Anda di halaman 1dari 36

ALAT INDUSTRI

KIMIA
Kelompok E-1:
1. Aurisha Noor R. F. (18521012)
2. Axel Redha Ardaffa (18521004)
3. Diah Lucky Cahyani (18521005)
4. Jihan Farah Andira (18521002)
Pengantar Padatan
Ukuran Partikel

Karakteristik
Padatan
Perhitungan
Diameter Ekivalen
I. PENGANTAR PADATAN
• Pengertian Padatan
Padatan adalah suatu benda dengan ciri volume dan bentuk yang tetap.
Padatan biasanya terdiri dari atom, molekul atau ion yang tersusun
kaku dalam geometri dari partikel-partikel yang disebut dengan kisi
kristal.

Kristal biasanya dikelompokkan berdasarkan interaksi yang terjadi


antar partikel penyusunnya. Interaksi ini meliputi ikatan ion, ikatan
logam, dan ikatan kovalen sebagaimana juga interaksi intermolekuler
lainnya seperti ikatan hidrogen, ikatan Van der Walls, dan gaya dipol-
dipol.
Benda padat, atom atau molekulnya rapat (saling
berdekatan), tetapi tidak mencegah benda padat
untuk berubah bentuk atau terkompresi. Dengan kata
lain, zat padat adalah sebuah objek yang cenderung
mempertahankan bentuknya ketika gaya luar
mempengaruhinya. Dalam fase padat, atom yang paling
keras bergerak sedikit, tetapi gerakan ini tidak
terlihat dengan kasat mata. Terutama dalam keadaan
kristal, partikel-partikel tersusun sangat teratur dan
partikel-partikel ini hanya dapat bervibrasi pada
keadaan tertentu saja dan tidak dapat bergerak
secara bebas.
Susunan atom Kristal dan atom Amorf
TEORI ZAT PADAT
Zat padat terdiri dari sejumlah besar
atom, ion, atau molekul yang letaknya
berdekatan dan tersusun secara
teratur. Atom-atom atau molekul-
molekul yang membentuk zat padat ini
terikat dalam beberapa macam ikatan.
IKATAN YANG MEMBENTUK ZAT PADAT
1. Ikatan Kovalen
2. Ikatan Ion
Ikatan kovalen merupakan ikatan
Ikatan ion terjadi akibat adanya
berdasarkan perbedaan
perpindahan elektron (antara elektron
elektronegativitas (ion negatif dan ion
positif dan negatif) sehingga membentuk
positif) di antara atom-atom yang
ion positif dan negatif yang konfigurasi
berikatan sangat kecil atau hampir tidak
elektronnya sama dengan gas mulia.
ada.

3. Ikatan Hidrogen
4. Ikatan Logam
Ikatan hidrogen adalah gaya tarik-
Ikatan logam adalah gaya tarik-menarik
menarik antarmolekul yang terjadi antara
antara ion positif dengan elektron pada
atom hidrogen yang terikat dengan atom
kulit valensi dari suatu unsur logam.
elektronegatif (N, O, atau F).
5. Ikatan Van der Walls
Ikatan Van der Walls merupakan ikatan
sekunder yang lemah, biasanya ikatan ini
dimiliki oleh gas mulia yang mengalami
proses kondensasi.
II. KARAKTERISTIK PADATAN
 Bentuk Padatan
 Ukuran Partikel Padatan
 Rapat Massa
 Kekerasan
1. Bentuk Padatan
Bentuk padatan secara umum sering
dinyatakan dalam sphericity, dimana bentuk
partikel mirip dengan bentuk bola. Sphericity
tidak tergantung dari ukuran partikel.
Sphericity dapat didefinsikan sebagai
perbandingan volume bahan padat dengan
volume lingkaran bola yang memiliki diameter
yang sama dengan diameter bahan. Pada
umumnya padatan memiliki ukuran sphericity
hasil pemecahan antara 0.6 hingga 0.8.
Adapun ukuran partikel yang melalui proses
pengecilan dengan metode abrasi memliki
ukuran sphericity sebesar 0.95.
2. Ukuran Partikel
Padatan
Ukuran partikel juga berpengaruh pada distribusi partikel, semakin kecil partikel kemungkinan
terdistribusi secara merata lebih besar, sehingga pada proses pencampuran akan diperoleh distribusi yang
homogen.

a) Partikel Tunggal b) Campuran Partikel dengan Berbagai


Pada partikel tunggal terdapat istilah Ukuran
equidimensional yang artinya ukuran sebuah Apabila campuran memiliki ukuran
partikel memiliki ukuran yang seragam atau partikel yang berbeda, campuran biasanya
serbasama. Sedangkan untuk patikel yang dikelompokkan kedalam fraksi – fraksi rentang
memiliki ukuran yang tidak seragam ukuran yang paling mewakili atau paling
umumnya menggunakan istilah “diameter mendekati. Pengelompokkan tersebut biasanya
ekivalen” yang mana artinya diameter bola digunakan dengan proses pengayakan,
yang mempunyai volume sama dengan mikroskopis ataupun particle imaging. Pada
volume partikel tersebut. setiap kelompok ukuran partikel kemudian
dianalisis massa atau jumlahnya.
3. Rapat Massa
Rapat massa atau densitas untuk sebuah
partikel tunggal akan berbeda dengan densitas
partikel tersebut jika posisinya berada di suatu
tumpukan (bulk). Begitu pula dengan densitas
kristal – kristal penyusun partikelnya. Densitas
pada sebuah partikel tunggal umumnya tetap dan
tidak tergantung pada ukurannya. Sedangkan
untuk densitas pada posisi tumpukan (bulk)
partikel akan sangat bergantung pada ukuran dan
bentuk dari partikel – partikel penyusunnya.
4. Kekerasan

Salah satu faktor terpenting dalam pemorsesan


yaitu kekerasan partikel. Kekerasan partikel
akan menentukan jenis alat dan material pada
alat yang digunakan untuk proses reduksi
ukuran. Terdapat istilah kekerasan partikel
mineral yang artinya tingkat ketahanan
terhadap proses yang melibatkan gesekan.
CONTOH PADATAN
Kristal adalah suatu padatan yang atom, molekul, atau ion penyusunnya terkemas
secara teratur dan polanya berulang melebar secara tiga dimensi. Secara umum,
zat cair membentuk kristal ketika mengalami proses pemadatan. Pada kondisi
ideal, hasilnya bisa berupa kristal tunggal, yang semua atom-atom dalam
padatannya "terpasang" pada kisi atau struktur kristal yang sama, tapi, ecara
umum, kebanyakan kristal terbentuk secara simultan sehingga menghasilkan
padatan polikristalin atau polimorf.
KARAKTERISASI KRISTAL
Analisis X-Ray Diffraction (XRD)
Teknik X-Ray Diffraction (XRD)
berperan penting dalam proses analisis
padatan kristal maupun amorf. Teknik
XRD dapat digunakan untuk analisis
struktur kristal karena setiap unsur atau
senyawa memiliki pola tertentu. Apabila
dalam analisis ini pola difraksi unsur
diketahui, maka unsur tersebut dapat
ditentukan. Metode difraksi sinar-X
merupakan metode analisis kualitatif
yang sangat penting karena kristalinitas
dari material pola difraksi serbuk yang
karakteristik, oleh karena itu metode ini
disebut juga metode sidik jari serbuk
(powder fingerprint method).
Analisis SEM (Scanning Electron
Microscopy)
SEM digunakan untuk mengetahui morfologi permukaan
bahan. Karakteristik bahan menggunakan SEM
dimanfaatkan untuk melihat struktur topografi permukaan,
ukuran butiran, cacat struktural dan komposisi pencemaran
suatu bahan. Hasil yang diperoleh dari karakterisasi ini
dapat dilihat secara langsung pada hasil SEM berupa
Scanning Electron Micrograph yang menyajikan bentuk tiga
dimensi berupa gambar atau foto. Mikroskop ini digunakan
untuk mempelajari struktur permukaan obyek, yang secara
umum diperbesar antara 1.000- 40.000 kali. Sumber
elektron dari filamen yang terbuat dari tungsten
memancarkan berkas elektron. Jika elektron tersebut
berinteraksi dengan bahan (specimen) maka akan dihasilkan
elektron sekunder dan sinar-X karakteristik. Scanning pada
permukaan bahan yang dikehendaki dapat dilakukan dengan
mengatur scanning generator dan scanning coils. Elektron
sekunder hasil interaksi antara elektron dengan permukaan
bahan ditangkap oleh detektor kemudian diubah menjadi
sinyal listrik. Sinyal listrik ini diperkuat oleh penguat
(amplifier) yang kemudian divisualisasikan dalam monitor
sinar katoda (CRT)
Analisis EDAX (Energy Dispersive Analysis X-Ray)
EDAX merupakan instrumen yang digunakan
untuk menentukan komposisi kimia suatu
bahan. Sistem analisis EDAX bekerja sebagai
fitur yang terintegrasi dengan SEM dan tidak
dapat bekerja tanpa SEM. Prinsip kerja dari
teknik ini adalah menangkap dan mengolah
sinyal fluoresensi sinarX yang keluar apabila
berkas elektron mengenai daerah tertentu pada
bahan (specimen). Sinar-X tersebut dapat
dideteksi dengan detektor zat padat, yang dapat
menghasilkan pulsa intensitas sebanding dengan
panjang gelombang sinar-X. Struktur suatu
material dapat diketahui dengan cara melihat
interaksi yang terjadi jika suatu specimen padat
dikenai berkas elektron.
III. UKURAN PARTIKEL
Ukuran partikel dapat di deskripsikan dengan menjelaskan ukuran panjang,
lebar, maupun tinggi, atau mungkin diameternya. Cara sederhana untuk
mengukur partikel biasanya menggunakan sistem pengayakan atau
penyaringan sampel dengan mengukur besaran partikelnya. Adapun menurut
ilmu mikromeritik, ukuran partikel adalah ukuran diameter rata-rata.

Ukuran partikel dalam pembuatan obat mempunyai peranan penting, sebab


ukuran pertikel mempunyai pengaruh yang besar dalam pembuatan obat dan
juga terhadap efek fisiologinya.
METODE UNTUK MENENTUKAN UKURAN
PARTIKEL
 Mikroskopik Optik
 Pengayakan (screening)
 Sedimentasi (pengendapan)
 Elutriasi
 Sentrifugasi

Let’s think together!


1. MIKROSKOPI
OPTIK
Pada metode mikroskopis, suatu emulsi atau suspensi, diencerkan atau tidak diencerkan,
dinaikan pada suatu slide dan ditempatkan pada pentas mekanik.
Kelebihan dari metode ini diantaranya yaitu :
i. Dapat mendeteksi adanya gumpalan.
ii. Metodenya langsung.
iii. Scanner otomatis.
iv. Adapun kekurangan dari metode ini diantaranya yaitu :
v. Memakan waktu dan tenaga
vi. Variasi antar operator besar
Diameter hanya 2 dimensi
2. PENGAYAKAN
(SCREENING)
Metode pengayakan ini memerlukan waktu yang relatif lama dikarenakan sampel akan
diayak melalui sebuah susunan mesh atau lubang yang terdapat di mesin ayakan
tersebut. Jika partikel yang ukurannya lebih kecil daripada lebar lubangnya, maka
akan diperoleh hasil yang halus, adapun partikel yang tertinggal, menandakan bahwa
bahan tersebut kasar.
Kelebihan dari metode ini diantaranya yaitu:
i. Sederhana, praktis, mudah, dan cepat.
ii. Dapat mengetahui ukuran partikel dari yang kecil sampai besar.
iii. Lebih mudah diamati.
iv. Tidak membutuhkan keahlian khusus.
Kekurangan dari metode ini diantaranya yaitu:
v. Tidak dapat mengetahui bentuk partikel.
vi. Ukuran partikel tidak pasti.
vii. Dapat menyebabkan erosi pada bahan-bahan granula.
viii. Adanya agregasi.
3. SEDIMENTASI
(PENGENDAPAN)
Metode ini menggunakan prinsip bahwa partikel dari suatu
material tertentu yang berukuran kecil akan jatuh ke dalam
fluida dengan laju yang sebanding dengan ukurannya. Pada proses
sedimentasi cairan ditahan sedangkan padatan bebas bergerak.
Pengendapan dapat dilakukan dengan memanfaatkan gaya
gravitasi. Hasil dari suatu proses sedimentasi adalah cairan yang
bening dan slurry yang lebih pekat konsentrasinya.

Metode sedimentasi sederhana dilakukan dengan membiarkan padatan mengendap


dengan sendirinya. Setelah partikel-partikel mengendap, maka air yang jernih dapat
dipisahkan dari padatan yang semula tersuspensi didalamnya. Cara lain yang lebih cepat
yaitu dengan melewatkan air pada sebuah bak dengan kecepatan tertentu sehingga
padatan terpisah dari aliran air tersebut dan jatuh ke dalam bak pengendap. Kecepatan
pengendapan partikel yang terdapat di dalam air bergantung pada berat jenis, bentuk,
ukuran partikel, viskositas air, dan kecepatan aliran dalam bak pengendap.
4. ELUTRIASI

Elutriasi merupakan metode yang merupakan kebalikan dari


metode sedimentasi, dimana proses pengukuran partikel
memanfaatkan aliran udara yang dimasukkan ke bagian bawah
kolom yang berisi sample yang akan diukur. Adapun pada kolom
atas, terdapat saringan yang berfungsi untuk mengumpulkan
partikulat. Dengan kecepatan udara tertentu, maka udara akan
membawa partikel yang halus ke bagian atas kolom sehingga
partikel tersebut akan terkumpul pada penyaring
5. SENTRIFUGASI
Sentrifugasi merupakan suatu metode pemisahan yang didasarkan pada perbedaan
densitas masing-masing partikel terhadap gaya sentrifugal. Dimana, gaya sentrifugal
berfungsi untuk memperbesar efek gravitasi, sehingga proses pengendapan yang
terjadi akan berlangsung dengan lebih cepat.

Kelebihan dari metode ini antara lain:


i. Area yang dibutuhkan sedikit.
ii. Waktu berlangsung cepat.
iii. Proses berjalan secara continue sehingga lebih efektif.
Kekurangan dari metode ini yaitu biaya equipment yang relatif mahal.
IV. PERHITUNGAN DIAMETER EKIVALEN

 Pengertian Diameter Ekivalen


 Macam-macam Pengukuran
Diameter Ekivalen
 Contoh Kasus pada Perhitungan
Diameter Ekivalen
1. Pengertian Diameter Ekivalen
2. MACAM-MACAM PENGUKURAN DIAMETER EKIVALEN
3. CONTOH KASUS PADA PERHITUNGAN DIAMETER EKIVALEN
Do not throw trash
on the street

Anda mungkin juga menyukai