Anda di halaman 1dari 4

Keajaiban Propolis... harta karun dari lebah Pengobatan alternatif XXX (sensor) mampu mengobati segala macam penyakit!

Flu, batuk pilek, TBC, kanker otak, kanker rahim, kanker usus, thypus, wasir, kencing manis, glaukoma, demam berdarah, dan lemah syahwat dapat di sembuhkan dalam sekali datang. Sembuh secara tuntas! Bagaimana caranya menembuhkan TBC dalam sehari sementara hingga 2012 pengobatan TBC masih membutuhkan waktu minimal 6 bulan? Lalu kanker rahim... obat cancer yang paten di seluruh dunia baru terapi sinar.. yang lainnya blum populer. Lalu typus, kuman maha sakti salmonela typii yang mampu selamat dari asam lambung disembuhkan tanpa antibiotik? Berhubung kemarin kolom imuno bicara sehat itu mahal, sekarang mari bicara pengobatan alternatif. Pengobatan alternatif dalam bahasa Indonesia artinya mengobati suatu penyakit dengan cara selain medis. Sebagai tenaga medis, saya suka pengobatan alternatif dalam bentuk obat- obatan herbal. Saya tidak bisa banyak komentar tentang keajaiban pengobatan alternatif yang sehari sembuh. Yang pasti sekarang, pengobatan herbal telah mendapatkan perhatian sehingga berdirilah fakultas ilmu obat- obatan herbal di UGM. Satu kelebihan dari pengobatan medis adalah penelitian. Penelitian yang panjang dan melelahkan yang bisa menghabiskan seluruh hidup manusia, adalah bukti otentik kebenaran dari sebuah pengobatan. Kini, obat- obatan herbal telah melalui proses penelitian sehingga aman untuk dipublikasikan sebagai pengobatan alternatif yang telah terbukti secara ilmiah. Bicara tentang penelitian obat herbal, propolis adalah salah satu favorit saya. Saya tergugah dengan salah satu surat dalam Al Qur'an yang berbunyi ...dan tempuhlah jalan

Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu), dari perut lebah itu keluaru minuman yang bermacammacam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi Manusia. Sesungguhnya pada demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan" (Q.S An Nahl (lebah) ayat 68- 69). Juga, sebuah hadist riwayat nabi Muhammad SAW yang berbunyi Bagi setiap penyakit yang diturunkan ALLAH SWT, ada obatnya yang juga diturunkan NYA. (Shohih Bukhori IV : 1662)

Propolis adalah produk yang dihasilkan lebah. Spesies lebah penghasil propolis yang banyak diternakkan adalah Apis cerana dan Apis mellifera. Propolis berbeda dengan madu. Madu terdapat di dalam sarang heksagonal sedangkan propolis terdapat di luar sarang. Pada sarang buatan berupa kotak kayu, lebah-lebah pekerja meletakkan propolis di celah antarpapan, bingkai, atau tutup sarang. Ir Hotnida CH Siregar MSi, ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor mengatakan lebah pekerja mengolah propolis dari berbagai bahan seperti pucuk daun, getah tumbuhan, dan kulit beragam tumbuhan seperti akasia dan pinus. Menurut Dolok Tinanda Haposan Sihombing, ahli lebah dari Institut Pertanian Bogor, propolis merupakan bahan campuran kompleks terdiri atas malam, resin, balsam, minyak, dan polen.

Kata propolis berasal dari bahasa Yunani: pro berarti sebelum, polis bermakna kota. Kota dalam kehidupan serangga sosial itu adalah sarang. Secara harfiah propolis bermakna sebelum sampai kota. Bagi lebah propolis bermanfaat menambal celah-celah sarang, menutup lubang, dan mensterilkan sarang. 'Kota' lebah selalu dalam kondisi steril berkat propolis.

Ir Hotnida CH Siregar MSi mengatakan fungsi propolis lain adalah membungkus atau memumikan bangkai hama yang masuk ke sarang lebah. Dengan demikian propolis menghentikan pertumbuhan dan penyebaran bakteri, cendawan, dan virus sehingga penyakit tak tersebar dan sarang tetap steril. Hama yang dibungkus dengan propolis pun menjadi awet dan tak busuk lantaran propolis bersifat antibakteri. Metode itulah yang ditiru oleh nenek moyang bangsa Mesir untuk mengawetkan jenazah. Kualitas propolis tergantung dari sumber tanaman dan proses pembuatan. Tanaman sumber propolis dinegara subtropis seperti Bulgaria, Korea, dan Rusia adalah pohon poplar Populus sp. Brasil mempunyai Bacharis dracunculifolia dan Dalbergia sp masing-masing sebagai sumber propolis hijau dan merah yang mempunyai bioflavonoid tinggi. Flavonoid merupakan komponen tumbuhan yang bersifat sebagai bahan-bahan anticendawan, antibakteri, antivirus, antioksidan, dan antiinflamasi. 'Di Indonesia belum ada penelitian jenis tanaman sumber propolis yang kandungan bioflavonoid tinggi,' kata Soekartiko (majalah Trubus, 2005) Intinya, propolis mengandung antioksidan konsentrasi tinggi, sehingga secara tidak langsung bisa dianggap sebagai obat segala macam penyakit. Kok bisa?

Jika masih ingat tulisan saya yang pertama kali dulu, zaman tahun 2011, saya pernah menjelaskan bahwa 80% kesehatan manusia dipengaruhi oleh psikis mereka. Saya juga pernah menjelaskan bahwa masa tua kita adalah hasil tabungan dari masa muda kita. Tabungan yang dimaksud adalah gaya hidup kita semasa muda. Semua dokter pasti menyarankan semua pasien nya untuk membiasakan berolahraga teratur, minum air putih, berhenti merokok, serta mengurangi makanan yang berlemak. Sebenar nya tujuan nya satu: mengurangi radikal bebas yang berkonsentrasi pada tubuh. Radikal bebas adalah oksidan, efek nya bukan hanya menyebabkan cancer, tapi juga menyebabkan radang tak kasat mata yang pelan pelan mengubah fungsi normal tubuh menjadi abnormal. Radikal bebas adalah biang kerok yang membuata sistem kekebalan tubuh menurun sehingga mudah terserang virus dan bakteri. Bila radikal bebas dikombinasi dengan stress, maka hormon stress akan diproduksi, sehingga menyebabkan proses radang makin hebat, kematian sel lebih cepat, dan destruksi diri makin menjadi. Sehingga, tubuh tidak lagi memiliki waktu untuk mempertahankan diri dari virus dan bakteri, karena telah sibuk untuk memperbaiki diri dari kerusakan internal akibat radikal bebas. Pembuluh darah yang mengeras penyebab penyakit jantung juga disebabkan oleh proses radang yang keterlaluan. Proses radang yang dipicu oleh radikal bebas dan oksidan yang disebabkan oleh asap, limbah kimia, makanan- makanan dengan asam lemak jenuh tinggi, kolesterol, dll. Demikianlah alasan mengapa pada banyak brosur penjualan propolis, ditulis bahwa propolis dapat menyembuhkan baik penyakit degeneratif maupun penyakit infeksi. Hanya saja... Tentu akan melegakan jika ada dosis nya? Jika tidak ada dosis nya, bagaimana kita yakin bahwa jumlah yang telah dikonsumsi sudah cukup atau kurang? Demikianlah kelebihan sekaligus kekurangan dari obat- obatan herbal. Misalnya saja bawang putih. Tidak diragukan lagi bahwa bawang putih mengandung antibiotik yang mampu membunuh bakteri gram negatif. Namun, tidak seperti obat antibiotik yang beredar menurut ilmu medis, konsumsi bawang putih yang banyak tidak akan menyebabkan tubuh menjadi kebal dengan antibiotik. Melainkan, entah mengapa, antibodi nya malah bertambah. Sama seperti orang yang terbiasa konsumsi daun gingseng selama bertahun tahun, maka titer imunuglobulin A nya jadi bertambah secara ajaib (ini dialami oleh ayah saya). Dosis yang pasti belum pernah saya temukan hingga sekarang.

Sebagai tenaga medis, saya juga suka melakukan penelitian kecil- kecilan. Pada saat yang bersamaan, saya, suami, ayah, ibu, dan nenek mengkonsumsi salah satu produk propolis yang beredar di Indonesia. Masing- masing dari kami memiliki masalah kesehatan. Saya punya masalah tensi rendah dan konstipasi karena hamil. Suami punya masalah kolesterol tinggi. Ayah dan ibu juga punya masalah konstipasi dan obesitas sentral (kegemukan perut). Setelah seminggu konsumsi, semua masalah tersebut teratasi. Kolesterol suami turun 50mg/dl. Perut Ibu mengecil 2cm, dan masalah konstipasi kami teratasi. Ada banyak testimoni lain yang lebih dahsyat misalnya yang tadinya sakit jantung dalam seminggu jadi tidak ada serangan nyeri lagi, batuk pilek sembuh dlm 2 hari, dll. Tapi itu belum bisa saya buktikan secara pribadi. Namun, ada yang tidak saya mengerti, yaitu kata detoksifikasi. Selama konsumsi propolis, kami bertiga mengalami detoksifikasi berupa sakit kepala. Sebenar nya apa yang dimaksud dengan detoksifikasi itu? Dan mengapa proses detoksifikasi dapat menyebabkan sakit kepala, mual muntah, flu, sariawan, dan jerawatan? Akan saya bahas di artikel berikutnya. Nantikanlah di kolom Imuno bulan depan. Hehehe.

Anda mungkin juga menyukai