Anda di halaman 1dari 22

TEKS EDITORIAL

PENGERTIAN TEKS
EDITORIAL
Editorial adalah artikel utama yang ditulis oleh redaktur
koran yang merupakan pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa
(berita) aktual (sedang menjadi sorotan), fenomenal, dan
kontroversial (menimbulkan perbedaan pendapat).
Di dalamnya, terdapat fakta masalah dan opini penulis. Fakta
masalah adalah fakta persoalan yang dibahas atau yang dijadikan
alat untuk memperkuat posisi penulis. Opini penulis adalah
pendapat atau pandangan penulis terhadap masalah tersebut.
Editorial disebut juga tajuk rencana atau kepala berita dalam surat
kabar atau majalah.
ISI TEKS EDITORIAL

a. Fakta atau peristiwa aktual, fenomenal, dan kontroversial.


b. Pendapat atau opini redaksi terhadap peristiwa tersebut.
Opini dalam editorial dapat berupa kritik, penilaian,
prediksi,harapan, maupun saran.
Perbedaan kritik, penilaian, prediksi, harapan, dan saran

• Kritik : Penilaian penulis terhadap fenomena yang sedang


dihadapi, bisa berisi kecaman
• Penilaian : Penjabaran terkait kelebihan ataupun kekurangan
fenomena yang sedang dihadapi
• Prediksi : Prediksi atau perkiraan penulis terhadap suatu
fenomena
• Harapan : Keinginan penulis yang harapannya bisa turut
diterima oleh pihak-pihak yang dituju
• Saran : Anjuran atau saran, dapat berupa usulan
a. Kritik : Kenaikan harga itu merupakan kado tahun baru
2014 yang tidak simpatik, tidak bijak, dan tidak
logis.

b. Penilaian : Pertamina tidak bisa semata-mata menjadikan


harga pasar dunia sebagai kiblat dalam membuat
keputusan. Sebab di sisi lain perusahaan
memperoleh keuntungan besar atas hasil tambang
minyak dan gas yang dieksploitasi dari perut bumi
Indonesia.

c. Prediksi : Redaksi menduga bahwa pengakuan pemerintah


yang tidak mengetahui rencana kenaikan harga
elpiji
hingga 50% itu tidak benar.
d. Harapan: Pemerintah seharusnya menggunakan keuntungan
besar dari hasil tambang minyak dan gas untuk sebesar-
besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.

e. Saran: Caranya dengan mengambil atau menyisihkan


sepersekian persen keuntungan untuk menyubsidi
kebutuhan bahan bakar kalangan masyarakat
menengah ke bawah.
PERBEDAAN FAKTA DAN OPINI

Perbedaan fakta dan opini adalah fakta tidak dapat


terbantahkan, opini sebaliknya justru masih bisa
diperdebatkan. Dalam menanggapi satu objek atau peristiwa
yang sama, akan timbul berbagai pendapat yang sifatnya
subjektif.
FAKTA

Yaitu hal yang merupakan kenyataan yang benar-


benar ada, terjadi, dan ada buktinya. Misalnya ada benda,
orang, waktu, tempat, peristiwa, jumlah, atau dapat
menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan, di mana, dan
berapa. Semua hal yang pernah terjadi, data, hasil penelitian,
dan hasil observasi termasuk fakta.
FAKTA

Ciri-ciri fakta:

1. Berkaitan dengan segala sesuatu (keadaan, peristiwa, dll.)


yang sungguh-sungguh terjadi/ada.
2. Berkaitan dengan segala sesuatu (benda, keadaan, peristiwa,
dan lain-lain) yang dapat ditangkap oleh pancaindera.
3. Berkaitan dengan segala sesuatu yang dapat diobservasi atau
diuji kebenarannya.

Contoh:
Pada persidangan gugatan pilpres di MK diputuskan
bahwa SBY dan Budiono sebagai pemenang resmi pemilihan
presiden tahun 2009.
OPINI

Pengertian opini:
Yaitu pendapat, pikiran atau pendirian seseorang
tentang sesuatu.Opini dapat menjawab pertanyaan
bagaimana. Yang termasuk opini antara lain gagasan,
pemikiran, prediksi, kritik, dan hal-hal yang bersifat subjektif.

Ciri-ciri opini:
1. Informasi berupa gagasan.
2. Pendapat yang belum dibuktikan kebenarannya.
3. Harapan akan terjadinya sesuatu.
OPINI

Contoh:

Menurut kalangan pers, editorial atau tajuk rencana adalah


artikel dalam surat kabar atau majalah yang mengungkapkan
pendirian editor atau pemimpin surat kabar tersebut
mengenai beberapa pokok masalah.
KUIS
1. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah salah satu negara kepulauan yang memiliki lima
pulau besar, yakni Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Irian Jaya dan Jawa.
2. Matahari terbit di sebelah timur pada pagi hari dan terbenam di sebelah barat pada sore hari.
3. Lambat laun, seiring makin dominannya bahasa Indonesia maka bahasa daerah semakin diabaikan.
4. Seiring derasnya arus globalisasi dan modernisasi, aneka ragam Bahasa di Indonesia seolah menjalani
suratan zaman.
5. Ayam dan burung termasuk dalam kategori binatang unggas yang berkembang biak dengan bertelur.
6. Joko Widodo adalah Presiden Republik Indonesia ke delapan.
7. Jakarta adalah ibukota negara Indonesia saat ini.
8. Bencana besar tsunami pernah melanda Provinsi Aceh pada tahun 2004.
9. Landak memiliki duri dalam tubuhnya yang berfungsi sebagai alat untuk mempertahankan dirinya dari
ancaman serangan hewan lainnya.
10. Data Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan menyebut sebanyak 652
bahasa dari 2.452, serta akumulasi persebaran bahasa daerah per provinsi, bahasa di Indonesia
berjumlah 733.
11. Sekarang Kota Semarang sudah semakin baik dan nyaman dihuni karena tata kelola kota yang
dilakukan oleh pemerintah Kota Semarang.
12. KPI seharusnya dapat melakukan tindakan serupa serta secara serius menyatakan stasiun TV tidak
dapat menayangkan pelaku kekerasan seksual terhadap anak
Fungsi Teks Editorial

Fungsi teks editorial di antaranya sebagai berikut.

1) Menjelaskan fakta atau peristiwa dan akibatnya kepada masyarakat

2) Mengisi latar belakang dari isu dengan kenyataan sosial dan faktor yang
mempengaruhinya.

3) Memberikan pandangan kepada pembaca terhadap isu yang sedang


berkembang.

4) Memberikan penilaian moral tentang isu tersebut.

5) Mengajak pembaca untuk ikut berpikir tentang masalah (isu/topik) yang sedang
hangat terjadi di kehidupan sekitar
Ciri-ciri Teks Editorial
1) Berisi fakta umum dan pendapat pribadi penulis.
2) Bersifat analisis
3) Menggunakan pemikiran logis dalam menyampaikan pendapat
4) Ditulis dalam perspektif tertentu untuk mengungkapkan kebenaran pendapat
sehingga juka dilihat dari perspektif yang berbeda, kebenaran tersebut bisa
bermakna lain atau malah sebaliknya
5) Dimulai dari pemaparan fakta umum terlebih dahulu kemudian disusul dengan
pemaparan pendapat. Hal ini bisa terjadi sebaliknya.
6) Bersifat argumentatif sehingga teks ini bisa saja disebut sebagai teks
argumentatif atau berisi pemaparan argumen/ pendapat
7) Menggunakan kaidah kebahasaan tertentu.
CONTOH TEKS EDITORIAL
Menyediakan Rumah untuk Rakyat

Persoalan penyediaan lahan, harga tanah yang naik cepat, hingga perizinan,
memunculkan keraguan dalam mencapai target penyediaan rumah rakyat.
Suara pesimistis muncul dalam peringatan ulang tahun Asosiasi Pengembang Realestat
Indonesia di Pontianak, Kalimantan Barat, pekan lalu.
Saat ini terjadi kekurangan 13,6 juta unit rumah rakyat. Persoalan kekurangan rumah
rakyat bukan khas Indonesia. Apalagi, Indonesia merupakan negara dengan populasi terbesar
keempat di dunia dan luas daratannya hanya 30 persen dan sisanya adalah laut.
Meski demikian, keadaan tersebut tidak dapat menjadi alasan untuk lambat
menyediakan perumahan bagi rakyat, terutama masyarakat berpenghasilan rendah atau MBR.
Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan, menjadi kewajiban negara menyediakan papan
bagi rakyat, selain sandang dan pangan.
Tahun lalu kemampuan pemerintah menyediakan perumahan hanya 200.000 s.d.
300.000 unit per tahun. Tahun ini kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
menargetkan penyediaan 1 juta unit rumah, terdiri dari 603.516 unit untuk MBR dan sisanya
untuk non-MBR.
Pembangunan 1 juta unit tersebut tidak semuanya dilakukan pemerintah pusat, tetapi
sebagian besar diserahkan kepada badan usaha milik negara, swasta, pemerintah daerah, dan
masyarakat.
Peruntukannya juga sudah jelas, yaitu untuk nelayan, buruh dan pekerja, pegawai negeri
sipil atau PNS dan TNI/Polri, serta masyarakat umum.
Pembiayaan pun disiapkan. Selain dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, juga
melalui Tabungan Perumahan Pegawai Negeri Sipil, Tabungan Asuransi Pegawai Negeri sipil,
Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, dan Perum Perumnas.
Namun, lambatnya penyediaan rumah rakyat bukanlah terutama pada masalah
pendanaan. Persoalan yang dihadapi bukan hal baru, tetapi tidak kunjung berhasil diatasi, yaitu
penyediaan lahan, infrastruktur dasar, sertifikasilahan, dan perizinan.
Perizinan yang melibatkan sejumlah lembaga masih menjadi penghambat serius meskipun
Presiden Joko Widodo dalam kampanye pemilihan presiden menjanjikan akan memotong
birokrasi yang menghambat.
Harga tanah yang naik dengan cepat, terurtama jika suatu kawasan akan dibangun,
menjadi penghambat lain. Pemerintah seperti tak berdaya menghadapi permainan harga tanah
sehingga tanah kehilangan fungsi sosialnya.
Koordinasi kembali menjadi isu penting karena membangun perumahan memerlukan kerja
sama lintas lembaga. Di sinilah pemerintah mendapat ujian dalam memenuhi janji-janji sehingga
masyarakat, terutama yang berpenghasilan rendah, tetap memiliki harapan.
Kompas, 24 Maret 2015
Berikut analisis teks tersebut;
1. Isu
Editorial tersebut mengedepankan isu tentang penyediaan rumah untuk rakyat yang
terhambat karena beberapa kendala.
2. Posisi
Posisi penulis editorial tersebut berkedudukan sebagai pihak yang kontra terhadap isu
tersebut.
- Penulis mengkritik sikap pemerintah yang lambat dalam
penyediaan rumah untuk rakyat.
- Penulis mengkritik bahwa lambatnya penyediaan rumah untuk
rakyat bukanlah terutama pada masalah pendanaan, melainkan
persoalan lama yang tidak kunjung berhasil diatasi, yaitu
penyediaan lahan, infrastruktur dasar, sertifikasi lahan, dan
perizinan.
3. Fakta
Untuk memperkuat posisinya, penulis mengungkapkan beberapa
fakta berikut.
- Terjadi kekurangan 13,6 juta unit rumah rakyat.
- Tahun lalu, pemerintah hanya mampu menyediakan perumahan
sebanyak 200.000 s.d. 300.000 unit per tahun.
- Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tahun ini
menargetkan penyediaan 1 juta unit rumah, terdiri atas 603.516 unit
untuk MBR dan sisanya untuk non-MBR.
- Pembangunan 1 juta unit rumah tidak sepenuhnya dilakukan oleh
pemerintah pusat, tetapi sebagian diserahkan kepada BUMN,
swasta, pemerintah daerah, dan masyarakat.
- Peruntukan penyediaan rumah rakyat sudah jelas, yaitu untuk nelayan,
buruh dan pekerja, pegawai negeri sipil dan TNI/POLRI, serta masyarakat
umum.
- Pembiayaan penyediaan rumah rakyat berasal dari APBN, Tabungan Perumahan
Pegawai Negeri Sipil, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan, dan
Perum Perumnas.
-Perizinan yang melibatkan sejumlah lembaga masih menjadi penghambat serius.
- Harga tanah yang naik dengan cepat menjadi penghambat lain.
4. Simpulan
Simpulan pada teks tersebut berupa pernyataan yang mengakhiri
penjelasan tentang isu.
- Kendala lambatnya penyediaan rumah, bukan hanya soal
pendanaan, melainkan juga penyediaan lahan, infrastruktur
dasar,sertifikasi lahan, dan perizinan.
5. Solusi
Teks editorial tersebut diakhiri dengan sebuah solusi
- Perlu adanya koordinasi karena membangun perumahan
memerlukan kerja sama lintas lembaga.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai