Anda di halaman 1dari 31

PT.

Arthapusaka Mitra Sakti


Dasar Pelumas
Pelumas
PELUMAS

Suatu benda yang umumnya berwujud cair atau semi cair yang
mengalir/dialirkan diantara dua permukaan yang bergerak relatif satu
terhadap lainnya yang dapat memberikan fungsi pelumasan
Tujuan :
• Mengoptimalkan kemampuan mesin/peralatan
 Effesiensi mesin optimal
 Hemat bahan bakar dan pelumas
 Mengurangi polusi

• Menjaga kehandalan Mesin / Peralatan :


 Tidak cepat rusak
 Biaya maintenace relatif kecil
 Operasi tidak banyak terganggu (looses waktu)
 Berfungsi sebagai pendingin
 Mengurangi down time
R
Pelumas ?
Beban
Beban

Gaya tarik
Permukaan 1

Permukaan 2

Fungsi dasar pelumas


Keterkaitan 3 unsur (trilogi) TRIBOLOGY R

Penyebab Akibat Upaya :


Menggunakan
kaidah Tribology

Keausan
Keausan Pelumasan
Pelumasan

Gesekan
Gesekan DESIGN AND
OPERATION

SURFACE AND
Kehilangan
MATERIAL
engergi
ENGINEERING
Gesekan
• Makin besar gesekan makin merugikan karena :
 Menimbulkan panas
 Membutuhkan tenaga lebih besar untuk
bergerak
Menimbulkan keausan.
Mengurangi Gesekan

Menurunkan koefisien gesekan


• Mengurangi kontak langsung antar dua permukaan
yang saling bergerak relatif, dengan menyelipkan
fluida (pelumas)

• Memperhalus permukaan
. Mekanis
. Fisiks/kimiawi (fungsi additive pelumas)
Keausan (Wear)

Keausan adalah kerusakan permukaan metal karena


kontak langsung antar dua permukaan logam yang
saling bergerak.

Keausan dapat terjadi dalam bentuk :


• Abrasive wear
• Corrosive wear
• Fatigue wear
• Slidding wear
Abrasive Wear
Adhesive Wear
• Adhesive wear dapat terjadi bila lapisan pelumas tidak
cukup tebal untuk mengatasi beban, kecepatan atau
temperatur operasi sehingga terjadi kontak antar metal
yang ada pada permukaan.

• Bila kondisi operasi memburuk, dapat terjadi scoring


atau scuffing
Adhesive Wear
Corrosive Wear

Sumber :
Material korosive yang akan menyebabkan reaksi
kimia/electrokimia dengan
permukaan logam.

Pencegahan :
Secara kimiawi dengan penetral asam atau
pembentukan lapisan pelindung pada permukaan
logam.
Corrosive Wear
Reaksi kimia menyebabkan rust, pitting dan oksidasi.
Membentuk debris yang dapat menyebabkan abrasi atau
adhesive wear.
Fatigue Wear

Terjadi karena adanya perubahan temperatur yang


disebabkan oleh panas yang timbul akibat gesekan,
benturan yang terjadi secara periodik, adanya media
abrasive dari ausan asperitis, atau gesekan yang terjadi
berulang.
Jenis keausan ini tidak mudah dikendalikan, sebaiknya
digunakan pelumas yang memadai, spare part (bearing)
yang original dan pengendalian kondisi operasi.
Sliding Wear

Terjadi karena timbulnya panas akibat gesekan diantara


permukaan yang saling bersinggungan.Panas akan
menyebabkan kerusakan pada permukaan sampai
kedalamannya (surface and sub surface damages)
Jenis kerusakan yang terjadi dapat berupa adhesion,
welding, scoring (scuffing), pitting, cracking, dan plastic
defar
Pencegahan dapat dilakukan melalui penggunaan
pelumas yang mengandung EP addetive dengan
viskositas yang memadai.
Pelumasan
KONDISI PELUMASAN

Diagram Streibeck

Pelumasan
Batas

Tebal Lapisan Pelumas


Koefisien Gesekan

Pelumasan Campuran

Pelumasan Lapisan Fluida

a b c
ZN/P ZN/P
Hubungan antara Kekentalan (Z), Kecepatan (N), dan Beban (P)
dengan Gesekan dan Tebal Lapisan
18
Gambaran 3 kondisi pelumasan

asperities

Bulk
Pelumas

1. Pelumasan 2. Pelumasan
Lapisan Fluida Lapisan Campuran
Penuh
Lapisan
Batas

3. Pelumasan Batas
19
Degradasi
• Degradasi/dekomposisi :
Proses perubahan struktur kimiawi dari komponen pembentuk pelumas. Hal ini
dapat menurunkan kualitas pelumas ataupun dapat membentuk material yang
dapat menyerang komponen mesin/peralatan.

• Proses degradasi terjadi dalam dua bagian yaitu :


 Oksidasi pada base oilnya
 Meningkatnya keasaman
 Terbentuknya lumpur

 Penurunan fungsi additive


 Penurunan kebasaan
 Penurunan fungsi detergensi
Oksidasi
 Didalam proses pelumasan oksidasi adalah reaksi degradasi pada
pelumas dengan hadirnya oksigen (udara), panas (temperatur
tinggi), serta katalis (logam)

 Oksidasi dipercepat oleh:


◦ Kenaikan temperatur
◦ Katalis seperti metal ausan khususnya Copper (Cu), asam
organik dan asam anorganik
◦ Udara dan pengadukan
• Proses oksidasi hanya dapat diperlambat tidak dapat dihentikan
sama sekali

• Pendekatan harus dilaksanakan dari dua sisi :


• Sisi aplikasi pelumas
 Pemilihan base oil yang sesuai
 Pemilihan additive yang optimal disesuaikan dengan
aplikasinya.

• Sisi Operasi mesin


 Menjaga kondisi mesin dan kondisi tetap normal
 Proses oksidasi akan menghasilkan :
◦ Kenaikan viskositas
◦ Kenaikan tingkat keasaman
◦ Sludge
 Pada permukaan metal yang panas dapat terbentuk :
◦ Varnish dan lacquer
◦ Karbon deposit
 Pada temperatur yang lebih ekstrem deposit dapat teroksidasi lebih
lanjut menjadi karbon yang lebih keras
Kontaminasi

Kontaminasi :

• Eksternal
• Internal
Kontaminasi Eksternal
• Kontaminasi eksternal yaitu masuknya sesuatu dari
luar kedalam bulk pelumas diantaranya :
Air
Debu
Cairan dan uap bahan bakar
Hasil-hasil pembakaran
Metal ausan

25
Kontaminasi Internal
• Kontaminasi Internal terjadi akibat adanya proses degradasi pelumas :
 Menghasilkan senyawa senyawa yang dapat menyerang permukaan metal,
 Mengakibatkan penumpukan deposit
 Mempercepat terjadinya degradasi lebih lanjut

• Kontaminan jenis ini dapat berupa hasil akhir ataupun sebagai media
(katalis) diantaranya adalah :
 Asam organik (lihat hal 69)
 Sludge (lihat hal 70)
 Deposit
 Soot
 Lacquer dan Varnish
FUNGSI PELUMAS (secara umum)

• Mengurangi gesekan : Mengurangi gesekan dan keausan dengan


melapisi permukaan yang bergerak dengan lapisan pelumas.

• MENDINGINKAN : Menyalurkan panas keluar dari komponen-


komponen mesin.

• Mengendalikan kotoran : membersihkan, mengendalikan, kotoran


seperti karbon, sludge, varnish, dll. tetap ada dalam bulk pelumas, serta
melindungi kerusakan metal akibat oksidasi dan korosi.

• LAIN-LAIN : Sebagai media pemindah tenaga, media pemindah panas,


perapat (seal), isolator, dll.
Sifat-Sifat Pelumas yang Penting

• Kekentalan (Viscosity)
• Index Kekentalan (Viscosity Index )
• Titik Tuang (Pour Point)
• Titik Nyala (Flash Point)
• Stabilitas Oksidasi
• Nilai Basa Total (Total Base Number)
• Nilai Asam Total (Total Acid Number)
• Kemampuan memisahkan air (Demulsibility)
• Sifat anti karat (Anti Rust)
• Sifat anti korosi (Anti Corrosion)
Pelumas
• PELUMAS = BASE OIL + ADDITIVE
• Additive : suatu substansi yang ditambahkan
dalam jumlah yang relatif sedikit, untuk
memperbaiki sifat yang diinginkan atau
menghilangkan sifat yang tidak diinginkan
ADITIF YANG DIGUNAKAN PELUMAS MESIN DAN
KEGUNAANNYA

Type Aditif Kegunaannya


1. Anti Oxidant ¨ Mencegah terjadinya oksidasi pada molekul pelumas
2. Detergent ¨ Menjaga permukaan metal bebas dari kotoran
3. Dispersant ¨ Mengendalikan kotoran/Contaminant agar terdispersi secara merata
dalam pelumas.
4. Anti karat / anti korosi ¨ Mencegah terjadinya korosi/karat pada bagian metal yang berhubungan
dengan pelumas.
5. Anti wear / Extreme pressure ¨ Mencegah gesekan & keausan bagian mesin yang dalam konsisi
“boundary lubrication”.
6. Pour Point depressant ¨ Menekan titik beku pelumas agar mudah mengalir pada suhu rendah.
7. Friction Modifier ¨ Meningkatkan tingkat kelicinan dari film pelumas
8. Anti Foam ¨ Mencegah pelumas dari terbentuknya busa.
9. Metal Deactivator ¨ Menekan efek “katalis” dari partikel keausan mesin untuk mencegah
akselerasi proses oksidasi pelumas.
If We Can’t Save Your Money, We don’t Deserve
Your Business

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai