Anda di halaman 1dari 9

Hukum Bisnis |1

FIDUSIA:Pengertian,Sertifikat Jaminan,Hak Eksekusi,Prinsip

Kelompok 8 Hukum Bisnis


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pelita Bangsa

ABSTRAK
Berdasarkan Undang-Undang nomor 42 tahun 1999, fidusia adalah pengalihan hak
kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda
yang hak kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.
Sedangkan jaminan fidusia adalah hak jaminan atas benda bergerak baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya bangunan
yang tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-
undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam
penguasaan Pemberi Fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan utang tertentu, yang
memberikan kedudukan yang diutamakan kepada Penerima Fidusia terhadap kreditor
lainnya. Contoh fidusia adalah ketika Anda melakukan kredit motor, maka pihak
pemberi kredit yang membeli ke dealer merupakan pemilik dari motor tersebut,
meskipun registrasi hak miliknya dialihkan atau diatasnamakan pada Anda (BPKB).
Selama Anda belum melunasi kredit tersebut, maka motor masih menjadi milik pemberi
kredit. Dalam praktiknya, pemilik barang hanya menyerahkan kepemilikan pada pihak
lain, namun penguasaannya tetap ia miliki. Oleh karena itu, ada istilah Jaminan Fidusia,
di mana penyerahan kepemilikan disertai dengan pemberian jaminan terhadap pihak
lain.
Kata Kunci : Fidusia,Perjanjian Fidusia,contoh fidusia.
Hukum Bisnis |2

PENDAHULUAN
Jika dilihat dari segi bahasa,kata fidusia sendiri bisa diartikan dalam beberapa
bahasa. Pertama adalah kata Fidusia yang diambil dari bahasa Romawi yaitu Fides.
Kata fides memiliki arti kepercayaan. Lalu kata fidusia juga diambil dari bahasa Belanda
yaitu Fiduciaire Eigendom Overdracht. Selain itu kata fidusia juga diambil dari bahasa
Inggris yaitu Fiduciary Transfer of Ownership. Kedua bahasa tersebut jika
diterjemahkan memiliki arti penyerahan hak milik yang memiliki dasar kepercayaan.
Selain itu jika dilihat dari Undang-undang Nomor 42 tahun 1999 tentang fidusia,
ternyata memiliki arti tersendiri yaitu pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas
dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan
tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda. Perlu diketahui juga jika pada
Undang-undang Nomor 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia juga dijelaskan jika ada
pihak sebagai pemberi fidusia dan penerima fidusia. Nah untuk lebih jelasnya akan hal
tersebut. Dibawah ini adalah beberapa poin penjelasan tentang pemberi fidusia dan
penerima fidusia. Pemberi fidusia adalah orang perseorangan atau sebuah koperasi
yang memiliki sebuah benda sebagai objek untuk jaminan fidusia. Penerima fidusia
adalah orang perseorangan atau sebuah koperasi yang memiliki sebuah hutang.
Dimana hutang tersebut dapat dijamin dengan bantuan jaminan fidusia.
Jika digambarkan secara mudahnya proses penerapan fidusia adalah ketika
seorang pemilik barang menyerahkan kepemilikan barang tersebut kepada orang lain.
Namun meski barang tersebut sudah dimiliki oleh orang lain tetap saja penguasaan
barang tersebut masih milik pemberi barang.Lalu untuk jaminan fidusia sendiri menurut
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 adalah hak jaminan atas benda bergerak baik
yang berwujud maupun yang tidak berwujud dan benda tidak bergerak khususnya
bangunan yang tidak dapat dibebani hak tanggungan.
Hukum Bisnis |3

PEMBAHASAN
1. Pengertian
Fidusia menurut asal katanya berasal dari bahasa Romawi fides yang
berartikepercayaan. Fidusia merupakan istilah yang sudah lama dikenal dalam bahasa
Indonesia. Begitu pula istilah ini digunakan dalam Undang-undang Nomor 42 Tahun
1999 tentangJaminan Fidusia. Dalam terminologi Belanda istilah ini sering disebut
secara lengkap yaituFiduciare Eigendom Overdracht (F.E.O.) yaitu penyerahan hak
milik secara kepercayaan.Sedangkan dalam istilah bahasa Inggris disebut Fiduciary
Transfer of Ownership. Pengertian fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu
benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak
kepemilikannya dialihkan tetap dalam penguasaan pemilik benda. Selama ini, kegiatan
pinjam meminjam dengan menggunakan hak tanggungan atau hak jaminan telah diatur
dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang
merupakan pelaksanaan dari pasal 51 Undang-undang Nomor 5Tahun1960 tentang
Undang-undang Pokok Agraria, dan sekaligus sebagai pengganti dari lembaga Hipotek
atas tanah dan credietverband. Di samping itu, hak jaminan lainnya yang banyak
digunakan dewasa ini adalah Gadai,Hipotek selain tanah,dan Jaminan Fidusia.
Undang-undang yang berkaitan dengan Jaminan Fidusia adalah pasal 15 Undang-
undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman, yang menentukan
bahwa rumah-rumah yang dibangun di atas tanah yang dimiliki oleh pihak lain dapat
dibebani dengan Jaminan Fidusia.
Selain itu, Undang-undang Nomor 16 tahun 1985 tentang Rumah Susun mengatur
mengenai hak milik atas satuan rumah susun yang dapat dijadikan jaminan utang
dengan dibebani fidusia, jika tanahnya tanah hak pakai atas tanah negara.
Menurut Undang-
undang nomor 42 Tahun 1999, pengertian Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan
suatu benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak
kepemilikannya dialihkan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda.
Pengertian FIDUSIA pasal 1 ayat 1 fidusia adalah: “pengalihan hak kepemilikan suatu
benda atas dasar kepercayaan dengan ketentuan bahwa benda yang hak
kepemilikannya yang diadakan tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda itu.”
Dr. A. Hamzah dan Senjun Manulang mengartikan fidusia adalah: “Suatu cara
pengoperan hak milik dari pemiliknya (debitur) berdasarkan adanya perjanjian pokok(pe
rjanjian utang piutang) kepada kreditur, akan tetapi yang diserahkan hanya haknya saja
secara yuridise-levering dan hanya dimiliki oleh kreditur secara kepercayaan saja
(sebagai jaminan uant debitur), sedangkan barangnya tetap dikuasai oleh debitur, tetapi 
bukan lagisebagai eigenaar maupun bezitter, melainkan hanya sebagai detentor atau
houder dan atasnama kreditur-eigenaar” (A. Hamzah dan Senjun Manulang, 1987).
Hukum Bisnis |4

2. Jaminan fidusia
Perlu diketahui juga jika jaminan dari fidusia hanya bisa diproses ketika pihak
debitur memiliki wanprestasi pada perjanjian pokok yang ada. Objek jaminan fidusia
dapat dijual, namun pemegang kekuasaan adalah pihak penerima. Sedangkan
proses penjualan dapat dilakukan dua cara yaitu lelang atau proses negosiasi.
Sedangkan pada gadai, penguasaan barang yang dijadikan jaminan memang
benar-benar ditujukan untuk pembayaran hutang dari pihak debitur. Artinya barang
yang dijadikan jaminan pada pegadaian tidak akan dinikmati ataupun dipakai.
Proses penjualan barang jaminan gadai hanya dilaksanakan ketika pihak kreditur
memiliki wanprestasi. Adapun dua jenis penjualan barang jaminan gadai yaitu
barang gadai dapat dijual tanpa memerlukan persetujuan dari ketua pengadilan.
Lalu yang kedua adalah jaminan barang gadai dapat dijual dengan adanya izin dari
pihak pengadilan yaitu hakim.
Jaminan Fidusia telah digunakan di Indonesia sejak zaman penjajahan Belanda
sebagai suatu bentuk jaminan yang lahir dari yurisprudensi. Bentuk jaminan ini
digunakansecara luas dalam transaksi pinjam-meminjam karena proses
pembebanannya dianggapsederhana,mudah, dan cepat, tetapi tidak menjamin
adanya kepastian hukum.Lembaga Jaminan Fidusia memungkinkan kepada para
Pemberi Fidusia untukmenguasai Benda yang dijaminkan,untuk melakukan kegiatan
usaha yang dibiayai dari pinjaman dengan menggunakan Jaminan Fidusia.
Pada awalnya, Benda yang menjadi obyek fidusia terbatas pada kekayaan benda
bergerak yang berwujud dalam bentuk peralatan. Akan tetapi dalam perkembangan
selanjutnya, benda yang menjadi obyek fidusia termasuk juga kekayaan benda
bergerak yang tak berwujud, maupun benda tak bergerak.Jaminan Fidusia adalah
hak jaminan atas benda bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak bewujud
dan benda tidak bergerak khususnya Bangunan yang tidak dapat dibebani
hak tanggungan sebagai mana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 4 Tahun
1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan Pemberi
Fidusia(debitor), sebagai agunan bagi pelunasan uang tertentu, yang memberikan
kedudukan yang diutamakan kepada Penerima Fidusia (kreditor) terhadap kreditor
lainnya.Undang-undang No. 42 tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia, dimaksudkan
untuk menampung kebutuhan masyarakat mengenai pengaturan Jaminan Fidusia
sebagai salah satu sarana untuk membantu kegiatan usaha dan untuk memberikan
kepastian hukum kepada para pihak yang berkepentingan.
Jaminan fidusia tak bisa begitu saja disahkan, ada beberapa hal penting di
dalamnya. Salah satunya adalah sebuah jaminan fidusia harus memiliki sertifikat.
Sertifikat ini nantinya akan disahkan oleh pihak notaris. Dimana dengan adanya
sertifikat jaminan fidusia ini diharapkan bisa memberikan perlindungan bagi
Hukum Bisnis |5

peminjam dan juga pemberi pinjaman. Selain itu adanya sertifikat jaminan fidusia ini
juga bisa digunakan untuk menjamin tidak ada pihak yang dirugikan, baik dari
penerima pinjaman maupun pemberi pinjaman. Bagi pemberi pinjaman adanya
sertifikat jaminan fidusia merupakan suatu hal yang penting. Pasalnya dengan
adanya sertifikat jaminan fidusia ini pihak peminjam memiliki kekuatan hukum ketika
mengambil sebuah benda jika suatu saat pihak peminjam tidak dapat melakukan
pelunasan terkait dengan pinjaman yang ia miliki. Bahkan proses yang dilakukan
oleh pihak pemberi pinjaman ini juga akan mendapatkan dukungan secara legal
oleh aparat hukum. Tak hanya bagi pihak pemberi pinjaman saja, pasalnya adanya
sertifikat jaminan fidusia ini juga memberikan keuntungan tersendiri bagi pihak
penerima pinjaman.
Dengan adanya sertifikat jaminan fidusia pihak peminjam memiliki jaminan
keterlindungan jika pihak pemberi pinjaman melakukan melakukan suatu tindakan
yang dinilai berlebihan.Semua syarat terkait dengan kondisi proses penyitaan sudah
diatur pada sertifikat jaminan fidusia. Contohnya adalah pada jumlah minimal
sebuah hutang yang harus dibayarkan oleh pihak penerima pinjaman agar barang
yang disita bisa menjadi milik penerima pinjaman lagi. Setelah tahu bagaimana
pentingnya sertifikat jaminan fidusia. Tentunya kalian juga harus tahu bagaimana
cara untuk membuat sebuah sertifikat jaminan fidusia tersebut.Proses yang
dilakukan adalah kalian hanya perlu mendaftarkan jaminan fidusia ke kantor
pendaftaran fidusia. Proses ini juga harus diresmikan oleh pihak notaris. Nantinya
pihak notaris akan membuatkan sebuah sertifikat. Jika sertifikat sudah jadi, proses
selanjutnya adalah mendaftarkan ke perusahaan fidusia. Lalu untuk salinan akan
diberikan kepada pihak debitur.
3. Hak Eksekusi
Penjelasan berikutnya adalah tentang hak eksekusi fidusia. Tak hanya tahu
tentang pengertian dari fidusia saja. Namun penjelasan tentang hak eksekusi fidusia
juga sangat penting diketahui. Hak eksekusi fidusia biasanya dilakukan ketika pihak
penerima pinjaman tidak bisa melakukan proses pembayaran angsuran.
Namun hak eksekusi fidusia tak bisa dilakukan secara langsung. Pasalnya ada
beberapa tahapan yang perlu dilakukan sebelum melakukan proses eksekusi
fidusia. Proses awal yang dilakukan oleh pemberi pinjaman adalah memberikan
sebuah surat peringatan kepada penerima pinjaman tersebut. Dari adanya surat
peringatan pertama ini akan dilihat terlebih dahulu bagaimana respon dari penerima
pinjaman. Jika pihak penerima pinjaman merespon dengan itikad baik atau
melakukan pembayaran seperti semula. Maka proses eksekusi fidusia akan
dibatalkan. Namun jika tidak ada respon dari pihak penerima pinjaman. Maka pihak
pemberi pinjaman akan memberikan sebuah surat peringatan kedua kepada
penerima pinjaman. Jika surat peringatan kedua juta tak ada respon juga. Tindakan
terakhir dari pemberi pinjaman adalah melakukan eksekusi fidusia. Sebelumnya
sudah dibahas jika proses eksekusi fidusia tak bisa dilakukan secara bebas. Jika
Hukum Bisnis |6

pemberi pinjaman akan melakukan sebuah eksekusi fidusia. Maka harus ada
beberapa syarat yang perlu dibawah. Mulai dari surat peringatan baik itu pertama
dan kedua. Lalu pemberi pinjaman juga membawa surat kuasa eksekusi dan juga
sertifikat fidusia. Beberapa syarat ini dibawa agar menghindari jika terjadi sebuah
tindakan kesalahpahaman.

4. Prinsip Dalam Fidusia


Adanya prinsip fidusia ini bisa menjamin keberlangsungan wisuda seperti
peminjaman dana dan hal lainnya. Secara garis besar ada dua prinsip fidusia yang
bisa kalian ketahui.
 Prinsip yang pertama adalah kejelasan dari barang yang ada di dalam
proses fidusia. Barang yang dijadikan sebuah jaminan dalam fidusia harus
memiliki kelengkapan data yang begitu jelas seperti hak kepemilikan.
Selain itu proses pembuktian ini juga harus melalui waktu yang terbilang
cepat.
 Prinsip berikutnya adalah adanya sebuah perjanjian yang di dalamnya
terdapat barang jaminan fidusia. Dengan begitu barang yang dijadikan
sebuah jaminan fidusia adalah atas kesepakatan dari kedua belah pihak
yang tercantum pada surat perjanjian.
a. Dasar Hukum Fidusia
Fidusia sudah memiliki dasar hukum tersendiri. Penjelasan sebelumnya juga sudah
disinggung sedikit jika fidusia diatur pada Undang-undang Nomor 42 tahun 1999
yang menjelaskan tentang jaminan fidusia.
b. Biaya Fidusia
Secara mudahnya biaya fidusia bergantung pada besaran nilai dari penjaminan
objek yang akan dijadikan kredit. Meski begitu biaya yang ditekankan pada fidusia
mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 28 tahun 2019 yang menjelaskan tentang
Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia. Selain itu peraturan tersebut juga
membahas terkait dengan kenaikan pada biaya fidusia yang hampir sebagian besar
masuk ke dalam kelompok penjaminan. Namun ada beberapa kelompok nilai dari
penjaminan yang tak mengalami perubahan.
c. Peraturan yang Ada Pada Fidusia
Fidusia tak hanya memiliki dasar hukum saja. Namun fidusia juga memiliki beberapa
peraturan penting lainnya. Sama halnya dengan beberapa penjelasan sebelumnya,
kalian juga akan lebih paham tentang fidusia jika turut mempelajari penjelasan
tentang peraturan fidusia yang ada pada poin ini. Dimulai dari pembebanan pada
benda yang dijadikan sebuah jaminan fidusia harus memiliki sebuah akta notaris.
Hukum Bisnis |7

Akta notaris tersebut dibuat menggunakan bahasa Indonesia. Sedangkan fungsi dari
akta notaris tersebut adalah sebagai akta jaminan fidusia. Pada akta notaris tersebut
setidaknya ada penjelasan yang menyebutkan kedua belah pihak, baik itu identitas
pemberi maupun penerima fidusia. Selain itu juga terdapat pada akta tersebut juga
ada penjelasan tentang objek benda yang dijadikan jaminan fidusia, data yang
dijadikan sebagai perjanjian pokok yang dijamin oleh fidusia. Tak hanya itu saja,
pada akta tersebut juga harus memuat nilai dari benda yang dijadikan sebuah
jaminan fidusia dan nilai dari penjaminan.
d. Tugas Pemegang Fidusia
Mereka yang menjadi pemegang fidusia memiliki beberapa tugas dan tanggung
jawab yang legal dan tentunya juga etis. Beberapa tugas yang harus dilakukan oleh
pemegang fidusia adalah sebagai berikut ini. Pihak yang menerima kewajiban
fidusia atas nama pihak lain dengan segaja harus bertanggung jawab sekaligus
melakukan pengelolaan aset yang telah disesuaikan dengan kepentingan dari
pemilik. Bisa memastikan tidak adanya sebuah konflik yang terjadi antara pemegang
fidusia dengan pemilik aset.
Seperti pada penjelasan hukum yang berlaku, pemegang fidusia harus
memberikan penjelasan terkait dengan kondisi asli dari aset atau barang yang akan
dijual kepada pihak calon pembeli. Selain itu mereka yang memegang fidusia juga
tidak akan mendapatkan keuntungan apapun atas proses penjualan aset tersebut.
Ketika pemilik aset telah meninggal dunia, maka akta fidusia masih tetap bisa
diberlakukan. Khususnya untuk aset yang memerlukan pengelolaan serta
pengawasan lebih lanjut seperti perkebunan ataupun aset jenis lainnya.

5. Contoh dari Fidusia


Setelah tahu apa saja yang penting dalam fidusia, tentunya tak lengkap rasanya
jika tak membahas tentang contoh dari fidusia itu sendiri. Beberapa contohnya
adalah sebagai berikut.
 Ketika melakukan proses kredit motor, pihak yang memberikan kredit atau
leasing dan melakukan pembelian motor tersebut adalah pemilik motor.
Meski sebenarnya proses registrasi hak kepemilikan atau nama pada BPKB
adalah milik sekalipun. Tetap saja motor tersebut hak kepemilikannya adalah
leasing selama kalian belum bisa melunasi proses kredit yang diberlakukan.
 Contoh kedua adalah ketika melakukan pembelian sebuah rumah dengan
sistem KPR. Pihak pemberi kredit atau bank akan membelikan sebuah
rumah. Lalu masih tetap bisa menempati seperti pemilik rumah selayaknya.
Hukum Bisnis |8

KESIMPULAN

Fidusia adalah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan
dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan tetap
dalam penguasaan pemilik benda. Dan jaminan fidusia menurut Undang-Undang
Nomor 42 Tahun 1999,dalam pasal 1 butir 2 menyebutkan “Hak Jamnian atas benda
bergerak baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud khususnya bangunan yang
tidak dapat dibebani hak tanggungan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang
Nomor 4 Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan yang tetap berada dalam penguasaan
pemberi fidusia, sebagai agunan bagi pelunasan hutang tertentu yang memberikan
kedudukan yang diutamakan kepada penerima fidusia terhadap kreditor lainnya.
Pendaftaran jaminan fidusia dilakukan dengan mengajukan suatu permohonan kepda
kantor pendaftaran fidusia eksekusi jaminan fidusia adalah penyitaan dan penjualan
benda yang menjadi objek jaminan fidusia.
Hukum Bisnis |9

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gramedia.com/best-seller/fidusia/

https://id.scribd.com/doc/312894059/Fidusia

https://www.merdeka.com/jabar/fidusia-adalah-istilah-pengalihan-kepemilikan-suatu-
benda-berikut-ulasannya-kln.html

http://repository.umsu.ac.id/handle/123456789/6/browse?
type=subject&value=Jaminan+Fidusia

Anda mungkin juga menyukai