Anda di halaman 1dari 14

KONTRIBUSI AGROWISATA

TERHADAP PARIWISATA
INDONESIA
Pariwisata
Secara umum, pengertian pariwisata
adalah serangkaian kegiatan dan
aktivitas perjalanan yang dilakukan oleh
manusia, baik perorangan maupun
berkelompok, dari satu tempat ke
tempat lain secara sementara dengan
tujuan untuk mendapatkan
keseimbangan, kedamaian, ketenangan,
keserasian, dan kebahagiaan jiwa.
Secara etimologis, istilah pariwisata berasal dari
bahasa Sansekerta, yaitu kata “Pari” yang artinya
bersama atau berkeliling, dan “wisata” yang artinya
perjalanan. Sehingga dilihat dari asal katanya, maka
pariwisata dapat didefinisikan sebagai suatu aktivitas
perjalanan berkeliling dari satu tempat ke tempat
lainnya yang menjadi objek tujuan wisata dimana
perjalanan tersebut dilakukan dengan perencanaan.

Dari penjelasan definisinya dapat disimpulkan bahwa


pariwisata merupakan suatu kebutuhan bagi manusia
untuk menjaga kesehatan jiwanya. Dengan
pariwisata, suasana hati seseorang dapat berganti
menjadi lebih baik serta menambah wawasan dan
kecintaannya terhadap alam.
Kontribusi Agrowisata Terhadap
Pariwisata Indonesia

Pariwisata merupakan industri dengan pertumbuhan


tercepat didunia (WTO, 2000), melibatkan 657 juta
kunjungan wisata di tahun 1999 dengan US $ 455 Milyar
penerimaan ke seluruh dunia. Apabila kondisi tetap stabil,
pada tahun 2010 jumlah kunjungan antar negara ini
diperkirakan meningkat mencapai 937 juta. Resolusi
Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah menyatakan
bahwa pariwisata as a basic and desirable human activity
deserving the praise and encouragement of all peoples
and governments. Perserikatan Bangsa-bangsa telah
menyetujui suatu metode pengukuran dampak ekonomi
pariwisata yang disebut Tourism Satellite Account (TSA).
TSA ini merupakan satu-satunya satellite account yang
telah disetujui oleh PBB dari berbagai sektor ekonomi
lainnya. Indonesia melalui Badan Puisat Statistik dan
Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata mulai
menerapkan dan mengembangkan TSA pada tahun 2001
yang dikenal dengan istilah Neraca Satelit Pariwisata
Nasional (NESPARNAS), dengan hasil secara garis besar
diuraikan sebagai berikut.
Bagi Indonesia perkembangan pariwisata tersebut
terindikasi dari peningkatan jumlah wisatawan
mancanegara sebanyak 4.606.416 (rata-rata hari
kunjungan 9.18 hari/ orang) di tahun 1998 meningkat
menjadi 5.064.217 orang dengan jumlah hari kunjungan
12.26/orang pada tahun 2000. Besarnya devisa yang
diperoleh sector pariwisata pada tahun 2000 sebesar 5.75
milyar US$.
Pada tahun 2000 sektor pariwisata memberikan
kontribusi sebsesar Rp. 238,6 triliun atau 9, 27%
terhadap produk nasional dan kontribusi pariwisata
mencapai 9,38% (Rp. 128,31 triliun) dari total PDB
Indonesia sebesar Rp. 1.368 triliun (BPS 2001). Hal
menarik yang patut dikemukakan adalah bahwa
pencapaian sebesar itu siperoleh melalui peranan
investasi kepariwisataan yang hanya mencapai 5,24%
dari total investasi nasional. Sementara itu peranan
dalan penyediaan lapangan kerja mencapai 7, 36 juta
orang atau 8,11 % dari total lapangan kerja nasional
sebesar 89,8 juta orang. Demikian juga dapat
diungkapkan bahwa penyediaan upah dan gaji dari sector
pariwisata mencapai Rp. 40,09 triliun, 9,87% dari
penyediaan upah secara nasional sebesar Rp.406 triliun.
Selain itu kontribusi pajak tak langsung mencapai 8,29 %
dari total pajak tak langsung sebesar Rp. 61 triliun.
Sektor pariwisata, sebagai salah satu sektor strategis dalam
pembangunan nasional selama satu dekade terakhir terus
menunjukkan kontribusi yang signifikan dalam menopang
perekonomian nasional, khususnya dalam memperoleh devisa
negara. Berdasarkan Data yang diperoleh dari BPS (Badan Pusat
Statistik) tahun 2017, data kunjungan wisatawan mancanegara
(wisman) ke Indonesia bulan Januari s.d. Desember Tahun 2016
mencapai 11.519.275 wisman, naik 10,69% dibandingkan
kunjungan wisman bulan Januari s.d. Desember Tahun 2015
sebesar 10.406.759 wisman. Nilai rata-rata pertumbuhan
kedatangan wisatawan mancanegara Indonesia sebesar 8,7% per
tahun (2010-2016), lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan dunia
sebesar 3,47% per tahun. Jumlah wisatawan yang datang ke
Indonesia tidak luput dari peran serta pemerintah yang
memberikan jaminan kepercayaan serta rasa aman kepada
wisatawan asing untuk datang ke Indonesia. Meningkatnya
kunjungan Wisatawan asing ke Indonesia dapat dilihat dari tabel
berikut ini.
Perkembangan Kunjungan Wisatawan Mancanegara di Indonesia
Tahun 2011-2015
Rata-rata
Pengeluaran Penerimaan Devisa
Wisatawan Per Orang
Tahun Mancanegara Rata-rata (USD)

Jumlah Pertumbu Lama Per hari Per Jumlah Pertumbu


han Tinggal Kunjung (Juta USD) han
% (hari) an (%)

2011 7,649,731 9.24 7.84 142.69 1,118,26 8,554,39 12,51

2012 8,004,462 5.1 7.70 147.22 1,113.81 9,120.85 6.62


6
2013 8,802,129 9.2 7.65 149.31 1,142.24 10,054.1 10.23
4 5
2014 9,435,411 7.1 7.66 154.42 1,183.43 11,166.1 11.06
9 1 3
2015 10,406,7 10. 8.53 141.65 1,208.79 12,225.8 9.49
59 29 9
2016 12,023,9 15. 8.39 131.64 1.103,81 12,440.4 1.75
71 54 2
Berdasarkan Tabel dapat dilihat bahwa kunjungan
wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia
terus meningkat dalam 5 tahun terakhir. Menurut
data yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS)
tahun 2017, wisatawan asing yang banyak
mengunjungi Indonesia merupakan wisatawan
ASEAN dan Australia. Badan Pusat Statistik (BPS)
menyebutkan bahwa pada tahun 2017 wisatawan
asal Singapura paling banyak bertandang ke
Nusantara dengan porsi sebesar 16,95%, diikuti
negara jiran Malaysia sebesar 13,97%, Tionghoa
11,07%, Australia 9,96%, dan India 4,84%.
Bagi Indonesia perkembangan pariwisata tersebut
terindikasi dari peningkatan jumlah wisatawan
mancanegara dari tahun ke tahun. Kontribusi agrowisata
terhadap pariwisata juga dapat dari jumlah penerimaan
yang diperoleh oleh pemerintah baik dari devisa maupun
pajak, Tidak hanya itu, agrowisata yang melibatkan
peran masyarakat daerah sebagai pengelola agrowisata
dapat meningkatkan pendapatan daerah, mengurangi
tingkat pengangguran dengan pemanfaatan sumber daya
manusia lokal sebagai tenaga kerja, pelestarian budaya
masyarakat yang secara turun temurun bermata
pencaharian sebagai petani serta pelestarian lingkungan
dengan penerapan sistem agrowisata secara
berkelanjutan.
Upaya agrowisata dapat berkelanjutan maka produk
agrowisata yang ditampilkan harus harmonis dengan
lingkungan lokal spesifik. Dengan demikian, masyarakat
akan peduli terhadap sumberdaya wisata karena
memberikan manfaat sehingga masyarakat merasakan
kegiatan wisata sebagai suatu kesatuan dalam
kehidupannya. Partisipasi lokal memberikan banyak
peluang secara efektif dalam kegiatan pembangunan
dimana hal ini berarti bahwa memberi wewenang atau
kekuasaan pada masyarakat sebagai pemeran sosial dan
bukan subjek pasif untuk mengelola sumberdaya
membuat keputusan dan melakukan kontrol terhadap
kegiatan-kegiatan yang mempengaruhi kehidupan sesuai
dengan kemampuan mereka.
Adanya kegiatan agrowisata haruslah menjamin kelestarian
lingkungannya terutama yang terkait dengan sumberdaya hayati
renewable maupun non-renewable, sehingga dapat menjamin
peningkatan kesejahteraan masyarakat di kawasan
tersebut.Kawasan agrowisata sebagai sebuah sistem tidak
dibatasi oleh batasan-batasan yang bersifat administratif,
tetapi lebih pada skala ekonomi dan ekologi yang melingkupi
kawasan agrowisata tersebut. Ini berarti kawasan agrowisata
dapat meliputi desa-desa dan kota-kota sekaligus, sesuai
dengan pola interaksi ekonomi dan ekologinya. Kawasan-
kawasan pedesaan dan daerah pinggiran dapat menjadi
kawasan sentra produksi dan lokasi wisata alam, sedangkan
daerah perkotaan menjadi kawasan pelayanan wisata, pusat-
pusat kerajinan, yang berkaitan dengan penanganan pasca
panen, ataupun terminal agribisnis. Kawasan agrowisata yang
dimaksud merupakan kawasan berskala lokal yaitu pada tingkat
wilayah Kabupaten/Kota baik dalam konteks interaksi antar
kawasan lokal tersebut maupun dalam konteks kewilayahan
propinsi atau pun yang lebih tinggi.
Sumber

https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-pariw
isata.html
http://xcontohmakalah.blogspot.com/2013/10/kontribusi-a
growisata-terhadap.html
http://repository.unpas.ac.id/41084/2/BAB%20I.pdf
https://www.facebook.com/notes/satyaguna-rakhmatulloh
/agrowisata-antara-potensi-kontribusi-dan-eksistensi/62160
2361260046/

Anda mungkin juga menyukai