUTAN • FALLING WEIGHT
DEFLECTOMETER (FWD)
CBR dan DCP (Daya Dukung)

38
BENKELMAN BEAM (Lendutan Balik)
BENKELMAN BEAM (Lendutan Balik)
Light Weight Deflectometer (LWD)
• Dikembangkan pertama kali di Jerman.
• Portable.
• Saat sekarang mulai banyak dipakai di
berbagai negara untuk mengukur
kekuatan struktural lapisan granular
(dalam parameter Modulus Elastisitas).
• Selain itu juga digunakan untuk
menentukan keseragaman pemadatan
dalam proyek pembangunan jalan.
• Didasarkan atas perhitungan-
perhitungan seismik dan rumus
Boussinesq.
• Dikembangkan untuk pengujian lapisan
beraspal.
Komponen LWD
• Plat pembebanan.
• Karet buffer.
• Beban jatuhan.
• Tongkat pembebanan.
• Data akuisisi dan processor.
• Load cell.
• Geophone.
Beberapa Tipe LWD

Dynatest Humboldt Pusjatan


Pengujian LWD untuk Jalan Beraspal Lalu Lintas
Rendah sampai Sedang

• Perhitungan tebal lapis tambah menggunakan


AASHTO 1993 atau Pedoman Teknis.
• Dibutuhkan 2 geophones, ditengah pusat
pembebanan (prediksi SNeff) dan pada offset
tertentu (prediksi Mr tanah dasar).
• Bisa menggantikan fungsi alat Benkelman Beam.
FALLING WEIGHT DEFLECTOMETER, FWD
(Lendutan Lansung)
Falling Weight Deflectometer
(FWD)
Unit FWD terdiri dari :
 Kendaraan penarik,

 Trailer

 Komputer untuk mengoperasikan FWD.

 Pada trailer terdapat beberapa komponen


FWD yaitu :
 - Pemukul
 - Geophone (7 atau 9 buah)
FALLING WEIGHT DEFLECTOMETER
Mekanisme Pengukuran Lendutan
dengan FWD/RDE/RDT
Pelaksanaan FWD Di Lapangan
Prinsipnya untuk Mengukur Lendutan
Langsung Perkerasan Jalan Berpenutup
(Paved Road)
Tampilan Hasil Pengujian FWD/RDE/RDT
Tampilan Olahan Data Hasil Pengujian
FWD/RDE/RDT
Tampilan Olahan Data Hasil Pengujian FWD

1000

900
Lendutan Maksimum, D1 (mikron)

800

700

600

500

400

300

200

100

0
7.300 7.400 7.500 7.600 7.700 7.800 7.900

STA (km)
Evaluasi Kinerja Perkerasan
Kekuatan Struktur Perkerasan
Evaluasi kekuatan struktur perkerasan dilakukan dengan
memperkirakan umur sisa perkerasan
Perhitungan Perkiraan Umur Sisa Berdasarkan David Paine (1988), 4th
International Conference on Managing Pavements (IMCPA4)

Umur Sisa = Min [ (0,207 x Deflection)-9,8 , (0,29 x Curvature)-4,7 ]


Keterangan :
Umur Sisa = Umur Sisa Jalan (CESA)
Deflection = Lendutan Maksimum Pada Pusat Pusat Beban, d0 (mm)
Curvature = Fungsi Lengkungan, Selisih Antara Lendutan Pada Pusat Beban Dengan
Lendutan Sejarak 200 mm Dari Pusat Beban, d0 – d200 (mm)

200 mm

Skema Lendutan d200

Serta Fungsi d0
d0-d200
Lengkungan
Kinerja Perkerasan Jalan

Structural Number (SN) :


 Po  Pt 
log 
P P 
Log wt  Z n S o  9.36 log ( SN  1)  0.20   o ff 
 2.32 log Mr  8.07
1094
0.4 
SN  15.19

wt = standard axle komulatif Po = initial serviceability


Zn = normal deviate Pt = terminal serviceability
So = standar deviate Pf = failure serviceability
SN = structural number Mr = modulus resilient
Ilustrasi dari Konsep Transfer pada
Rigid Pavement
Perhitungan Transfer Beban (TAI MS-17)
Load Transfer Efisiensi
Load Transfer Efisiensi

Load Transfer
Je = 100/(100 + Sje) 84
H. R. Anwar Yamin
Dowel – Bar Retrofit
(Load Transfer Improvement)

Transfer Beban yang tidak


baik

Transfer Beban yang baik


Kalau sudah seperti ini,
masih perlukan di FWD …?
H. R. Anwar Yamin
SESSI-2 : PERBAIKAN KERUSAKAN

PEMELIHARAAN
BERDASARKAN FREKWENSINYA
 RUTIN
 PERIODIK
 PENINGKATAN (LAPIS TAMBAH)
 DARURAT/KHUSUS
1. RUTIN MAINTENANCE

PemeliharaanJalan
Pemeliharaan Rutin (Rutine Maintenance) :
Kegiatan fisik dan alokasi dana harus dilaksanakan tiap tahun.
Tipe pekerjaan:
– Perawatan rutin (Cyclic)
– Perbaikan Kerusakan Perkerasan (Reactive)
Teknik Pemeliharaan:
– Pembersihan jalan dan bangun pelengkap jalan.
– Pengendalian tanaman/ pemotongan rumput.
– Pemeliharaan Saluran Drainase
– Laburan Pasir (Sanding)
– Laburan Aspal Setempat (Local Sealing)
– Penyumbatan Retak (Crack Sealing)
– Penambalan Permukaan/ Perataan Permukaan (Skin
Patching/ Filling In)
– Penambalan Struktural (Deep Patching)
– Penambalan Kerikil Setempat (Spot regravelling/ Patching)
– Perataan Bahu dan lereng (Filling on shoulder and slopes).
– Perbaikan Drainase (Improvement Drainase)
– Perbaikan Bahu Jalan (shoulder improvement)
1. RUTIN MAINTENANCE
TEKNIK PEMELIHARAAN
- Bahu, Trotoar

90
1. RUTIN MAINTENANCE

TEKNIK PEMELIHARAAN
- Drainase (Saluran Tepi)

19/06/2002 91
1. RUTIN MAINTENANCE

TEKNIK PEMELIHARAAN
Gorong-gorong, Man-hole

19/06/2002 01start 94
1. RUTIN MAINTENANCE
TEKNIK PEMELIHARAAN
- Lereng, Daerah Sisi
Jalan

95
1. RUTIN MAINTENANCE
TEKNIK PEMELIHARAAN
- Demobilisasi

19/06/2002 01start 96
1. RUTIN MAINTENANCE

TEKNIK PEMELIHARAAN (sealing)


- Retak Memanjang, Melintang

Sealing

97
Definisi Crack Sealing and Filling
 Penutupan retak (crack sealing) didefinisikan sebagai
penempatan material khusus di atas atau ke dalam retak aktif
yang terjadi dengan teknik tertentu sehingga dapat mencegah
masuknya air dan bahan padat lainnya ke dalam retakan

 pengisian material ke dalam retak yang tidak aktif atau retak yang
memiliki sedikit pergerakan untuk mengurangi rembesan air dan
masuknya bahan-bahan padat ke dalam retakan

 Pengisian retak (crack filling) didefinisikan sebagai pengisian


material ke dalam retak tidak aktif atau retak yang memiliki sedikit
pergerakan untuk mengurangi rembesan air dan masuknya
bahan-bahan padat ke dalam retakan serta untuk memperkuat
perkerasan yang berdekatan (adjacent pavement).
Efektif ?
Penutupan retak yang
tepat ?
 Kriteria pemilihan penutupan retak (crack
sealing) atau pengisian retak (crack filling)
(FHWA, 1999)
Penanganan Retak
Karakteristik Retak Penutupan retak (Crack Pengisian retak (Crack
Sealing) Filling)
Lebar 5 – 19 mm 5 – 25 mm
Pergerakan horisontal ≥ 3 mm ≤ 3 mm
retak tahunan
Retak lanjutan (edge Tidak ada - minimal Tidak ada – Sedang
deterioration) cont: retak ( ≤ 25% panjang retak) ( ≤ 50% dari panjang
sekunder, gompal, dsb. retak)
Jenis Retak Retak melintang Retak refleksi
Retak refleksi melintang memanjang
Retak memanjang pada Retak memanjang
sambungan memanjang pada sambungan
Retak memanjang
pada tepi
Kapan waktu yang tepat?

 Kondisi cuaca pada saat akan dilaksanakan


penutupan retak tidak dalam keaadan hujan.

 Pelaksanaan penutupan retak dilakukan pada


temperatur yang menengah cenderung rendah,

 Pada saat celah retak mempuyai lebar yang


normal.
Waktu untuk penutupan retak

Suhu dingin Suhu panas

Jangan di tuangkan tertekan


Suhu panas Suhu dingin

Jangan di tuangkan tertarik


Suhu panas Suhu dingin

di tuangkan Tertekan (minimum) Tertarik (minimum)


1. RUTIN MAINTENANCE

TEKNIK PEMELIHARAAN
- Alur

19/06/2002 01start 107


1. RUTIN MAINTENANCE

TEKNIK PEMELIHARAAN
- Keriting, Gelombang, Jembul

108
1. RUTIN MAINTENANCE

TEKNIK PEMELIHARAAN
- Amblas

01start 109
1. RUTIN MAINTENANCE

TEKNIK PEMELIHARAAN
Retak Lelah - Kulit Buaya
Pelaburan Aspal Slurry

19/06/2002 110
Penambalan Perkerasan Beraspal:
Teknik penambalan
 Sealing
 Patching • Surface patching
• Structural patchingo Shallow patching
o Deep patching
KERUSAKAN YANG DITANGANI
SEALING SURFACE STRUCT.
PATCHING PATCHING
• Single wide • Ravelling • Alligator cracking
cracking

• Hair cracking • Pothole


• Deformation
1. RUTIN MAINTENANCE

Penambalan dalam?
 Disain
• Dimensi lubang
o Bentuk?
o Panjang
 Disain? o Lebar?
 Alat? o Kedalaman?
 Bahan? • Geometri tambalan
 Cara? o Datar/rata?
o Cembung?
1. RUTIN MAINTENANCE
TEKNIK PEMELIHARAAN
- Timbun dan Gilas
- Timbun dan Pergi

19/06/2002 01start 119


1. RUTIN MAINTENANCE

TEKNIK PEMELIHARAAN
Lubang (sampai lapis pondasi)

19/06/2002 01start 120


Disain geometri
1. RUTIN MAINTENANCE1.

tambalan dalam?

Alternatif 1

Alternatif 2

Alternatif 3
1. RUTIN MAINTENANCE

Disain bahan tambalan


BETON ASPAL
Alternatif 1

Alternatif 2 CTB

Alternatif 3 KELAS A
2. PERIODIK MAINTENANCE

PemeliharaanJalan
Pemeliharaan Periodik (Periodic Maintenance) :
Pekerjaan direncanakan dengan interval beberapa tahun.
Secara tipikal dana harus dialokasikan tiap tahun atau dapat hanya pada
awal kegiatannya.
Tipe pekerjaan:
– Pencegahan (Preventive)
– Pelapisan Ulang (Resurfacing)
– Pelapisan Tambah (Overlay)
– Rekonstruksi Perkerasan (Pavement Reconstruction/ Rehebilitation)
Teknik Pemeliharaan:
– Laburan Aspal Taburan Pasir– BURAS (Resealing)
– Lapis Tipis Aspal Pasir – LATASIR, Slurry Seal.
– Laburan Permukaan Aspal (Surface Dressing), yaitu Burtu dan Burda.
– Lapis Tipis Aspal Beton – LATASTON (Hot Rolled Sheet/ Thin Overlay)
– Lapis Penetrasi Macadam – LAPEN (Macadam).
– Lapis Aspal Beton – LASTON (Asphalt Concrete).
– Inlay
– Mill and Replace
– Full pevement Recosntruction
SPECIAL MAINTENANCE

PemeliharaanJalan
Pemeliharaan Khusus (Special Works) :
Pekerjaan yang akan dibutuhkan namun tidak dapat dipastikan diawal
Secara tipikal dana dibutuhkan dana khusus atau dana kontigensi, namun
kadang-kadang dapat juga dimasukkan kedalam dana tahunan.
Tipe pekerjaan:
– Pekerjaan Darurat (Emergency Works)
Teknik Pemeliharaan:
– Penaggulangan kecelakaan kendaraan;
– Penanggulangan bencana alam.
GERAKAN DALAM SISTEM PEMELIHARAAN
SEKARANG PERLU DIRENUNGKAN KEMBALI
KEEFEKTIFANNYA

 Gerakan Zero pothole dengan tindakan Sapu Lobang untuk


mempertahan kondisi jalan dalam kondisi baik( dicanangkan
oleh Proyek Induk Pembangunan Pantura jawa).

 Gerakan tiada hari tanpa patching yang dicanangkan oleh Dinas


Bina Marga Prop Jawa timur untuk mencegah terjadinya
kerusakan yang lebih besar.

MERUPAKAN LANGKAH
BEKERJA KERAS DAN BERGERAK CEPAT
NAMUN BELUM
BERTINDAK TEPAT
126 (KURANG SMART)
KONSEP PEMELIHARAAN JALAN
PREVENTIVE YANG AKAN
DIKEMBANGKAN DI INDONESIA

PREVENTIVE Perlu disiplin,


REAKTIF murah,
kinerja baik

127
Hidup Mahal& Kinerja
Bagaimana Mentransformasi Sistem
Pemeliharaan Reaktif ke Sistem
Pemeliharaan Preventive

Quantum Leap
Thinking
Profesional
Image jelek

Management Creative
Change Thinking
Continuous
Learning
Image bagus
Tidak
Profesional

Continous
Managem

Learning
Thinking
Creative
Change
ent

Stakeholder
Mahal/terjadi puas dan murah
128
backlog
TEKNOLOGI DALAM PEMELIHARAAN
PREVENTIVE
Aspal PCC
 Fog Seals  Joint Resealing
 Chip Seals  Crack Sealing
 Slurry Seals  Grouting
 Micro-Surfacing  Spall Repair
 Thin Overlays  Dowel Bar Retrofit
 Profile Milling  Full and Partial Depth Repair
 Crack Sealing  Diamond Grinding
 Strain Alleviating Membrane (SAM)
 Strain Alleviating Membrane Interlayer
(SAMI)
 Fibre Reinforced Sprayed Seal (FRSS)
 Geotextile Reinforced Seal (GRS)
 Asphalt Pressure sensitive cold
patching
Disiapkan oleh:
Ir. Nono, M.Eng.Sc

September 2014
BAGAIMANA
MENGOBATINY
A?
PENYAKIT?

RINGAN

OBAT GOSOK (?)


TABLET (?)
BERAT

Mr. JALAN
INFUS (?) KRONIS
INJEKSI(?)

• INJEKSI(?)
• OPERASI
132
(?)
• AMPITASI (?)
Disiapkan oleh:
Ir. Nono, M.Eng.Sc

September 2014
Disiapkan oleh:
Ir. Nono, M.Eng.Sc

September 2014
Fog Seal/Rejuvenate

Bahan bahan untuk meremajakan ini harus mempunyai sifat ;


– Mudah digunakan (mudah melakukan penetrasi ke
lapisan aspal).
– Dapat memperbaiki mutu aspal lama seperti menaikkan
penetrasi, meningkatkan daktilitas dll.
– Stabil .
– Sekaligus dapat menutup retak retak kecil.
Fog Seal
 Fog seals adalah metode penambahan aspal
terhadap permukaan perkerasan yang ada.
 Fog Seal dirancang untuk melapisi, melindungi, dan / atau
meremajakan bahan pengikat aspal yang ada. Penambahan
aspal juga akan meningkatkan permukaan waterproofing dan
mengurangi kerentanan terhadap penuaan dengan
menurunkan permeabilitas air dan udara.

 Untuk mencapai hasil yang optimal, maka bahan Fog Seal


(emulsi) harus mengisi rongga di permukaan perkerasan.
Oleh karena itu, selama aplikasi harus memiliki viskositas
cukup rendah sehingga tidak pecah sebelum menembus
rongga permukaan perkerasan. Hal ini dicapai dengan
menggunakan aspal emulsi mantap lambat yang diencerkan
dengan air. Aplikasinya adalah 0,15 - 0,50 l/m2 (untuk
permukaan halus) dan 0,4 – 1,0 l/m2 (untuk permukaan yang
kasar).
Skematik penyemprotan Pemasangan Fog Seal

Ilustrasi pelaksanaan pekerjaan teknologi Fog


Seal
Chip Sealing

Benefits of Chip Sealing:


• Memperbaiki permukaan perkerasan .
• Sebagai lapisan kedap air (Waterproof the surface).
• Melindungi lapis permukaan terhadap oxidation, aging and traffic
wear.
• Give new life to dry, weathered surfaces.
• Seal small cracks and imperfections.
• Economic way to resurface roads. 138
Tipe Tipe Chip Seal

Single Chip Seal

Double Chip Seal

Racked in Seal

139
Cape Seal
Tipe Tipe Chip Seal

Inverted Seal

Sandwich Seal (dry matting)

geotextile reinforced seal 140


Pelaksanaan chip seal

Click
film
Pelaksanaan Pekerjaan Chip Seal
Pelaksanaan Pekerjaan Chip Seal

Pelaksanaan Pekerjaan
Chip Seal
Click
Chip Seal – in Australia
Chip Seal – in New Zealand
Pengalaman Chip Seal di Negara Lain

Gambar 3. Distribusi Umur Pelayan Single Chip Seal (John et al. 2008-a
Kondisi Double Chip Seal di MUBA (SUMSEL)
Gambar : Persentase Umur Pelayanan dari
Sebelas Sampel Ruas Jalan dengan
Chip Seal sebagai lapis Permukaan dan
dengan Lapis Pondasi Soil Cement

30

25
Persentase (%)

20

15

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Umur Pelayanan (Tahun)
TEXTURE BURDA UMUR 9 TAHUN (2006)
DIHAMPAR TAHUN 1997 DI TIMIKA
TEXTURE BURDA UMUR 9 TAHUN (2006)
DIHAMPAR TAHUN 1997 DI TIMIKA
New Development of Chip Seal
1. Synchronous fiber chip seal
2. Synchronous asphalt rubber chip seal
3. Cape Seal

Fiber chip seal technology is a new road construction and maintenance


technology to synchronously spray asphalt binders and glass fiber with
special fiber sprayer, then spread chips, rolling compact to build new wearing
course or stress absorption course.

Chips
Asphalt
Fiber
Asphalt
Gambar : Nilai Makro Tekstur, Lalu
lintas Harian Rata-rata dan
Kecepatan

0.8
0.7
Nilai Makro Tekstur

0.6
0.5
0.4
Nilai Minimum Skid Resistance 0,33
0.3
0.2
0.1
0

Umur 5 Thn Umur 6 Thn Umur 5 Thn Umur 4 Thn


Jumlah Lalu lintas Harian Rata-rata (kend/hr)/Persentase Truk

141/43 163/20 442/46 430/45

Kecepatan Rata-rata Kendaraan (km/jam)

44 55 40 49
3.Cape Seal
The name of Cape coming from the first project of Cape Seal in Cape
Town of South Africa,is a composite road and bridge deck treatment
technology of chip seal and micro surfacing to build functional course.
Constrcution Process of Cape Seal
Micro-Surfacing /Slurry Seal

 Micro-Surfacing is a polymer modified cold-mix paving system that can


remedy a broad range of problems on today's streets, highways, and
airfields.
• Leveling capabilities
• Depths of 3/8 to 1 inch
• Rut-filling (stoplights, truck entrances)
• Rapid set-times
• Excellent for major arteries
 A• Slurry
Looks Seal
great is
- smooth
a cold black
mixedsurface
asphalt. It consists of a graded
aggregate, a binder , fines and additives. It is a hard wearing
surfacing for pavement preservation.
Micro Surfacing for Old Asphalt Pavement
After treatment, the new pavement will perform water resistance, skid
resistance, wear resistance and other advantages, the service life will be
greatly prolonged as well.
 For Preventive Maintenance
Before apparent damages
 For Maintenance Covering
Covering after disease treatment
on the original pavement, the road
structruce is still steady.
②For New Asphalt Pavement
Micro surfacing on the new pavement will prevent the original
pavement from aging and damaging caused by wear, sun and rain, to
prolong the service life.
③ Repair Ruts
Ruts repair by micro surfacing is a thin layer paveing technology to
pave cold-mixted asphalt mixtures of different depths with polymer
modified emulsion as binder. It features by rapid constrution, low
cost, good effects. It will restore and improve the smoothness,
waterproof property and anti-skid property of original asphalt
pavement.
Comtrast at the same section after 1 year service: rut repair and no repair

Rut depth: 25mm (without rut repair)

Rut depth: several mm (with rut repair)


APLIKASI MICROSURFACING

Service Zone Exit Service Zone Exit Tol Gate

Bridge Deck Gradient Tunnel Exit


APLIKASI SLURRY SEAL
10/21/2016 Yayan Suryana 162
CONTOH KONDISI PERMUKAAN
10/21/2016 Yayan Suryana SEBELUM APLIKASI163
SLURRY
SEAL
10/21/2016
APLIKASI SLURRY SEAL 164
Yayan Suryana
Oktober 2009
10/21/2016
APLIKASI SLURRY SEAL DI DIY 165
Yayan Suryana
CONTOH KONDISI PERMUKAAN
DENGAN DAN TANPA APLIKASI
SLURRY SEAL

10/21/2016 Yayan Suryana 166


Dapat juga digunakan sbg Strain Alleviating Membrane (SAM)

Dapat juga digunakan sbg Strain Alleviating Membrane Interlayer


(SAMI)

167
Penggunaannya dapat dikolaborasikan dengan
Geotextile Reinforced Seal (GRS)
Fibre Reinforced Sprayed Seal (FRSS)

168
Gambar 2.1. Rambatan Retak Refleksi pada Perkerasan Lentur
PRESERVASI JALAN BETON
KERUSAKAN PERKERASAN BETON
SEMEN
Penurunan kondisi perkerasan
beton pada umumnya

Faulting Diferensial Settlement

Spalling Retak
CARA PERAWATAN PERKERASAN KAKU
CARA PERAWATAN PERKERASAN KAKU

After Crack Filling


ILUSTRASI PEKERJAAN GROUTING UNTUK MENCEGAH RETAK
Portland Cement Concrete (PCC) Joint Sealing

Sand Blasting untk


membersihkan kotoran
Dowel – bar retrofit

Transfer Beban yang tidak


baik

Transfer Beban yang baik


PERBAIKAN AMBROL DAN MENGGANTI
KEMBALI BETON SECARA PENUH
Contoh di Michigan Departement of Transportation
Sistem Pemeliharaan
Sistem Pemeliharaan Preventive
Reaktif $ 190 million
Rehabilitation &
$ 315 million Reconstruction
Rehabilitation &
Reconstruction ═ +
$ 10 million
Preventive
Maintenance

Dengan target dan hasil yang lebih baik biaya


dapat dikurangi
179
sebesar 115 million (36,5%)
Sekian dan Terima kasih

Ada pertanyaan ?

Maaf bila ada ucapan


dan tindakan saya yang
tidak berkenan

180

Anda mungkin juga menyukai