Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Genetika Chi Squer Test

Laporan Praktikum Genetika Acara V CHI SQUET TEST

Rio Setya Bayu NPM : E1J011051 Shift: 2. Rabu (14.00-16.00) Kelompok : 2 Laboratorium Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Terbentuknya individu hasil perkawinan yang dapat dilihat dalam wujud fenotip, pada dasarnya hanya merupakan kemungkinan-kemungkinan pertemuan gamet jantan dan gamet betina. Keturunan hasil suatu perkawinan atau persilangan tidak dapat dipastikan begitu saja, melainkan hanya diduga berdasarkan peluang yang ada. Sehubungan dengan itu,peranan teori kemungkinan sangat penting dalam mempelajari genetika (Rahardi, Dimas.2009). Teori kemungkinan merupakan dasar untuk menentukan nisbah yang diharapkan dari tipe-tipe persilangan genotipe yang berbeda. Penggunaan teori ini memungkinkan kita untuk menduga kemungkinan diperolehnya suatu hasil tertentu dari persilangan tersebut. . Metode chi-kuadrat adalah cara yang dapat kita pakai untuk membandingkan data percobaan yang diperoleh dari persilangan-persilangan dengan hasil yang diharapkan berdasarkan hipotesis secara teoritis. Dengan cara ini seorang ahli genetika dapat menentukan suatu nilai kemungkinan untuk menguji hipotesis itu (Ali.2011). Untuk mengevaluasi suatu hipotesis genetik diperlukan suatu uji yang dapat mengubah deviasi deviasi dari nilai nilai yang diharapkan menjadi probabilitas dari ketidaksamaan demikian yang terjadi oleh peluang. Uji ini harus pula memperhatikan besarnya sampel dan jumlah peubah (derajat bebas) (Anonim. 2012). Uji ini dikenal sebagai uji X2 (Chi Square Test). Dalam ilmu genetika, kemungkinan ikut mengambil peranan penting. Uji Chi Square Test (X2) bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai atau nilai ekspektasinya yang juga dapat diartikan bahwa hasil observasinya sesuai dengan model atau teori. Ukuran seberapa besar deviasi tersebut disebut dalam formula atau rumus berikut : k (Oi-Ei)2 X2 = ------------I=1 Ei Oi = Jumlah individu yang dialami pada fenotipe ke-I Ei = jumlah individu yang diharapkan atau secara teoritis pada fenotipe ke-I = Total dari semua kemungkinan nilai (Oi-Ei) 2/Ei untuk keseluruhan fenotipe Biasanya nilai kemungkinan 5% dianggap sebagai garis batas antara menerima dan menolah hipotesis. Apabila nilai kemungkinan lebih besar dari 5%, penyimpangan dari nisbah harapan tidak nyata. Jika data X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (X2 hitung < X2 Tabel) maka data diterima dan data pengamatan sesuai dengan model atau teori. Sedangkan kalau X2 hitung lebih besar dari X2 tabel (X2 hitung > X2 Tabel) maka data di tolak dan data pengamatan tidak sesuai dengan model atau teori (Suryati, Dotti. 2007). 1.2 Tujuan 1. Menghitung X2 untuk menentukan apakah data yang diperoleh cocok atau sesuai dengan teori atau yang diharapkan. 2. Menginterpretasikan nilai X2 yang dihitung dengan table X2.

BAB II BAHAN DAN METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu Dan Tempat Praktikum ini dilaksanakan pada hari Rabu, 18 April 2012 pukul 14.00-16.00 Wib. Bertempat di Laboratorium Agronomi, Fakultas Pertanian Universitas Bengkulu. 2.2 Alat Dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan yaitu: Kacang buncis merah dan putih Kantong atau kotak Petridish 2.3 Cara Kerja Campur 200 biji kacang merah dan 200 biji kacang putih, aduk dan tempatkan dalam satu kotak. Ambil sampel dari campuran di atas (1) sebanyak 1 petridish penuh. Pisahkan dan hitung yang merah dan yang putih. Catat data anda dalam lembar kerja dan hitung jumlah yang diharapkan berdasarkan jumlah sampel dan populasi kacang merah dan putih. Lengkapi tabel lembar kerja anda dan hitung X2.

1. 2. 3. 4. 5.

BAB III HASIL PENGAMATAN


Tabel 1. Perhitungan X2 untuk sampel yang diambil dari populasi 200 kacang merah dan 200 kacang putih. Pengamatan Harapan Deviasi (O-E)2/E Fenotipe (observasi (O-E)2 (expected=E) (O-E) X2 =O) Merah 110 111 -1 1 0,009 Putih 112 111 1 1 0,009 Total 222 222 0 2 0,018 Dan X2 tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (0,018<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Tabel 2. Perhitungan X2 untuk acara 1 (Mandel I), 20 x Pengamatan Harapan Deviasi Fenotipe (observasi (expected=E) (O-E) =O) Merah 15 15 0 Putih 5 5 0 Total 20 20 0

(O-E)2 0 0 0

(O-E)2/E X2 0 0 0

Dan X2 tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (0,018<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Tabel 3. Perhitungan X2 untuk acara 1 (Mandel I) 40 x Pengamatan Harapan Deviasi (O-E)2/E Fenotipe (observasi (O-E)2 (expected=E) (O-E) X2 =O) Merah 33 30 3 9 0,3 Putih 7 10 -3 9 0,9 Total 40 40 0 18 1,2 Dan X2 tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (0,018<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Tabel 4. Perhitungan X2 untuk acara 1 (Mandel I) 60 x Pengamatan Harapan Deviasi (O-E)2/E Fenotipe (observasi (O-E)2 (expected=E) (O-E) X2 =O) Merah 42 45 -3 9 0,2 Putih 18 15 3 9 0,6 Total 60 60 0 18 0,8 2 2 2 Dan X tabel=3,84. Karena X hitung lebih kecil dari X tabel (0,018<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Tabel 5. Perhitungan X2 untuk acara 2 (Mandel II) Pengamatan Harapan Deviasi (O-E)2/E Fenotipe (O-E)2 (observasi=O) (expected=E) (O-E) X2 32 64 32 64 32 64 32 64 32 64 Bulat kuning 18 37 18 36 0 1 0 1 0 0,02 Bulat hijau 8 13 6 12 2 1 4 1 0,66 0,08 Keriput kuning 5 9 6 12 -1 -3 1 9 0,16 0,75 Keriput hijau 1 5 2 4 -1 1 1 1 0,5 0,25 Total 32 64 32 64 0 0 6 12 1,32 1,1 Dan X2 tabel=7,82. Karena X2 hitung pelemparan 32 lebih kecil dari X2 tabel (01,32<7,82) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Dan untuk pelemparan 64 kali Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (1,1<7,82) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Tabel 6. Perhitungan X2 untuk acara 3 (Pobabilitas), 30x Pengamatan Harapan Deviasi Fenotipe (observasi (expected=E) (O-E) =O) Gambar 13 15 -2 Angka 17 15 2 Total 30 30 0

(O-E)2 4 4 8

(O-E)2/E X2 0,26 0,26 0,52

Dan X2 tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (0,52<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Tabel 7. Perhitungan X2 untuk acara 3 (Pobabilitas), 40x Pengamatan Harapan Deviasi (O-E)2/E Fenotipe (observasi (O-E)2 (expected=E) (O-E) X2 =O) 3G-0A 5 5 0 0 0 2G-1A 15 15 0 0 0 1G-2A 16 15 1 1 0,06 0G-3G 4 5 -1 1 0,2 Total 40 40 0 2 0,26 2 2 2 Dan X tabel=7,82. Karena X hitung lebih kecil dari X tabel (0,26<7,82) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Tabel 8. Perhitungan X2 untuk acara 3 (Pobabilitas), 48x Pengamatan Harapan Deviasi (O-E)2/E Fenotipe (observasi (O-E)2 (expected=E) (O-E) X2 =O) 4G-0A 1 3 -2 4 1,33 3G-1A 16 12 4 16 1,33 2G-2A 18 18 0 0 0 1G-3A 11 12 -1 1 0,08 0G-4A 2 3 -1 1 0,33 Total 48 48 0 22 3,07 2 2 2 Dan X tabel=9,49. Karena X hitung lebih kecil dari X tabel (3,07<9,49) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.

BAB IV PEMBAHASAN
Uji Chi Square Test (X2) bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai atau nilai ekspektasinya yang juga dapat diartikan bahwa hasil observasinya sesuai dengan model atau teori. Ukuran seberapa besar deviasi tersebut disebut dalam formula atau rumus berikut : k (Oi-Ei)2 X2 = -------------

I=1 Ei Oi = Jumlah individu yang dialami pada fenotipe ke-I Ei = jumlah individu yang diharapkan atau secara teoritis pada fenotipe ke-I = Total dari semua kemungkinan nilai (Oi-Ei) 2/Ei untuk keseluruhan fenotipe Biasanya nilai kemungkinan 5% dianggap sebagai garis batas antara menerima dan menolah hipotesis. Apabila nilai kemungkinan lebih besar dari 5%, penyimpangan dari nisbah harapan tidak nyata. Jika data X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (X2 hitung < X2 Tabel) maka data diterima dan data pengamatan sesuai dengan model atau teori. Sedangkan kalau X2 hitung lebih besar dari X2 tabel (X2 hitung > X2 Tabel) maka data di tolak dan data pengamatan tidak sesuai dengan model atau teori. Pada tabel perhitungan X2 untuk populasi 200 kacang merah dan 200 kacang putih, didapatkan bahwa hasil pengamatan/observasi untuk kacang merah adalah 110 dan pada kacang putih 112 sehingga totalnya 222. Setelah itu, hasil total pengamatan dibagi , sehingga hasil kacang merah dan putih sama-sama 111 dan total harapan 222. Untuk mencari deviasi, masing-masing hasil pengamatan dikurang harapan maka hasilnya merah= -1 dan putih= 1 dan setelah itu deviasi dikuadratkan didapat hasilnya 1 untuk merah dan 1 untuk putih. sehingga rumus chi-square dipakai dan hasilnya adalah 0,009 merah dan 0,009 putih dan total X2=0,018. Dan X2tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (0,018<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Pada tabel X2 untuk Mendel I dengan pelemparan 20 x, didapatkan hasil pengamatan dengan muncul warna merah sebanyak 15 kali dan putih sebanyak 5 kali, harapan yang ada pada warna merah sebanyak 15 kali dan putih sebanyak 5 kali sehingga total semuanya 20. Lalu, deviasi dicari dengan mengurangkan pengamatan dengan harapan sehingga deviasi warna merah deviasi warna merah adalah 0 dan warna putih adalah 0. Hasil deviasi dikuadratkan sehingga warna merah dan putih hasilnya 0. Kemudaian gunakan rumus X2 dan didapatkan hasil warna merah adalah 0 sedangkn warna putih 0 dan hasil total X2 adalah 0. Dan X2 tabel=3,84. Karena X2hitung lebih kecil dari X2 tabel (0,018<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Pada tabel X2 untuk Mendel I dengan pelemparan 40 x, didapatkan hasil pengamatan dengan muncul warna merah sebanyak 33 kali dan putih sebanyak 7 kali, harapan yang ada pada warna merah sebanyak 30 kali dan putih sebanyak 10 kali sehingga total semuanya 40. Lalu, deviasi dicari dengan mengurangkan pengamatan dengan harapan sehingga deviasi warna merah adalah 3 dan warna putih adalah -3. Hasil deviasi dikuadratkan sehingga warna merah 9 dan putih 9. Kemudaian gunakan rumus X2 dan didapatkan hasil warna merah adalah 0,3 sedangkn warna putih 0,9 dan hasil total X2 adalah 1,2. Dan X2 tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2tabel (0,018<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Pada tabel X2 untuk Mendel I dengan pelemparan 60 x, didapatkan hasil pengamatan dengan muncul warna merah sebanyak 42 kali dan putih sebanyak 18 kali, harapan yang ada pada warna merah sebanyak 45 kali dan putih sebanyak 15 kali sehingga total semuanya 60. Lalu, deviasi dicari dengan mengurangkan pengamatan dengan harapan sehingga deviasi warna merah adalah -3 dan warna putih adalah 3. Hasil deviasi dikuadratkan sehingga warna merah 9 dan putih 9. Kemudaian gunakan rumus X2 dan didapatkan hasil warna merah adalah 0,2 sedangkn warna putih 0,6 dan hasil total X2 adalah 0,6. Dan X2 tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2tabel (0,018<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori.

Pada tabel X2 untuk Mendel II, dilakukan 32 kali dan 64 kali lemparan secara acak dengan fenotipe Bulat-Kuning, Bulat-hijau, keriput-Kuning, keriput-hijau. Untuk lemparan 32 kali didapatkan hasil pengamatan untuk BK : 18 , Bk : 8, bK : 5, bk : 1. Untuk lemparan sebanyak 64 kali, fenotipe berturut-turut 37, 13, 9, 5. Harapan untuk 32 kali lemparan dengan fenotipe berturut-turut adalah 18, 6, 6, 2 dan harapan untuk 64 kali lemparan adalah 36, 12, 12, 4. Pada deviasi untuk 32 kali lemparan didapatkan secara berurut 0, 2, -1, -1 dan untuk 64 kali lemparan berurut adalah 1, 1, -3, 1 sehingga total seluruh deviasi pada lemparan 32 dan 64 kali adalah 0. Lalu, deviasi kuadrat adalah 32 kali secara berurutan 0, 4, 1, 1 dan 64 kali adalah 1, 1, 9, 1. Setelah didapatkan semua, maka selanjutnya menghitung X2 dan hasilnya berturut adalah untuk 32 kali 0, 0,66, 0,16, 0,5 sehingga totalnya 1,32 dan untuk 64 kali adalah 0,02, 0,08, 0,75, 0,25 sehingga totalnya adalah 1,1. Dan X2 tabel=7,82. Karena X2 hitung pelemparan 32 lebih kecil dari X2 tabel (01,32<7,82) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Dan untuk pelemparan 64 kali Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (1,1<7,82) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Pada tabel X2 untuk probabilitas dengan pelemparan 30 x, didapatkan hasil pengamatan dengan muncul gambar sebanyak 13 kali dan angka sebanyak 17 kali, harapan yang ada pada gambar sebanyak 15 kali dan angka sebanyak 15 kali sehingga total semuanya 30. Lalu, deviasi dicari dengan mengurangkan pengamatan dengan harapan sehingga deviasi gambar adalah -2 dan angka adalah 2. Hasil deviasi dikuadratkan sehingga gambar 4 dan angka 4. Kemudaian gunakan rumus X2 dan didapatkan hasil gambar adalah 0,26 sedangkan angka 0,26 dan hasil total X2 adalah 0,52. Dan X2 tabel=3,84. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (0,52<3,84) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Pada tabel X2 untuk probabilitas dengan pelemparan 40 x dengan 3 koin masingmasing 3G-0A, 2G-1A, 1G-2A, 0G-3A didapatkan hasil pengamatan dengan muncul secara berturut-turut 5, 15, 16, 4 dan totalnya 40. Untuk harapan secara berurut adalah 5, 15, 15, 5 dan totalnya 40. Deviasi secara berurut didapatkan adalah 0, 0, 1, -1. Untuk deviasi kuadrat didapatkan secara berurut adalah 0, 0, 1, 1, sehingga X2 adalah 0, 0, 0,06, 0,2 dan totalnya adalah 0,26. Dan X2 tabel=7,82. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (0,26<7,82) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Pada tabel X2 untuk probabilitas dengan pelemparan 48 x dengan 4 koin masingmasing 4G-0A, 3G-1A, 2G-2A, 1G-3A, 0G-4A didapatkan hasil pengamatan dengan muncul secara berturut-turut 1, 16, 18, 11, 2 dan totalnya 48. Untuk harapan secara berurut adalah 3, 12, 18, 12, 3 dan totalnya 48. Deviasi secara berurut didapatkan adalah -2, 4, 0, -1, -1. Untuk deviasi kuadrat didapatkan secara berurut adalah 4, 16, 0, 1, 1 sehingga X2 adalah 1,33, 1,33, 0, 0,08, 0,33 dan totalnya adalah 3,07. Dan X2 tabel=9,49. Karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (3,07<9,49) maka devisiasi terjadi karena kebetulan belaka dengan demikian data dapat diterima dan sesuai dengan model atau teori. Dari semua data hasil percobaan tidak ada data yang menyimpang semua data diterima atau sesuai dengan model atau teori.

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan Uji Chi Square Test (X2) bertujuan untuk mengetahui apakah data yang didapat dari hasil pengamatan sesuai dengan nilai atau nilai ekspektasinya yang juga dapat diartikan bahwa hasil observasinya sesuai dengan model atau teori. Dari data percobaan di atas disimpulkan semua data sesuai atau sama dengan model atau teori, karena X2 hitung lebih kecil dari X2 tabel (X2 hitung > X2 tabel).

5.2 Saran Sebaiknya didalam pelaksanaan praktikum, waktu yang telah diberikan digunakan dengan sebaik-baiknya sehingga praktikum dapat berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Saat praktikum berlangsung praktikan harus memperhatikan apa yang di jelaskan oleh dosen dan coass.

DAFTAR PUSTAKA
Ali.2011.Chi Squere Test. http://ali.blogspot.com/chi-squere-test.html Anonim. 2012. Chi Squere Test. http://www.wikipedia.com/chi-squere-test.html Rahardi, Dimas.2009.Genetika Tumbuhan. Purwokerto: wordpress Suryati, Dotti. 2007. Penuntun Pratikum Genetika Dasar. Bengkulu: Lab. Agronomi Universitas Bengkulu

Anda mungkin juga menyukai