Anda di halaman 1dari 26

Bismillahirrahmanirrahim Program Menentukan Waktu Shalat Disusun oleh DR. Rinto Anugraha, dosen Fisika UGM (rinto74@yahoo.com).

Diperkenankan untuk disebarluaskan tanpa menguba Jika Anda merasakan manfaat dari Program ini, doakan penyusun program ini agar selalu mendapat kebaikan di dunia dan akhira Lokasi = Tanggal = Bulan = Tahun = Lintang = Bujur = Waktu lokal = Ketinggian tempat = Sudut Shubuh (15-20) = Sudut Isya' (15-20) = Waktu Shalat Shubuh = pukul Terbit Matahari = pukul Zhuhur = pukul Ashar = pukul Maghrib = pukul Isya' = pukul Keadaan Matahari Monumen Nasional 16 8 2012 Isi N/S, E/W S E 7 50 20 18
Pilih lokasi

derajat 6 106 jam meter derajat derajat

menit busur 10 49

detik busur 31.44 37.33

= =

4.67471 = pukul 4:40:29 AM 5.97605 = pukul 5:58:34 AM 11.94901 = pukul 11:56:56 AM 15.30036 = pukul 3:18:01 PM 17.92310 = pukul 5:55:23 PM 19.08648 = pukul 7:05:11 PM MATAHARI TERBIT DAN TERBENAM, LANGIT DI MALAM HARI GELAP

Keterangan dan Petunjuk Isilah sel berwarna kuning. Hasil waktu shalat terdapat pada sel berwarna hijau. Isilah tanggal pada B5, bulan pada B6 dan tahun Isilah B9 dengan N (North = Lintang Utara) atau S (South = Lintang Selatan). Isilah B10 dengan E (East = Bujur Timur) atau W ( Isilah waktu lokal pada B11. Sebelah timur Greenwich bernilai positif. Sebelah barat Greenwich bernilai negatif. Isilah ketinggian Isilah sudut altitude shubuh dan Isya pada B13 dan B14, dengan angka antara 15 sd 20 derajat. Standar astronomical twilight ad Waktu shalat terdapat pada B17-B22, atau D17-D22. Sel D17-D22 sudah diformat dalam format Number - Time. Mohon format Ada empat keadaan matahari (sel B23), yaitu (1) MATAHARI TIDAK PERNAH TERBENAM DAN SELALU BERADA DI ATAS UF (2) MATAHARI TIDAK PERNAH TERBIT DAN SELALU BERADA DI BAWAH UFUK. Waktu Shalat yang ada hanya Shubuh dan I (3) MATAHARI TERBIT DAN TERBENAM, NAMUN LANGIT DI MALAM HARI TIDAK CUKUP GELAP. Semua Waktu Shalat ada, (4) MATAHARI TERBIT DAN TERBENAM, LANGIT DI MALAM HARI GELAP. Semua Waktu Shalat ada. Detil perhitungan untuk menentukan waktu shalat secara matematik terdapat di bagian bawah. Jika suatu waktu shalat tidak dapat ditentukan secara perhitungan matematik, ada ketentuan Fiqh Islami khusus untuk menentu Detil Perhitungan M= Y= A= B= Lintang = Pukul 12.00 LT Julian Day pukul 12 UT = Julian Day pukul 12 LT = Sudut Tanggal T = U= L0 = Deklinasi Matahari = Equation of Time = Zhuhur 8 2012 20 -13 -0.107781 2456156.0 2456155.708 79.31535895 0.126234314 84.21211134 13.6051955 -4.248

radian

radian radian derajat = menit 0.237455457 radian

Perkiraan waktu Zhuhur = JD Zhuhur = Sudut Tanggal T = U= L0 = Deklinasi Matahari = Equation of Time = Waktu Zhuhur = pukul Ashar Perkiraan Cos(Hour Angle) = Perkiraan Hour Angle Ashar = JD Ashar = Sudut Tanggal T = U= L0 = Deklinasi Matahari = Equation of Time = Altitude nampak = Koreksi Altitude = Altitude sejati = Cos(Hour Angle) = Hour Angle Ashar = Waktu Ashar = pukul Maghrib Perkiraan Cos(Hour Angle) = Perkiraan Hour Angle Maghrib = JD Maghrib = Sudut Tanggal T = U= L0 = Deklinasi Matahari = Equation of Time = Cos(Hour Angle) = Hour Angle Maghrib = Waktu Maghrib = pukul Isya' Sudut Isya' = Perkiraan Cos(Hour Angle) = Perkiraan Hour Angle Isya' = JD Isya' = Sudut Tanggal T = U= L0 = Deklinasi Matahari = Equation of Time = Cos(Hour Angle) = Hour Angle Isya' = Waktu Isya' = pukul Shubuh Sudut Shubuh = Perkiraan Cos(Hour Angle) = Perkiraan Hour Angle Shubuh =

11.94899863 2456155.706 79.31532239 0.126234256 84.21207478 13.60586954 -4.249 11.94900601 0.639342668 50.25717866 2456155.848 79.31776046 0.126238137 84.2145129 13.56087988 -4.219 36.35164447 0.02249822 36.32914625 0.639067846 50.27765378 15.30035636 0.006705109 89.61582267 2456155.957 79.3196412 0.12624113 84.21639368 13.52612603 -4.196 0.006553583 89.62450469 17.92309731 0.314159265 -0.293607329 107.0740455 2456156.006 79.32047543 0.126242458 84.21722793 13.51069679 -4.186 -0.293668997 107.0777418 19.08647626 0.34906585 -0.327761482 109.1329628

radian radian derajat = menit 0.237467221 radian

derajat radian radian derajat = menit derajat derajat derajat = 0.236682003 radian

0.634063216 radian

derajat radian radian derajat = menit 0.236075434 radian

radian derajat radian radian derajat = menit derajat 0.235806143 radian

radian derajat

JD Shubuh = Sudut Tanggal T = U= L0 = Deklinasi Matahari = Equation of Time = Cos(Hour Angle) = Hour Angle Shubuh = Waktu Shubuh = pukul Terbit Matahari Perkiraan Cos(Hour Angle) = Perkiraan Hour Angle Sunrise = JD Terbit Matahari = Sudut Tanggal T = U= L0 = Deklinasi Matahari = Equation of Time = Cos(Hour Angle) = Hour Angle Shubuh = Waktu Shubuh = pukul

2456155.405 79.31014408 0.126226015 84.20689636 13.70118703 -4.311 -0.327713583 109.1300579 4.674706875 0.006705109 89.61582267 2456155.459 79.3110767 0.126227499 84.207829 13.68404423 -4.300 0.006856276 89.60716122 5.976047325

radian radian derajat = menit 0.239130825 radian

derajat radian radian derajat = menit 0.238831627 radian

. Diperkenankan untuk disebarluaskan tanpa mengubah rumus perhitungan. ini agar selalu mendapat kebaikan di dunia dan akhirat.

-6.1754 derajat 106.8270361 derajat

ANGIT DI MALAM HARI GELAP

hijau. Isilah tanggal pada B5, bulan pada B6 dan tahun pada B7 an). Isilah B10 dengan E (East = Bujur Timur) atau W (West = Bujur Barat). elah barat Greenwich bernilai negatif. Isilah ketinggian tempat pada B12. Satuannya meter. tara 15 sd 20 derajat. Standar astronomical twilight adalah 18 derajat. diformat dalam format Number - Time. Mohon format tidak dirubah. NAH TERBENAM DAN SELALU BERADA DI ATAS UFUK. Waktu Shalat yang ada hanya Zhuhur dan Ashar. AH UFUK. Waktu Shalat yang ada hanya Shubuh dan Isya'. ARI TIDAK CUKUP GELAP. Semua Waktu Shalat ada, kecuali Shubuh dan Isya'. AP. Semua Waktu Shalat ada. pat di bagian bawah. atik, ada ketentuan Fiqh Islami khusus untuk menentukan waktu shalat tersebut. Hal tersebut diluar jangkauan program ini.

uar jangkauan program ini.

hari ini

8/16/2012 6

16

2012

Monumen Nasional derajat Monumen Nasional Kubah Emas

10 31.44 106 49 37.33 Lintang Bujur menit detik derajat menit detik 6 10 31.44 106 49 37.33 6 23 2.23 106 46 18.97

http://www.eramuslim.com/syariah/ilmu-hisab/cara-menghitung-waktu-shalat.htm

Cara Menghitung Waktu Shalat Sabtu, 13/06/2009 11:17 WIB Cetak | Kirim | RSS Berikut ini cara menghitung waktu shalat dengan menggunakan rum

Pada tulisan terdahulu tentang WAKTU-WAKTU SHALAT, penulis telah menjelaskan beberapa hal terkait dengan waktu waktu shalat dengan menggunakan sejumlah rumus matematika akan disajikan disini. Untuk menentukan waktu lima shal beberapa parameter yang mesti diketahui :

1. Koordinat lintang tempat tersebut (L). Daerah yang terletak di sebelah utara garis khatulistiwa (ekuator) memiliki linta Misalnya Fukuoka (Japan) memiliki lintang 33:35 derajat lintang utara (LU). Maka L = 33 + 35/60 = 33,5833 derajat. Jaka menit busur lintang selatan). Maka L = minus (6 + 10/60) = -6,1667 derajat.

2. Koordinat bujur tempat tersebut (B) .Daerah yang terletak di sebelah timur Greenwich memiliki bujur positif. Misalnya Timur. Maka B = 106 + 51/60 = 106,85 derajat. Sedangkan disebelah barat Greenwich memiliki bujur negatif. Misalnya Lo Barat. Maka B = minus (118 + 28/60) = -118,4667 derajat.

3. Zona waktu tempat tersebut (Z). Daerah yang terletak di sebelah timur Greenwich memiliki Z positif. Misalnya zona w maka Z = 7. Sedangkan di sebelah barat Greenwich memiliki Z negatif. Misalnya, Los Angeles memiliki Z = -8.

4. Ketinggian lokasi dari permukaan laut (H). Ketinggian lokasi dari permukaan laut (H) menentukan waktu kapan terbit d permukaan laut akan lebih awal menyaksikan matahari terbit serta lebih akhir melihat matahari terbenam, dibandingkan d

5. Tanggal (D), Bulan (M) dan Tahun (Y) kalender Gregorian. Tanggal (D), bulan (M) dan tahun (Y) tentu saja menjadi par tanggal tersebut. Dari tanggal, bulan dan tahun tersebut selanjutnya dihitung nilai Julian Day (JD). Silakan lihat penjelasa KALENDER JULIAN, KALENDER GREGORIAN dan JULIAN DAY. Namun ada baiknya untuk dituliskan kembali tentang r Masehi yang digunakan adalah kalender Gregorian, maka rumus Julian Day adalah JD = 1720994,5 + INT(365,25*Y) + INT(30,6001(M + 1)) + B + D.

Disini INT = lambang untuk nilai integer. Jika M > 2, maka M dan Y tidak berubah. Jika M = 1 atau 2, maka M ditambah 1 dimana A = INT(Y/100). Nilai JD di atas berlaku untuk pukul 12.00 UT atau saat tengah hari di Greenwich. Adapun JD u Greenwich tersebut harus dikurangi dengan Z/24 dimana Z adalah zona waktu lokal tersebut. Dari nilai JD tersebut, dihitung sudut tanggal T dengan rumus T = 2*PI*(JD - 2451545)/365,25.

Disini PI adalah konstanta yang bernilai 3,14159265359. Sementara itu 2451545 adalah Julian Day untuk tanggal 1 Janu rata-rata dalam setahun. Jadi T menunjukkan sudut tanggal dalam setahun terhitung sejak tanggal 1 Januari 2000 pukul

6. Sudut Deklinasi matahari (Delta). Dari sudut tanggal T di atas, deklinasi matahari (Delta) untuk satu tanggal tertentu d

6. Sudut Deklinasi matahari (Delta). Dari sudut tanggal T di atas, deklinasi matahari (Delta) untuk satu tanggal tertentu d Delta = 0,37877 + 23,264*SIN(57,297*T - 79,547) + 0,3812*SIN(2*57,297*T - 82,682) + 0,17132*SIN(3*57,297*T Angka yang terletak di dalam kurung bersatuan derajat. Deklinasi juga bersatuan derajat.

7. Equation of Time (ET). Equation of Time untuk satu tanggal tertentu dapat dihitung sebagai berikut. Pertama kali perl dirumuskan L0 = 280,46607 + 36000,7698*U dimana U = (JD - 2451545)/36525. L0 bersatuan derajat. Selanjutnya Equation of Time dapat dirumuskan sebagai 1000*ET = -(1789 + 237*U)*SIN(L0) - (7146 - 62*U)*COS(L0) + (9934 - 14*U)*SIN(2*L0) - (29 + 5*U)*COS(2*L0) + 212*SIN(4*L0)

Ruas kiri persamaan di atas masih bernilai 1000 kali ET. Dengan demikian hasilnya harus dibagi 1000 untuk mendapatkan

8. Altitude matahari waktu Shubuh dan Isya. Shubuh saat fajar menyingsing pagi disebut dawn astronomical twilight yait membiaskan cahaya matahari dari bawah ufuk. Sementara Isya' disebut dusk astronomical twilight ketika langit tampak g dibiaskan oleh atmosfer. Dalam referensi standar astronomi, sudut altitude untuk astronomical twilight adalah 18 derajat jenis twilight yang lain, yaitu civil twilight dan nautical twilight masing-masing sebesar 6 dan 12 derajat di bawah ufuk.

Namun demikian ada beberapa pendapat mengenai sudut altitude matahari di bawah ufuk saat Shubuh dan Isya'. Diantar perbedaan sudut yang digunakan akan menyebabkan perbedaan kapan datangnya waktu Shubuh dan Isya'.

9. Tetapan panjang bayangan Ashar Disini ada dua pendapat. Pendapat madzhab Syafi'i menyatakan panjang bayangan b Zhuhur. Sementara pendapat madzhab Hanafi menyatakan panjang bayangan benda saat Ashar = dua kali tinggi benda + RUMUS WAKTU SHALAT Rumus untuk menentukan waktu shalat dan terbit matahari adalah sebagai berikut. * * * * * * Zhuhur = 12 + Z - B/15 - ET/60 Ashar = Zhuhur + (Hour Angle Ashar)/15 Maghrib = Zhuhur + (Hour Angle Maghrib)/15 Isya' = Zhuhur + (Hour Angle Isya')/15 Shubuh = Zhuhur - (Hour Angle Shubuh)/15 Terbit Matahari = Zhuhur - (Hour Angle Terbit Matahari)/15

Dari rumus di atas, nampak bahwa waktu shalat bergantung pada Hour Angle. Rumus Hour Angle (HA) adalah COS(HA) = [SIN(Altitude) - SIN(Lintang)*SIN(Delta)]/[COS(Lintang)*COS(Delta)] sehingga Hour Angle = ACOS(COS(HA)).

Hour Angle = ACOS(COS(HA)).

Rumus Hour Angle dii atas bergantung pada Altitude. Altitude matahari atau sudut ketinggian matahari dari ufuk inilah y

* Untuk Ashar, Altitudenya = ARCCOT(KA + TAN(ABS(Delta - Lintang))), dimana KA = 1 untuk Syafi'i dan 2 untuk Han mutlak. Misalnya, ABS(-2) = ABS(2) = 2. * Untuk Maghrib, Altitude = 0,8333 - 0,0347*SQRT(H) dimana SQRT menunjukkan lambang akar pangkat dua, dan H = k * Untuk Isya', Altitude = minus(Sudut Isya'). Jika sudut Isya' diambil 18 derajat, maka Altitude Isya' = -18 derajat. * Untuk Shubuh, Altitude = minus(Sudut Shubuh). * Untuk Terbit Matahari, Altitudenya sama dengan Altitude untuk Maghrib.

CONTOH: Tentukan waktu-waktu shalat pada tanggal 12 Juni 2009 di Jakarta (L = -6,166667 derajat, B = 106,85 deraja Isya' = 18 derajat. Ashar menggunakan madzhab Syafi'i (KA = 1).

Jawab:

* Pertama kali, tentukan dahulu Julian Day untuk 12 Juni 2009 pukul 12 UT. Dari tanggal tersebut diperoleh nilai D = 12 JD = 2454995,0. * Selanjutnya untuk tanggal 12 Juni 2009 pukul 12 WIB (waktu lokal di Jakarta), JD = 2454995,0 EZ/24 = 2454995,0 E7/ * Sudut Tanggal T = 2*PI*(2454994,708 - 2451545)/365,25 = 59,34334487 radian. * Deklinasi Matahari atau Delta = 23,16099835 derajat * Sementara itu U = (2454994,708 - 2451545)/36525 = 0,094447867. * Bujur rata-rata matahari L0 = 3680.66198 derajat = 80,66198 derajat. * Untuk Equation of Time, akhirnya dapat dihitung 1000*ET = 175 menit sehingga ET = 0,175 menit. Dari data-data perhitungan di atas, kini waktu shalat dapat dihitung.

Waktu Zhuhur adalah 12 + Z - B/15 - ET/60 = 12 + 7 - 106,85/15 - 0,175/60 = pukul 11,87375 WIB. Jika nilai ini dikon Waktu Ashar (madzhab Syafii). * * * *

Altitude Ashar adalah ARCCOT(1 + TAN(ABS(23,16099835 - (-6,166667)))) = 32,63075274 derajat. COS(Hour Angle Ashar) = [SIN(32,63075274) - SIN(-6,166667)*SIN(23,16099835)] / [COS(-6,166667)*COS(23,16099 Hour Angle Ashar = ACOS(0,636127253) = 50,496359 derajat. Jadi Waktu Ashar = Zhuhur + (Hour Angle Ashar)/15 = 11,87375 + 50,496359/15 = pukul 15,24017 sama dengan puku

Waktu Maghrib.

* COS(Hour Angle Maghrib) = [SIN(-0,833 - 0,0347*SQRT(50)) - SIN(-6,166667)*SIN(23,16099835)] / [COS( * Hour Angle Maghrib = ACOS(0,025627029) = 88,53151863 derajat. * Waktu Maghrib = Zhuhur + (Hour Angle Maghrib)/15 = 11,87375 + 88,53151863/15 = pukul 17,77585 sama dengan puk Waktu Isya'.

* COS(Hour Angle Isya') = [SIN(-18) - SIN(-6,166667)*SIN(23,16099835)] / [COS(-6,166667)*COS(23,16099835)] = * Hour Angle Isya' = ACOS(-0,291840581) = 106,9681811 derajat. * Waktu Isya' = Zhuhur + (Hour Angle Isya')/15 = 11,87375 + 106,9681811/15 = pukul 19,00496 sama dengan pukul 19:0 Waktu Shubuh.

Waktu Shubuh.

* COS(Hour Angle Shubuh) = [SIN(-20) - SIN(-6,166667)*SIN(23,16099835)] / [COS(-6,166667)*COS(23,16099835)] = * Hour Angle Shubuh = ACOS(-0,327945769) = 109,441394 derajat. * Waktu Shubuh = Zhuhur - (Hour Angle Shubuh)/15 = 11,87375 - 109,1441394/15 = pukul 4,59748 sama dengan pukul Waktu Terbit Matahari.

* COS(Hour Angle Terbit Matahari) = [SIN(-0,833 - 0,0347*SQRT(50)) - SIN(-6,166667)*SIN(23,16099835)] / [COS( * Hour Angle Terbit Matahari = ACOS(0,025627029) = 88,53151863 derajat. * Waktu Terbit Matahari = Zhuhur - (Hour Angle Terbit Matahari)/15 = 11,87375 - 88,53151863/15 = pukul 5,97165 sam

Sebagai rangkuman, jadwal waktu shalat di Jakarta pada tanggal 12 Juni 2009 dengan data pendukung seperti tertera pa * * * * * * Shubuh pukul 4:35:51 WIB. Terbit Matahari pukul 5:58:18 WIB. Zhuhur pukul 11:52:26 WIB. Ashar pukul 15:14:25 WIB. Maghrib 17:46:33 WIB. Isya' pukul 19:00:18 WIB.

Berikut ini beberapa catatan tambahan untuk melengkapi pemahaman tentang cara penghitungan waktu shalat.

Pertama, rumus di atas sudah akurat untuk menentukan waktu shalat. Sebagai pembanding, penulis menjadikan software Software tersebut menggunakan algoritma VSOP87 untuk pergerakan matahari dan algoritma ELP2000 untuk pergeraka untuk menentukan pergerakan kedua benda langit tersebut. Menurut Accurate Times, untuk kasus yang sama seperti di berturut-turut adalah Shubuh (4:35:56), Terbit Matahari (5:58:13), Zhuhur (11:52:24), Ashar (15:14:32), Maghrib (17:46:35 dibandingkan dengan Accurate Times, perbedaannya berkisar antara 2 hingga 7 detik. Ini sudah cukup akurat.

Kedua, bagi penulis secara pribadi, nilai perbedaan beberapa detik di atas masih bisa diperkecil lagi, dengan memperhatik nilai Deklinasi Matahari dan Equation of Time yang sama untuk semua waktu shalat, yaitu nilai pada pukul 12.00 waktu lo time selalu berubah setiap saat, meskipun cukup kecil perubahannya dalam rentang satu hari. Sebagai contoh pada kasu berturut-turut adalah 23,14178926 (atau 23:08:30) derajat dan 23,1792171 (atau 23:10:45) derajat. Perbedaannya adalah

Dengan demikian, rumus di atas masih dapat diperhalus atau dikoreksi lebih baik lagi, jika untuk setiap waktu shalat, nila sesuai dengan nilainya saat waktu shalat tersebut.

Misalnya, untuk waktu shalat Isya', digunakan Deklinasi Matahari dan Equation of Time pada waktu shalat Isya' pula, buk Perkiraan Hour Angle yang diperoleh dengan data Delta maupun Equation of Time saat pukul 12.00 waktu lokal. Dari Per waktu Isya' ini selanjutnya dikonversi ke Julian Day yang kemudian dapat dipakai untuk menghitung Delta dan Equation o hingga diperoleh angka yang konvergen (tetap). Pada akhirnya rumusnya untuk waktu shalat Isya secara lengkap adalah Waktu Shalat Isya' = 12 + Z - B/15 - (ET saat Isya')/60 + (Hour Angle Isya')/15

dimana COS(Hour Angle Isya') = [SIN(-1*Sudut Isya') - SIN(Lintang)*SIN(Delta saat Isya')] / [COS(Lintang)*COS(Delta

Dengan sejumlah faktor koreksi, termasuk koreksi dari pembiasan atmosfer yang akan disajikan di bawah ini, waktu shala Terbit matahari (5:58:14), Zhuhur (11:52:25), Ashar (15:14:34), Maghrib (17:46:36) dan Isya' (19:00:22). Perbedaannya, dib

Dengan sejumlah faktor koreksi, termasuk koreksi dari pembiasan atmosfer yang akan disajikan di bawah ini, waktu shala Terbit matahari (5:58:14), Zhuhur (11:52:25), Ashar (15:14:34), Maghrib (17:46:36) dan Isya' (19:00:22). Perbedaannya, dib detik saja.

Koreksi yang lain juga dapat dilakukan pada penentuan waktu shalat Ashar. Akibat pembiasan sinar matahari oleh atmos daripada altitude yang nampak. Saat waktu Ashar tiba, yang diamati adalah pusat matahari yang nampak, padahal pusat hitung seharusnya adalah posisi matahari yang sebenarnya, sehingga pada akhirnya, koreksi ini membuat waktu Ashar m karena matahari beranjak untuk turun sehingga dibutuhkan waktu agar altitudenya berkurang. Pembahasan lengkap men Allah dibahas pada kesempatan lain.

Ketiga, koreksi oleh atmosfer ini sudah digunakan pada penentuan waktu Maghrib dan terbit matahari. Pada kedua kejad dalam perhitungan, altitudenya bukan nol derajat tetapi -0,8333 derajat atau minus 50 menit busur. Angka ini bersumber rata-rata adalah 16 menit busur. Kedua, besarnya koreksi pembiasan atmosfer saat benda langit berada di ufuk (saat te dijumlahkan keduanya menghasilkan 50 menit busur di bawah ufuk, atau altitudenya minus 50 menit busur. Angka ini sud diperhitungkan faktor berubahnya sudut untuk jari-jari matahari, karena nilai ini bergantung pada jarak matahari ke bumi dari bumi, maka sudut untuk jari-jari matahari bernilai lebih kecil. Demikian juga besarnya koreksi pembiasan atmosfer ya Namun demikian untuk keperluan praktis, altitude minus 0,8333 derajat sudah cukup memadai.

Keempat, pada rumus terbit matahari (sunrise) maupun waktu Maghrib (sunset), faktor ketinggian lokasi H di atas permu cukup tinggi di atas permukaan laut akan menyaksikan sunrise yang lebih awal serta sunset yang lebih telat, dibandingka H bisa juga bernilai negatif, atau ketinggiannya lebih rendah daripada permukaan laut. Untuk kasus ini, suku +0,0347*SQRT(-H), sehingga orang yang berada di daerah yang lebih rendah dari permukaan laut akan menyaksikan sun karena rata-rata tempat yang dihuni manusia berada di atas permukaan laut, kasus terakhir ini tidak perlu dibahas secar

Kelima, dengan beragamnya pendapat mengenai besarnya sudut Shubuh maupun Isya', karena itu tentu saja dimungkinka atas dengan sudut Shubuh 20 derajat (altitude = -20 derajat), waktu Shubuh adalah pukul 4:35:51 WIB. Sepengetahuan p Indonesia. Jika dipakai sudut standar astronomical twilight 18 derajat, maka waktu Shubuh datang lebih lambat, yaitu pu pada perbedaan waktu sekitar 8 menit. Belum lagi, jika digunakan tambahan waktu untuk faktor kehati-hatian (ikhtiyath) kajian fiqh maupun astronomis mengenai waktu Shubuh dan Isya', dan nampaknya belum memungkinkan untuk disajikan Keenam, dari perumusan untuk Hour Angle COS(HA) = [SIN(Altitude) - SIN(Lintang)*SIN(Delta)]/[COS(Lintang)*COS(Delta)]

maka sangat mungkin jika nilai COS(HA) lebih besar dari 1 atau lebih kecil dari -1. Padahal nilai COS berkisar antara Ini terjadi khususnya pada daerah lintang tinggi. Singkatnya, ada tiga kemungkinan. Kemungkinan pertama, dalam penentu waktu Shubuh dan Isya' tidak dapat ditentukan menurut rumus di atas. Yang terjadi adalah, di waktu malam hari, bahkan ada matahari. Suasana langit seperti halnya di tengah-tengah waktu Maghrib. Kemungkinan kedua, untuk kasus terbit da ini, matahari tidak pernah terbenam.

Matahari selalu berada di atas ufuk, sehingga dengan rumus biasa di atas, waktu Shubuh, terbit matahari, Maghrib dan Is saja yang bisa diperoleh. Dalam hal ini, sebuah kejadian unik dapat terjadi, yaitu ketika pergantian hari pada pukul 00:00:00 atau pukul "12 malam", matahari tengah bersinar di atas ufuk.

Kemungkinan ketiga, untuk kasus terbit dan terbenam matahari, COS(Hour Angle) > 1. Dalam hal ini, matahari tidak pern Shubuh dan Isya' saja yang dapat ditentukan dengan rumus di atas. Selama 24 jam, hanya ada dua keadaan langit. Antar waktu Maghrib. Sebaliknya, antara waktu Isya' dan Shubuh, langit gelap.

Bersamaan dengan tulisan ini, penulis melampirkan file Microsoft Excel yang berisi rumus waktu shalat di atas, baik untu

Bersamaan dengan tulisan ini, penulis melampirkan file Microsoft Excel yang berisi rumus waktu shalat di atas, baik untu Dalam file tersebut rumus-rumus dapat diikuti prosesnya. Bagi yang tertarik, silakan mendownload di http://www.4shared.com/file/111278266/2fa23c50/Waktu-Shalat.html Semoga bermanfaat bagi ummat. DR. Rinto Anugraha (Dosen Fisika UGM) Email rinto74 (at) yahoo (dot) com Referensi:

* * * * *

Jean Meeus, Astronomical Algorithm, Willmann-Bell, Virginia, (1991). D.W. Hughes, B.D. Yallop, C.Y. Hohenkerk, The Equation of Time, Mon. Not. R. astr. Soc, 238, 1529 (1989). Niweateh Hajewaming, Astronomical Calculation of Islamic Times and Qiblat Direction. Muhammad Ilyas, Astronomy of Islamic Times for the Twenty- first Century. Mohamad Odeh, Accurate Times.

dengan menggunakan rumus matematika pada tempat dan tanggal tertentu.

a hal terkait dengan waktu shalat lima waktu. Pada kesempatan ini, cara perhitungan enentukan waktu lima shalat wajib untuk suatu tempat dan tanggal tertentu, ada

wa (ekuator) memiliki lintang positif. Yang disebelah selatan, lintangnya negatif. 60 = 33,5833 derajat. Jakarta memiliki koordinat lintang 6:10:0 derajat LS (6 derajat 10

iliki bujur positif. Misalnya Jakarta memiliki koordinat bujur 106:51:0 derajat Bujur i bujur negatif. Misalnya Los Angeles memiliki koordinat bujur 118:28 derajat Bujur

Z positif. Misalnya zona waktu Jakarta adalah UT +7 (seringkali disebut GMT +7), memiliki Z = -8.

ukan waktu kapan terbit dan terbenamnya matahari. Tempat yang berada tinggi di atas i terbenam, dibandingkan dengan tempat yang lebih rendah. Satuan H adalah meter.

(Y) tentu saja menjadi parameter, karena kita ingin menentukan waktu shalat pada JD). Silakan lihat penjelasan detil tentang Julian Day pada tulisan sebelumnya tentang ituliskan kembali tentang rumus menghitung Julian Day. Saat ini karena Kalender

tau 2, maka M ditambah 12 sedangkan Y dikurangi 1. Nilai B = 2 + INT(A/4) - A i Greenwich. Adapun JD untuk pukul 12.00 waktu lokal, maka JD pukul 12.00 UT waktu

Day untuk tanggal 1 Januari 2000 pukul 12.00 UT. Angka 365,25 adalah banyaknya hari nggal 1 Januari 2000 pukul 12.00 UT.

tuk satu tanggal tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut

tuk satu tanggal tertentu dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut

32*SIN(3*57,297*T - 59,722)

berikut. Pertama kali perlu dihitung dahulu Bujur rata-rata matahari L0 yang

dirumuskan sebagai (29 + 5*U)*COS(2*L0) + (74 + 10*U)*SIN(3*L0) + (320 - 4*U)*COS(3*L0) -

i 1000 untuk mendapatkan ET. Satuan ET adalah menit.

astronomical twilight yaitu ketika langit tidak lagi gelap dimana atmosfer bumi mampu ight ketika langit tampak gelap karena cahaya matahari di bawah ufuk tidak dapat lagi l twilight adalah 18 derajat di bawah ufuk, atau sama dengan minus 18 derajat. Ada dua 2 derajat di bawah ufuk.

Shubuh dan Isya'. Diantaranya berkisar antara 15 hingga 20 derajat. Dengan demikian, uh dan Isya'.

atakan panjang bayangan benda saat Ashar = tinggi benda + panjang bayangan saat r = dua kali tinggi benda + panjang bayangan saat Zhuhur.

gle (HA) adalah

matahari dari ufuk inilah yang berbeda nilainya untuk setiap waktu shalat.

uk Syafi'i dan 2 untuk Hanafi. Lambang ABS menunjukkan nilai absolut atau nilai

kar pangkat dua, dan H = ketinggian di atas permukaan laut. 18 derajat.

derajat, B = 106,85 derajat, Z = 7, H = 50 meter). Sudut Subuh = 20 derajat. Sudut

ebut diperoleh nilai D = 12, M = 6, Y = 2009, A = 20 dan B = -13. Dapat dihitung nilai EZ/24 = 2454995,0 E7/24 = 2454994,708.

75 WIB. Jika nilai ini dikonversi ke jam-menit-detik, diperoleh pukul 11:52:26 WIB.

6,166667)*COS(23,16099835)] = 0,636127253.

,24017 sama dengan pukul 15:14:25 WIB.

99835)] / [COS(-6,166667)*COS(23,16099835)] = 0,025627029.

7,77585 sama dengan pukul 17:46:33 WIB.

)*COS(23,16099835)] = -0,291840581.

6 sama dengan pukul 19:00:18 WIB.

67)*COS(23,16099835)] = -0,327945769.

59748 sama dengan pukul 4:35:51 WIB.

(23,16099835)] / [COS(-6,166667)*COS(23,16099835)] = 0,025627029.

63/15 = pukul 5,97165 sama dengan pukul 5:58:18 WIB.

ndukung seperti tertera pada soal di atas adalah sebagai berikut.

gan waktu shalat.

enulis menjadikan software Accurate Times karya Mohamad Odeh sebagai patokan. ELP2000 untuk pergerakan bulan. Kedua algoritma tersebut adalah algoritma terakurat asus yang sama seperti di atas, waktu shalat di Jakarta pada tanggal 12 Juni 2009 5:14:32), Maghrib (17:46:35) dan Isya' (19:00:21). Jika hasil perhitungan di atas h cukup akurat.

l lagi, dengan memperhatikan sejumlah catatan. Hasil perhitungan di atas menggunakan pada pukul 12.00 waktu lokal. Padahal, nilai deklinasi matahari maupun equation of Sebagai contoh pada kasus di atas, Deklinasi Matahari pada waktu Shubuh dan Isya' ajat. Perbedaannya adalah sekitar 2 menit busur.

k setiap waktu shalat, nilai Deklinasi Matahari serta Equation of Time yang digunakan

aktu shalat Isya' pula, bukan pada pukul 12.00 waktu lokal. Pertama kali tentukan dulu 12.00 waktu lokal. Dari Perkiraan Hour Angle ini dicari perkiraan waktu Isya'. Perkiraan itung Delta dan Equation of Time. Begitu seterusnya diulangi satu hingga beberapa kali sya secara lengkap adalah

[COS(Lintang)*COS(Delta saat Isya')].

n di bawah ini, waktu shalat menjadi lebih akurat lagi. Hasilnya adalah Shubuh (4:35:47), 00:22). Perbedaannya, dibandingkan dengan Accurate Times menjadi hanya antara 1-2

n di bawah ini, waktu shalat menjadi lebih akurat lagi. Hasilnya adalah Shubuh (4:35:47), 00:22). Perbedaannya, dibandingkan dengan Accurate Times menjadi hanya antara 1-2

sinar matahari oleh atmosfer bumi, altitude benda langit yang sebenarnya lebih rendah ng nampak, padahal pusat matahari yang sebenarnya sedikit lebih rendah. Yang kita i membuat waktu Ashar menjadi sedikit lebih lambat. Ini dapat dengan mudah dipahami Pembahasan lengkap mengenai faktor koreksi altitude benda langit oleh atmosfer Insya

atahari. Pada kedua kejadian tersebut, altitude yang nampak adalah nol derajat. Namun usur. Angka ini bersumber dari dua hal. Pertama, sudut untuk jari-jari matahari secara git berada di ufuk (saat terbit atau terbenam) rata-rata sebesar 34 menit busur. Jika menit busur. Angka ini sudah cukup akurat. Jika ingin lebih akurat lagi, dapat da jarak matahari ke bumi yang tidak selalu tetap. Jika matahari berjarak cukup jauh ksi pembiasan atmosfer yang juga bergantung pada suhu maupun tekanan udara.

ian lokasi H di atas permukaan laut juga sudah diperhitungkan. Seseorang yang berada ang lebih telat, dibandingkan dengan orang yang berada di permukaan laut. Sebenarnya asus ini, suku -0,0347*SQRT(H) pada altitude sedikit berubah menjadi aut akan menyaksikan sunrise yang lebih telat serta sunset yang lebih awal. Namun i tidak perlu dibahas secara detail.

itu tentu saja dimungkinkan terjadinya perbedaan waktu Shubuh dan Isya'. Pada soal di 5:51 WIB. Sepengetahuan penulis, angka 20 derajat ini biasa yang digunakan di tang lebih lambat, yaitu pukul 4:44:33 WIB. Ternyata perbedaan 2 derajat berimplikasi hatian (ikhtiyath), mulai dari 1, 2, 3 menit dan seterusnya. Sudah banyak ungkinkan untuk disajikan di artikel singkat ini.

ai COS berkisar antara -1 hingga 1. Jika demikian, Hour Angle tidak dapat ditentukan. an pertama, dalam penentuan waktu Shubuh dan Isya', nilai COS(HA) < -1. Akibatnya waktu malam hari, bahkan pukul 12 malam, langit masih nampak terang walaupun tidak dua, untuk kasus terbit dan terbenam matahari, COS(Hour Angle) < -1. Untuk kasus

t matahari, Maghrib dan Isya' tidak dapat ditentukan. Hanya waktu Zhuhur dan Ashar ian hari pada pukul

hal ini, matahari tidak pernah terbit karena selalu berada di bawah ufuk. Hanya waktu dua keadaan langit. Antara waktu Shubuh dan Isya', langit tidak begitu gelap, layaknya

tu shalat di atas, baik untuk versi simpel, maupun dengan tambahan beberapa koreksi.

tu shalat di atas, baik untuk versi simpel, maupun dengan tambahan beberapa koreksi.

, 1529 (1989).

Anda mungkin juga menyukai