Anda di halaman 1dari 38

Makalah

MODUL 1
KEHILANGAN GIGI BELAKANG

Disusun oleh : KELOMPOK III Kartika Sari Sutini Lismono A Isra Febrianti Ian Budi Akbar Ayu Dwi Andhira Praprimadani Mursyid Ainun Bazira Daranita Jamaris Farida Irianti Kosman Andi Marini Adil Rahmawaty Ismail Saleh Amanah Pertiwi J11108123 J11108124 J11108125 J11108126 J11108127 J11108129 J11108130 J11108131 J11108132 J11108133 J11108134 J11108135 J11108136

Blok Stomatognatik-2 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2010

PENDAHULUAN

TINJAUAN PUSTAKA

1. pengertian gigi tiruan Gigi tiruan adalah suatu alat yang dapat dilepas dan ditempatkan (dipasang) sendiri oleh pemakainya untuk menggantikan gigi yang telah hilang.1 2. macam-macam gigi tiruan
2

1. Jenis jenis gigi tiruan a. Gigi tiruan sebagian lepasan/partial denture : Gigi palsu lepasan sebagian menggantikan sebagian gigi yang hilang sedangkan gigi palsu penuh menggantikan semua gigi yang hilang baik pada rahang atas ataupun bawah. 3

Jenis gigi ini adalah tipe yang konvensional atau sudah lama dipakai oleh sebagian besar orang, kelemahan dari gigi tiruan jenis ini adalah mudah fraktur atau patah bila terjadi benturan yang terlalu keras, dan juga terkadang stain atau noda yang berasal dari makanan bisa menempel ke plat gigi jenis ini. 5 - Flexidenture/valpalst 5 Jenis gigi ini yang banyak dipakai sekarang, valpalst lebih tahan pecah dan tidak memerlukan kawat

bila ia berfungsi sebagai gigi tiruan sebagian lepasan (gtsl). Kelemahannya adalah diperlukan support yang memadai dari tulang rahang atau processus alveolaris karena valplast ini bersifat lentur, dengan demikian diperlukan ridge/landasan dari tulang rahang yang harus bagus kondisinya - Jenis yang ketiga adalah kedua jenis gigi tiruan yang telah disebut diatas dikombinasikan dengan metal (metal frame). Frame atau kerangka dari metal diperlukan sebagai tambahan sebagai stabilisasi denture didalam mulut. 5

b. Gigi tiruan cekat/Fixed denture 2 : - Mahkota tiruan (dental crown) Crown dibuat pada kasus dimana mahkota gigi sudah rusak, atau pada gigi yang sudah dirawat saluran akar. Crown menutupi seluruh bagian mahkota gigi yang sebelumnya sudah diasah terlebih dahulu. Ilustrasi mahkota tiruan penuh pada gigi depan rahang atas. Gigi yang akan dipasang crown terlebih

dulu

diasah,

kemudian

crown

dilekatkan dengan menggunakan semen khusus kedokteran gigi

- Mahkota jembatan (dental bridge) Bridge dibuat untuk menggantikan satu atau lebih gigi yang hilang, dengan menggunakan gigi di sebelah gigi yang hilang sebagai penjangkaran. Gigi di sebelah gigi yang hilang akan diasah, lalu dipasangkan mahkota tiruan. Crown dapat terbuat dari logam (all metal), resin porselen akrilik, (all atau porcelain),

paduan logam dengan porselen (porcelain-fused-to-metal crown/PFM) atau bahan resin komposit dengan penguatan fiber. Yang paling sering digunakan adalah PFM crown, karena paling menyerupai tampilan gigi menahan tekanan kunyah. asli dengan kekuatan yang baik untuk

c. Gigi tiruan lengkap/Full denture 2 Yaitu gigi tiruan yang menggantikan seluruh gigi dalam satu lengkung rahang maupun seluruh rahang di dalam rongga mulut 4

PEMBAGIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN4 A. Berdasarkan bahan yang dipakai untuk membuat a. vulcanite denture -dibuat dari vulkanit b. acrylic denture-dibuat dari akrilik c. frame denture-dibuat dari logam B. Dilepas/tidak dapat dilepas a. removable partil denture= GTS Lepasan b. fixed denture/bridge= GTC C. Saat pemasangan a. convesional-dipasang setelah gigi hilang b. immediete-dipasang segera setelah gigi hilang / dicabut

D. Jaringan pendukung a. tooth borne-didukung oleh gigi b. mucosa / tissue borne-didukung mukosa c. mucosa and tooth-didukung gigi&mukosa E. Letak daerah tak bergigi / sadel a. anterior tooth suported case b. all tooth suported case c. free and supotred case F. Memakai wing bagian bukal/labial atau tidak a. open face:GTS yg dibuat tanpa gusi tiruan labial, gigi tiruan tsb dibuat

apabila 1. keadaan prosessus aleolaris masih baik 2. biasa pada gigi anterior 3. pasien mempunyai lebar mulut terlalu lebar b. close face:GTS yg dibuat gusi tiruan bagian labial, gigi tiruan tsb dibuat apabila 1. prosessus alveolaris telah mengalami absorbs 2. perbaikan profil

3. Pengaruh usia dan jenis kelamin6 Pada kelompok umur seperti ini selain telah terjadi berbagai degradasi fisiologis yang banyak berpengaruh terhadap kondisi fisik, sering pula ditemukan perubahan temperamen emosi, misalnya sifat pasien kembali berubah kekanak-kanakan, dan juga kemungkinan adanya penyakit sistemik yang menyertai usia lanjut. Proses penuaan tentunya tidak dapat dihindari. Segi patologis dari penuaan ialah: 1. Proses dekstruksi yang kemungkinan berkaitan dengan reaksi autoimun 2. Akumulasi dari pengaruh trauma- trauma minor yang terjadi sepanjang hidup. Di dalam rongga mulut, perubahan otot- otot terjadi baik disebabkan oleh selsel otot dan juga karena perubahan pada system saraf pusat. Terjadi pergantian sertaserat kontraktil otot- otot oleh jarigan ikat kolagen. Akibatnya terjadi kemunuran kekuatan, stamina, kelenturan dan tonus otot. Perubahan pada control saraf dan proprioseptif menyebabkan kekenyalan otot, kaku, dan tidak begitu terkendali. Selain itu, Perubahan yang terjadi pada rongga mulut mirip dengan yang terjadi pada kulit dan wajah. Dijumpai keadaan atropi, pengurangan ketebalan mukosa dan submukus, demikian juga dengan kelenturan jaringan ikat lidah. Berkurangnya vaskularisasi menyebabkan memburuknya nutrisi dan pemberian oksigen ke jaringan. Mukosa menjadi peka terhadap iritasi mekanis, khemis, dan bakteri. Kondisi penuaan dan kelainan yang dijumpai pada mukosa mulut mempunyai pengaruh terhadap teknik pembuatan gigi tiruan. Hilangnya elasititas jaringan sangat

mempengaruhi kemungkinan pencetakan akir yang terlalu menekan. Meskipun perubahan minor pada struktur tulang alveolar secara klinis tidak mudah terlihat, adanya perubhan yang banyak dan terjadi relative cepat hendaknya menjadikan suatu kecurigaan kemungkinan adanya kelainan sstemik. Faktor local yang berperan pada perubahan tulang termasuk pemasangan gigi tiruan yang tidak benar dan basis yang terlalu pendek, oklusi yang tidak sempurna, serta pemakaian gigi tiruan secara terus- menerus (24 jam). Kaitan dengan lambung pada usia ialah system pengunyahan sebenarnya tidak berpengaruh langsung pada penuaan, namun deikian secara gradual terjadi juga penurunan sekresi asam dan enzm. Dinding usus (interstinal) menjadi kurang permeable terhadap nutrisi. Sebagai akibatnya, terjadinya berkurangnya pencernaan makanan dan absorbsi molecular. Penyakit sistemik yang mungki diderita pasien dan berpengaruh pada pemakaian gigi tiruan ialah diabetes mellitus, jantung, dan pernapasan. Pada pasien diabetes mellitus yang tidak terkontrol menurunkan batas ambang resistensi terhadap stress semua jaringan rongga mulut dan proses penyembuhan menjadi sangat lambat. Keadaan xerostomia pada pasien DM disebabkan oleh gangguan fisik kalenjar saliva. Jumlah produksi saliva berkurang sehingga mukosa terasa kering, hipersensitif terhadap rangsang, mudah teriritasi, dan mengalami infeki oleh kerja bakteri dan jamur. 4. Bagaimana cara mendiagnosis kasus pada scenario? Dalam bidang prostodontik, yang dimaksud dengan diagnosis adalah proses yang dilakukan untuk mengenali terdapatnya keadaan tidak wajar atau alamiah, meneliti adanya abnormalitas, serta menetapkan penyebabnya. 7 Anamnesis Anamnesis adalah riwayat yang lalu dari suatu penyakit atau kelainan, berdasarkan ingatan penderita pada waktu dilakukan wawancara dan pemeriksaan medic/dental. Ditinjau dari cara penyampaian, anamnesis dikenal ada 2 macam: 7 - Auto Anamnesis: cerita mengenai keadaan penyakit disampaikan sendiri oleh pasien

- Allo Anamnesis: cerita mengenai keadaan pasien tidak disampaikan oleh pasien melainkan melalui bantuan orang lain1 Dari segi inisiatif penyampaian: - Anamnesis pasif: pasien sendiri yang menceritakan keadaannya kepada pemeriksa - Anamnesis aktif: penderita perlu dibantu pertanyaan-pertanyaan dalam menyampaikan ceritanya. Pada saat anamnesis, biasanya ditanyakan hal-hal berikut: 7 1. Nama Penderita: untuk membedakan seorang penderita dari yang lainnya. 2. Alamat: untuk memudahkan pemanggilan kembali pasien dan informasi mengenai latar belakang lingkungan hidup pasien. 3. Pekerjaan: modifikasi jenis perawatan. 4. Jenis kelamin: untuk pemenuhan fungsi dari gigi tiruan. 5. Usia: proses menua mempengaruhi toleransi jaringan kesehatan mulut, koordiasi otot, mengalirnya saliva, ukuran pulpa gigi, panjang mahkota klinis. Usia juga menentukan bentuk, warna serta ukuran gigi seseorang. 6. Pencabutan terakhir gigi: untuk mengetahui kapan akan dilakukan tindakan. 7. Pengalaman memakai gigi tiruan: Adaptasi akan lebih mudah dan cepat pada orang yang sudah pernah memakai gigi tiruan. 8. Tujuan pembuatan gigi tiruan: penderita perlu ditanyai mengenai apakah ia lebih memntingkan pemenuhan factor estetik atau fungsional. Biasanya konstruksi disesuaikan degan kebutuhan penderita. 9. Keterangan lain: Penderita ditanya apakah mempunyai kebiasaan buruk, dsb. Pemeriksaan Status Umum7 Riwayat penyakit umum ditanyakan kepada pasien dengan mengajukan pertayaanpertanyaan terpilih. Penderita sebainya ditanya apakah ia sedang berada dalam perawatan seorang dokter umum/lain dan bila demikian, obat-obat apa saja yang sedang minum. Hal ini perlu diketahui, karena penyakit dan pengobatan tertentu dapat mempengaruhi jaringan yang terlibat dalam perawatan dental, seperti diabetes melitus, penyakit kadiovaskular, tuberculosis, lies, anemia, depresi memtal, kecanduan alcohol, dsb. Pemeriksaan Status local7

Luar Mulut (Ekstra Oral) 7 1. Kepala: cara pemeriksaan kepala dilakukan dengan meminta penderita duduk tegak, kemudian dilihat dari arah belakang atas. Dikenal macammacam bentuk kepala, yaitu persegi (square), lonjong (oval), dan lancip (tapering). Kadang-kadang ditemukan pula kepala berbentuk omega dan lyra. Permukaan labial gigi biasanya sesuai dengan bentuk muka dilihat dari depan dalam arah terbalik. 2. Profil: bentuk muka penderita dilihat dari arah samping (sagital) meruapak indikasi hubungan rahang atas dan rahang bawah. Terdapat 3 macam profil: lurus, cembung dan cekung. 3. Mata: untuk menentukan garis interpupil, bidang Horizontal Frankfurt (FHP), garis Tragus-Canthus, garis tengah wajah penderita. 4. Hidung: Dari pernapasan penderita yang diperiksa sesaat mulut. 5. Telinga: telinga diperiksa simetri atau tidak. Peranan telingan dalam proses pembuatan geligi tiruan adalah: untuk menentukan garis Camper, untuk menentukan garis yang ditarik dari tragus ke sudut mata (canthus), untuk menentukan garis yang ditarik dari tragus ke sudut mulut, untuk menentukan Bidang Horizontal Frankfurt (FHP) 6. Bibir: digunakan sebagai pedoman untuk menentukan panjang atau tinggi galengan gigit rahang atas dan menentukan ukuran atau lebar gigi depan atas. 7. Kelenjar getah bening: Yang diperiksa adalah kelenjar getah bening disekitar rahang ayitu kelenjar-kelenjar Submandibularis/submaksilaris. Untuk mengetahui adanya peradangan dalam mulut. Dalam keadaan normal, kelejar-kelenjar tersebut hampir tidak teraba. Bila terjadi peradangan , kelenjar ini akan membengkak dan terasa sakit. Dapat dibedakan beberapa perabaan: Perabaan yang lunak dan sakit, menunjukkan adanya peradangan akut. Perabaan yang keras dan tidak sakit, menujukkan adanya atau pernah terjadinya Bila perabaannya yang keras dan sakit, berarti terjadi peradangan kronis dengan sebelum pencetakan rahang dapat diketahui apakah ia bernafas melalui hidung atau

peradangan kronis atau adanya neoplasma. eksaserbasi akut.

8. Sendi rahang: diperiksa untuk mengetahui adanya pegerakan sendi yang mulus(smooth), kasar(unsmooth), bunyi keletuk sendi(clicking) atau keretek sendi (crepitation) Dalam Mulut (Intra Oral) 7 a. Keadaan umum1 Kebersihan mulut: pemeriksaan meliputi adanya kalkulus, debris, plak, stain, dan halitosis. Mukosa mulut: adanya kelainan, iritasi atau keadaan patologik pada jaringan mukosa mulut hendaknya diperiksa dengan seksama Frekuensi karies: tinggi rendahnya frekuensi karies mempengaruhi pemilihan desain geligi tiruan. b. Status gigi: pada tahap ini diteliti adanya gigi karies, bertambal, mahkota, dan Miller mengklasifikasikan bergeraknya gigi sebagai berikut:1 Kelas I: tanda pergerakan pertama yang terlihat lebih besar dari pada pergerakan normal. Kelas II: suatu pergerakan mahkota klinis 1 mm ke arah mana saja. Kelas III: pergerakan lebih dari 1 mm ke arah mana saja. Gigi-gigi yang dapat berputar atau ditekan dianggap termasuk mobilitas Klas III. c. Foto rontgen1 Guna foto ini adalah:1 - Melihat atau memeriksa struktur tulang yang akan menjadi pendukung. Tulang yang pada akan memberikan dukungan yang baik. - Melihat bentuk, panjang, dan jumlah akar gigi. - Melihat kelainan bentuk pada residual ridge, umpamanya bila terdapat suau tonjolan pada prosesus alveolaris - Melihat adanya sisa akar gigi - Meneliti keadaan vitalitas gigi - Memeriksa adanya kelainan periapikal Teknik radiografi yang digunakan adalah:2 Periapikal radiografi Bitewing radiografi jembatan, migrasi, ekstrusi, goyang, dsb.1

d. Oklusi Pemeriksaan oklusi meliputi gigi-gigi 6/6 , 3/3 , 12/12 6/6 , 3/3 , 12/12 e. Artikulasi: diperiksa untuk mengetahui adanya hambatan (blocking) Caranya dengan meminta pasien mengoklusikan gigi-giginya, kemudian rahangnya diartikulasikan ke kiri dan kanan, serta ke depan dan belakang. Jika ada gigi yang tidak berkontak, berarti ada gigi-gigi yang mengalami hambatan. f. Eugnathi yaitu hal-hal mengenai rahang berkembang dengan baik dan dalam hubungan betul satu sama lain; dalam hal ini keadaan idela dari susunan gigigigi dan hubungan yang baik antara rahang atas dan rahang bawah. g. Vestibulum: dilakukan dengan kaca mulut no.3. dalam atau dangkalnya mempengaruhi retensi dan stabilisasi gigi tiruan. Disebut dalam bila kaca mulut terbenam lebih dari setengahnya, disebut sedang bila kaca mulut terbenam setengahnya, dan disebut dangkal apabila kaca yang terbenam kurang dari setengahnya. h. Frenulum Letak perlekatan frenulum dapat digolongkan: Tinggi: bia perlekatannya hampir sampai ke puncak residual ridge. Sedang: bila perlekatannya kira-kira ditengah antara puncak ridge dan fornix. Rendah: bila perlekatannya dekat dengan fornix. i. Kelainan gigi: kemungkinan adanya kelainan bentuk dan warna gigi seperti Hutchinson teeth, peg shape, mottled enamel, gigi berlebih, dsb. j. Macam gigi: apakah gigi pasien sedah semuanya permanen atau masih ada gigi sulung. k. Bentuk gigi: yang dilihat dalam hal ini adalah bentuk gigi incsisivus sentral atas yang masih ada: persegi, lonjong atau lancip. l. Kedudukan prosesus alveolaris: kedudukan prosesus alveolaris rahang atas dan bawah dilihat dalam jurusan sagital dan transversal. m. Bentuk palatum: bentuk palatum keras dibagi menjadi bentuk quadratic, ovoid, dan tapering. Bentuk lengkung palatum seperti huruf U/quadratic adalah yang paling menguntugkan. Bentuk ini memberikan stabilitas dalam jurusan vertical maupun horizontal, sebaliknya dari bentuk palatum seperti huruf v/ tapering yang retensinya paling buruk. n. Torus Palatinus: tonjolan ini digolongkan menjadi torus yang besar dan yang

kecil. Torus terletak pada tempat-tempat tertentu dan biasanya simetris. o. Tahanan jaringan: pemeriksaan ini meliputi tahanan jaringan pada bagian palatum dan prosesus alveolaris atas maupun bawah. Bila tahanan jaringan tinggi, berarti lapisan mukosa yang menutupi tulang tebal. p. Selaput lender mulut: pengamatan ditujukan pada selaput lendir diatas prosesus alveolaris. Selaput lender mulut atau mukosa ini memberi dukungan bagi geligi tiruan dan bertindak sebagai bantalan anatar geligi tiruan dan tulang. q. Tuber Maksilaris: mempunyai peranan pentng dalam memberikan retensi kepada suatu geligi tiruan. r. Exostosis: tonjolan tulang yang tajam pada prosesus alveolaris dan menyebabkan rasa sakit pada pemakaian protesa. Pada tonjolan yang tajam dan besar, sehingga rilif tidak dapat mengatasinya maka perlu tindakan bedah. s. Lidah: Pemeriksaan lidah meliputi ukuran dan aktivitasnya. Ukuran lidah bisa normal, mikro- atau makrodontia. Ada yang lidah pasif, ada pula yang luar biasa aktifnya. Lidah normal: cukup besarnya tetapi tidak berlebihan mengisis dasar mulut, dengan ujungnya berada sedikit dibawah tepi insisal gigi-gigi anterior bawah. Makroglossia: menutupi dasar mulut dan juga prosesus alveolar yang telah ditinggalkan geligi. Mikroglossia: lidah yang kecil juga tidak memberikan penutupan tepi yang memadai untuk protesa rahang bawah. t. Retomylohyoid: daerah ini penting untuk retensi geligi tiruan. Pemeriksaannya dilakuakan pada daerah lingual dibelakang gigi-gigi molar 2 dan 3 rahang bawah dengan kacamulut no.3. u. Keterangan-keterangan lain: diperiksa kepekatan saliva dan kemugkinan adanya pigmentasi. Penegakan Diagnosis7 Setelah semua data terkumpul melalui pemeriksaan klinis objektif, anamnesis maupun model diagnostic, maka diagnosis dapat ditegakkan. Rencana perawatan kemudian disusun berdasarkan hasil pemeriksaan yang telah dilakukan secara tuntas. Rencana perawatan harus dirinci selengkap dan sebaik mungkin, sehingga terlihat jelas tahapan-tahapan yang akan dilakukan.

Rencana Perawatan7 Sebelum menentukan langkah perawatan prostodontik, hendaknya semua aspek ditinjau dan dipertimbangkan. Keberhasilan atau kegagalan perawatan dengan geligi tirua sebagian lepasan langsung berkaitan dengan kecermatan preparasi mulut. Meskipun seluruh prosedur teknis telah diselesaikan oleh dokter gigi maupun tekniker, hasilnya tidaklah selalu memuaskan, bila hal ini tidak ditunjang degan persiapan atau preparasi mulut yag cermat sesuai rencana perawatan yang telah disusun. Preparasi Mulut Secara garis besar, ada dua tahapan preparasi mulut. Pertama dalam proses ini biasanya langkah-langkah pendahuluan seperti tindakan bedah, perawatan periodontal, konservatif termasuk endodontic, bahkan orthodontic perlu dilaksanakan untuk mempersiapkan mulut pasien menerima geligi tiruan yang akan dipakainya. Tahapan pertama ini ditujukan untuk menciptakan lingkungan mulut yang sehat. Kedua, mulut pasien perlu dipersiapkan untuk pemasangan geligi tiruan yang akan dibuat. Dalam tahapan ini dilakukan proses pengubahan kontur gigi untuk mengurangi hambatan, mencari bidang bombing, membuat sandaran oklusal, dan bila perlu menciptakan daerah-daerah untuk retensi mekanis. Permukaan jaringan yang akan dipreparasi ditandai pad amodel diagnostic. Model dipakai sebagai peta atau petunjuk untuk melaksanakan perubahan-perubahan Informed Consent untuk Gigitiruan Penuh dan / atau Gigitiruan Sebagian Lepasan8 Tujuan dokumen ini adalah untuk memberikan informasi kepada Anda mengenai hal-hal yang diharapkan selama perawatan prosthodontic lepasan yang berhubungan dengan keuntungan dan resiko potensial atau masalah yang mungkin dialami sebelum, selama, atau setelah perawatan. Tolong baca dokumen ini secara hati-hati dan tanyakan pertanyaan apapun yang ingin didiskusikan dengan kami. Anda akan diminta untuk menandatangani sebuah duplikat dokumen ini sebelu perawatan dimulai. 1. Tujuan sebuah prothesi lepasan adalah untuk menggantikan gigi yang hilang dengan gigitiruan yang dapat dilepaskan dari mulut. Sebanyak 3 kategori utama prosthetic lepasan adalah:

a. Gigitiruan penuh (didukung oleh gingiva dan jaringan tulang), b. Gigitiruan sebagian lepasan (didukung oleh gingiva dan jaringan tulang, serta gigi-geligi), c. Overdenture (didukung oleh gingiva dan jaringan tulang, serta akar gigi atau implant). 2. Prosthetic lepasan secara umum dipilih sebagai sebuah pilihan pergantian gigi dibandingkan implant dan dibandingkan prosthetic non-lepasan untuk keterbatasan keuangan atau keterbatasan anatomis. Dengan kata lain, prosthetic lepasan secara umum merupakan sebuah pilihan yang cukup ideal. 3. Lepasan Hal ini merupakan sebuah kenyataan, tetapi hal ini penting untuk diketahui bahwa gigi Anda dapat dilepas dan gigi Anda harus dilepas untuk dibersihkan dan pada malam hari sampai paling tidak direkomendasikan. Hal ini dapat memberikan gingiva dan jaringan tulang untuk bernafas dan menghilangkan tekanan dari tulang, terutama selama tidur ketika sebagian besar orang mengalami tekanan yang tidak biasa pada gigi mereka. 4. Efisiensi pengunyahan Hal ini telah cukup didokumentasikan bahwa dengan peningkatan kehilangan gigi, terdapat sebuah korespondensi pada efisiensi pengunyahan. Hal ini berarti bahwa dengan gigitiruan Anda yang baru, Anda mungkin tidak mampu untuk memakan makanan-makanan yang sebelumnya dapat Anda makan. Seiring berjalannya waktu, kebanyakan orang dapat mengakomodasikan dan mampu untuk memakan kebanyakan makanan, namun demikian, makanan yang keras dan butuh pengunyahan yang lama sulit untuk dimakan. Sebagai spesialis, kami mampu untuk memberikan Anda teknikteknik dan material yang dapat memaksimalisasi efisiensi pengunyahan gigitiruan. Efisiensi pengunyahan juga dapat ditingkatkan dengan penggunaan implant gigi. 5. Kehilangan tulang di asa depan- Penelitian jangka panjang menunjukkan ketika terjadi kehilangan gigi, tulang yang sebelumnya pernah mendukung gigi tersebut juga akan hilang. Kehilangan tulang ini akan ebrlanjut sepanjang waktu dengan kehilangan tulang mayoritas terjadi pada tahun pertama kehilangan gigi dan sebuah kelanjutan kehilangan tulang secara gradual sepanjang hidup. Hal ini benar adanya terjdi pada rahang bawah ketika kehilanga tulang terjadi 4 kali lebih cepat daripada rahang bawah. Kehilangan tulang ini menyebabkan penggunaan gigitiruan menadji sebuah masalah yang dapat bertambah parah

dalam setiap tahun. Sebagai spesialis, kami menggunakan teknik pembuatan cetakan yang menggantika tekanan gigitiruan pada area mulut yang paling tepat untuk menahan tekanan gigitiruan dan meminimalisasi kehilangan tulang. Penempatan implant gigi juga akan terminimalisasi jika tidak mengeliminasi kehilangan tulang ini. Implan gigi membutuhkan sebuah kuantitas dan kualitas adekuat untuk kesuksesan jangka panjang dan lebih menguntungkan untuk menempatkan implant lebih cepat daripada penempatan implant yang ditundatuda untuk mencegah kebutuhan grafting tulang. 6. Diskriminasi thermal- Karena bagian basis acrylic sebuah prosthesis lepasan mungkin menutupi jaringan gingiva yang tidak pernah terututpi sebelumnya, penting untuk mengetahui Anda mungkin tidak mampu untuk merasakan panas dan dingin seperti yang Anda pernah rasakan sebelumnya. Beberapa pasien kecewa dengan item seperti kopi, sup, es krim, dan item lain yang telah hilang rasanya karena mereka tidak mampu lagi merasakan suhu item tersebut. 7. Stereognosis- Hal ini mengacu pada kemampuan untuk merasakan bentuk makanan dan objek pada mulut. Item seperti es batu, permen yang keras, dan sebagainya memiliki sebuah ukuran dan bentuk yang dapat dikenali. Karena gigituran menutupi sebagian besar jaringan gingiva dan fungsi mereka sebagai mechano-reseptor, kemampuan untuk mengenali bentuk objek di dalam mulut akan menurun. 8. Propriosepsi- Hal ini mengacu pada kemampuan Anda untuk mengetahui di mana gigi dan rahang Anda dalam bentuk ruang 3 dimensi. Ketika gigi atau implant. Ketika gigi atau implant berada di dalam rongga mulut, sistem neuromuscular mampu untuk mengetahui ketika gigi nampak akan bertumbukan satu sama lain. Hal ini dikarenakan ketika Anda akan menggigit sesuatu yang terlalu keras atau berpotensial mencederai, otak Anda memberitahukan rahang Anda untuk berhati-hati dan untuk melambat atau berhenti. Ketika gigi hilang, maka ligamentum yang meregulasi kemampuan keamanan ini. Oleh karena itu, kadang ketika menggunakan gigitiruan, rasa pertama yang Anda akan mengigit sesuau yang keras atau tumbukan pada gigi Anda walaupun sebenarnya Anda telah mengalami sebuah kontak gigi. Penempatan implant akan meregenerasi sebuah jumlah mekanisme proprioceptive yang hilang secara signifikan. 9. Rasa- Pengecap rasa terletak pad alidah yang tidak tertutupi oleh gigitiruan lepasan. Berkebalikan dengan pandangan umum, tidak terdapat pengecap rasa

pada palatum. Namun demikian, resin acylic dan gigitiruan berbasis metal, dapat mempengaruhi rasa makanan, terutama jika gigitiruan tidak dibersihkan dengan tepat. 10. Retenti dan stabilitas- Stabilitas adalah kemampuan sebuah gigitiruan untuk tetap stabil selama fungsi. Retensi aadlah kemampuan sebuah gigitiruan untuk menahanpergerakan. Stbilitas dan retensi sebuah gigitiruan bergantung pada berbagai macam faktor terutama: kuantitas dan distribusi gingiva dan jaringan tulang, kuantitas dan kualitas saliva, koordinasi muscular pasien, kesesuaian permukaan jaringan gigitiruan sama halnya dengan ksesuaian gigitiruan yang di-polish atau permukaan terluar gigitiruan. Seringkali, gigi yang terganggu oleh bibir atau lidah akan bergerak karena aksi otot. Pelatihan kontrol otot dan berbicara mungkin perlu untuk mendapatkan retensi dan stabilitas yang penuh dari gigitiruan Anda. Sebagai tambahan, kehilangan tulang akan menyebabjkan retensi dan stabilitas menjadi sulit seiring bertambahnya waktu dan relining mungkin perlu untuk dilakukan. Implan gigi secara substansial meningkatkan retensi dan stabilitas bukan hanya karena retensi fisik dari gigitiruan, tetapi secara sekunder karena keuntungan dari kehilangan tulang yang minimal. 11. Berbicara- Lidah, palatum, dan gigi secara umum bertanggung jawab untuk pengucapan kata-kata. Gigitiruan lepasa menutupi area rahang dan palatum yang secara normal tidak tertutupi. Awalnya, lidah Anda tidak akan digunakan pada tambahan kecembungan acrylic atau metal yang dibutuhkan untuk sebuah prosthesis yang kuat. Kebanyakan pasien akan beradaptasi dengan prsothesis yang baru dalam 2 minggu. Bberapa mungkin membutuhkan waktu tambahan yang dapat dibantu oleh ahli patologis berbicara. Biasanya, membaca secara ringan atau menyanti selama beberapa hari cukup untuk melatih mulut untuk dapat memberikan akomodasi terhadap gigi yang baru. 12. Penampilan- Gigitiruan yang secara tepat telah sesuai harus terlihat sangat alami. Posisi gigi dapat dideterminasikan oleh sebuah jumlah fonetik yang berbeda (karena posisi gigi bertanggung jawab untuk suara huruf f dan v) dan penuntun estetik. Masukan Anda sebagai pasien akan sangat penting dalam pemilihan warna, bentuk, ukuran, dan posisi komponen gigi-geligi tiruan. Pembuatan kontur bagian basis merah muda gigitiruan juga membantu dalam menciptakan bibir alami dan dukungan wajah. Namun demikian, penting untuk diketahui bahwa ketika gigi dan tulang skeletal facial hilang, terdapat beberapa

tone otot facial. Hal ini dapat mengakibatkan pada sindromkehilangan bibir saya loosing my lip. Hal ini berarti di samping seluruh usaha terbaik kami, nampaknya bibir Anda telah berubah menurun. 13. Perawatan dan follow-up- Jika Anda tidak memiliki gigi apapun dan memiliki gigitiruan, kami meminta Anda untuk melakukan kunjungan kembali pada kami 1 kali selama 1 tahun untuk sebuah kunjungan kerja. Hal ini akan memberikan sebuah evaluasi mendalam mengenai jaringan lunak dank eras dan juga sebuah pemeriksaan kanker oral secara utuh. Hal ini dapat memberikan sebuah evaluasi kesesuaian gigitiruan Anda dan kemungkinan kebutuhan relining. Gigitan Anda juga dapat dievaluasi dan derajat keausan komponen geligi gigitiruan dapat diperiksa. 14. Relining, perbaikan, gigi baru, dan gigitiruan baru- Sewaktu-waktu, Anda akan kehilangan tulang di bawah gigitiruan Anda seperti yang dijelaskan pada #5 di tas. Hal ini akan menyebabkan gigitiruan Anda terasa longgar. Sebuah prosedur relining merupakan sebuah prosedur yang dapat menyesuaikan kembali gigitiruan Anda dengan melakukan re-surfacing di bagian dalam untuk mengisi pada bagian tulang yang telah hilang. Relining biasanya direkomendasikan setiap 5 tahun dan secepatnya ketika terdapat gigi yang baru-baru diekstraksi. 15. Tanda tangan- Anda akan kami minta untuk membubuhi tanda tangan pada dokumen ini sebagai bukti tanda persetujuan Anda untuk kami rawat, dan juga kami pun akan membubuhkan tanda tangan di dalam dokumen ini sebagai bentuk tanggung jawab kami sebagai pelaksana perawatan. Dari waktu ke waktu, sebuah komponen geligi gigitiruan mungkin patah atau retak. Jika hal ini terjadi, tolong hubungi praktik kami dan membawa gigitiruan Anda, sehingga gigi yang mengalami kerusakan tersebut dapat diperbaiki atau diganti. Hal ini mungkin membutuhkan sebuah pekerjaan laboratorium di luar mulut dan oleh karena itu, Anda mungkin tiadk menggunakan gigitiruan selam sehari. Sewaktu membesihkan gigtiruan Anda dengan medium bak, tolong tempatkan sebuah handuk di dalam bak tersebut.

5. langkah-langkah prosedur pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan

6. apa yang dimaksud dengan surveyor dan apa fungsinya Surveyor adalah alat yang dapat digunakan untuk menentukan kesejajaran relative antara dua atau lebih permukaan gigi dan atau bagian lain pada suatu model rahang.7

Manfaat survey:7 Merupakan tahap penting dalam proses pembuatan protesa, survey merupakan prosedur diagnostic yang dapat menganalisis hubungan dimensional antara jaringan lunak dna keras dalam mulut. Hal ini perlu untuk menetapkan gigi yang akan dijadika penahan, dimaa cengkeram akan ditempatkan dan lain-lain. Selesai analisis ini, akan ditentukan arah pemasangan (path of insertion) terbaik geligi tiruan yang akan dibuat. Survey memungkinkan pembuatan geligi tiruan yang mudah dipasang dan dilepas oleh pemakainya, enak dilihat, dapat menahan gaya-gaya yang cenderung melepas protesa dari tempatnya, serta tidak menjadi jebakan sisa makanan. Penggunaan surveyor dimaksudkan untuk menyigi model studi, menentukan batas dan bentuk pola malam, mengukur kedalama gerong, menempatkan retainer intrakoronal, membuat restorasi tuang serta meyigi dan menutupi model kerja.1 Tujuan survey pada model studi: 7 Menentukan arah pemasangan terbak, sehingga hambatan pada saat pemasangan dan pengeluaran protesa minim.

Menemukan permukaan proksimal yang bisa disejajarkan sehingga bisa dipakai sebagai bidang bimbing. Menetapkan apakah daerah-daerah hambatan pada tulang maupun gigi perlu dibuang atau cukup dengan pemilihan arah pemasangan lain saja. Menentukan dan mengukur daerah yang dapat dimanfaatkan sebagai retensi Memungkinkan pemberian tanda bagi persiapan mulut yang akan dilaksanakan, termasuk pemotongan jaringan proksimal dan kontur gigi berlebih untuk mengurangi hambatan.

Menggambar garis kontur terbesar pada gigi pendukung dan menentukan gerong tak diharapkan yang perlu ditutupi, dihindari atau dibuang. Merekam hubungan posisi model terhadap arah pemasangan yang sudah ditetapkan, dengancara ini hubungan yang telah ditetapkan dapat dikembalikan pada surveyor seperti keadaan semula.

Menyigi model kerja, pada tahap ini survey dilakukan untuk; 7 Memilih arah pemasangan yang paling sesuai sesuadah memperhatikan bidang bombing, hambatan, retensi, dan estetik. Mengukur daerah retensi dan menetapkan lokasi ujung lengan cengkeram, sesuai fleksibilitas cengkeram yang akan dipakai. Menentukan gerong yang tak diharapkan yang mungkin masih terdapat pada modle kerja Merapikan bahan penutupan sampai benar-benar sejajar dengan arah pemasangan seperti sebelum duplikasi model.

7. Bagaimana tahap-tatahap dalam mendesain gigi tiruan pada kasus.10

Prinsip pembuatan desain gigi tiruan, baik yang tebuat dari resin akrilik maupun kerangka logam tidaklah terlalu berbeda Dalam pembuatan desain dikenal empat tahap yaitu:

Tahap I : Menentukan kelas dari masing-masing daerah tek bergigi (sadel) Tahap II : Menentukan macam dukungan dari setiap sadel Tahap III : Menentukan macam penahan Tahap IV : Menentukan macam konektor

TAHAP I Menentukan Kelas dari Masing-masing Daerah TAk Bergigi Daerah tak bergigi pada suatu lengkungan gigi dapat bervariasi, dalam hal panjang, macam, jumlah dan letaknya. Semua ini akan mempengaruhi rencana pembuatan desain gigi tiruan, baik dalam bentuk sadel, konektor maupun dukungannya. Menurut Applegate, daerah tak bergigi (DTG) dapat dibagi atas enam kelas dengan masing-masing indikasi protesanya (IP) TAHAP II Menentukan Macam Dukungan dari Satiap Sadel Bentuk daerah tak bergigi ada dua macam yaitu daerah tertutup (paradental) dan daerah berujung bebas (free end). Sesuai dengan sebutan ini, bentuk sadel dari gigi tiruan dibagi dua macam juga dan dikenal dengan sebutan serupa, yaitu sadel tertutup atau paradental (paradental saddle) dan sadel berujung bebas (free end saddle). Ada tiga pilihan untuk dukungan sadel paradental, yaitu dukungan dari gigi, dari mukosa, atau dari gigi dan mukosa (kombinasi). Sebaliknya, untuk sadel berujung bebas, dukungan bias berasal dari mukosa, atau dari gigi dan mukosa (kombinasi). Dukungan terbaik untuk protesa sebagian lepasan hanya dapat diperoleh bila faktor-faktor berikut ini diperhatikan dan dipertimbangkan. Faktor-faktor tersebut adalah keadaan jaringan pendukung, panjang sadel, jumlah sadel, dan keadaan rahang yang akan dipasangi gigi tiruan.

1.

Keadaan Jaringan Pendukung Bila jaringan gigi sehat, dukungan sebaiknya berasal dari gigi, tetapi bila

keadaan gigi sudah meragukan, sebaiknya dukungan dipilih dari mukosa, dengan memperhatikan bahwa : a. Jaringan mukosa dibawah sadel sehat dan cukup tebal. b. Bagian plat kortikal dari tulang alveolar di bawah sadel padat dan terletak diatas tulang trabekula dan konselus yang sehat. c. Pasien tidak pernah menderita penyakit atau kelainan yang berkaitan dengan terjadinya resorpsi tulang secara cepat. Idealnya, dukungan untuk sadel berujung bebas sebaiknya berasal dari mukosa untuk mencegah penerimaan beban kunyah yang tidak seimbang antara gigi dan mukosa, meskipun dukungan kombinasi masih dimungkinkan dengan syarat gigi yang akan dijadikan penyangga ini sehat dan baik.

2.

Panjang Sadel

Untuk sadel yang pendek dengan gigi tetangga kuat, dukungan sebaiknya berasal dari gigi. Namun bila sadelnya panjang dan gigi tetangga serta gigi asli lainnya kurang kuat, untuk rahang atas sebaiknya dipilih dukungan dari mukosa. 3. Jumlah Sadel

Untuk rahang atas dengan jumlah sadel multiple perlu diperhatikan keadaan gigi-gigi yang masih ada serta jaringan mukosa dan upaya semaksimal mungkin sehingga desain tidak perlu komplek. 4. Keadaan Rahang

Untuk rahang bawah dengan sadelberujung tertutup, sebaiknya dipilih dukungan dari gigi, mengingat lebih kecilnya luas perukaan jaringan mukosa pada rahang bawah.

Sebaliknya ada tiga pilihan untuk dukungan pada rahang atas. TAHAP III Menentukan Jenis Penahan Ada 2 macam penaha (retainer) untuk gigi tiruan yaitu : 1. 2. Penahan langsung (Direct Retainer), yang diperlukan untuksetiap gigi tiruan. Penahan Tak Langsung (Indirect Retainer), yang tidak selalu dibutuhkan untuk

setiap gigi tiruan

Untuk menentukan penahan mana yang akan dipilih, maka perlu diperhatikan faktor sebagai berikut: a. Dukungan dari Sadel

Hal ini berkaitan dengan indikasi dari macam sengkeram yang akan dipakai dan gigi penyangga yang ada atau diperlukan b. Stabilitasi dari gigi tiruan

Ini berhubungan dengan jumlah dan macam gigi pendukung yang ada dan yang akan dipakai c. Estetika

Ini berhubungan dengan bentuk atau tipe cengkeram serta lokasi dari gigi penyangga. TAHAP IV Menentukan Jenis Konektor Untuk protesa resin, konektor yang dipakai biasanya berbentukpelat. Pada gigi tiruan kerangka logam, bentuk konektor bervariasi dan dipilih sesuai indikasinya.

Dasar pertimbangan penggunaan lebih dari satu konektor adalah: 1. Pengalaman pasien

Pembuatan protesa yang baru biasanya disesuaikan dengan desai protesa yang lama, agar adaptasi pasien lebih mudah. 2. Stabilitasi

Agar protesa lebih stabil, kadang-kadang diperlukan konektor tambahan yang selain berfungsi untuk memperkuat gigi tiruan, juga berfungsi sebagai penahan tak langsung. 3.s Bahan gigi tiruan

Untuk gigi tiruan resin, bahan tidak menjadi masalah karena umumnya berupa pelat dari bahan yang berkekuatan hampir sama, lain halnya dengan bahan protesa kerangka logam yang modulus elastisitasnya berbeda-beda. Khusus untuk kasus berujung bebas, hal-hal berikut ini perlu diperhatikan. 1. 2. Perlu diusahakan adanya penahan tak langsung Desain cengkeram harus dibuat sedemikian sehingga tekanan kunyah yang

bekerja pada gigi penahan jadi seminimal mungkin. 3. 4. Sandaran oklusal hendaknya diletakkan menjauhi daerah tak bergigi. Perlu dilakukan pencetakan ganda, agar keseimbangn penerimaan beban kunyah

antar gigi dan mukosa dapat dicapai 5. Dalam pembuatan desain perlu dipikirkan kemungkinan perlunya pelapisan atau

penggantian basis dikemudian hari. Dan hal ini harus mudah dilakukan. 8. Bahan apa yang dapa digunakan pada pembuatan gigi tiruan

9. Macam macam gaya pada gigi tiruan. 10 Berbagai gaya yang terjadi pada sebuah geligi tiruan yang berlangsung selama

fungsi yaitu meliputi Gaya Oklusal atau vertikal, Gaya lateral, Gaya Antero-posterior dan gaya perpindahan. 1.) Gaya Oklusal Gaya oklusal yang sering pula disebut gaya vertikal, merupakan gaya yang timbul pada waktu bolus makanan berada dioermukaan oklusal geligi tiruan sebelum dan pada saat berfungsi atau oklusi. Pada kasus geligi tiruan berujung bebas ( free end ) sebagian gaya oklusal akan diterima oleh gigi penyangga, sedangkan sisanya oleh jaringan mukosa di bawah basis protesa. Gaya oklusal yang diterima elemen pada waktu mastikasi akan diteruskan basis protesa ke jaringan dibawahnya secara kompresif. Untuk mengurangi gaya oklusal yang diterima jaringan penyangganya dapat diupayakan melalui : Pengurangan gaya oklusal yang bisa dicapai dengan pengurangan jumlah atau luas permukaan elemen. Penyaluran gaya oklusal secara merata pada jaringan pendukung yang dapat dilakukan dengan cetakan fungsional atau mukokompresi. Distribusi gaya seluas mungkin dengan memperbesar basis atau konektor utama agar besar gaya persatuan luas menjadi lebih kecil.

2.) Gaya Lateral Gaya lateral timbul pada saat rahang bawah bergerak dari posisi kontak oklusi eksentrik ke posisi sentrik atau sebaliknya. Gaya ini merupakan gaya yang paling merusak gigi asli maupun tulang alveolar pada daerah tak bergigi, karena hanya sebagian serat periodontal atau mukosa saja yang berfungsi menyangganya. Untuk mencegah kerusakan gigi asli dan resorpsi tulang alveolar berlebih, gaya lateral harus diimbangi dengan kombinasi dari beberapa cara berikut ini : Penyaluran gaya lateral sebanyak mungkin kepada gigi asli Pengurangan sudut tonjol gigi.

Pengurangan luas permukaan bidang oklusal elemen tiruan. Pemakaian desai cengkeram bilateral Penyusunan oklusi dan artikulasi yang harmonis.

3.) Gaya Antero-posterior Gaya ini terjadi padapergerakan rahang dimana gigi depan ada pada posisi edge to edge atau oklusi protrusive ke oklusi sentrik dan sebaliknya. Pada pergerakan ini ada kecenderungan gigi tiruan rahang bawah bergerak kearah posterior dan gigi tiruan rahang atas ke anterior. Pergerakan antero-posterior ini pada protesa rahang bawah dapat diatasi dengan : Penempatan lengan cengkeram sampai ke permukaan mesial, jika cengkeram berasal dari sandaran distal. Penempatan sandaran dari konektor minor disisi mesila gigi penyagga. Perluasan basis sampai retromolar pad Pengurangan sudut tonjol gigi Penyusunan oklusi dan artikulasi harmonis. Pada rahang atas, pergerakan antero-posterior dapat diatasi dengan : Perluasan basis sampai tuber maksilaris Penempatan cengkeram pada gigi posterior atau sandaran dan konektor minor pada permukaan distal Perluasan konektor utama sampai gigi anterior Pengurangan sudut tonjol gigi Penyusunan oklusi dan artikulasi harmonis.

4.) Gaya Pemindah Gaya pemindah atau pelepas (displacing or dislodging forces) timbul karena pada saat mastikasi, makanan lengket melekat pada permukaan oklusal geligi tiruan pada saat mulut terbuka protesa akan tertarik kea rah oklusal. Selanjutnya pergerakan otot perifer, kekuatan tak terkontrol seperti batuk, bersin dan gaya berat untuk protesa rahang atas, termasuk kedalam kelompok gaya-gaya ini. 10. Mempertimbangkan prinsip biomekanik dalam penempatan cangkolan GTSL berujung bebas a. penahan langsung salah satu aspek yang penting dalam desain gigi tiruan sebagian lepasan berujung bebas adalah peranan penahan langsung. Penahanan langsung adalah komponen gigi tiruan sebagian lepasan yang dapat menahan tekanan pergeseran yang bekerja di sepanjang arah pemasangan. Tiga fungsi dari penahan langsung adalah: pendukung : yaitu menahan pergerakan gigitiruan kearah jaringan lunak dengan menggunakan sandaran oklusal stabilisai: yaitu menahan pergerakan horizontal dan rotasi dengan menggunakan lengan resiprokal dan bagian yang kaku dari lengan retentive retensi : yaitu enahan pelepasan kearah oklusal dengan menggunakan bagian yang lebih fleksibel dari lengan retentive gigitiruan didesain dengan menempatkan cangkolan disebelah mesial gigi penyangga dengan cangkolan berjalan dari mesial ke distal dan ujung cangkolan terletak dibawah garis survei.lengan resiprokal pada sisi yang berseblahan dan berada diatas garis survei, hal ini untuk menetralisir daya yang timbul oleh lengan retentive. Sedangkan lengan retentive dan lengan resiprokal gigi penyangga pada satu sisi harus terletak sam tinggi yang bersebrangan. Penempatan cangkolan pada bagian mesial gigi penyangga dianjurkan pada gigitiruan sebagian lepasan berujung bebas untuk mengurangi ungkitan pada gigi penyangga. Penempatan cangkolan pada bagian mesial akan memberikan keuntungan yaitu: memberikan retensi dan tahanan pada gigitiruan pengaruh standar tidak terletak pada pusat gigi penyangga menghilangkan pengaruh gaya ungkit klas I arah perggerakan basis tagak lurus linggir sisa

menahan gigitiruan bergerak kedistal pada gigitiruan yang didukung oleh gigi, pergerakan basisi ke arah linggir

b.penahan tidak langsung dapat dicegah dengan menggunakan sandaran oklusal, sehingga tekanan oklusi dapat disalurkan pada kedua gigi penyangga. Selannjutnya pergerakan kearah horizontal dicegah oleh bagian pengimbang. Pada gigitiruan sebagian lepasan berujung bebas, tidak seluruh gaya yang doterima didukung oleh gigi penyangga karena tidak adanya gigi penyangga pada bagian posterior. Pada keadaan ini sering terjadi gerakan rotasi, salah satu cara untuk mencegah terjadinya gerakan tersebut adalah dengan membuat penahan tidak langsung . Fungsi penahan tidak langsung antara lain: mencegah pergerakan basis berujung bebas menjahui linggir sisa membuat splinting gigi anterior yang turut mendukung penahan tidak langsung terhada kemungkinan bergesernya gigi kea rah lingual mencegah konektor utama terletak pada jaringan, karena penahan tidak langsung dapat bertindak sebagai sandaran oklusi tambahan mengurangi daya torsional dalam arah anterioposterior pada gigi penyangga utama kontak konektor tambahan akan menambah stabilisasi terhadap pergerakan horizontal yang mungkin terjadi pada gigitiruan. Macam-macam sandaran oklusal: a. sandaran oklusal tambahan (secondary occlusal rest) sandaran ini letaknya bukan pada gigi penyangga utama tetapi ditempatkan pada bagian gigi yang diperasi dan menjahui garis fulcrum. Pada kasus klas I kennedy, sandaran ini diletakkan pada bagian mesial ridge premolar namun penempatannya cukup efektif b.sandaran oklusal diperluas kekaninus (caninus extension form occlusal rest) sandaran ini dipakai untuk mempengaruhi efektivitas penahan tidak langsung dengan memperbesar lengan pengungkit terutama pada gigi premolar satu yang berfungsi sebagai penyangga utama sekaligus pendukung penahan tidak langsung. c. sandaran kaninus letak mesial marginal ridge premolar satu yang terlalu dekat dengan garis

fulcrum atau posisi gigi yang tidak menguntungkan sebagian pendukung penahan tidak langsung maka biasanya dipakai sandaran kaninus dengan menempatkan konektor tambahan pada embreasur antara gigi insisivus dan kaninus 11. Bentuk surat perintah kerja Surat perintah kerja disarankan merupakan surat tulis dengan singkat,sederhana,jelas dan berisi informasi lengkap mengenai apa yang diinginkan. Surat perintah kerja bias berupa formulir yang bias dibuat sendiri oleh dokter gigi,tetapi pada umumnya disediakan oleh Laboratorium Tehnik gigi yang kemudian dibagikan kepada para dokter. Dianjurkan juga untuk membuat surat perintah sebanyak dua rangkap,dimana satu diserahkan kepada laboratorium dan satu lagi untuk arsip dokter pengirim pekerjaan. Sebuah surat perintah kerja,meliputi : 1. Nama dan alamat laboratorium tehnik gigi 2. Nama dan alamat dokter gigi pemesan 3. Tanggal pengiriman 4. Tanggal selesai pekerjaan yang diinginkan 5. Kolom untuk cirri-ciri pasien 6. Kolom untuk instruksi khusus 7. Gambar gigi serta lengkung gigi rahang atas dan rahang bawah 8. Tanda tangan dokter gigi 12. Indikasi surat rujukan Menurut kode etik kedokteran gigi indonesia, pasal 12 Ayat 2, mengatakan bahwa: Dalam hal ketidakmampuan melakukan pemeriksaan atau pengobatan, dokter gigi wajib merujuk pasien kepada dokter gigi atau profesional lainnya dengan kompetensi yang sesuai. Dalam ayat diatas dijelaskan sangat jelas bila dokter gigi tidak mampuh merawat pasien maka dokter gigi tersebut wajib merujuk ke dokter gigi lainnya yang dia anggap lebih

mampuh mengobati pasien tersebut. Dalam penulis surat rujukan pun di atur dalam kode etik kedokteran gigi Indonesia yaitu pasal 15 ayat 6: Dalam menulis surat rujukan seyogianya memperhatikan tata krama dengan isi meliputi : Teman sejawat yang dituju, identitas pasien, kondisi / masalah pasien dan bantuan yang diharapkan serta ucapan terima kasih. Taman sejawat yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah dokter gigi yang kita percayai untuk mengobati pasien yang akan dirujuk,jadi nama dokter gigi yang kita tuju harus tercantum didalam surat rujukan tersebut. 13. Instruksi pasien Cara merawat gigi palsu Pembersihan Pasien harus sikat gigi palsu dengan sikat gigi lembut untuk mengelurakan makanan dn plak. Hal yang sama berlaku untuk paisen gusi dan lidah Penanganan Gigi tiruan sangat palsu dan mudah pecah jika terjatuh. Ketika menangani gigi tiruan pasien, selalu menjaga gigi tiruan dengan memegangnya dengan handuk lembut atau mencucinya dengan wastafel. Penyimpanan Gigi tiruan dapat menyusut jika menjadi kering atau melengkung jika ditempatkan dalam air panas. Bila tidak menggunakannya, gigi tiruan pasien harus selalu disimpan dalam air (tidak panas) atau dalam laruta gigi tiruan yang direkomendasikan dokter gigi TIPS Pasien tidak boleh membungkus gigi tiruan dengan kertas karena mudah terbuang

Janga gunakan produk rumah tangga selain sabun hidangan ringan atau sabun cair tangan Selalu menjaga gigi palsu dri jangkauan anak- anak dan hewan peliharaan.

14. Akibat-Akibat Kehilangan Gigi Tanpa Penggantian 1. Migrasi dan rotasi gigi Hilangnya kesinambungan pada lengkung gigi dapat menyebabkan pergeseran, miring atau berputarnya gigi. karena gigi ini tidak lagi menempati posisi normal untuk menerima beban yang terjadi pada saat pengunyahan, maka akan mengakibatkan kerusakan struktur periodontal. Gigi yang miring lebih sulit dibersihkan, sehingga aktivitas karies dapat meningkat. 2. Erupsi Berlebih Bila gigi sudah tidak mempunyai antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi berlebih (overeruption). Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan tulang alveolar. Bila hal ini terjadi tanpa pertumbuhan tulang alveolar, maka struktur periodontal akan mengalami kemunduran sehingga gigi mulai ekstrusi. Bila terjadinya hal ini disertai pertumbuhan tulang alveolar berlebih, maka akan menimbulkan kesulitan jika pada suatu hari penderita perlu dibuatkan geligi tiruan lengkap. 3. Penurunan efisiensi kunyah Mereka yang sudah kehilangan cukup banyak gigi, apalagi yang belakang, akan merasakan betapa efisiensi kunyahnya menurun. Pada kelompok orang yang dietnya cukup lunak, hal ini mungkin tidak terlalu berpengaruh. 4. Gangguan pada Sendi Temporo-Mandibula Kebiasaan mengunyah yang buruk, penutupan berlebih (over closure), hubungan rahang yang eksentrik akibat kehilangan gigi, dapat menyebabkan gangguan pada struktur sendi rahang. 5. Beban Berlebih pada Jaringan Pendukung

Bila penderita sudah kehilangan sebagian gigi aslinya, maka gigi yang masih ada akan menerima tekanan mastikasi lebih besar sehingga terjadi pembebanan yang berlebih (over loading). Hal ini akan mengakibatkan kerusakan membran periodontal dan lama kelamaan gigi tadi menjadi goyang dan akhirnya terpaksa dicabut. 6. Kelainan Bicara Kehilangan gigi depan atas dan bawah sering kali menyebabkan kelainan bicara, karena gigi-khususnya yang depan- termasuk bagian organ fonetik. 7. Memburuknya Penampilan Menjadi buruknya penampilan (loss of appearance) karena kehilangan gigi depan akan mengurangi daya tarik wajah seseorang, apa lagi dari segi pandang manusia modern. 8. Terganggunya Kebersihan Mulut Migrasi dan rotasi gigi menyebabkan gigi kehilangan kontak dengan tetangganya, demikian pula gigi yang kehilangan lawan gigitnya. Adanya ruang interproksimal tidak wajar ini, mengakibatkan celah antar gigi mudah disisipi sisa makanan. Dengan sendirinya kebersihan mulut jadi terganggu dan mudah terbentuknya plak. Pada tahap berikut terjadinya karies gigi dapat meningkat

PEMBAHASAN Macam macam gigi tiruan yaitu: 1. Gigi tiruan sebagian lepasan/partial denture 2. Gigi tiruan cekat/Fixed denture Mahkota tiruan (dental crown) Mahkota jembatan (dental bridge)

3. Gigi tiruan lengkap/Full denture

Yg diindikasikan pada kasus yaitu gigi tiruan sebagian lepasan, karena hanya jenis gigi tiruan ini yang memungkinkan digunakan pada kasus. Gigi tiruan cekat, mahkota tiruan, tidak dapat digunakan karena mahkota tiruan hanya digunakan pada gigi anterio. Mahkota jembatan juga tidak dapat digunakan karena gigi yang hilang tidak diantarai oleh gigi dan gigi tiruan penuh juga tidak dapat digunakan karena gigi yang hilang hanya sebagian. Tahapan diagnosis dalam kasus sangat penting untuk dilakukan karena dalam tahap ini sangat berpengaruh pada rencana perawatan. Dalam diagnosis ada anamnesis dimana dokter gigi dapat menemukan informasi-informasi dan keluhan atau penyebab datangnya pasien. Hal-hal penting ini dapat diketahui dengan tanya jawab yang dilakukan oleh dokter gigi ataupun dengan inisiatif atau keterbukaan dari pasien. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh dokter gigi sebaiknya merupakan pertanyaan terpilih. Selain anamnesis juga terdapat pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh dokter gigi seperti pemeriksaan status umum dan pemeriksaan status local. Pemeriksaan ini kemudian dapat ditunjang dengan rontgen foto untuk melihat atau memeriksa struktur tulang dan gigi yang tidak dapat dilihat langsung. Teknik radiografi yang dapat dipakai adalah periapikal dan bitewing. Setelah semua data terkumpul maka dokter gigi dapat menegakkan diagnosis dan menentukan rencana perawatan yang kemudian harus dituliskan pada kartu status pasien secara lengkap dan jelas sesuai tahapan-tahapan perawatan yang akan dilakukan. Dalam pembuatan geligi tiruan harus dilakukan dengan cermat agar hasilnya akan baik, sebaliknya keadaan mulut setiap orang berbeda-beda dengan bentuk gigi

yang beragam baik ukuran dan bentuknya. Hal-hal tersebut dapat menyulitkan dalam pembuatan geligi tiruan oleh karena itu untuk memudahkan maka dilakukan survey dengan alat bantu yaitu surveyor.. Survey adalah prosedur penentuan lokasi dan garis luar (outline) dari kontur dan posisi geligi dan jaringan sekitarnya pada model rahang, sebelum membuat desain geligi tiruan. Dengan melakukan survey maka akan memungkinkan pembuatan gigi tiruan sebagian lepasan yang mudah dilepas dan dipasang oleh pemakainya, enak dilihat, dapat retensi yang baik atau dapat menahan gaya-gaya yang cenderung melepas protesa dari tempatnya dan juga tidak menjadi food impaksi. Adapun tahap-tahap dalam menetukan desain gigi tiruan. A. Tahap I Menentukan Kelas dari Masing-masing Daerah Tak Bergigi Sesuai pada kasus dijelaskan bahwa pasien mengalami edentulous region posterior rahang atas dan bawah, maka kelompok kami mengklasifikasikan pada kasus ini temasuk dalam kelas 1 Keneedy dimana daerah yang tak bergigi terletap pada bagian posterior dari gigi yang ada dan berada pada kedua sisi rahang. B. Tahap II Menentukan Macam Dukungan dari setiap Sadel Telah diketahui bahwa pada kasus temasuk klasifikasi kelas 1 Keneedy dimana bentuk daerah tak bergigi termasuk daerah berujung bebas makan sadel yang digunakan yaitu sadel berujung bebas (free end saddle). Adapun untuk mendapatkan hasil dukungan yang tebaik pada protesa sebagian lepasan, ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu; keadaan jaringan pendukung, panjang sadel, jumlah sadel, dan keadaan rahang yang akan dipasangi gigi tiruan. C. Tahap III Menentukan Jenis Penahan

Sesuai pada kasus bahwa sadel yang digunakan yaitu sadel berujung bebas maka penahan yang sesuai yaitu penahan tak langsung (Indirect Retainer), yang tidak selalu dibutuhkan untuk setiap gigi tiruan hanya pada gigi tiruan yang membutuhkan penahan.

Ada beberapa faktor untuk menetukan penahan mana yang akan dipilih yaitu; dukungan dari sadel, stabilitasi dari gigi tiruan, dan estetika. D. Tahap IV Menetukan Jenis Konektor Untuk menentukan konektor pada gigi tiruan harus disesuaikan dengan bahan yang digunakan. Dimana apabila menggunakan protesa dari resin, konektor yang dugunakan biasanya berbentuk pelat sedangkan bila terbuat dari kerangka logam, maka bentuk konektor bervariasi dan dipilih sesuai indikasi. Kadang-kadang pada giigi tiruan kerangka logam ini digunakan lebih dari satu konektor. Adapun dasar pertimbangan penggunaan lebih dari satu konektor yaitu; Pengalaman pasien, Stabilitasi dan bahan gigi tiruan.

akibat kehilangan gigi tanpa penggantian 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Migrasi dan rotasi gigi Erupsi berlebih dari gigi sehingga menybabkan gigi ekstrusi Penurunan efisiensi kunyah Gangguan pada TMJ Beban berlebihan pada jaringan pendukung Gangguan berbicara karena kehilangan beberapa gigi Gangguan estetik

8.

Terganggunya kebersihan mulut.

Pengaruh biomekanik dalam menentukan desain gigitiruan sangat penting di perhatikan terutama mencega agah pergeseran gigitiruan yang bekerja Fungsi penahan sepanjang arah pemasangan . Adapun penahan langsung yaitu komponen gigi tiruan sebagaian lepasan yang dapat menahan tekanan. langsung yaitu sebagai pendukung, stabilissi dan retensi. Penahan tidak langsung adalah gigitiruan yang di dukung oleh gigi dan pergerakan dapat dicegah dengan menggunakan sandaran oklusal yang dapat disalurkan pada kedua gigi penyangga, dan pergerahkan kea rah horizontl dicegah oleh bagian pengimbang.

DAFTAR PUSTAKA 1. Suryatenggara, F, et al. Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan. Edisi 2. Jakarta: Hipokrates; 1991. p. 80, 91-2, 106-33. 2. Carr, AB, McGivney, GP, Brown, DT. McCrackens Removable Partial Prosthodontics-11th ed. p. 166, 209. 3. Gunadi H.A, dkk. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan jilid 1. Jakarta. Hipokrates 4. GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN. Available at www.gigi-tiruansebagian-lepasan.html 5. GIGI PALSU. Available at http://www.poligigi.com 6. GIGI PALSU. Available at http://www.gigi-palsu.htm 7. JENIS JENIS FULL DENTURE. Available at http://www. jenis-jenis-fulldenture-gigtiruan.html 8. Informed Consent For Complete Denture Prosthetics And/or Removable Partial Denture Prosthetics. p 1-5 [available at http//www.dimitridental.com/completeDentureConsent.pdf. diakses pada tanggal 24 Agustus 2010] 9. Pertimbangkan Prinsip Biomekanik Dalam Penentuan Desain Gigitiruan Sebagian Lepasan. (available at http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/8439/1/940600053.pdf)

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai