Anda di halaman 1dari 8

Sifat gaya intra dan inter molekuler dan hubungannya dalam kesetabilan molekul dan struktur

fisik dari suatu zat.


Gaya intra dan antar molekul memiliki maksud yang berbeda, gaya intramolekul merupakan
gaya yang terjadi dalam satu molekul saja, sedangkan gaya antarmolekul adalah gaya yang
terjadi dalam dua atau lebih molekul. Adapun perbedaan utama diantara kedua gaya ini
adalah ikatan antarmolekul tidak memiliki kovalensi melainkan hanya terdiri dari kohesi
yakni Tarik-menarik antara molekul yang sejenis dan memiliki adhesi atau Tarik-menarik
antara molekul yang tidak sejenis. Sedangkan gaya intramolekul memiliki kovalensi
didalamnya.

Beberapa tipe interaksi dapat terjadi antar molekul atau didalam bagian molekul itu sendiri.
Bentuk suatu molekul dan penataan atom beserta gugusnya akan memberikan sifat yang
spesifik pada fungsinya dalam suatu organisme. Gaya intermolekul adalah gaya yang terjadi
diantara 2 molekul yang akan berpengaruh pada sifat-sifat fisika dari suatu zat tersebut.

Adapun jenis-jenis gaya intermolekul (antarmolekul) adalah:


a. Ion-dipole forces, terjadi antara ion dan muatan persial di salah satu sisi molekul
polar. Kekuatan pada interaksi ini tergantung pada muatan dan ukuran ion pada
besarnya momen dipol dan ukuran molekul. Pada umumnya kekuatan kation lebih
menjadi kekuatan pusat karna kation cenderung lebih kecil. Sehingga pada muatan
yang sama, kation lebih berinteraksi kuat dari pada anion.

b. Dipole-dipole forces, terjadi antar molekul polar yang netral. Gaya ini terjadi antara
molekul-molekul yang memiliki momen dipol, apabila momen dipolnya semakin
besar maka gayanya pun semakin kuat.
Pada cairan, molekul tidak terikat seperti pada padatan. Namun, molekul-molekul
cenderung tersusun, sehinggga secara rata-rata interaksi Tarik menarik terjadi secara
maksimum. Pada molekul yang memiliki momen dipol permanen cenderung
mengatur diri dengan kepolaran yang berlawanan dalam fasa padat untuk
menghasilkan interaksi Tarik menarik yang maksimum.

c. London dispersion forces, terjadi antara molekul nonpolar yang saling berdekatan dan
akan saling berinduksi membentuk dipol sementara, gaya ini terjadi pada semua
molekul tanpa memperhitungkan polaritasnya. Seorang fisikawan jerman, London,
menyatakan bahwa besar Tarik menarik gaya ini berbanding lurus dengan
keterpolaran atom atau molekul. Keterpolaran adalah kemudahan terganggunya
distribusi elektron dalam suatu atom atau molekul. Umunya semakin banyak jumlah
elektron dan semakin luas penyebaran awan elektron dalam suatu atom, maka akan
semakin besar keterpolarannya. Gaya dispersi ini memiliki kekuatan gaya yang cukup
lemah.

d. Hydrogen bonding, terbentuk ketika atom H dari suatu molekul berinteraksi dengan
atom yang sangat elektronegatif (N, O, F) dari molekul lain. Kekuatan ikatan
hidrogen ditentukan oleh interaksi coulomb antara pasangan elektron bebas dalam
atom elektronegatif dan inti ikatan hydrogen ini. Energi rata-rata satu ikatan hidrogen
cukup besar untuk satu interaksi dipol-dipol hingga 40 KJ/mol.
Adapun beberapa ikatan yang termasuk dalam bagian gaya intramolekul adalah ikatan
kovalen, ikatan ionic dan beberapa ikatan lainnya. Ikatan kovalen adalah ikatan yang
terjadi akibat pemakaian pasangan electron secara Bersama-sama oleh dua atom
(James E. Brady, 1990). Ikatan kovalen ini terjadi antara atom nonlogam yang
menyebabkan keduanya saling butuh untuk menangkap elektron.

Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi karna perpindahan electron, terjadi antara ion
positif dan ion negative, terjadi antara unsur logam dan nonlogam, dan biasanya
terjadi antara unsur golongan 1A, 2A (+) dan golongan 6A dan 7A (-).

Pada wujud zat cair terdapat gaya intermolekul yang terjadi yaitu,
a. Gaya kohesi, gaya intermolekul yang mengikat molekul-molekul yang sama
b. Gaya adhesi, gaya intermolekul yang mengikat suatu zat pada permukaan
Pada meniscus cembung: ¿kohesi ¿adhesi, sedangkan pada meniscus cekung terjadi
sebaliknya yaitu: ¿kohesi ¿ adhesi.
Selan itu, sifat fisik suatu molekul ditentukan oleh gaya Tarik menarik antar molekul (titik
didih dan titik lelehnya). Gaya London mengakibatkan titik leleh dan titik didihnya lebih
rendah. Jika molekulnya kecil, biasanya zat ini berbentuk gas. Adapun Molekul yang
memiliki gaya Tarik menarik dipol-dipol memiliki titik leleh dan titik didih yang lebih besar
dari pada gaya London.
Sedangkan ikatan hidrogen tidak hanya berpengaruh pada titik didih dan titik beku dari suatu
zat tetapi juga berpengaruh pada kelarutan dari zat tersebut. Ikatan hidrogen antara molekul
etanol dan air yang yang memilih berikatan dengan molekul hidrogen memiliki titik didih dan
titik leleh yang lebih besar dari pada ketika dia memilih berikatan dengan gaya Van Der
Waals atau gaya dipol-dipol.

Perbedaan gaya inter dan antarmolekul dalam hubungannya dengan type molekul yang
berbeda-beda.

Pada bagian ini struktur lewis memiliki peranan dalam menggambarkan keberadaan elektron
valensi, ada juga teori domain yang akan menjelaskan tentang susunan elektron pada atom
yang saling berikatan. Ada beberapa prinsip pada teori domain ini:
a. Domain elektron pada atom pusat saling tolak menolak
b. Ukuran kekuatan tolakan dari domain elektron:
PEB - PEB ¿PEB - PEI ¿ PEI – PEI
Perbedaan kekuatan ini mengakibatkan sudut ikatan pada bentuk molekul menjadi
semakin kecil
c. Bentuk molekul ditentukan oleh PEI

Posisi elektron akan mempengaruhi bentuk geometri molekul yang akan akan dijelaskan
dalam teori VSEPR. Maksud dari teori ini adalah teori tolak menolak pasangan elektron pada
kulit terluar (elektron valensi) dari atom pusat. Bunyi teori ini adalah pasangan elektron
dalam ikatan kimia (pasangan elektron) yang dipakai Bersama yang saling tolak menolak,
pasangan elektron ini cenderung saling berjauhan.
Gaya tolak menolak antara dua pasangan electron akan semakin kuat apabila jarak diantara
dua pasang elektron tersebut saling mengecil. Sedangkan gaya tolakan akan semakin besar
apabila sudut dua pasang elektron tersebut mencapai ukuran 90°, selain itu tolakan elektron
pada pasangan elektron tunggal akan semakin kuat dibandingkan pada pasangan elektron
ikatan.

Perbedaan daya tolak menolak dapat menyebabkan suatu ikatan mengecil sehingga bentuk
molekulnya mengalami penyimpangan dari susunan elektron valensi (kulit terluar) pada atom
pusat yang seharusnya. Tipe molekul adalah notasi untuk menyatakan banyaknya pasangan
elektron disekitar atom. Berdasarkan tipe molekulnya terdapat beberapa bentuk molekul,
diantaranya:
a. Linear, berbentuk garis lurus
b. Segitiga sama sisi, atom pusat berada pada pusat diagonal segitiganya, sedangkan
atom yang berikatan dengan atom pusat berada pada sudut segitiga tersebut.
c. Tetrahedron, berbentuk seperti limas yang alasnya berupa segitiga. Yang mana atom
pusatnya terletak diantara puncak dan atas limas, sedangkan atom yang berikatan
terletak pada pusat dan sudut alas limas
d. Bipyramidal trigonal, berbentuk seperti dua buah tetra-hedron yang bertumpuk yang
satu menghadap ke atas sedangkan yang lainnya dibuat terbalik
e. Octahedron, yang berbentuk seperti dua alas limas yang alasnya berbentuk persegi
empat yang ditumpuk sehingga yang satu menghadap ke atas dan yang lainnya dibuat
terbalik.
Berdasarkan beberapa kemungkinan tentang bentuk molekul yang sudah disebutkan
berdasarkan susunan PEI dan PEB, bentuk molekul akan sama dengan ruang elektron pada
atom pusat atau pada pasangan elektron bebas.

perbedaan kekuatan ikatan molekul yang membentuk stabilitas molekul dalam berbagai
bentuk zat yang berbeda.
Setiap ikatan molekul memiliki kekuatan ikatan yang berbeda-beda, tentunya ada yang lebih
rendah ada juga yang lebih tinggi. Dalam hal ini, ikatan hidrogen memiliki kekuatan yang
paling lemah diantara ikatan yang lainnya yakni antara 2-8 kkal saja, sedangkan ikatan
kovalen memiliki kekuatan yang lebih tinggi yaitu antara 50 - 100 kkal, Adapun ikatan ionik
memiliki kekuatan yang paling tinggi yaitu mencapai lebih dari 100 kkal.
Perbedaan kekuatan ikatan ini memiliki hubungan yang erat dalam pembentukan stabilitas
molekul dalam setiap bentuk zat yang berbeda, yakni zat padat, gas dan cair. Sifat molekul
menentukan faktor yang paling memengaruhi gaya tarikan. Energi interaksi total
antarmolekul merupakan hasil kombinasi dari efek orientasi, induksi, dan dispersi.
Dalam air suatu senyawa yang sangat polar, orientasi dan interaksi dipol-dipol lebih
berpengaruh dibanding dengan dua gaya lainnya. Dalam hal ini, energi orientasi dan interaksi
dipol sangat memengaruhi proses kelarutan obat didalam air. Pada hidrogen klorida (bersifat
ionic 20%) orientasi masih memiliki peran yang signifikan tetapi gaya dispersi juga memiliki
pengaruh dalam energi interaksi total antarmolekul. Sedangkan pada hidrogen iodida
cenderung berikatan kovelen (Tarik menarik antarmolekul) diakibatkan oleh gaya London
atau gaya dispersi.
Pembentukan wujud zat. Molekul atom, dan ion dalam wujud zat padat saling berikatan
dalam jarak yang berdekatan oleh gaya antarmolekul, gaya antaratom atau gaya antar ion.
pada suhu suhu zat yang naik atom memiliki kukuatan untuk memecahkan susunan yang
mulanya teratur mulai mencair sehingga dengan energi yang cukup atom dan molekul beruah
dalam wujud gas. Sedangkan padatan yang memiliki tekanan uap tunggi dapat langsung
berubah dalam wujud gas tanpa melalui peroses pelelehan (sublimasi) dan proses sebaliknya
disebut dengan deposisi.
Ikatan yang terjadi pada wujud zat padat adalah:
a. Molecular solids, tersusun dari atom dan molekul yang ditahan oleh gaya-gaya
intermolekul (dipol-dipol, disperse, London, dan ikatan hydrogen) yang Sebagian
besar merupakan gas atau cairan pada suhu kamar
b. Covalent network solids, tersusun dari atom-atom yang ditahan oleh ikatan kovalen
c. Ionic solids, terdiri dari ion-ion yang ditahan oleh gaya elektrostatik
d. Metallic solids, terdiri atas atom logam secara keseluruhan. Ikatan ini terjadi
disebabkan oleh ikatan valensi yang terdelokasi di seluruh padatan
Dalam wujud gas, molekul-molekulnya bergerak secara tidak beraturan. Hal ini disebabkan
oleh Gerakan yang kuat dan cepat selama terjadinya tabrakan. Oleh karna hal tersebut
molekul gas menggunakan tekanan, gaya persatuan luas yang dinyatakan dalam dyne/cm2.
Selain itu gas memiliki karakteristi yang lain yakni volumenya sering dinyatakan dalam liter
atau cm2 , dan suhu absolutnya dinyatakan dalam derajat kelvin (K).
Perubahan fasa dari gas, padatan dan zat cair
a. Temperature kritis (critical temperature), temperature tertinggi dimana gas dapat
dicairkan dengan tekanan.
b. Tekanan kritis (criritical pressure), tekanan yang diperlukan untuk mencairkan gas
pada temperature kritis
Pada temperature diatas (temperature kritis), gas tidak akan dicairkan, seberapa
besarpun tekanan yang diberikan. Supertical fluid adalah zat yang berada diatas
tekanan dan temperature kritisnya.
Hubungan gas ideal, berat molekol, tekanan uap, titik didik, teori kinetik molekul dan gas
sejati Van Der Waals.
Gas yang mempunyai sifat yang sesuai dengan anggapan dasar disebut dengan gas ideal.
Anggapan dasar yang dimaksud disini adalah:
a. Voleme molekulnya sendiri diabaikan.
b. Gaya Tarik antar molekul sangan lemah sehingga dapat diabaikan.
c. Tumbukan antar molekul dan tumbukan partikel dengan dinding bersifat elastis
sehingga setelah partikel mengalami tumbukan tidak terjadi perubahan energi
d. Tekanan disebabkan oleh tumbukan partikel pada dinding tabung. Besar kecilnya
tekanan gas ini tergantung pada jumlah tumbukan persatuan luas.
Terdapat beberapa hukum yang dibuat berdasarkan keadaan gas ideal yang sudah
disebutkan diatas, diantaranya:
1. Hukum Boyle, yang menyatakan bahwa suatu volume berbanding terbalik dengan
tekanan. Hukum ini merupakan suatu gambaran dari gas yang kebanyakan
molekulnya dapat bergerak bebas sehingga tidak terjadi interaksi antar molekul
penyusunnya. Tekanan yang dihasilkan dari tumbukan molekul gas terhadap dinding,
penurunan volume menyebabkan tumbukan itu terjadi semakin sering, sehingga hal
ini menyebabkan tekanannya semakin besar. Hukum boyle dapat dirumuskan sebagai:

1
Pα atau PV=k
V

2. Hukum Gay-Lussac dan Charles, yang menyatakan bahwa pada tekanan konstan,
volume gas berbanding lurus dengan suhu atau temperature yang absolut. Yakni
apabila suatu gas dengan jumlah tertentu pada tekanan yang tetap kemudian terjadi
perubahan pada temperaturnya maka volumenya pun berubah dengan perbandingam
V/T tetap.
Hukum Gay-Lussac dan Charles dapat dirumuskan dengan:

V∞ T atau V=kT

Persamaan-persamaan ini dapat digabung untuk menghasilkan suatu hubungan:

P1V 1 P2V 2
=
T1 T2

Hukum gas ideal dapat digunakan untuk menentukan berat dari suatu molekul, dengan
menggunakn rumus berikut:

g gRT
PV = x RT atau M=
M PV

Dengan g/M yang merupakan ganti dari n (jumlah mol gas), R adalah konstatnta gas,
dan T sebagai suhu absolut (K).

Pengaruh perubahan tekanan terhadap volume gas ideal

PV/T dalam satu kondisi dengan PV/T dalam kondisi yang berbeda slalu memiliki
nilai yang sama sehingga perbandingan PV/T konstan dalam jumlah dan keadaan P,
V, dan T yang berbeda dapat dirumuskan sebagai berikut:

PV
R= atau PV = R
T

Dengan R yang merupakan konstatnta perbandingan PV/T dalam gas ideal, persamaan
ini hanya bisa digunakan dalam perhitungan 1 mol gas (1gram berat molekul),
sedangkankan untuk n mol dapat dinyatakan dengan:
PV = nRT

Persamaan ini disebut dengan persamaan gas ideal karna dalam persamaan ini
menggabungkan keadaan atau wujud spesifik suatu zat yang berupa tekanan, volume,
dan suhu tertentu suatu massa gas. Dalam hal ini diketahui bahwa volume satu mol
gas ideal dalam suhu dan tekanan standar (STP) adalah 22,414 liter.

Titik didih dalam gaya van der waals. Dalam bagian ini, terdapat beberapa hal yang
saling berkaitan dan saling berhubungan dalam menentukan kondisi dan jumlah
masing-masing bagian. Yaitu:

Polarisabilitas (naik) – berat molekul (naik) – Panjang molekul (naik) – titik didih dan
titik cair (naik)

Dari hubungan diatas, dapat diketahui bahwa apabila salah satu diantara hal diatas
mengalami kenaikan maka bagian yang lain akan ikut naik juga. Sehingga apabila
salah satu diantara hal diatas diketahui maka lebih mudah untuk mengetahui bagian
yang lain. Sedangkan titik didih dalam ikatan dwikutub-dwikutub dapat dinyatakan
dengan:
Titik didih senyawa polar > titik didih senyawa nonpolar
Cairan mendidih apabila tekanan uap cairan tersebut sama dengan tekanan luar yang
bekerja pada permukaan cairan tersebut. Titik didih suatu cairan yang terjadi pada
tekanan 1 atm disebut titik didih normal (normal boiling point).

Teori kinetik molekul

Teori kinetik molekul merupakan teori untuk menjelaskan sifat gas dan validasi
hukum dari gas tersebut. Terdapat beberapa pernyataan tentang teori ini yaitu:
a. Gas terdiri dari atom atau molekul yang memiliki volume yang sangat rendah
sehingga sering diabaikan terhadap volume ruang (tekanan rendah, suhu tinggi).
b. Partikel gas bergerak bebas sehinga tidak terjadi Tarik menarik (tekanan rendah).
c. Partikel gas bergerak secara random karna energi kinetik yang dimilikinya.
Energi kinetic E = 3/2 RT
d. Molekul-molekul memiliki elastisitas yang sempurna

Persamaan kinetik dasar:

1
PV = nmc 2¯
3

Dengan P sebagai tekanan, V sebagai volume sejumlah n molekul dalam massa m


dan mempunyai kecepatan rata-rata c¯. kemudian dengan mengkuadratkan kedua
sisi persamaan tersebut akan diperoleh:
3 PV
µ=
√ nm
(untuk 1 mol gas)

karna nm/V sama dengan densitas (massa persatuan volume) maka dapat
diperoleh persamaan:

3P
µ=
√ d

hal ini menegaskan bahwa laju difusi gas berbanding terbalik dengan akar kuadrat
densitasnya.

Gas sejati Van Der Waals

Gas sejati merupakan gas yang berbeda dengan gas ideal bahkan perbedaan
tersebut cukup besar yakni, gas sejati tersusun atas molekul-molekul dengan
volume tertentu yang cenderung Tarik menarik satu sama lain, hal ini merupakan
kebalikan dari gas ideal. Sehingga persamaan Van Der Waals untuk gas ideal pasti
berbeda dengan persamaan Van Der Waals untuk gas sejati. Persamaan Van Der
Waals untuk gas sejadi dapat dinyatakan dengan:

a
(P +¿ ) (V −b ¿=RT →untuk 1 mol gas
V2

a n2
(P+¿ ) (V – nb ¿=nRT → n mol dalam volume
V2

Bentuk a/V 2 adalah tekanan internal per-mol dari gaya Tarik menarik
antarmolekul, b adalah volume eksklusi yang nilainya empat kali volume molekul.
Jika volume gas besar maka molekul gas akan terdispersi dengan baik sehingga a/
V 2 tidak signifikan dibandingkan P; b tidak signifikan dibanding V. pada kondisi
ini persamaan Van Der Waals 1 mol diturunkan menjadi PV =RT.
DAFTAR PUSTAKA

Muchson, Muhammad. 2013. “Gaya Antarmolekul pada Mata Pelajaran Kimia ”


Jurnal Pendidikan Sains Volume 1 nomer 1 (hlm. 12-25). Malang: Pendidikan Kimia
Universitas Negri Malang

Vinsiah, Rananda. 2018. “studi ikatan hydrogen” dalam Sainmatika: Jurnal Ilmiah
Matematika dan Ilmu Pemgetahuan Alam Volume 15 (hlm. 14-22). Palembang:
Universitas Sriwijaya

Rahmi, Elvy. 2010. “Studi Molekul dengan Grup Simetri” Jurnal Sainstek Volume 2
(hlm. 66-75). Sumatra Barat: STAIN Batusangkar

Martin, Alfred. 2006. “Physical Pharmacy and Pharmaceutical Sciences” printed in


china.

Anda mungkin juga menyukai