Anda di halaman 1dari 1

Proses plasticizer, pada prinsipnya adalah terjadinya dispersi molekul plastisiser ke dalam fase polimer.

Bilamana plastisiser mempunyai gaya interaksi dengan polimer, proses dispersi akan berlangsung dalam skala molekul dan terbentuk larutan polimer plasticizer sehingga keadaan ini disebut kompatibel. Interaksi antara plastisiser polimer ini sangat dipengaruhi oleh sifat afinitas kedua komponen. Kalau afinitas polimer plasticizer tinggi, maka molekul plasticizer akan terdifusi ke dalam bundel, disini molekul plasticizer akan berada diantara rantai polimer dan mempengaruhi mobilitas rantai (Efendi,2001). Efek pemlastis adalah menurunkan gaya-gaya intermolekuler (gaya dipol, gaya dispersi dan ikatan hidrogen) sebanyak mungkin dan mengurangi ikatan antara molekul-molekul polimer satu sama lain, yaitu dengan cara menyelubungi titik pusat gaya yang menahan rantai polimer bergabung. Hal ini mengurangi titik kontak antara molekul polimer dan merubah polimer menjadi lentur/fleksibel. Dengan berkurangnya gaya antar molekul, menyebabkan gerakan bagian
rantai lebih mudah bergerak akibatnya bahan yang tadinya keras (kaku) akan menjadi lembut pada suhu kamar (Cowd, 1991). Adapun pemlastis yang digunakan adalah gliserol, karena gliserol merupakan bahan yang murah, sumbernya mudah diperoleh, dapat diperbaharui dan juga akrab dengan lingkungan karena mudah terdegradasi dalam alam. Proses plastisasi pada prinsipnya adalah dispersi molekul pemlastis kedalam fase polimer. Jika pemlastis mempunyai gaya interaksi dengan polimer, proses dispersi akan berlangsung dalam skala molekul dan terbentuk larutan polimer-pemlastis yang disebut dengan kompatibel.

Anda mungkin juga menyukai