Empat Pilar MPR-RI
Empat Pilar MPR-RI
Bhinneka
4 Pilar
UUD 45 Tunggal
Kebangsaan Ika
NKRI
PENGERTIAN
PILAR – Merupakan tiang penguat, dasar, yang pokok, atau induk (KBBI).
4 Pilar kehidupan berbangsa & bernegara, dianalogikan sebagai soko guru yang
kualitasnya terjamin sehingga memberikan rasa aman, tenteram & memberi
kenikmatan serta menjamin terwujudnya kebersamaan dalam hidup bernegara.
4 Pilar kehidupan berbangsa & bernegara diartikan bahwa setiap pilar memiliki
tingkat, fungsi dan konteks yang berbeda. Pada prinsipnya Pancasila sebagai
ideologi dan dasar negara kedudukannya berada di atas tiga pilar yang lain.
Sejarah 4 Pilar Kebangsaan
• Digagas oleh Alm. Taufiq Kiemas, ketua MPR periode 2009 – 2014.
• Empat Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara adalah kumpulan nilai-nilai luhur
yang harus dipahami oleh seluruh masyarakat dan menjadi panduan dalam
kehidupan ketatanegaraan untuk mewujudkan bangsa dan negara yang adil,
makmur, sejahtera, dan bermartabat. Melalui pengamalan nilai-nilai Empat Pilar,
maka diharapkan dapat mengukuhkan jiwa kebangsaan, nasionalisme, dan
patriotisme generasi penerus bangsa untuk semakin mencintai dan berkehendak
untuk membangun negeri.
• Sosialisasi dilakukan dengan berbagai macam media dan metode, seperti
menerbitkan buku 4 Pilar Kehidupan Berbangsa dan Bernegara serta melalui
seminar yang diadakan rutin setiap tahunnya.
• Dasar hukum diadakannya sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan yaitu UU. No. 17 Tahun
2014 Pasal 5 tentang MD3 yang salah satu bunyinya yaitu “...MPR Bertugas: ‘...
memasyarakatkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika’”
1 PANCASILA
Pancasila merupakan hasil dari kesepakatan bersama para
founding fathers yang berisi nilai-nilai fundamental bangsa
Indonesia. Nilai-nilai fundamental tersebut kemudian menjadi
landasan filosofis dan dasar konsepsi yang terdiri dari 5 prinsip
utama haluan keindonesiaan. Kelima sila itu terdiri atas:
“……ingat kita ini bukan dari satu adat istiadat, ingat, kita
ini bukan dari satu agama. Bhinneka Tunggal Ika, berbeda
tapi satu, demikian tertulis di lambang negara kita, dan
tekanan kataku sekarang ini kuletakkan kepada kata bhinna,
yaitu berbeda-beda. Ingat kita ini bhinna, kita ini berbeda-
beda…..”
Prinsip Indonesia sebagai negara “Bhinneka Tunggal
Ika” mencerminkan bahwa meskipun bangsa Indonesia
dalam realitanya memiliki sifat yang sangat heterogen,
baik dari aspek suku bangsa, etnik, kebudayaan, adat
istiadat, bahasa serta agama yang dipeluk oleh
masyarakat dan hidup dalam negara yang terdiri dari
beribu-ribu pulau, tetapi tetap terintegrasi dalam
kemanunggalan, kesatuan.