Anda di halaman 1dari 29

PENJUALAN CICILAN /

ANGSURAN
Dhea Ananda O. P. 19113220215510

Julia Winie 19113220215543


PENJUALAN CICILAN / ANGSURAN

Penjualan cicilan adalah penjualan barang


dagangan dengan pembayaran secara bertahap yaitu
uang muka diterima pada saat barang diserahkan ke
pembeli dan beberapa kali cicilan untuk sisa harga
jual.
Dua isu penting dalam akuntansi penjualan
cicilan adalah menentukan jumlah pendapatan yang
diakui dan saat pendapatan harus diakui.
Pengukuran dan Pengakuan
Pendapatan Penjualan Barang

Jumlah pendapatan diakui sebesar harga jual tunai atau sebesar nilai
sekarang penerimaan di masa depan dengan menggunakan tingkat bunga
tersirat (imputed). Tingkat bunga yang digunakan adalah tingkat bunga yang
sudah ditentukan oleh penjual atau tingkat bunga yang tersirat (tingkat bunga
yang menyamakan total penerimaan di masa depan dengan harga jual tunai
saat ini dari barang. Bunga diakui sebagai pendapatan pada saat diterima yang
dihitung dengan metode suku bunga efektif.
Bila penerimaan di masa depan dilakukan beberapa kali
dengan jumlah yang sama maka jumlah penerimaan setiap periode dan
pendapatan bunga ditentukan dengan metode Anuitet ( metode Bunga
Efektif) sebagai berikut :
● Jumlah penerimaan per periode = harga jual tunai yang belum
diterima/ total piutang dibagi nilai sekarang dari anuitas Rp 1,-
selama n periode dengan bunga 1 %
● Bunga per periode adalah tingkat bunga dikalikan nilai-buku piutang
pada awal periode yang bersangkutan
● Cicilan piutang per periode adalah selisih jumlah penerimaan cicilan
dengan bunga.
1
entitas telah memindahkan resiko secara
Pendapatan dari penjualan
signifikan dan telah memindahkan manfaat
kepemilikan barang kepada pembeli
barang diakui bila

2 entitas tidak lagi mengelola atau melakukan


pengendalian efektif atas barang yang dijual

3 jumlah pendapatan tersebut dapat diukur


dengan andal

4
besar kemungkinan manfaat ekonomik yang
dihubungkan dengan transaksi akan
mengalir ke entltas

5
biaya yang terjadi atau akan terjadi
sehubungan dengan transaksi penjualan
dapat diukur dengan andal
Penentuan kapan resiko dan manfaat kepemilikan
barang berpindah ke pembeli memerlukan pengujian atas
keadaan transaksi penjualan tersebut. Pada umumnya,
pemindahan resiko dan manfaat kepemilikan terjadi pada
saat hak milik barang berpindah ke pembeli. Tetapi penjual
mungkin telah memindahkan resiko dan manfaat
kepemilikan serata signifikan ke pembeli dan menahan hak
milik atas barang semata-mata untuk melindungi
kolektibilitas pembayaran cicilan, maka transaksi tersebut
adalah penjualan dan pendapatan diakui.

Beban yang terjadi atau akan terjadi biasanya


dapat diukur secara andal jika kondisi lain untuk pengakuan
pendapatan telah dipenuhi.
Pengakuan Pendapatan Saat Barang
Diserahkan

Pengakuan pendapatan saat barang diserahkan ke pembeli disebut


metode Akrual yaitu bila seluruh kondisi di PSAK 23 paragraf 14
dipenuhi.
Paragraf 14 PSAK 23
Pendapatan dari penjualan barang diakui jika seluruh kondisi
berikut dipenuhi :
Entitas telah memindahkan Entitas tidak lagi melanjutkan Jumlah pendapatan dapat
resiko dan manfaat kepemilikan pengelolaan yang biasanya diukur secara handal
barang secara signifikan kpd terkait dengan kepemilikan atas
pembeli; barang ataupun melakukan
pengendalian efektif atas
barang yang dijual

Kemungkinan besar manfaat Biaya yg terjadi atau akan terjadi


ekonomik yang terkait dengan sehubungan dengan transaksi
transaksi tersebut akan penjualan tersebut dapat diukur
mengalir ke entitas dengan andal
Pencatatan dengan metode ini
adalah sebagai berikut :

1. Mengakui penjualan dalam periode 3. Mengakui pendapatan bunga saat kas


penyerahan barang : diterima :
Piutang dagang (D) Kas (D)
Penjualan (K) Piutang Dagang (K)
Beban Pokok Penjualan (D) Pendapatan Bunga (K)
Persediaan Barang Dagangan (K) 4. Menutup penjualan dan beban pada akhir
2. Mengakui semua beban yang terjai atau periode :
akan terjadi sehubungan penjualan cicilan Penjualan (D)
dalam periode penyerahan barang : Pendapatan Bunga (D)
Macam-macam Beban (D) Beban Pokok Penjualan (K)
Kas / Utang Beban (K) Macam-macam Beban (K)
Cadangan Kerugian Piutang (K) Laba-rugi (K)
Cadagan Beban Penagihan Piutang (K)
Pengakuan Pendapatan Setelah
Barang Diserahkan

Apabila tidak pasti penerimaan piutang di masa depan dan estimasi kerugian
piutang tidak bisa dilakukan secara andal, maka pegakuan pendapatan dapat
dilakukan dengan metode Penjualan Cicilan atau metode Pemulihan Biaya
Perolehan. Dengan metode ini, penjualan dan beban pokok penjualan diakui
dalam periode penyerahan barang tetapi laba kotor ditangguhkan
pengakuannya sampai diterima pembayaran dari pembeli
REKENING TRANSAKSI
PENJUALAN CICILAN

Penjualan Cicilan dan Beban Pokok


Penjualan Cicilan

Piutang Penjualan Cicilan, dalam Laba Kotor (sudah) Direalisir,


kelompok aset lancar (apabila disajikan pada laporan laba rugi
penjualan cicilan menjadi kegiatan
utama dan jatuh tempo dalam 1
periode) atau dalam kelompok asset Laba Kotor Ditangguhkan / Belum
tak lancar (bukan kegiatan utama dan di realisir, dalam kelompok asset
jatuh tempo lebih dari 1 periode) sebagai pengurang Piutang
Penjualan Cicilan atau dalam
kelompok utang sebagai pendapatan
yang ditangguhkan
Metode Penjualan Cicilan, setiap
penerimaan kas dianggap sebagai
pengembalian biaya perolehan dan relisasi
laba ktor sehingga laba kotor yang diakui = %
laba kotor dari penjualan X cicilan piutang.

Metode Pemulihan Biaya


Perolehan, setiap penerimaan kas dianggap
sebagai pengembalian biaya perolehan
barang yang dijual dahulu, sehingga laba
kotor diakui setelah jumlah cicilan piutang
lebih besar dari beban pokok penjualan
cicilan
Pembatalan Penjualan Cicilan

Pencatatan yang harus dilakukan dalam pembatalan pejualan cicilan adalah :


1. Menghapus saldo piutang penjualan cicilan dan saldo laba kotor
ditangguhkan
2. Menghitung biaya perolehan barang yang belum diperoleh Kembali
3. Mengakui barang yang diterima Kembali sebesr taksiran nilai realisasi bersih
4. Mengakui laba rugi pembatalan penjualan cicilan
Mengakui laba rugi pembatalan
Menghitung biaya perolehan barang penjualan cicilan dengan metode
yang belum diperoleh Kembali akrual (selisih nilai barang yang
dengan perhitungan diterima Kembali dengan saldo
(1 - % laba kotor) x saldo piutang cicilan piutang penjualan cicilan) atau
Atau dengan metode penjualan cicilan /
Saldo piutang cicilan – saldo laba kotor pemulihan biaya perolehan (nilai
belum direalisir barang – biaya perolehan barang
yang belum diperoleh Kembali
ilustrasi
Penjualan Cicilan
Contoh soal :
Tanggal 1 Januari 2020, PT. Sejahtera menjual mesin cuci secara angsuran. Harga jual mesin cuci adalah Rp. 8.000.000,- dengan uang
muka sebesar Rp. 2.000.000,- dan sisa harga jual diangsur 2x setiap akhir tahun mulai 31 Desember 2020, dengan bunga 6% per tahun
Biaya perolehan mesin cuci Rp. 5.600.000,-
Dengan metode bunga efektik, maka :
Jumlah penerimaan cicilan = Rp. 6.000.000,- / 1,83339 = Rp. 3.272.626,-
Tabel perhitungan cicilan dan bunga adalah :
Tanggal Penerimaan Ciciclan Bunga (a) Cicilan Piutang (b) Saldo Piutang (c)

1 Januari 2020 Rp. 2.000.000,- - Rp. 2.000.000,- Rp. 6.000.000,-

31 Desember 2020 Rp. 3.272.626,- Rp. 360.000,- Rp. 2.912.626,- Rp. 3.087.374,-

31 Desember 2021 Rp. 3.272.626,- Rp. 185.242,- Rp. 3.087.384,- - *)

(a) 6% saldo piutang


(b) Penerimaan cicilan – bunga
(c) Saldo piutang – cicilan piutang
*) selisih pembulatan Rp. 10-
Laba kotor yang diakui selama tahun 2020 dan 2021 adalah :

Tahun Metode Penjualan Cicilan Metode Pemulihan Biaya Perolehan

2020 Rp. 1.473.788,-*) Rp. 0,-*)

2021 Rp. 926.212,-**) Rp. 2.400.000-**)

Total Rp. 2.400.000,- Rp. 2.400.000,-

Laba kotor : Rp. 2.400.000 / Rp.8.000.000 = 30% *) ( Rp. 2.000.000 + Rp. 2.912.626)<Rp. 5.600.000

*){ 30% x ( Rp. 2.000.000 + Rp. 2.912.626)} **) ( Rp. 2.000.000 + Rp. 2.912.626 + Rp. 3.807.374) –
Rp. 5.600.000
**) 30% x Rp. 3.087.374

Total laba kotor yang diakui sama, hanya jumlah pengajuan laba kotor setiap tahun yang berbeda
Jurnal yang diperlukan di PT. Sejahtera adalah :

1 Januari 2020 Kas Rp. 2.000.000,-


Piutang Penjualan Cicilan Rp. 6.000.000,-
Penjualan Cicilan Rp. 8.000.000,-

Beban Pokok Penjualan Cicilan Rp. 5.600.000,-


Persediaan Rp. 5.600.000,-
(mencatat penjualan cicilan dan penerimaan uang muka)

31 Desember 2020 Kas Rp. 3.272.626,-


Piutang Penjualan Cicilan Rp. 2.912.626,-
Pendapatan Bunga Rp. 360.000,-
(mencatat penerimaan kas pada akhir tahun)

Penjualan Cicilan Rp. 8.000.000,-


Beban Pokok Penj. Cicilan Rp. 5.600.000,-
Laba Kotor Ditangguhkan Rp. 2.400.000,-
(menutup rekening penjualan dan beban pokok penjualan cicilan)
Mengakui laba kotor :

1. Metode Penjualan Cicilan

* Laba kotor yang ditangguhkan Rp. 1.473.788,-


Laba kotor direalisir Rp. 1.473.788,-
* Laba kotor direalisir Rp. 1.473.788,-
Laba Rugi Rp. 1.473.788,-

Rekening laba kotor ditangguhkan bersaldo Rp. 926.212,- disajikan dilaporan posisi keuangan sebagai elemen aset atau elemen
utang

2. Metode Pemulihan Biaya Perolehan


.
Tidak ada jurnal karena belum ada laba kotor diakui. Saldo rekening laba kotor ditangguhkan adalah Rp. 2.400.000-
31 Desember 2021 Kas Rp. 3.272.626-
Piutang Penjualan Cicilan Rp. 3.807.384,-
Pendapatan Bunga Rp. 185.242,-
(mencatat penerimaan kas pada akhir tahun)

Mengakui laba kotor :

1. Metode Penjualan Cicilan

* Laba kotor yang ditangguhkan Rp. 926.212,-


Laba kotor direalisir Rp. 926.212,-
* Laba kotor direalisir Rp. 926.212,-
Laba Rugi Rp. 926.212,-

2. Metode Pemulihan Biaya Perolehan

*Laba kotor yang ditangguhkan Rp. 2.400.000,-


Laba kotor direalisir Rp. 2.400.000,-
* Laba kotor direalisir Rp. 2.400.000,-
Laba Rugi Rp. 2.400.000,-

Saldo rekening laba kotor ditangguhkan adalah nol karena semua laba kotor sudah diakui.
Diasumsikan bahwa pada bulan Maret 2021 pembeli dipastikan tidak mampu menyelesaikan pembayaran cicilan ke 2 dan nilai realisasi
bersih mesin cuci yang diterima kembali adalah Rp 4.000.000,- Pembatalan penjualan cicilan harus dicatat dengan langkah-langkah :
Metode Penjualan Cicilan Metode Pemulihan Biaya Perolehan

Saldo Piutang Rp 3.087.374 Rp 3.087.374


Penjualan Cicilan
Saldo Laba Kotor Rp 926.212 Rp 2.400.000
Ditangguhkan
Biaya Perolehan Rp 2.161.162 Rp 687.374
yang belum (Rp 3.087.374 – Rp 926.212) atau (70% x Rp (Rp 3.087.374 – Rp 2.400.000)
diperoleh kembali 3.087.374)
Nilai realisasi Rp 4.000.000 Rp 4.000.000
bersih barang
yang kembali
Laba Pembatalan Rp 1.838.838 Rp 3.312.626
cicilan (Rp 4.000.000 – Rp 2.161.162) (Rp 4.000.000 – 687.374)
Metode Penjualan Cicilan Metode Pemulihan Biaya Perolehan

Jurnal Persediaan Rp 4.000.000 Persediaan Rp 4.000.000

Laba Kotor Ditangguhkan Rp 926.212 Laba Kotor Ditangguhkan Rp 2.400.000

Piutang Penj. Cicilan Rp 3.087.374 Piutang Penj. Cicilan Rp 3.087.374

Laba Pembatalan Rp 1.838.838 Laba Pembatalan Rp 3.312.626


Tukar Tambah

Tukar tambah penjualan angsuran biasanya sering terjadi hal ini


karena pembeli ingin menukarkan produk lama yang dimilikinya
agar dapat membeli produk baru dengan harapan produk lama
dinilai tinggi.
Tukar Tambah
Bila dalam penjualan cicilan selain kas sebagai uang-muka juga diterima barang
bekas maka pencatatan dilakukan dengan langkah berikut ini
1. Nilai barang bekas diakui sebesar mana yang lebih rendah antara nilai realisasi
bersih (harga pasar – perkiraan biaya perbaikan dan biaya untuk menjual barang
dan laba kotor normal yang diharapkan) dengan harga barang bekas yang
disepakati antara penjual dan pembeli
2. Bila nilai realisasi bersih < harga yang disepakati, maka penjualan cicilan diakui
sebesar (harga jual – selisih antara nilai realisasi bersih dan harga yang disepakati
3. Piutang penjualan cicilan = penjualan cicilan yang diakui – uang muka – nilai
barang bekas yang diakui
4. Untuk metode penjualan cicilan, % laba kotor dihitung berdasarkan jumlah
penjualan cicilan yang diakui
ilustrasi
Pada 1 Januari 20x3, PT. Sumber Makmur menjual mobil yang mempunyai biaya perolehan Rp. 6.937.500,- dengan
harga jual Rp. 9.500.000,- ke nona Ani secara cicilan. Dalam transaksi ini nona Ani menyerahkan mobil yang sudah dipakai 4 tahun
dengan harga pertukaran yang disetujui Rp. 3.500.000,- dan sisa harga jual dicicil 3x pada setiap akhir tahun mulai 31 Desember
20x3. Bunga yang dibebankan 10% per tahun. PT. Sumber Makmur mengestimasi mobil nona Ani membutuhkan biaya perbaikan
Rp. 350.000,- untuk dapat dijual lagi dengan harga Rp. 4.500.000,- ( laba normal 20% dari harga jual).
Perhitungan penerimaan cicilan dan bunga selama periode cicilan adalah :
Tanggal Penerimaan Cicilan (Rp) Bunga (Rp) Cicilan Piutang (Rp) Saldo Piutang (Rp)
01 Januari 20X3 (a) 3.250.000 (c) 6.000.000
31 Desember 20X3 (b) 2.412.691 600.000 1.812.691 4.187.309
31 Desember 20X4 2.412.691 418.731 1.993.960 2.193.349
31 Desember 20X5 2.412.691 219.335 2.193.356 (*) 0

a). Nilai realisasi bersih = Rp4.500.000 – Rp350.000 – (20% x Rp4.500.000) = Rp3.250.000 lebih kecil dari harga yang disepakati
b). Penerimaan cicilan setiap tahun = Rp6.000.000 / 2.48685 + Rp2.412.691
c). (Rp9.500.000 – Rp3.500.000) atau (Rp9.250.000 – Rp3.250.000)
*). Selisih pembulatan Rp7
Jurnal pada 1 Januari 20X3 adalah :

- Persediaan Rp. 3.250.000,-

Piutang Penjualan Cicilan Rp. 6.000.000,-


Penjualan Cicilan Rp. 9.250.000,-

(penjualan yang diakui = Rp. 9.500.000 – Rp. 250.000)

- Beban Pokok Penjualan Cicilan Rp. 6.937.500,-

Persediaan Rp. 6.937.500,-

Dengan metode penjualan cicilan, laba kotor adalah 25% { ( Rp. 9.250.000 - Rp. 6.937.500) / Rp 9.250.000} dan laba kotor yang
diakui tahun 20X3 adalah Rp1.265.673 { 25% x ( Rp. 3.250.000 + Rp 1.812.691) }
Penyajian Laporan Laba Rugi

Penyajian laporan laba rugi penjualan cicilan / angsuran dapat


dibuat dengan dua metode, Metode Akrual serta Metode
Penjualan Cicilan dan Pemulihan Biaya Perolehan
Metode akrual

Dengan metode akrual, penjualan


cicilan dicatat sama seperti
penjualan biasa sehingga
penyajian laporan laba-rugi sama
dengan bila perusahaan hanya
melakukan penjualan biasa saja.
Metode Penjualan Cicilan dan
Pemulihan Biaya Perolehan

Dengan metode ini laporan laba-rugi dapat


disajikan dengan 2 cara, yaitu :
1. Hasil penjualan cicilan disajikan secara terinci
dan terpisah dari penjualan biasa. Cara ini
digunakan bila penjualan cicilan merupakan
bagian signifikan dari total penjualan dan
biasanya hanya untuk pelaporan ke pihak
internal.
2. Hasil penjualan cicilan berupa laba kotor yang
direalisir dalam suatu periode disajikan
sebagai penambah laba kotor penjualan biasa,
sedangkan perinciannya disajikan dalam
lampiran. Cara ini digunakan terutama untuk
pelaporan ke pihak eksternal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai