1.Hukum Perutangan Bagian A (Sri Soedewi Masjchoen
Sofwan) 2.Bab-bab Tentang Credietverband, Gadai dan Fidusia (Mariam Darus Badrul Zaman) 3.Jaminan Fidusia (Pilih karangan : Munir Fuadi atau Hanafi atau Sutan Remi Sjahdeini) 4.Fidusia Sebagai Unsur-Unsur Jaminan Perikatan (Oey Hoey Tiong). 5.UU No. 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia dan peraturan yang menyertainya (mengubahnya) Jaminan FIDUSIA 1. Perjanjian acessoir (ikutan/tambahan); 2. Jaminan khusus; 3. Jaminan kebendaan; 4. Jaminan dg obyek benda bergerak daan benda tetap yang tidak dapat dibebani dengan Hak Tanggungan dan Hipotik; 5. Jaminan dg tanpa menguasai bendanya. Obyek Fidusia tetap dikuasai Debitur. Debitur hanya menyerahkan bukti-bukti kepemilikan saja kepada Kreditur (bandingkan dengan gadai di mana debitur harus menyerahkan benda gadai kepada kreditur). 6. Kreditur pemegang jaminan fidusia adalah kreditur preferen (kreditur yang diutamakan pemenuhan piutangnya dibandingkan dengan kreditur-kreditur konkuren lainnya) Ciri-Ciri Fidusia Ciri-Ciri : 1. Perjanjian asessoir (tambahan); 2. Perjanjian formal; 3. Mempunyai hubungan langsung atas benda tertentu dari debitur; 4. Dapat dipertahankan terhadap siapapun; 5. Selalu mengikuti bendanya (droit de suite); 6. Asas Spesialitas (obyek harus tertentu dan dibuktikan dengan adanya bukti kepemilikan, misalnya seperti BPKB untuk kendaraan bermotor). 7. Asas publisitas (adanya kewajiban harus didaftarkan untuk melahirkan jaminan fidusia. Baca UU Jaminan Fidusia tentang kapan lahirnya jaminan Fidusia) Perbedaan Gadai dan Fiduciare Eigendom Overdracht (FEO) • Dalam gadai benda yg digadaikan harus keluar dari kekuasaan pemberi gadai (inbezitstelling) • Benda dalam FEO tetap dalam kekuasaan pemberi fidusia. Dan hak atas benda “dialihkan” kepada penerima fidusia. • Dasar memperalihkan hak dalam fidusia adalah kepercayaan diantara para pihak. • Secara realita benda obyek jaminan fidusia berada ditangan debitur, maka kreditur dapat melakukan pengawasan terhadap segala perbuatan debitur, misalnya : Pengawasan thd perbuatan debitur thd benda inventaris atau benda perdagangan dg cara setiap waktu tertentu semua benda yg dijaminkan harus masih dalam kondisi 130-140% dari sisa kreditnya. Apabila terbukti tidak seperti yg diharapkan maka B dapat melakukan tindakan sepihak misalnya pemutusan perjanjian kreditnya sesuai aturan standar yg terdapat dalam perusahaan B. Dapatkah Debitur Memperalihkan Benda Obyek Fidusia Dalam Masa Penjaminan Fidusia ? 1. Jiaka dilihat dari esensi perjanjian antara debitur dg kreditur, maka sebenarnya debitur tidak dapat memperalihkan benda obyek fidusia kepada pihak ke 3. 2. Namun demikian jika sampai terjadi benda yg telah dijaminkan dengan fidusia dijual oleh debitur kepada seorang pembeli, maka pembeli yg demikian dalam berhadapan dengan pemegang fidusia akan menghadapi kesulitan. Andaikata benda yg dijual diminta kembali oleh pemegang fidusia, maka pembeli dapat menuntut pengembalian harga pembelian dari penjual benda tersebut (Pasal 1977 dan 582 KUHPerdata) 3. Bagaimana jika sampai terjadi fidusia ke- 2 ? Berhubung dalam fidusia pertama telah diserahkan hak milik atas benda tersebut oleh pemberi fidusia kepada pemegang fidusia dan selama berlangsungnya jaminan pemberi fidusia tidak lagi sbg pemilik hanya sebagai pemakai atau penyimpan, maka kedudukan pemegang fidusia 2 kurang mendapatkan perlindungan hukum. Dapatkah kreditur memperalihkan hak milik atas benda jaminan kepada pihak ke-3 ? 1. Dilihat dari tujuan dan esensi perjanjian antara pemberi fidusia dg penerima fidusia, maka pemegang fidusia baru mempunyai hak untuk menjual benda jaminan dalam hal debitur telah dinyatakan wanprestasi. 2. Jika seandainya terjadi penjualan benda oleh pemegang fidusia, sedangkan pemberi fidusia belum dinyatakan wanprestasi, maka dalam hal ini kedua belah pihak tidak mendapat perlindungan hukum. Pengertian fidusia tidak sama dengan pengertian jaminan fidusia. Memperhatikan ketentuan otentik dalam UU No. 42 th 1999, yaitu Ps. 1 butir 1 dapat diketahui bahwa fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yg kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda. Dengan ketentuan Ps. 1 butir 1 UU No. 42 th 1999 tsb dapat diketahui bahwa fidusia dimaksudkan sbg cara untuk memperalihkan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dg tetap menguasai benda yg dialihkan dlm kekuasaan pemilik benda. Dengan demikian fidusia diidentikkan dengan cara penyerahan yang CONSTITUTUM POSSESORIUM
• Jaminan Fidusia adalah : Hak jaminan atas benda
bergerak baik yg berwujud maupun yg tdk berwujud dan benda tdk bergerak khususnya bangunan yg tdk dpt dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud oleh UU No. 4 th 1996. Benda yg dijaminkan tetap berada dlm penguasaan pemberi fidusia, sbg jaminan pelunasan bagi pelunasan utang tertentu, memberikan kedudukan diutamakan kpd penerima jaminan fidusia dibandingkan dg kreditur lainnya. Dari pengertian tersebut dapat dicermati beberapa unsur dari jaminan fidusia adalah : Jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda. (adapun yg dimaksud benda adalah segala sesuatu yg dapat dimiliki dan dialihkan berwujud dan tidak berwujud, terdaftar dan tidak terdaftar, bergerak maupun tidak bergerak sepanjang tidak dapat diikat dengan hak tanggungan dan hipotik). • Pembebanan Jaminan Fidusia merupakan perjanjian formal. • Formalitas apa saja yang harus dipenuhi dalam pembebanan jaminan fidusia > Tahapan Pembebanan Jaminan Fidusia • Dibuat perjanjian pokoknya • Dibuat perjanjian pembebanan jaminan fidusia • Langsung (APJF) • Tidak langsung/dengan surat kuasa (SKMJF), boleh ?