PELUMA

Basic Lubrication (Pelumasan)
Oleh :
M. Agung Fitrisyah
NIK 03302751
www.semenmerahputih.com
Course Ground Rules
Mobile Phone
Please turn off your mobile phone during

sessions
Smoking
Smoking is not allowed inside the Conference Hall.
Please smoke in the designated areas outside the
Conference Hall.
Pendahuluan
1. Tujuan
Untuk memberikan pemahaman karyawan terhadap Miantenance
(utama bidang oiler & greasing)
2. Target
• Mampu memahami pengertian dan program lubrikasi/pelumasan
• Mampu memahami type-type dan jenis lubrikasi
• Mampu memahami efek yang timbul jika lubrikasi tidak berjalan
• Mampu memahami dan menjalankan program kerja secara benar dan
tepat sasaran
Pokok Bahasan
 Tujuan dan manfaat dari pelumasan
 Friksi (Gesekan)
 Pelumas & Pelumasan
 Komposisi Pelumas
 Karakteristik Pelumas
 Aplikasi
 Pemilihan lubrikasi
PELUMASAN
TUJUAN PELUMASAN
MEMBERI LAPISAN DIANTARA DUA BAGIAN
PERMUKAAN YANG SALING BERGESEKAN
TUGAS-TUGAS PELUMASAN
1.UNTUK MENCEGAH ATAU MENGURANGI
KEAUSAN SEBAGAI AKIBAT KONTAK
LANGSUNG ANTARA PERMUKAAN YANG
TERUS MENERUS BERGERAK
2. UNTUK MENGHANTAR PANAS ATAU
MENYALURKAN PANAS UNTUK MENCEGAH
KENAIKAN SUHU
5
PELUMASAN
MANFAAT PROGRAM PELUMASAN YANG TEPAT
1. PENGHEMATAN BIAYA
2. KELANCARAN PRODUKSI
3. MEMPERPANJANG UMUR MESIN
4. PENYEDERHANAAN JENIS PELUMAS
1. PENGHEMATAN BIAYA 3. MEMPERPANJANG UMUR MESIN

- mengurangi penggantian suku cadang - pelumas yang tepat dan bermutu
- mengurangi biaya perbaikan mesin akan memperpanjang umur mesin
- mengurangi waktu henti mesin
4. PENYEDERHANAAN JENIS PELUMAS
2. KELANCARAN PRODUKSI - pemilihan pelumas yang tepat untuk
- pemakaian pelumas yang salah , kurang setiap permesinan baik mutu atau
tepat , mengakibatkan mesin rusak , dan jenis dan produk akan mengurangi
produksi terganggu serta menyederhanakan jumlah dan
- meningkatkan produktifitas mesin jenis produk pelumas
6
Friksi (Gesekan)
Ketika dua permukaan saling bergerak relatif, maka akan terjadi
gesekan “friksi”
 Friksi dapat mengakibatkan :

 Panas.
Beban 1
 Wear / Aus.
 Hilang Energi.
Gerak
2
Panas Friksi Aus
‘Energi Hilang !’
Friksi (Gesekan)
 Faktor yang mempengaruhi friksi :
 Kondisi permukaan bidang singgungan.
 Gaya / beban yang bekerja.
Friksi
Semakin tinggi beban & semakin besar !
semakin kasar permukaan.
Friksi 10 kg Friksi
5 kg
Permukaan lantai halus. Permukaan lantai kasar.
Friksi (Gesekan)
 Friksi Padatan :
Permukaan logam yang sangat licin, sebenarnya kasar pada skala
mikroskopik
Asperities
Friksi (Gesekan)
 Friksi Cairan :
 Liquid (cairan) “Viscous Friction”.
 Viscous friction adalah friksi yang terjadi pada lapisan internal liquid
pada saat liquid bergeser.
 Liquid yang kental memiliki ‘viscous friction’ yang lebih tinggi
dibandingkan liquid encer.
Panas & Hilang Energi

Friksi Internal
Pelumas & Pelumasan
 Pelumas :
Suatu media (lapisan tipis) yang ditempatkan diantara dua
permukaan yang saling berinteraksi untuk mengurangi gesekan
(friksi).
“viskositas relatif rendah, wear (aus) minim”
Pelumas
A
A
B B
Pelumas & Pelumasan
 Bentuk Pelumas :
 Liquid : “Oli”
Untuk peralatan tertutup, hidrolik, gear box, turbin, dll.
 Semi-liquid : “Grease” (NLGI 0, 00, 000)
Untuk bearing, bushing, gear dengan RPM relatif tinggi
 Solid : “Grease” (NLGI 1, 2, 3, 4, 5, 6)
Untuk bearing, bushing, gear dengan RPM relatif rendah.
 Gas : “Oli” (di-kabutkan)
Untuk peralatan dimana tidak memungkinkan penggunakan
pelumas cair maupun padat.
Pelumas & Pelumasan
 Fungsi Pelumas :
 Melumasi “Lubricating”
 Mendinginkan “Cooling”
 Membersihkan “Cleaning”
 Mencegah Karat dan Korosi “Anti Korrosi”

 Membuang kotoran “Flushing”
Pelumas & Pelumasan
 Pelumasan :
Upaya untuk mengurangi gesekan (friksi) diantara dua
permukaan yang saling berinteraksi
“start awal dan selama dioperasikan”
Pelumas
A
Start
A B
B A
Operasi
Pelumas & Pelumasan
 Prinsip Pelumasan :
 Pemilihan Jenis & Type Tepat Sesuai Aplikasinya.
 Volume Tepat Sesuai Kebutuhan.
 Periode Penggantian Tepat Sesuai Kondisi Operasi.
Komposisi Pelumas
 Komposisi Oli :
Base Oil
>75%
Mineral
Sintetis
Additives Detergent.
Dispersant
<25% Anti-Wear
Anti-Foam
Anti-Oxidant
VI Improver
Corrosion Inhibitor
Komposisi Pelumas
 Komposisi Grease :
Thickener Calsium
< 5% Lithium
Alumunium
Polyurea
Organo Clay
Base Oil
>70% Mineral
Sintetis
Additives Detergent.
<25% Dispersant
Anti-Wear
Anti-Foam
Anti-Oxidant
VI Improver
Corrosion Inhibitor
Komposisi Pelumas
 Base Oil :
 Definisi
Bahan dasar / oli dasar untuk membuat pelumas, dimana
komposisinya bahkan bisa mencapai 95% volume.
 Klasifikasi
 Mineral Base
Base oil yang diperoleh dari hasil pemurnian minyak bumi
(crude), tetapi tanpa merubah struktur kimianya.
 Synthetic Base
Base oil yang diperoleh dari hasil perombakan / modifikasi

minyak bumi (crude) dan atau material lain sehingga struktur
fisika & kimiawinya berubah sesuai kebutuhan.
Komposisi Pelumas
Mineral Base :
 Jenis & Karakteristik
 Parafine
 Flash point relatif tinggi.
 Viscosity index relatif tinggi.
 Mengandung wax.
 Napththa  Flash point relatif rendah.
 Viscosity index relatif rendah.
 Tidak mengandung wax.
 Aromatic  Petrochemical industry.
Komposisi Pelumas
Synthetic Base :
Synthetic Based Main Advantage Application
Type
Wide temperature performance, Very high
Complex Ester viscosity index, very good lubricating Engine, Gear, Hydraulic Oils
properties, excellent hydraulic stability
Wide temperature performance range, low Jet Engine, Refrigeration
Polyol Ester pour point Compressor (chlorine free
refrigerants) Oils
Di-Ester Wide Temperature performance range Gas Turbine, Air Compressor,
Hydraulic Oils
Phosphate Ester Fire Resistance Fire Resistance Hydraulic Oils
Alkyl benzene Low temperature performance, Mineral oil- Refrigeration Compressor Oils
like solvency
Poly Alkylene Glycol Wide Temperature performance range, Gas Compressor, Gear Oils
Hydraulic stability, frictional properties
Poly Alpha Olefin (PAO) Wide temperature performance range Engine, Gear, Hydraulic, Air
Compressor Oils
Komposisi Pelumas
Tabel Perbandingan Base Oil :

Complex Phosphate
Characteristics Mineral PAO Diester PAG Silicone
ester Ester
Viscosity Index, VI Fair Good Very good Very good Poor Good Excellent
Low Temp Fluidity Poor Good Good Very good Good Good Good
Oxidation Stability, Very
Fair Good Excellent Fair Fair Good
With Inhibitors good
Compatibility Very
with Mineral oil Excellent Good Very good Fair Poor Poor
good
Very
Hydrolytic stability Excellent Fair Excellent Fair Very good Good
good
Anti-rust Properties Very
With Inhibitors Excellent Fair Fair Fair Very good Good
good
Lubricating properties Good Good Very good Very good Excellent Good Poor
Compatibility
Good Good Poor Very good Poor Good Good
with Buna-rubber
Additive Solubility Excellent Fair / Excellent Excellent Excellent Good Poor
good
Low volatility Fair Excellent Excellent Excellent Excellent Fair Poor
Fire Resistance Poor Poor Fair Good Very good Fair Fair
Effect on paints None None Slight Moderate Considerable Moderate slight
Komposisi Pelumas
 Additif :
 Definisi
Bahan yang sengaja ditambahkan pada base oil untuk
meningkatkan sifat fisiknya.
 Klasifikasi
 Memperluas penggunaan pelumas
 Meningkatkan perlindungan permukaan metal
 Memperpanjang umur pemakaian pelumas
• Khusus untuk grease
• Lain-Lain
Komposisi Pelumas
Additif Memperluas penggunaan pelumas :

 Viscosity Modifier
Mengurangi laju perubahan viskositas pada
perubahan temperatur.
 Viskositas jadi lebih stabil, tidak mudah

kental pada temperatur rendah dan encer
pada temperatur tinggi.
 Sering disebut dengan “VII (Viskositas
Index Improver)”
Komposisi Pelumas

 Pour Point Depressant
Memungkinkan pelumas tetap mengalir pada
temperatur yang sangat rendah.
 Tidak mengurangi jumlah wax dalam base

oil tetapi mengubah cara pembentukan
kristal pada wax.
 Ukuran kristal wax menjadi lebih kecil
sehingga sifat aliran oli mengalami
peningkatan pada temperatur rendah.
Komposisi Pelumas

 Anti Foam
Mencegah pembentukan busa.
 Bekerja dengan mengubah tegangan
permukaan udara-cairan
 Busa ukuran kecil segera bergabung
menjadi besar dan pecah di
permukaan
Komposisi Pelumas
Additif perlindungan permukaan metal

 Corrosion & Rust Inhibitor
Mencegah karat & korosi pada

permukaan logam
 Karat & korosi terjadi bila substansi

reaktif seperti oksigen, sulfur dan air
bereaksi dengan logam.
 Corrosion Inhibitor mencegah

akses substansi-substansi ini ke
permukaan logam.
Komposisi Pelumas

 Anti wear & Extreme Pressure
Mengurangi wear (aus) akibat dari friksi dan beban.
 Anti wear & EP bereaksi dengan permukaan metal untuk
mencegah aus akibat friksi dan beban berat.
 Anti wear pada umumnya “Zinc Dialkyl
Dityo Phosphate (ZDDP)”,
perlu perhatian pada “Metal Putih”
 EP additif pada umumnya “Sulfur-
Phosphor”,
perlu perhatian pada “Metal Kuning”
Komposisi Pelumas

 Detergent & Dispersant
Menjaga permukaan metal tetap bersih &
partikel pengotor tetap tersimpan pada media
pelumas.
 Detergents bekerja seperti sabun, efektif
menjaga permukaan tetap bersih dan bebas
dari endapan kotoran.
 Dispersants menjaga komponen
pengotor tetap terdispersi dan mencegah
bersatu menjadi partikel yang lebih besar
dan mengendap.
Komposisi Pelumas
Additif memperpanjang umur pelumas
 Anti Oxidant
Menghambat dekomposisi akibat oksidasi dan
memperpanjang penggunaan pelumas.
 Oksidasi adalah reaksi oli dengan
oksigen yang menyebabkan oli rusak
(asam dan viskositas naik).
 Anti oxidant berfungsi untuk
menghalangi reaksi dengan oksigen
sehingga umur pakai oli menjadi
lebih lama.
Komposisi Pelumas
Additif Khusus Grease :

 Anti-bleed agent
Mencegah oli keluar dari grease.
 Tackiness agent
Membuat grease menjadi berserat.
 Structure modifiers
Merubah struktur grease menjadi lebih lembut.
 Water repellents
Meningkatkan kemampuan grease terhadap air.
 Solid Lubricant
Meningkatkan kemampuan grease terhadap beban berat,
Molibdenum Disulfida, Graphite, Powder Metal, dll.
Komposisi Pelumas
Additif Lain-Lain
 Dyes
Pewarna khusus untuk pelumas.
 Ditambahkan pada pelumas untuk
kepentingan pemasaran, dan atau
untuk pembeda.
Misalnya untuk pelumas yang tidak
boleh dicampur dengan pelumas
lain karena akan menimbulkan
masalah.
Komposisi Pelumas
 Thickener Grease :
Pengeras dari Grease
 Soap thickener
 Simple soap thickener  Complex soap thickener
• Lithium simple soap • Complex soap
• Calcium simple soap • Calcium Complex
• Sodium simple soap soap
Nonsoap thickener
 Polyurea dan  Organo-clay thickener
Polyurea Complex thickener • Organo-clay,
Karakteristik Pelumas
 Viskositas :
Adalah keengganan pelumas untuk mengalir.
 Pemilihannya ditentukan oleh :
 Temperatur,
Semakin tinggi butuh viskositas yang
semakin kental.
 Beban,
Semakin tinggi butuh viskositas yang
semakin kental.
 Kecepatan,
Semakin tinggi butuh viskositas
semakin encer.
 Viskositas Untuk Industri
Harus bisa memberikan “hydrodynamic lubricating film” pada kondisi
operasi
Pada umumnya diambil pada 40 oC
Midpoint Viscosity Viscosity Limits Viscosity Limits
ISO VG
mm2/s pada 40°C Minimum Maximum
2 2.2 1.98 2.42
3 3.2 2.88 3.52
5 4.6 4.14 5.06
7 6.8 6.12 7.48
10 10 9 11.0
15 15 13.5 16.5
22 22 19.5 24.2
32 32 28.8 35.2
46 46 41.4 50.6
68 68 61.2 74.8
100 100 90.0 110
150 150 125 105
220 220 198 242
320 320 288 352
460 460 414 500
680 680 612 748
1000 1000 900 1100
1500 1500 1350 1650
“International Standards Organization (ISO) 3448”.
 Viskositas Otomotiv (Gear)
Harus bisa memberikan “hydrodynamic lubricating film” pada
kondisi operasi.
Pada umumnya untuk operasi diambil pada 100 oC.
SAE Maximum Temp. Minimum Visc. Maximum Visc.

Visc. Index for Visc. of 150,000 cP at 100ºC (cSt) at 100ºC (cSt)
70W - 55ºC 4.1
75W - 40ºC 4.1
80W - 26ºC 7.0
85W - 12ºC 11.0
90 13.5 < 24.0
140 24.0 < 41.0
250 41.0
SAE (Society of Automotive Engineers) J 306 Oct 91’
 Viskositas Untuk Otomotive (Engine)
Viscosity at Borderline Pumping Viscosity at 100oC

SAE Temperature Temperature (ASTM D445) cSt
Viscosity
Grade cP @ oC Maximum cP @ oC Maximum Minimum Maximum
0W 6200@ -35 60000 @ - 40 3.8 -

5W 6600@ -30 60000 @ - 35 3.8 -
10W 7000@ -25 60000 @ - 30 4.1 -
15W 7000@ -20 60000 @ - 25 5.6 -
20W 9500@ -15 60000 @ - 20 5.6 -
25W 13000@ -10 60000 @ - 15 9.3 -
20 - - 5.6 <9.3
30 - - 9.3 <12.5
40 - - 12.5 <16.3
50 - - 16.3 <21.9
60 - -  For Engine Oils (SAE J-300 APR 97)
21.9 26.1
 Viscositas Index (VI) :

Suatu angka yang menunjukkan tingkat kestabilan viskositas
terhadap perubahan temperatur.
1000
Kinematic Viscosity, cSt

100 High VI
O il
Low
V I Oi
10 l
0 50 100 150 200

Temperature, °C
 Makin landai garisnya, berarti viskositas index semakin tinggi

(viskositas lebih stabil terhadap perubahan temperatur)
 Pour Point :
Temperatur terendah dimana pelumas masih dapat mengalir.
 Metode Test : ASTM D 97.
 Flash Point :
Temperatur terendah dimana pelumas sudah dapat menyala (tapi
belum cukup membuat terbakar).
 Metoda Test ASTM D 92
Cleveland Open Cup (COC).
 Total Base Number (TBN) :

Menunjukkan tingkat kebasaan pelumas, untuk menetralisir
asam.
 Metoda Test ASTM D 2896.
 Demulsibility :
Kemampuan pelumas untuk segera memisahkan diri dari air
(tidak beremulsi dengan air).
 Metoda Test : ASTM D 1401.
 Foaming :
Kecenderungan pelumas untuk membentuk busa.
 Metoda Test : D 892.
 Colour :
Cerah dan jernihnyapelumas, bebas dari air dan kontaminasi
lainnya.
Penting, karena hal inilah yang akan terlihat dan mendapatkan
perhatian dari pelanggan.
 Metoda Test : Visual.
Pemilihan Pelumas
Pemilihan Pelumas
 Daftar Oli & Grease (selain Gear Box)
Pemilihan Pelumas
Pemilihan Pelumas
Pemilihan Pelumas
Note : DIN Standards (back ground merah)
Pemilihan Pelumas
Pemilihan Pelumas
DIN Standards
DIN Standards
DIN Standards
DIN Standards
DIN Standards
DIN Standards
DIN Standards
DIN Standards
DIN Standards
DIN Standards
DIN Standards
DIN Standards
DIN Standards
 Recommendation Lubricants
DIN Standards
 OEM Lubricants
DIN Standards
 Approval Lubricants
DIN Standards
 Flender Approval Lubricants (BA 7300 Code A14, A15)
DIN Standards
 Approval Lubricants
DIN Standards
 Flender Approval Lubricants (BA 7300 Code A34)
TERIMA KASIH

PELUMA

Diunggah oleh

Informasi Dokumen

Judul Asli

Hak Cipta

Format Tersedia

Bagikan dokumen Ini

Bagikan atau Tanam Dokumen

Opsi Berbagi

Apakah menurut Anda dokumen ini bermanfaat?

Apakah konten ini tidak pantas?

Hak Cipta:

Format Tersedia

PELUMA

Diunggah oleh

Hak Cipta:

Format Tersedia

Basic Lubrication (Pelumasan)

Please turn off your mobile phone during

1. PENGHEMATAN BIAYA 3. MEMPERPANJANG UMUR MESIN

 Friksi dapat mengakibatkan :

Permukaan lantai halus. Permukaan lantai kasar.

Panas & Hilang Energi

 Mencegah Karat dan Korosi “Anti Korrosi”

 Periode Penggantian Tepat Sesuai Kondisi Operasi.

Base oil yang diperoleh dari hasil perombakan / modifikasi

 Aromatic  Petrochemical industry.

Tabel Perbandingan Base Oil :

Additif Memperluas penggunaan pelumas :

 Viskositas jadi lebih stabil, tidak mudah

Additif Memperluas penggunaan pelumas :

 Tidak mengurangi jumlah wax dalam base

Additif Memperluas penggunaan pelumas :

Additif perlindungan permukaan metal

Mencegah karat & korosi pada

 Karat & korosi terjadi bila substansi

 Corrosion Inhibitor mencegah

Additif perlindungan permukaan metal

Additif perlindungan permukaan metal

Additif Khusus Grease :

SAE Maximum Temp. Minimum Visc. Maximum Visc.

SAE (Society of Automotive Engineers) J 306 Oct 91’

Viscosity at Borderline Pumping Viscosity at 100oC

0W 6200@ -35 60000 @ - 40 3.8 -

 Viscositas Index (VI) :

Kinematic Viscosity, cSt

0 50 100 150 200

 Makin landai garisnya, berarti viskositas index semakin tinggi

 Metode Test : ASTM D 97.

 Total Base Number (TBN) :

 Metoda Test : D 892.

 Metoda Test : Visual.

 Daftar Oli & Grease (selain Gear Box)

 Daftar Oli & Grease (selain Gear Box)

 Daftar Oli & Grease (selain Gear Box)

 Daftar Oli & Grease (selain Gear Box)

Note : DIN Standards (back ground merah)

 Daftar Oli & Grease (selain Gear Box)

Note : DIN Standards (back ground merah)

 Daftar Oli & Grease (selain Gear Box)

Note : DIN Standards (back ground merah)

 Flender Approval Lubricants (BA 7300 Code A14, A15)

Anda mungkin juga menyukai