Anda di halaman 1dari 63

ETIKA PROFESIONAL

Apakah Etika itu ?


 Serangkaian prinsip atau nilai moral
• Kebutuhan akan etika
• Ilustrasi Prinsip Etika yang disarankan (lihat Gambar 4-1)
• Perilaku tidak etis
 adalah tindakan yang berbeda dengan tindakan
yang mereka percayai yang merupakan tindakan tepat
dilakukan dalam situasi tertentu
• Mengapa seseorang bertindak tidak etis ?
1. Standar etika seseorang berbeda dengan standar
etika yang berlaku di masyarakat
2. Orang memilih untuk bertindak egois
• Rasionalisasi perilaku tidak etis
• Setiap orang melakukannya
• Jika merupakan hal yang sah menurut hukum, hal itu etis
• Kemungkinan penemuan dan konsekuensinya
Dilema Etika
 Situasi yang dihadapi oleh seseorang dimana ia harus
membuat keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat
untuk dilakukannya
 Contoh kasus Bryan Longview (lihat hal.114- 117)
• Isu etika
• Siapa yang dipengaruhi dan bagaimana cara setiap orang terpengaruh
• Konsekuensi dari setiap altenatif
• Tindakan yang tepat
• Menyelesaikan dilema etika
1. Memperoleh fakta yang relevan
2. Mengidentifikasikan isu etika berdasarkan fakta
tersebut
3. Menentukan siapa yang akan terkena pengaruh
dari keluaran (outcome) dilema tersebut dan bagaimana cara
setiap pribadi atau kelompok itu dipengaruhi
4. Mengidentifikasikan berbagai alternatif yang
tersedia bagi pribadi yang harus menyelesaikan dilema
tersebut
5. Mengidentifikasikan konsekuensi yang mungkin
terjadi pada setiap alternatif
6. Memutuskan tindakan yang tepat untuk dilakukan
Kebutuhan Khusus Akan Kode Etik Profesi
• Perlunya Etika Profesional bagi Organisasi Profesi
 Setiap profesi yang menyediakan jasanya kepada
masyarakat memerlukan kepercayaan dari masyarakat
yang dilayaninya.
 Kepercayaan masyarakat terhadap mutu jasa
akuntan publik akan menjadi lebih tinggi jika profesi
tersebut menerapkan standar mutu tinggi terhadap
pelaksanaan pekerjaan profesional yang dilakukan oleh
anggota profesinya.
• Perbedaan antara KAP dan Profesional lainnya
• Jenis Profesi Akuntan lainnya
• Akuntan Manajemen
• Internal Auditor
• Corporate Secretary
• Konsultan SIA/Manajemen/SIM dll
• Struktur Organisasi KAP & KAM
• Pemain utama KAP di dunia nyata
• The Big Four & Situs-situsnya
• KAP Direktory IAI
• BEI
• Berbagai cara untuk meningkatkan semangat Akuntan
Publik agar bertindak secara profesional (lihat Gambar 4-2)
Kode Etik Profesi AICPA (American Institute of Certified Public
Accountants)
 Standar umum perilaku yang ideal dan menjadi khusus tentang perilaku
yang harus dilakukan
 Terdiri dari empat bagian (lihat Gambar 4-3)
• Prinsip etika profesi
• Peraturan etika
• Interpretasi atas peraturan etika
• Kaidah etika
 Disusun berdasarkan urutan makin spesifiknya standar tersebut
• Prinsip Etika Profesi
 Membahas prinsip etika profesi yang berisi diskusi umum
tentang beberapa syarat karakteristik tertentu sebagai
akuntan publik
 Terdiri dari dua bagian utama :
- Enam prinsip etika (lihat Gambar)
- Diskusi keenam prinsip
 Lima prinsip pertama diterapkan secara sama rata kepada
seluruh anggota, kecuali Prinsip Obyektivitas dan
Independensi hanya berlaku bagi yang bekerja bagi publik
(jasa atestasi/jasa audit)
 Satu prinsip terakhir, Lingkup dan Sifat Jasa, hanya
diterapkan bagi anggota yang bekerja pada publik
• Peraturan Etika
 Melibatkan peraturan eksplisit yang harus dipatuhi oleh semua
akuntan publik dalam berpraktek (lihat Tabel 4-1)
 Perbedaan antara standar etika dalam Prinsip dengan
standar etika dalam Peraturan Etika (lihat Gambar 4-4)
• Interpretasi Peraturan Etika
 Peraturan yang spesifik yang secara formal tidak harus
dipatuhi, tetapi penyimpangan dari interpretasi ini akan
menimbulkan kesulitan
• Kaidah Etika
 Rangkaian penjelasan oleh komite eksekutif pada divisi
etika profesional tentang situasi spesifik yang nyata (specific factual
circumtances)
Independensi
Independensi dalam Audit : sudut pandang yang tidak bias dalam melakukan
ujian audit, mengevaluasi hasilnya dan membuat laporan audit
 Independensi dalam fakta : Auditor benar-benar mempertahankan perilaku
yang tidak bias (independen) disepanjang audit
Independensi dalam penampilan : Pemakai laporan keuangan memiliki
kepercayaan atas independensi tsb.
Independensi
• Revisi dari Persyaratan Independensi Auditor SEC
• Kepentingan Kepemilikan
• TI dan Jasa Non Audit lainnya
• Dewan Standar Independen (Independence Standards Board/ISB)
 memberikan rangka kerja konseptual bagi masalah independensi yang
berhubungan dengan audit perusahaan publik
• Komite Audit
 Sejumlah anggota terpilih dari Dewan Direksi yang bertanggungjawab
membantu Auditor untuk tetap independen dari manajemen
• Berbelanja untuk Prinsip Akuntansi
• Persetujuan Auditor oleh Pemegang Saham
 Pemilihan KAP baru atau melanjutkan KAP yang ada melalui persetujuan
pemegang saham
• Penugasan dan Pembayaran Fee Audit oleh Manajemen
Peraturan Independensi Perilaku dan Interpretasi
• Kepentingan Keuangan
• Anggota yang tercakup
• Kepentingan Keuangan Langsung versus Kepentingan Keuangan Tidak
Langsung
• Material atau Tidak Material
• Berbagai Isu Kepentingan Keuangan yang Saling Terkait
• Para mantan praktisi
• Prosedur kredit normal
• Kepentingan keuangan dari keluarga terdekat
• Bersama-sama memiliki hubungan sebagai penanam modal atau penerima
modal klien
• Direktur, Pejabat, Manajemen atau Pegawai sebuah perusahaan
• Litigasi antara KAP dan Klien
• Pembukuan dan Jasa Lainnya
• Audit Internal dan Jasa Audit yang Diperluas
• Fee yang Belum Dibayar
Peraturan Etika Lainnya
• Integritas dan Obyektivitas
• Standar Teknis
• Kerahasiaan
• Kebutuhan atas Kerahasiaan
• Pengecualian atas Kerahasiaan
• Kewajiban yang berhubungan dengan standar teknis
• Panggilan Pengadilan
• Peer Review (review setara)
• Respon kepada Divisi Etika
• Fee Kontinjen (Contingent Fee)
Peraturan Etika Lainnya
• Tindakan yang Bisa Didiskreditkan
• Retensi dari catatan klien
• Diskriminasi dan gangguan dalam praktek karyawan
• Standar atas audit pemerintah dan persyaratan badan dan agensi pemerintah
• Kelalaian dalam persiapan laporan atau catatan keuangan
• Kegagalan mengikuti persyaratan dari badan pemerintah, komisi atau agen
regulasi lainnya
• Permohonan atau pengungkapan dan jawaban ujian akuntan publik
• Kegagalan memasukkan pajak penghasilan atau pembayaran kewajiban pajak
• Periklanan dan Permohonan
• Komisi dan Fee Penyerahan
• Bentuk dan Nama Organisasi
Penegakan Hukum
 Timbul karena adanya kegagalan untuk mengikuti peraturan Kode
Etik
• Tindakan oleh Divisi Etika Profesional AICPA
 Divisi Etika Profesional AICPA bertanggungjawab untuk menyelidiki
pelanggaran lain atas Kode dan menentukan disiplin
• Tindakan oleh Dewan Akuntansi Negara Bagian
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia
Etika profesional dikeluarkan oleh organisasi untuk
mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktek
profesinya bagi masyarakat. Etika profesional bagi praktek
akuntan di Indonesia disebut dengan istilah kode etik dan
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia sebagai
organisasi profesi akuntan.
(ditambahkan dengan NPA & SPAP)
Akuntan Publik dan Auditor
Independen
Kantor akuntan publik merupakan tempat penyediaan
jasa oleh profesi akuntan publik bagi masyarakat
berdasarkan SPAP. Kantor akuntan publik dapat
menyediakan jasa: (1) audit atas laporan historis, (2)
atestasi atas laporan keuangan prospektif atau asersi lain,
(3) jasa akuntansi dan review, (4) jasa konsultasi. Perlu
dibedakan istilah akuntan publik dan auditor independen.
Akuntan publik menyediakan berbagai jasa yang diatur
SPAP (auditing, atestasi, akuntansi dan review, dan jasa
akuntasi).Auditor independen menyediakan jasa audit
atas dasar standar auditing yang tercantum pada SPAP.
Gambar 2.1. Perbedaan Akuntan Publik, Auditor dan
Praktisi ditinjau dari perannya masing-masing dalam
Kantor Akuntan Publik (Sumber : Mulyadi, 2000)

Tipe Akuntan Tipe Akuntan

Tipe Akuntan
Auditor Praktisi Publik

Jasa Pemeriksaan, Jenis jasa yang


Jasa Audit atas
Jasa Akt & review, jasa dihasilkan
Lap Keu Historis
konsultasi
Rerangka Kode Etik Akuntan
Indonesia
Kode Etik IAI ada 4 bagian :
1. Prinsip Etika
2. Aturan Etika
3. Interpretasi Aturan Etika
4. Tanya Jawab
( lihat situs IAI/download internet)
Latihan Soal
Terima Kasih
Kode Etik
Akuntan Publik
IKATAN AKUNTANSI
INDONESIA
 Aturan Etika ini harus diterapkan oleh anggota Ikatan
Akuntan Indonesia - Kompartemen Akuntan Publik (IAI-
KAP) dan staf profesional (baik yang anggota IAI-KAP
maupun yang bukan anggota IAI-KAP) yang bekerja pada
satu Kantor Akuntan Publik (KAP).
 Dalam hal staf profesional yang bekerja pada satu KAP yang
bukan anggota IAI-KAP melanggar Aturan Etika ini, maka
rekan pimpinan KAP tersebut bertanggung jawab atas
tindakan pelanggaran tersebut.
Definisi/Pengertian
 1. Klien adalah pemberi kerja (orang atau badan), yang
mempekerjakan atau menugaskan seseorang atau lebih
anggota IAI - KAP atau KAP tempat Anggota bekerja untuk
melaksanakan jasa profesional. Istilah pemberi kerja untuk
tujuan ini tidak termasuk orang atau badan yang
mempekerjakan Anggota.
 2. Laporan Keuangan adalah suatu penyajian data keuangan
termasuk catatan yang menyertainya, bila ada, yang
dimaksudkan untuk mengkomunikasikan sumber daya
ekonomi (aktiva) dan atau kewajiban suatu entitas pada saat
tertentu atau perubahan atas aktiva dan atau kewajiban
selama suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum atau basis akuntansi
komprehensif selain prinsip akuntansi yang berlaku umum.
• Data keuangan lainnya yang digunakan untuk mendukung
rekomendasi kepada klien atau yang terdapat dalam dokumen
untuk suatu pelaporan yang diatur dalam standar atestasi dalam
penugasan atestasi, dan surat pemberitahuan tahunan pajak
(SPT) serta daftar-daftar pendukungnya bukan merupakan
laporan keuangan. Pernyataan, surat kuasa atau tanda tangan
pembuat SPT tidak merupakan pernyataan pendapat atas
laporan keuangan.
 3. Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk
organisasi akuntan publik yang memperoleh izin sesuai
dengan peraturan perundangan-undangan yang berusaha di
bidang pemberian jasa profesional dalam praktik akuntan
publik.
 4. IAI (Ikatan Akuntan Indonesia) adalah wadah organisasi
profesi akuntan Indonesia yang diakui pemerintah.
 5. Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik
(IAI-KAP) adalah wadah organisasi para akuntan Indonesia
yang menjalankan profesi sebagai akuntan publik atau
bekerja di Kantor Akuntan Publik.
 6. Anggota adalah semua anggota IAI-KAP.
 7. Anggota Kantor Akuntan Publik (anggota KAP) adalah
anggota IAI-KAP dan staf professional (baik yang anggota
IAI-KAP maupun yang bukan anggota IAI-KAP) yang
bekerja pada satu KAP.
 8. Akuntan Publik adalah akuntan yang memiliki izin dari
Menteri Keuangan untuk menjalankan praktik akuntan
publik.
 9. Praktik Akuntan Publik adalah pemberian jasa profesional
kepada klien yang dilakukan oleh anggota IAI-KAP yang
dapat berupa jasa audit, jasa atestasi, jasa akuntansi dan
review, perpajakan, perencanaan keuangan perorangan, jasa
pendukung litigasi dan jasa lainnya yang diatur dalam
standar profesional akuntan publik.
 100. INDEPENDENSI, INTEGRITAS DAN
OBJEKTIVITAS
 101. Independensi.
 Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus selalu
mempertahankan sikap mental independen di dalam
memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam Standar
Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAI. Sikap
mental independen tersebut harus meliputi independen dalam
fakta (in facts) maupun dalam penampilan (in appearance).
 102. Integritas dan Objektivitas.
 Dalam menjalankan tugasnya anggota KAP harus
mempertahankan integritas dan objektivitas, harus bebas dari
benturan kepentingan (conflict of interest) dan tidak boleh
membiarkan faktor salah saji material (material misstatement)
yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan)
pertimbangannya kepada pihak lain.
 200. STANDAR UMUM DAN PRINSIP AKUNTANSI.
 201. Standar Umum.
 Anggota KAP harus mematuhi standar berikut ini beserta interpretasi
yang terkait yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang
ditetapkan IAI:
 A. Kompetensi Profesional. Anggota KAP hanya boleh melakukan
pemberian jasa profesional yang secara layak (reasonable) diharapkan
dapat diselesaikan dengan kompetensi profesional.
 B. Kecermatan dan Keseksamaan Profesional. Anggota KAP wajib
melakukan pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan
keseksamaan profesional.
 C. Perencanaan dan Supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan dan
mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa
profesional.
 D. Data Relevan yang Memadai. Anggota KAP wajib memperoleh data
relevan yang memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi kesimpulan
atau rekomendasi sehubungan dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.
 202. Kepatuhan terhadap Standar.
 Anggota KAP yang melaksanakan penugasan jasa auditing,
atestasi, review, kompilasi, konsultansi manajemen,
perpajakan atau jasa profesional lainnya, wajib mematuhi
standar yang dikeluarkan oleh badan pengatur standar yang
ditetapkan oleh IAI.
 203. Prinsip-Prinsip Akuntansi.
 Anggota KAP tidak diperkenankan:
 (1) menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa
laporan keuangan atau data keuangan lain suatu entitas
disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum atau
(2) menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi
material yang harus dilakukan terhadap laporan atau data
tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku,
apabila laporan tersebut memuat penyimpangan yang
berdampak material terhadap laporan atau data secara
keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan
oleh badan pengatur standar yang ditetapkan IAI. Dalam
keadaan luar biasa, laporan atau data mungkin memuat
penyimpangan seperti tersebut diatas. Dalam kondisi tersebut
anggota KAP dapat tetap mematuhi ketentuan dalam butir ini
selama anggota KAP dapat menunjukkan bahwa laporan atau
data akan menyesatkan apabila tidak memuat penyimpangan
seperti itu, dengan cara mengungkapkan penyimpangan dan
estimasi dampaknya (bila praktis), serta alasan mengapa
kepatuhan atas prinsip akuntansi yang berlaku umum akan
menghasilkan laporan yang menyesatkan.
• 300. TANGGUNG JAWAB KEPADA KLIEN
• 301. Informasi Klien yang Rahasia.
• Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi
klien yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien. Ketentuan ini
tidak dimaksudkan untuk :
• (1) membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya
sesuai dengan aturan etika kepatuhan terhadap standar dan
prinsip-prinsip akuntansi
 (2) mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara
apapun untuk mematuhi peraturan perundang-undangan
yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan pejabat
pengusut atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap
ketentuan peraturan yang berlaku
 (3) melarang review praktik profesional (review mutu)
seorang Anggota sesuai dengan kewenangan IAI atau
 (4) menghalangi Anggota dari pengajuan pengaduan keluhan
atau pemberian komentar atas penyidikan yang dilakukan
oleh badan yang dibentuk IAI-KAP dalam rangka penegakan
disiplin Anggota.
• Anggota yang terlibat dalam penyidikan dan review diatas,
tidak boleh memanfaatkannya untuk keuntungan diri pribadi
mereka atau mengungkapkan informasi klien yang harus
dirahasiakan yang diketahuinya dalam pelaksanaan tugasnya.
Larangan ini tidak boleh membatasi Anggota dalam pemberian
informasi sehubungan dengan proses penyidikan atau
penegakan disiplin sebagaimana telah diungkapkan dalam butir
(4) di atas atau review praktik profesional (review mutu)
seperti telah disebutkan dalam butir (3) di atas.
• 302. Fee Profesional.
• A. Besaran Fee
• Besarnya fee Anggota dapat bervariasi tergantung antara lain :
risiko penugasan, kompleksitas jasa yang diberikan, tingkat
keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan jasa tersebut,
struktur biaya KAP yang bersangkutan dan pertimbangan
profesional lainnya.
• Anggota KAP tidak diperkenankan mendapatkan klien dengan
cara menawarkan fee yang dapat merusak citra profesi.
 B. Fee Kontinjen
 Fee kontinjen adalah fee yang ditetapkan untuk pelaksanaan
suatu jasa profesional tanpa adanya fee yang akan
dibebankan, kecuali ada temuan atau hasil tertentu dimana
jumlah fee tergantung pada temuan atau hasil tertentu
tersebut. Fee dianggap tidak kontinjen jika ditetapkan oleh
pengadilan atau badan pengatur atau dalam hal perpajakan,
jika dasar penetapan adalah hasil penyelesaian hukum atau
temuan badan pengatur.
 Anggota KAP tidak diperkenankan untuk menetapkan fee
kontinjen apabila penetapan tersebut dapat mengurangi
indepedensi.
• 400. TANGGUNG JAWAB KEPADA
REKAN SEPROFESI
• 401. Tanggung jawab kepada rekan
seprofesi.
• Anggota wajib memelihara citra profesi,
dengan tidak melakukan perkataan dan
perbuatan yang dapat merusak reputasi
rekan seprofesi.
• 402. Komunikasi antar akuntan publik.
• Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik
pendahulu bila menerima penugasan audit menggantikan
akuntan publik pendahulu atau untuk tahun buku yang sama
ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta
tujuan yang berlainan.
• Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis
permintaan komunikasi dari akuntan pengganti secara
memadai.
• Akuntan publik tidak diperkenankan menerima
penugasan atestasi yang jenis atestasi dan
periodenya sama dengan penugasan akuntan
yang lebih dahulu ditunjuk klien, kecuali
apabila penugasan tersebut dilaksanakan untuk
memenuhi ketentuan perundang-undangan atau
peraturan yang dibuat oleh badan yang
berwenang.
 500. TANGGUNG JAWAB DAN PRAKTIK LAIN
 501. Perbuatan dan perkataan yang mendiskreditkan.
 Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau
mengucapkan perkataan yang mencemarkan profesi.
 502. Iklan, promosi dan kegiatan pemasaran lainnya.
 Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik
diperkenankan mencari klien melalui pemasangan iklan,
melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran
lainnya sepanjang tidak merendahkan citra profesi.
 503. Komisi dan Fee Referal.
 A. Komisi
 Komisi adalah imbalan dalam bentuk uang atau barang atau
bentuk lainnya yang diberikan atau diterima kepada/dari
klien/pihak lain untuk memperolah penugasan dari
klien/pihak lain. Anggota KAP tidak diperkenankan untuk
memberikan/menerima komisi apabila
pemberian/penerimaan komisi tersebut dapat mengurangi
independensi.
 B. Fee Referal (Rujukan).
 Fee referal (rujukan) adalah imbalan yang
dibayarkan/diterima kepada/dari sesama penyedia jasa
profesional akuntan publik.
 Fee referal (rujukan) hanya diperkenankan bagi sesama
profesi.
• 504. Bentuk Organisasi dan Nama KAP.
• Anggota hanya dapat berpraktik akuntan publik dalam bentuk
organisasi yang diizinkan oleh peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan atau yang tidak menyesatkan dan
merendahkan citra profesi.
ETIKA PROFESIONAL
Pengertian Etika
Etika adalah tata aturan baik bersifat
umum maupun khusus, yang telah
menjadi kesepakatan bersama, baik
tertulis maupun tidak tertulis, yang jika
dilanggar akan mengakibatkan sanksi,
baik sanksi itu bersifat eksplisit maupun
bersifat implisit.
Peran Penting Etika Profesional
• Untuk membangun kepercayaan stakeholder, atau
siapapun yang berhubungan dengan auditor/akuntan.
• Kepercayaan adalah aset vital yang sangat menentukan
keberhasilan pencapaian rencana kerja, target dan sasaran.
• Pelanggaran etika bisa berakibat pada pengenaan sanksi,
baik bersifat langsung maupun tidak langsung.
Prinsip Dasar Etika Profesi

1. Prinsip Integritas
2. Prinsip Objektivitas
3. Prinsip Kompetensi serta Sikap
Kecermatan dan Kehati-hatian
Profesional
4. Prinsip Kerahasiaan
5. Prinsip Prilaku Profesional
Rerangka Konseptual Etika Profesi

1. Setiap praktisi harus mengevaluasi


setiap ancaman terhadap kepatuhan
pada prinsip dasar etika profesi ketika
ia mengetahui, atau seharusnya dapat
mengetahui, keadaan atau hubungan
yang dapat mengakibatkan
pelanggaran terhadap prinsip dasar
etika profesi.
Rerangka Konseptual Etika Profesi
2. Setiap praktisi harus memperhatikan faktor-faktor kualitatif
dan kuantitatif dalam mempertimbangkan signifikansi suatu
ancaman. Jika praktisi tidak dapat menerapkan pencegahan
yang tepat, maka ia harus menolak untuk menerima
perikatan tersebut dan menghentikan jasa profesional yang
diberikannya, atau bahkan mengundurkan diri dari perikatan
tersebut.
Rerangka Konseptual Etika Profesi
3. Praktisi mungkin saja melanggar suatu ketentuan dalam
Kode Etik ini secara tidak sengaja. Tergantung dari sifat dan
signifikansinya, pelanggaran tersebut mungkin saja tidak
mengurangi kepatuhan pada prinsip dasar etika profesi jika
pelanggaran tersebut dapat dikoreksi sesegera mungkin
ketika ditemukan dan pencegahan yang tepat telah
diterapkan.
Aturan Etika Profesi

1. Ancaman dan Pencegahan


2. Penunjukan Praktisi, KAP, atau
Jaringan KAP
3. Benturan Kepentingan
4. Pendapat Kedua
5. Imbalan Jasa Profesional dan
Bentuk Renumerasi Lainnya
Aturan Etika Profesi
6. Pemasaran Jasa Profesional
7. Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah
Tamahan Lainnya
8. Penyimpanan Aset Milik Klien
9. Objektivitas-Semua Jasa Profesional
10. Independensi dalam Perikatan Assurance
1. Ancaman dan Pencegahan
Ancaman terhadap prinsip dasar etika:
1. Ancaman kepentingan pribadi, seperti keuangan,
keluarga langsung, atau keluarga dekat praktisi.
2. Ancaman telaah pribadi, yaitu ketika pertimbangan
yang telah dibuat harus dievaluasi kembali.
3. Ancaman advokasi, yaitu ancaman atas pernyataan
sikap yang dapat mengurangi objektivitas tugas
selanjutnya.
4. Ancaman kedekatan, yaitu ancaman karena kedekatan
hubungan dengan pihak tertentu.
5. Ancaman intimidasi, yaitu ketika praktisi dihalangi
untuk menyatakan pendapat secara objektif.
1. Ancaman dan Pencegahan
Pencegahan Ancaman prinsip dasar etika:
1. Pencegahan pada tingkat institusi dan lingkungan kerja.
2. Pencegahan pada tingkat perikatan dalam lingkungan
kerja.
3. Pencegahan dalam sistem dan prosedur yang diterapkan
oleh klien.
2. Penunjukan Praktisi, KAP, atau Jaringan KAP

1. Penerimaan Klien
Harus dipertimbangkan potensi ancaman terhadap
kepatuhan pada prinsip dasar etika etika profesi,
termasuk upaya pencegahannya.
2. Penerimaan Perikatan
Harus mempertimbangkan kompetensi serta
ancaman benturan terhadap prinsip dasar etika
profesi.
3. Perubahan Penunjukan Praktisi, KAP, atau
Jaringan KAP.
Harus mempertimbangkan alasan profesional
untuk menerima atau menolak perikatan.
3. Benturan Kepentingan
4. Pendapat Kedua
5. Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi
Lainya
6. Pemasaran Jasa Profesional
7. Penerimaan Hadiah atau Bentuk Keramah-
tamahan Lain
8. Penyimpanan Aset Klien
9. Objektivitas – Semua Jasa Profesional
10. Independensi Dalam Perikatan Assurance
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai