Anda di halaman 1dari 51

Volume 07, April 2009

Eri Satria Cepy Slamet Rinda Cahyana

Perancangan Perangkat Lunak Sebagai Alat Bantu Pembelajaran Statistika Dasar Bagi Siswa SMA Kelas Xi

Ate Susanto Cepy Slamet Rinda Cahyana Partono Cepy Slamet Rinda Cahyana
Eko Retnadi Cepy Slamet Dini Destiani S.F.

Analisis Keamanan Router Mikrotik Menggunakan Firewall Di Sekolah Tinggi Teknologi Garut (STTG) Analisis Jaringan Komputer Di Sekolah Tinggi Teknologi Garut Berdasarkan Three Layer Campus Network

Sistem Aplikasi Pengelolaan Absensi Siswa Menggunakan Barcode Reader (Studi Kasus Di SMKN 1 Tarogong Kidul Garut)

Volume 07, April 2009

ISSN: 1412-3622

Jurnal ALGORITMA
Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Teknik Informatika
Dipublikasikan oleh:

JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA


SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT

Jurnal ALGORITMA

merupakan media yang ditunjukan untuk membantu percepatan sosialisasi dan penyebaran informasi serta gagasan ilmiah mengenai perkembangan ilmu dan hasil penelitian dengan bidang kajian kekhususan Ilmu Teknik Informatika.

Pimpinan redaksi Dini destiani, S.F., Dra. M.T.

Dewan Redaksi: Asep Deddy Supriatna, M.Kom. A. Hajairin Ramli, Dipl.Inform amli, Wahyudin, M.kom Dhami Johar D Damiri, MT. Yadi Ruslan, MT. Eri Satria. M.Si

Alamat Redaksi: Jl. Mayor Syamsu No. 2 Garut, Jawa Barat

Volume 07, April 2009

ISSN: 1412-3622

Jurnal ALGORITMA
Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Teknik Informatika
Telp. (0262) 232773 Fax. (0262) 232773

Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Teknik Informatika

ISSN: 1412-3614

Jurnal ALGORITMA
Volume 07 Nomor 01, April 200 pp. 1 - 10 2009,

PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK SEBAGAI ALAT BANTU PEMBELAJARAN STATISTIKA DASAR BAGI SISWA SMA KELAS XI Eri Satria eri_satria@sttg.ac.id Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1, Garut Cepy Slamet cepy_slamet@sttg.ac.id Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1, Garut Rinda Cahyana rinda_cahyana@sttg.ac.id Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1, Garut Abstrak Statistika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara cara-cara pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data dan penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan bedasarkan kumpulan data dan penganalisaan uatan yang dilakukan. Sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan maka tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis suatu perangkat lunak yang mampu menjelaskan hal-hal mendasar dalam ilmu statis hal statistika dasar. Mampu mengembangkan kemampuan menghitung dalam ukuran pemusatan, lokasi dan penyebaran data menggunakan rumus matematika yang diperlukan. Kata Kunci : Perangkat Lunak, Statistika Dasar, Alat Bantu.

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 01 2009 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Statistika merupakan bagian dari matematika, dimana matematika dinilai lebih rumit, karena kerumitannya itu maka matematika oleh sebagian orang tidak disukai. Matematika juga banyak digunakan oleh ilmu pengetahuan lain dan tanpa disadari dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari matematika, misalnya dalam menghitung hasil akhir nilai tes siswa. Berdasarkan standar ini, kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) untuk SMA/MA maka statistik dan peluang merupakan salah satu topik yang harus disampaikan kepada siswa kelas XI semeste 1 jurusan IPA, IPS dan Bahasa. Standar kompetensi yang ditetapkan untuk topik statistik dan peluang adalah penggunaan aturan statistika, kaidah pencacahan dan sifat-sifat peluang dalam pemecahan masalah. Selanjutnya dalam kompetensi dasar dijabarkan materi-materi sebagai berikut: 1. Membaca data dalam tabel, diagram batang, garis dan lingkaran. 2. Menyajikan data dalam bentuk tabel dan diagram batang, garis dan lingkaran serta penafsirannya. 3. Menghitung ukuran pemusatan, ukuran letak dan ukuran penyebaran serta penafsirannya. 4. Menggunakan aturan perkalian, permutasi dan kombinasi dalam pemecahan masalah. 5. Menentukan ruang sample suatu percobaan. 6. Menentukan peluang suatu kejadian. Dengan acuan standar kompetensi dan kompetensi dasar ini maka guru dan sekolah mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian termasuk dalam kegiatan pembelajaran ini adalah penegmbangan media pembelajaran. 1.2 Identifikasi Masalah Adapun permasalahan yang muncul dari latar belakang ini adalah sebagai berikut: 1. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran membutuhkan waktu yang cukup banyak agar materi pembelajaran dapat dipahami oleh siswa apalagi matematika yang membutuhkan waktu lebih banyak dan diperlukan ketelitian. 2. Siswa yang cenderung menjadikan guru sebagai sumber utama dalam mendapatkan ilmu pengetahuan. 3. Diperlukan fasilitas pendukung dalam membantu proses belajar mengajar dalam statistika dasar untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang kooperatif.

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 01 2009 1.3 Tujuan Penelitian Di sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan maka tujuan dari penelitian ini: 1. Untuk merancang suatu perangkat lunak yang mampu menjelaskan halhal yang mendasar dalam ilmu statistika dasar. 2. Mampu mengembangkan kemampuan menghitung dalam ukuran pemusatan, lokasi dan penyebaran data menggunakan rumus matematika yang diperlukan. 1.4 Batasan Masalah Agar pada kajian ini tidak melebar atau keluar dari ruang lingkup masalah, maka pembahasan perlu dibatasi pada: 1. Membuat dan menjelaskan perancangan dengan menggunakan metode pengembangan sistem yang dibatasi sampai pada tahap testing. 2. Informasi-informasi yang dapat ditampilkan dititik beratkan pada distribusi frekuensi, antara lain: a. Ukuran pemusatan data, terdiri dari nilai rata-rata (mean), nilai tengah (median) dan nilai terbanyak (modus). b. Ukuran lokasi data terdiri dari kuartil, desil dan persentil. c. Ukuran penyebaran data terdiri dari, kisaran (range), simpangan rata-rata, simpangan kuartil, ragam (varians), dan simpangan baku (standard deviation). 1.5 Kerangka Pemikiran Statistika merupakan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara pengumpulan, pengolahan, penganalisaan data dan penarikan kesimpulan serta pembuatan keputusan bedasarkan kumpulan data dan penganalisaan yang dilakukan. Cakupan penelitian ini mengacu pada KTSP Matematika SMA dan MA Kelas XI yang berguna sebagai arahan dalam pembuatan perangkat lunak ini, yang dibantu dengan mempelajari dan menganalisa beberapa referensi buku, file-file dan data-data yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan. Kerangka pemikiran digambarkan dalam bagan berikut ini:
Acuan KTSP Tahap pendekatan sistem PL Statistika Dasar Bagi Siswa SMA

Gambar 1 Bagan Kerangka Pemikiran Keterangan: Tahap pendekatan sistem - Requirement Analysis - Analysis 3

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 01 2009 Design Coding Testing

1.6 Metodologi Penelitian Dalam pembahasan dilakukan penelitian melalui dua tahap yaitu: 1.6.1 Metode Pengumpulan Data Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan antara lain: a. Studi Kepustakaan Mempelajari dan menganalisa beberapa referensi buku yang berkaitan dengan masalah-masalah yang ada dalam ruang lingkup penelitian. b. Observasi Yakni suatu teknik pengumpulan data yang bersifat langsung, dimana peneliti terjun langsung ke lapangan guna mengamati objek penelitian. c. Teknik Wawancara Untuk mendapat kejelasan dari hasil observasi, dilakukan interview secara langsung kepada siswa-siswi yang mendapatkan mata pelajaran statistika sebagai turunan dari mata pelajaran matematika. d. Browsing Internet Mencari file-file atau data-data yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan 1.6.2 Metode Perancangan Perangkat Lunak Metode pengembangan sistem adalah sebuah metode-metode, prosedurprosedur, konsep-konsep pekerjaan, aturan-aturan yang akan digunakan sebagai pedoman bagaimana dan apa yang harus dikerjakan selama pengembangan ini. Metode adalah suatu cara atau teknik sistematis untuk mengerjakan sesuatu. Urutan prosedur untuk menyelesaikan masalah ini dikenal dengan istilah algoritma. Metodologi pengembangan sistem yang akan digunakan dalam hal ini adalah pendekatan terstruktur. Pendekatan terstruktur mengenalkan penggunaan alatalat dan teknik-teknik untuk mengembangkan sistem yang terstruktur. Tujuan pendekatan terstruktur adalah agar pada akhir pendekatan perangkat lunak apat memenuhi kebutuhan user, dilakukan tepat waktu, tidak melampaui anggaran biaya, mudah dipergunakan, mudah dipahami dan mudah dirawat. Metode pendekatan perangkat lunaknya menggunakan pendekatan sistem untuk mengembangkan perancangan perangkat lunak statistika dasar yaitu dengan menggunakan metode pendekatan klasik, pendekatan sistem dengan mengikuti tahap-tahap di System Life Cycle yaitu Water fall (air terjun). (pressman, 2002)

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 01 2009

Requirements

Analysis Design

Coding

Testing

Gambar 2 Metode Water fall

4. ANALISIS SISTEM 2.1 Analisis Kebutuhan (Requirement Analysis) Merupakan tahapan persiapan awal dalam perancangan perangkat lunak dengan cara melakukan survei atau observasi secara langsung ke tempat penelitian untuk mengetahui kebutuhan pada analisis. Tahap pengumpulan analisis ini diintefsipkan pada: 2.1.1 Analisis Kebutuhan Pengguna Berdasarkan standar isi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk SMA/MA maka statistika dan peluang merupakan salah satu topik yang harus disampaikan kepada siswa kelas XI semester 1. 2.1.2 Analisis Perangkat Lunak Untuk merancang program aplikasi pada komputer memerlukan perangkat lunak (softwarei). Dalam perancangan program ini perangkat lunak lunak sanagt berpengaruh pada sistem ini. Adapun spesifikasi dari perangkat lunak yang digunakan sebagai pendukung sistem ini adalah Perangkat lunak sistem operasi yang digunakan adalah microsoft windows. 2.1.3 Analisis Perangkat Keras Untuk membuat program yang di rancang perlu adanya beberapa perangkat keras. Perangkat keras yang digunakan pada saat menjalankan aplikasi adalah: - Processor Intel (R) Pentium (R) 4 CPU 2.4. GHz - Memory : 1016 MB RAM 5

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 01 2009 Harddisk 80 GB VGA card Monitor Keyboad dan mouse.

2.2 Analisis Sistem Merupakan tahapan penggabungan laporan hasil survei dan pemakai sistem menjadi spesifikasi yang terstruktur dengan menggunakan pemodelan beupa data dan proses yang harus dirancang untuk sistem baru. Pada perancangan perangkat lunak statistika dasar ini, mendeskripsikan aplikasi yang akan dirancang melalui pemodelan flowchart.

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 01 2009


Start

Input data statistik

Validasi data statistik


Ya

Tidak

Urai data statistik Terapkan ke rumus pemusatan data, lokasi data, penyabaran data Tampilkan hasil perhitungan

hasil perhitungan

Simpan

Tampilkan grafik
Ya

Tidak

Tidak

Copy to clipboard
Ya

Cetak Output

Grafik statistik

Output di copy

End

Gambar 2 Flowchart Perancangan PL Statistika Dasar

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 01 2009 2.2.1 Analisis Data Perancangan perangkat lunak statistika dasar ini menampilkan sekumpulan data yang membentuk suatu informasi yang bisa digunakan oleh para siswa atau pun pihak lain yang memerlukannya. Adapun data-data informasi yang ditampilkan adalah sebagai berikut: a. Ukuran Pemusatan Data - Mean (nilai rata-rata) - Median (nilai tengah) Menampilkan hasil median atau nilai tengah yang membagi dua bagian yang sama setelah data tersebut di susun. - Modus (nilai terbanyak) Menampilkan hasil modus yang nilai data suatu kelompok paling sering muncul. b. Ukuran Letak Data - Kuartil Menampilkan hasil kuartil yang jika sekumpulan data dibagi menjadi empat bagian yang sama banyak setelah datanya disusun - Desil Menampilkan hasil desil yang jika sekumpulan data dibagi menjadi sepuluh bagian yang sama banyak setelah datanya disusun - Persentil Menampilkan hasil persentil yang jika sekumpulan data dibagi menjadi seratus bagian yang sama banyak setelah datanya disusun c. Ukuran Penyebaran Data - Range Menampilkan hasil selisih nilai tertinggi dan nilai terendah suatu data. - Simpangan rata-rata Menampilkan hasil jumlah nilai mutlak/absolute dari simpangan nilai observasi dari nilai rata-ratanya dibagi dengan banyak nilai observasi pada data tersebut. - Simpangan kuartil Menampilkan hasil ukuran penyebaran yang berada di sekitar daerah median. - Simpangan baku Menampilkan hasil - Ragam Menampilkan hasil pangkat dua dari simpangan baku. 2.2.2 Ruang Lingkup Sistem 1. Penginputan Data 2. Penghitungan Data Statistika Ukuran Pemusatan Data - Mean (nilai rata-rata) 8

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 01 2009 - Median (nilai tengah) - Modus (nilai terbanyak) Ukuran Letak Data - Desil - Kuartil - Persentil Ukuran Penyebaran Data - Range - Simpangan rata-rata - Simpangan kuartil - Simpangan baku - Ragam 3. Tampilan Grafik 4. Cetak Hasil Perhitungan 5. Simpan Hasil Perhitungan 5. KESIMPULAN Berdasarkan hasil kajian dan tinjauan teori yang ada, kesimpulan yang diambil dari hasil analisis perangkat lunak statistika dasar bagi siswa SMA adalah sebagai berikut: 1. Siswa mampu menjelaskan hal-hal mendasar dari ilmu statistika dasar yang mencakup pada pengertian statistik dan statistika, statistik deskriptif dan statistik inferensial, dapat direpresentasikan dengan menggunakan diagram. 2. Meningkatkan kemampuan, keterampilan masing-masing siswa serta menganalisis dalam proses perhitungan yang cukup terperinci dan jelas sehingga dapat membantu proses pembelajaran statistika dasar terutama mengenai statistik deskriptif. 3. Informasi yang dapat ditampilkan dititik beratkan pada distribusif rekuensi, antara lain: ukuran pemusatan data, ukuran lokasi data, ukuran penyebaran data. 4. Perangkat lunak ini tidak dapat melakukan proses analisis dan penarikan kesimpulan terhadap data statistik yang dihasilkan. DAFTAR PUSTAKA 1. Jogianto, Hartono, Analisis dan Desain Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Edisi 2. Cetakan 1. Andi Offset Yogyakarta, 1999. 2. Komputer Wahana Tim, Pemrograman Visual basic 6.0, Andi Offset Yogyakarta, 2001. 3. Ladjamudin. Al Bahra B, Rekayasa Perangkat Lunak , Edisi Pertama, Graha Ilmu : Yogyakarta, 2006.

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 01 2009 4. Rostina. S, Statistika Dasar, STKIP Garut, 2002. 5. Sudjana, Metode Statistika, Edisi Ke Enam, Tarsito: bandung, 2005. 6. Tim, KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP), Depdiknas, Garut, 2000. 7. Pressman. Roger S, Rekayasa Perangkat Lunak, Pendekatan Praktisi (Buku Satu), Andi Yogyakarta, 2002. 8. www.ilmustatistik.org/pengembangan_pemahaman_konsep, 6/4/2009. pribadi dengan jaringan luar yang bukan merupakan ruang lingkupnya.

10

Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Teknik Informatika

ISSN: 1412-3614

Jurnal ALGORITMA
Volume 07 Nomor 02, April 200 pp. 11-24 , 2009,

ANALISIS KEAMANAN ROUTER MIKROTIK MENGGUNAKAN FIREWALL DI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT (STTG) Ate Susanto ate_susanto@sttg.ac.id Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1, Garut Cepy Slamet cepy_slamet@sttg.ac.id Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1, Garut Rinda Cahyana rinda_cahyana@sttg.ac.id Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1, Garut

ABSTRAK Router adalah salah satu perangkat pada jaringan komputer yang mampu melewatkan data melalui sebuah jaringan atau internet menuju ke jaringan lainnya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atu lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan kejaringan lainnya. Sedangkan Firewall merupakan suatu cara atau mekanisme yang digunakan baik terhadap software, hardware ataupun sistem itu pun sendiri dengan hadap tujuan untuk melindungi, baik dengan menyaring, membatasi atau bahkan menolak suatu hubungan /kegiatan suatu segmen pada jaringan pribadi dengan jaringan luar yang bukan merupakan ruang lingkup lingkupnya. Kata kunci : Router Mikrotik, Firewall

11

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 02 2009 1. Pendahuluan Sebuah jaringan komputer, untuk dapat menghubungkan antara dua tempat yang berbeda dibutuhkan media transmisi, baik itu menggunakan kabel (wired) ataupun nirkabel (wireless). Teknologi jaringan berbasis kabel menggunakan media transmisinya berupa kabel untuk melakukan komunikasi data atau informasi, berbagi resource, sedangkan jenis media tansmisi wireless adalah jenis media akses yang menggunakan udara sebagai media transmisi data dengan bantuan gelombang radio sebagai gelombang carrier yang dibagi menjadi kanal-kanal frequensi tertentu. Media transmisi ini memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan jenis media transmisi wired (kabel) karena dianggap lebih praktis dan efisien. Router dapat berupa sebuah device yang memang dirancang khusus sebagai router (dedicated router) atau dapat pula berupa sebuah PC yang difungsikan sebagai router. Sebuah PC dapat berfungsi sebagai router jika PC tersebut mempunyai sebuah sistem operasi yang berkemampuan seperti halnya router, misalnya Mirotik RouterOS. Mikrotik RouterOS merupakan sistem operasi yang diperuntukan sebagai router jaringan. Sistem operasi ini menawarkan solusi murah untuk membangun sebuah router karena instalasinya dapat dilakukan pada komputer standar (PC). PC yang akan dijadikan router mikrotik pun tidak memerlukan resource yang cukup besar, dan mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk IP network dan jaringan wireless, dan cocok digunakan oleh ISP dan provider Hostpot. ANALISIS SISTEM KEAMANAN FIREWELL ROUTER MIKROTIK 2.1 Penggunaan Firewell Router Mikrotik Firewall berfungsi menjaga keamanan jaringan dari ancaman pihak lain yang tidak berwenang untuk mengubah, merusak, atau menyebarkan data-data penting perusahaan atau suatu instansi merupakan contoh ancaman yang harus dicegah. Firewall beroperasi menggunakan aturan tertentu. Aturan inilah yang menentukan kondisi ekspresi yang memberitahu router tentang apa yang harus dilakukan router terhadap paket IP yang melewatinya. Setiap aturan disusun atas kondisi dan aksi yang akan dilakukan. Ketika ada paket IP lewat, firewall akan mencocokannya dengan kondisi yang telah dibuat kemudian menentukan aksi apa yang akan dilakukan router sesuai dengan kondisi tersebut. 2.2 Direktori Firewell Mikrotik RouterOS Pada sistem operasi Mikrotik, firewall sudah termasuk paket Mikrotik RouterOS yang di dalam direktori firewall sendiri terdapat 6 direktori yaitu : 2.

12

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 02 2009 2.2.1 Mangle Mangle merupakan direktori firewall Mikrotik Router untuk menandai paket dengan suatu tanda khusus sebagai identitas paket tersebut. Mangle berfungsi untuk melakukan pengaturan pada options dari suatu paket data, misalnya quality of service. Semua paket data akan melalui direktori ini karena direktori ini didesain untuk mengatur suatu paket data dalam taraf ahli, maka direktori ini memiliki chain-chain seperti dibawah ini adalah : 1. PREROUTING Paket data yang datang untuk masuk kedalam sistem, terlepas dari arah tujuan paket data apakah menuju ke sistem lokal atau ke sistem lain, akan melalui chain ini sebelum diarahkan oleh tabel routing lokal. 2. INPUT Semua paket data yang ditujukan kepada sistem lokal tempat IP berada, akan melewati chain ini. 3. FORWARD Semua paket data yang bertujuan ke sistem lain dengan melawati system lokal, akan melalui chain ini. 4. OUTPUT Semua paket data yang keluar dari sistem lokal tempat IP berada, akan melewati chain ini. 5. POSTROUTING Semua paket data yang berasal dari sistem lain dan bertujuan ke sistem lain tapi melalui sistem lokal, akan melalui chain ini. Chain-chain yang telah disebutkan dapat lebih dijelaskan dalam diagram seperti dibawah ini :

Gambar 2 Diagram pada mangle

13

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 02 2009 Selanjutnya pada direkotri firewall mangle Mikrotik Router perlu dilakukan konfigurasi sebagai berikut :

Gambar 3 konfigurasi firewall mangle 2.2.2 NAT NAT merupakan direktori firewall Mikrotik Router untuk memetakan IP address ke IP address lain. NAT berfungsi untuk mengubah atau menulis ulang nomor IP atau port pada paket data. Direktori NAT memiliki tiga buah chain yang bertugas memutuskan bagaimana semua paket data pada suatu koneksi akan ditulis ulang. Chain-chain tersebut adalah : 1. PREROUTING Paket data yang datang untuk masuk kedalam sistem akan melalui chain ini sebelum diarahkan pada saat routing lokal. Chain ini digunakan terutama untuk destination-NAT (DNAT). 2. POSTROUTING Paket data yang keluar dari sistem akan melalui chain ini setelah diarahkan pada saat outing lokal. Chain ini digunakan terutama untuk source-NAT (SNAT). 3. OUTPUT chain ini memperbolehkan DNAT terbatas pada paket yang dibuat pada system lokal. Mekanisme NAT, Sebuah paket TCP terdiri dari header dan data. Header memiliki sejumlah field di dalamnya, salah satu field yang penting di sini adalah MAC (Media Access Control) address asal dan tujuan, IP address asal dan tujuan, dan nomor port asal dan tujuan. NAT juga bekerja atas dasar dimulainya dengan membuat tabel translasi internal untuk semua IP address jaringan internal yang mengirim paket melewatinya. Lalu men-set tabel nomor port yang akan digunakan oleh IP address yang valid. Ketika paket dari jaringan internal dikirim ke Nat untuk disampaikan keluar, Nat melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Mencatat IP address dan port asal dalam tabel translasi 2. Menggantikan nomor IP asal paket dengan nomor IP dirinya yang valid 3. Menetapkan nomor port khusus untuk paket yang dikirim keluar, memasukkannya dalam tabel translasi dan menggantikan nomor port asal tersebut dengan nomor port khusus ini. 14

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 02 2009

Gambar 4 Mekanisme NAT Berikut ini merupkan direkotri firewall Mikrotik Router dan konfigurasinya adalah sebagai beriku

Gambar 5 konfigurasi firewall NAT 2.2.3 Connection Connection merupakan direktori firewall Mikrotik Router digunakan untuk mengetahui koneksi yang terjadi secara realtime pada router. Connection berfungsi untuk mengetahui informasi dari suatu koneksi yang aktif, seperti IP address asal dan tujuan koneksi beserta port yang digunakan, jenis protokol yang dipakai. Konfigurasinya adalah sebagai berikut :

Gambar 6 Melihat koneksi yang terjadi pada router 15

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 02 2009 Pada konfigurasi diatas, user melakukan ssh dari komputer IP 192.168.1.3 ke IP 192.168.1.1 (lihat pada nomor id 0) menggunakan protokol tcp dan port random local yang dipilih oleh system, yaitu 1065. pada kolom dstaddress dapat anda ketahui pada server aktif port 22 (portssh) dengan tcpstate estabilished, dan timeout 23 jam 59 menit. Sementara pada nomor id 3, dapat dilihat protokol udp dengan src-address 192.168.1.3 port 1076. data ini diperoleh ketika user melakukan ping ke IP 202. 169.224.100 secara terus menerus. 2.2.4 Address-List Dengan address-list adalah sederetan angka-angka IP address dapat di simpan dengan suatu kata yang lebih mudah untuk diingat. Fungsinya untuk memudahkan administrator melakukan administrasi IP address karena sifat manusia yang lebih mudah mengingat kalimat dari pada angka. Mungkin manfaatnya tidak begitu terasa ketika mengurus jaringan dengan jumlah komputer sedikit, tetapi fitur ini sangat membantu untuk jaringan besar sekelas ISP. Konfigurasinya adalah sebagai berikut :

Gambar 7 Membuat nama untuk IP address Pada konfigrusi address-list diatas, tiap-tiap IP address client dibuatkan nama misalnya client dengan IP 192.168.1.10 mempunyai nama client 1, dan seterusnya. 2.2.5 Service Port Service-port berfungsi untuk menentukan service port suatu aplikasi, mana port yang ditutup dan mana port yang dibuka. Berikut ini merupakan konfigurasi menonaktifkan port adalah :

16

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 02 2009

Gambar 8 konfigurasi menonaktifkan port Pada konfigurasi di atas, hanya ssh yang dibuka dan dapat diakses oleh sembarang IP dari internet (0.0.0.0/0). Sementara aplikasi telnet, ftp, www (remote mikrotik via web), dan www www-ssl yang menuju router akan diblok. Selain itu, user dapat mengganti nomor por bawaan suatu aplikasi ke nomor port lainnya. Contoh konfigurasinya adalah sebagai berikut :

Gambar 9 mengganti no port Perintah diatas akan mengganti port ssh yang semula 22 menjadi 6111 dan yang diizinkan untuk mengaksesnya hanya dari IP 192.168.1.0/24 2.2.6 Filter Penggunaan fitur filter tidak akan lepas dari propertis yang disebut dengan chain, yaitu proses yang dialami oleh paket. Proses bagaimana paket-paket data yang lewat dimanipulasi dapat dijelaskan dalam diagram seperti di asi bawah ini:

Gambar 10 Diagram firewall filter 17

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 02 2009

Pada Mikrotik, chain dibagi menjadi 3 macam, yaitu chain input, chain forward, chain output. Mudahnya, paket dari jaringan menuju ke router (misalnya melakukan ssh /remote ke router tersebut) disebut chain input. Paket yang melewati antarmuka router dari dan ke jaringan disebut chain forward. Sementara paket yang keluar dari antarmuka router disebut chain input. 1. Chain Input Semua paket data yang ditujukan kepada sistem lokal tempat IP berada, akan melewati tahapan ini. Paket data yang masuk akan memasuki Prerouting NAT terlebih dahulu (di table nat). Kemudian paket akan mengalami keputusan routing di table filter. Keputusan-keputusan routing termasuk firewalling dilakukan di sini. Jika paket tersebut menuju ke diri sendiri, maka paket akan masuk chain input untuk diproses lebih lanjut. Misalnya client 1 dan client 2 tidak diizinkan melakukan telnet (port 23) ke router IP 192.168.1.1 dan konfigurasinya adalah sebagai berikut :

Gambar 11 Penggunaan chain input Client1 dan client2 pada konfigurasi diatas adalah nama dari IP address yang dibuat dengan address-list. Maksud dari konfigrusi nomor id 0 adalah, ketika ada paket masuk ke antarmuka router [chain=input] dari client1 yang mempunyai IP address 192.168.1.10 [src-addresslist=client1] lewat port 23 [dst-port=23], router akan melakukan aksi drop pada paket tersebut [action=drop]. Hal ini juga sama untuk konfigurasi no id 1. Tampilan dari komputer client1 yang melakukan telnet ke IP 192.168.1.1 ketika konfigurasi diatas aktif.

18

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 02 2009

Gambar 12 Tes telnet setelah filter chain input aktif 2. Chain Forwad Semua paket data yang bertujuan ke sistem lain dengan melawati system lokal, akan melalui tahapan ini. Jika paket data ternyata hanya lewat saja, paket tersebut akan masuk ke chain forward untuk diproses lebih lanjut. Keputusan untuk menerima (ACCEPT) ataupun menolak (REJECT) atau hanya mendrop saja (DROP) dilakukan di chain ini. Keputusan firewalling dilakukan di sini. Jika paket diperbolehkan lewat, maka paket akan memasuki Postrouting SNAT. Manipulasi termasuk pengubahan asal alamat paket (source-NAT) dilakukan di sini. Misalnya paket icmp (ping) yang lewat router akan di-drop. Konfigurasinya adalah :

Gambar 13 Penggunaan properties chain forward Maksud dari konfigurasi diatas adalah nomor id 2 adalah, jika ada paket melewati router dengan protokol icmp[protocol=icmp]yang [chain=forward], router akan melakukan aksi drop pada paket tersebut [action=drop]. Tampilan komputer client ketika melakukan ping ke IP 202.169.224.100

Gambar 14 Uji Koneksi Sebelum Dan Sesudah Filter Chain Forward Aktif

19

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 02 2009

Ketika konfigurasi [chain=forward protocol=icmp action=drop] belum aktif, client masih memperoleh pesan balasan (reply) dari IP 202.169.224.100. namun setelah aktif, paket icmp akan di-drop oleh router sehingga client hanya memperolah pesan Request timed out . 3. Chain Output Semua paket data yang keluar dari sistem lokal tempat Iptables berada, akan melewati tahapan ini. Untuk paket data yang keluar, pake| akan memasuki Output NAT terlebih dahulu. Analog dari Output NAT ini mirip dengan Prerouting NAT untuk paket masuk. setelqh itu paket akan masuk ke chain OUTPUT. Proses filtering termasuk firewalling akan dinakukan di sini. Jika paket dixerbolehkan keluar, paket akan masuk Postouting NAT. Perubahan NAT biasanya dilakukan di sini, seperti proses Masquerading IP address agar alamat network lokal bisa mengakses internet dengan satu IP langsung. Konfigurasi penggunaan properties chain output adalah :

Gambar 15 Konfigurasi Penggunaan Properties Chain Output Jika ada paket icmp [protocol-icmp] keluar dari antar muka [chain=output], router akan melakukan aksi drop pada paket tersebut [action=drop]. Misal client melakukan ping ke IP 202.168.224.100, tetapi untuk sampai ke alamat tersebut harus melewati router terlebih dahulu. Ketika konfigurasi [chain=output protocol=icmp action=drop] belum aktif, client masih memperoleh pesan balasan (reply) dari IP 202.169.224.100. namun setelah aktif paket icmp akan di-drop oleh router sehingga client hanya memperoleh pesan packet rejected . uji koneksi sebelum dan sesudah filter chain output adalah ;

20

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 02 2009

Gambar 16 Uji Koneksi Sebelum Dan Sesudah Filter Chain Output 2.3 Mencegah Usaha Port Scanning IP dari hacker/cracker yang mencoba melakukan scanning Mikrotik dapat ditolak menggunakan address list. Berikut ini konfigurasi awal untuk mencegah port scanning

Gambar 17 konfigurasi awal untuk mencegah port scanning.

2.4 Protek Situs Internet dengan IP Address

21

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 02 2009

Gambar 18 konfigurasi protek situs internet dengan IP address 2.5 Mematikan Port yang di Pakai Spam Spam adalah sebuah masalah yang multidimensional. Spam atau junk mail adalah penyalahgunaan dalam pengiriman berita elektronik untuk menampilkan berita dan keperluan lainnya yang mengakibatkan ke tidak nyamanan bagi para pengguna web. Berikut ini konfigurasi untuk mematikan spam pada firewall Mikotik RouterOS.

Gambar 19 konfigurasi mematikan port yang dipakai oleh spam 2.6 Anti Virus untuk Mikrotik Konfigurasi ini dirancang untuk mencegah virus yang masuk ke dalam router Mikrotik.

Gambar 20 konfigurasi anti virus pada Router Mikrotik 22

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 02 2009

Konfigurasi diatas tersebut dapat memblokir beberapa virus yang telah dikenali sebelumnya baik no port yang dipakai serta protokolnya. Juga telah dikonfigurasikan untuk menahan flooding dari jaringan publik dan jaringan lokal, serta pemberian rule untuk access control agar rentang jaringan tertentu saja yang bisa melakukan remote atau mengakses service tertentu terhadap mesin mikrotik. Port-port yang sering dimanfaatkan virus di blok sehingga traffic virus tidak dapat dilewatkan, tetapi perlu diperhatikan jika ada user yang kesulitan mengakses service tertentu harus dicek pada chain="virus" apakah port yang dibutuhkan user tersebut terblok oleh firewall. 3. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis firewall mikrotik router di STT-Garut maka, penulis mendapatkan gambaran tentang : 1. bagaimana kinerja dan konfigurasi mikrotik router sebagai firewall untuk melindungi jaringan komputer dari ancaman pihak lain yang tidak berwenang (hacker). 2. Kebijakan keamanan merupakan langkah kritis pertama dalam rangka mengamankan jaringan komputer suatu organisasi. Kebijakan keamanan merupakan suatu dokumen tertulis sehingga seharusnya mudah untuk dibaca. Dokumen ini menyatakan sumber daya mana saja yang harus diamankan serta dalam kondisi yang bagaimana agar akses dapat diizinkan atau ditolak. 3. Mikrotik bisa disebut juga adalah salah satu distro linux yang berguna untuk jaringan komputer karena mikrotik sangat tangguh dalam masalah jaringan. Kelebihan Mikrotik yaitu : Tangguh dalam masalah jaringan. Tools-tools-nya lebih banyak. Sistem keamanan tingkat tinggi. Tidak terlalu membutuhkan spesifikasi komputer yang besar.

4. DAFTAR PUSTAKA Anonim. Memuat perintah dasar mikrotikOS dan referensi mengenai networking mikrotikOS . http://www.mikrotik.com. Anonim. Kuliah Umum Ilmu Komputer Jaringan Komputer diakses pada situs www.ilmukomputer.com. Harijanto Pribadi. 2008. Firewall Melindungi Jaringan dari DDoS menggunakan Linux + Mikrotik . Yogyakarta : Penerbit Andi. Kustanto & Daniel T Saputro. 2008. Membangun Server Internet Dengan Menggunakan MikrotikOS . Yogyakarta : Penerbit Gava Media.

23

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 02 2009 Moch. Linto Herlambang, Azis Catur L.2008. Panduan Lengkap Menguasai Router Masa Depan Menggunakan Mikrotik RouterOS . Yogyakarta : Penerbit Andi. Tanembaung, Andrew. Jaringan Komputer, Prentice Hall, Jakarta, 1996.

24

Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Teknik Informatika

ISSN: 1412-3614

Jurnal ALGORITMA
Volume 07 Nomor 03, April 200 pp. 25 -31 , 2009,

ANALISIS JARINGAN KOMPUTER DI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT BERDASARKAN THREE LAYER CAMPUS NETWORK Partono partono@sttg.ac.id Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1, Garut Cepy Slamet cepy_slamet@sttg.ac.id Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1, Garut Rinda Cahyana rinda_cahyana@sttg.ac.id Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1, Garut Komunikasi merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan pokok manusia. Dengan komunikasi manusia berinteraksi den dengan manusia yang lain sehingga bisa saling bertukar informasi untuk kebutuhan kebutuhankebutuhan tertentu. Sama halnya dengan komputer, komputer dapat melakukan pertukaran informasi dengan komputer lain melalui jalur jalur-jalur tertentu yang saling dihubungkan satu sama lain, jalur-jalur ini biasa disebut arsitektur jaringan. Arsitektur jaringan komputer dapat bermacam bermacam-macam bentuk sesuai dengan kebutuhan pemakai. Arsitektur jaringan dibuat agar penginstallasian jaringan lebih mudah serta memudahkan seorang pengelola jaringan dalam mengontrol dan memanagement jaringannya. ingan Three Layer Campus Network merupakan sebuah arsitektur jaringan yang dikemukan oleh Beasley yang didalamnya terdapat 3 layer utama (Core Layer, Distribution Layer, Access Layer), yang masing masing-masing layer mempunyai tugas dan fungsi masing masing-masing. Kata Kunci : Jaringan Komputer, Thr Layer Campus Network. Three

25

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 03 2009 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arsitektur jaringan komputer berbeda-beda, tergantung kepada kebutuhan dari organisasi tersebut. Setiap jaringan komputer memerlukan suatu bentuk arsitektur atau desain. Arsitektur jaringan dibuat agar penginstallasian jaringan lebih mudah serta memudahkan seorang administrator jaringan dalam mengontrol dan memanagement jaringannya. Terdapat banyak referensi tentang arsitektur jaringan komputer diantaranya bentuk arsitektur jaringan komputer kampus yang dikemukakan oleh Beasley. Dikenal suatu bentuk arsitektur jaringan yang diperuntukan untuk kampus yang didalamnya terdapat tiga layer (three layer campus network), layerlayer tersebut adalah core layer, distribution layer, access layer, ketiga layer tersebut saling berhubungan satu sama lain. (Beasley, 2009). Core layer merupakan lapisan paling atas, pada lapisan ini sering juga disebut lapisan inti. Di lapisan ini terdapat satu atau lebih switch yang mempunyai akses yang besar, dan layer ini digunakan sebagai jalur utama (backbone) dalam jaringan. Distribution layer merupakan lapisan kedua di bawah core layer, lapisan ini digunakan sebagai pengontrolan dan management jaringan. Lapisan ini berisi alat-alat keperluan routing. Lapisan yang ketiga adalah access layer, layer ini berfungsi sebagai media penghubung antara komputer satu dengan yang lain. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: Bagaimanakah bentuk arsitektur jaringan komputer di Sekolah Tinggi Teknologi Garut. 1.3 Tujuan Penelitian Melalui kegiatan analisis, maka tujuan dari Kerja Praktek ini adalah untuk mengetahui bentuk arsitektur jaringan komputer di Sekolah Tinggi Teknologi Garut. 1.4 Pembatasan Masalah Berdasarkan tujuan serta keterbatasan penyusun dalam hal pengetahuan, referensi serta waktu, maka dari itu dalam penelitian hanya membahas tentang arsitektur jaringan komputer Sekolah Tinggi Teknologi Garut berdasarkan three layer jaringan kampus yang dikemukakan oleh Beasley. 1.5 Kerangka Pemikiran Agar penelitian dan pemecahan masalah lebih terarah maka, diperlukan suatu kerangka pemikiran yang logis dan sistematis sebagai kerangka acuan dalam melakukan pemecahan masalah dari hasil penelitian. Berikut adalah rencana pemecahan masalah yang digambarkan di bawah ini. 26

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 03 2009

S T A R T S T U D I P E N D A H U L U A N S T U D I K E P U S T A K A A N

O B S E R V A S I

A N A L IS IS

E V A L U A S I

K E S IM P U L A N

E N D

Gambar 1. Flowchart Kerangka Pemikiran 1. Studi Pendahuluan, teknik dalam meninjau suatu objek kerja praktek. 2. Studi Kepustakaan, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan menganalisa beberapa referensi buku, pengumpulan data dengan cara mempelajari beberapa dokumen, literatur, atau file-file yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan yang berkaitan dengan masalah-masalah yang ada dalam ruang lingkup penelitian ini. 3. Teknik Observasi, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada staf pekerja yang ada sesuai dengan penelitian yang dilakukan. 4. Analisis, yaitu proses menganalisis arsitektur jaringan. 5. Evaluasi, yaitu proses mengetahui objek kerja praktek berdasarkan ilmu pengetahuan yang telah kita miliki di perkuliahan. 6. Kesimpulan, yaitu menjelaskan tentang usulan hasil akhir dari kerja praktek yang telah dilakukan dan bisa diterapkan pada instansi yang bersangkutan 1.6 Metodologi Penelitian Adapun metode yang digunakan dalam penelitian kerja praktek yang dilaksanakan di Sekolah Tinggi Teknologi Garut adalah :

27

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 03 2009 1.6.1 Metode Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mengumpulkan data primer menggunakan teknik : a. Teknik Wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung atau lisan dengan berpedoman pada instrumen penelitian dalam bentuk pedoman wawancara untuk mendapatkan jawaban langsung dari bagianbagian yang terlibat dalam lingkup penelitian ini. b. Observasi, yaitu mengamati secara langsung bagaimana proses komunikasi data yang selama ini berjalan, sehingga dari sisi itu dapat diketahui informasi apa saja yang akan dianalisis. c. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari beberapa dokumen, file, literature-literatur yang ada hubungannya dengan masalah penelitian, terutama dokumen-dokumen tentang ketentuan yang berlaku yang sifatnya mengikat. 2. Untuk mengumpulkan data sekunder menggunakan teknik studi kepustakaan, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan cara membaca, mempelajari dan menganalisis beberapa buku yang berkaitan dengan masalah yang berhubungan dengan penelitian ini.

1.6.2 Metode Analisis Adapun metode yang digunakan dalam penelitian kerja praktek yang dilaksanakan di Sekolah Tinggi Teknologi Garut adalah : 1. Studi literatur Studi literatur terdiri dari studi kepustakaan dan literatur perusahaan. 2. Observasi di lapangan Observasi adalah untuk mengetahui secara langsung arsitektur sistem jaringan dan komunikasi data yang terjadi di perusahaan tempat dilakukannya kerja praktek. 3. Analisis sistem yang sedang berjalan Penulis menggunakan teknik analisis deskriptif. analisis data-data yang di peroleh dari Sekolah Tinggi Teknologi Garut di bandingkan dengan teori-teori yang ada. Deskriptif merupakan penyajian data yang di hasilkan dari penelitian dengan memberikan data apa adanya. 4. Kesimpulan penganalisisan. Penarikan kesimpulan terhadap apa yang sudah di teliti.

28

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 03 2009 2. ANALISIS 2.1 Layout Jaringan


Switch Public Learning and Technical Support Centre UPT SI STT-Garut

AP Public Learning Centre USI STT-Garut

AP Public Labkom STT-Garut

Switch Public Jurusan STT-Garut

Anjungan Informasi Jurusan AP Public Internet Hotspot AP USI eBoard AP Public Gedung A Lantai 2 Kiri

Komputer USI Anjungan Informasi Keuangan

AP Router Anjungan Internet Perpustakaan

AP Public Gedung A Lantai 2 Kanan

Switch Backbone Public Switch Backbone USI Jalur Privat Jalur Public Jalur USI Switch Backbone Private Anjungan Informasi BAAK

AP Public Gedung A Lantai 1 Kiri

Switch Public Kemahasiswaan AP Public Gedung A Lantai 1 Kanan

Komputer Dosen

Gambar 2 Layout Jaringan Kampus Sekolah Tinggi Teknologi Garut (USI STTG, 2009). Sekolah Tinggi Teknologi Garut memiliki tiga kelompok jaringan lokal (LAN), kelompok jaringan tersebut adalah : 1. USI Area Network, jaringan USI dibangun sebagai pengendalian (remote) pada server dan sarana untuk pengembangan dan penelitian jaringan di Sekolah Tinggi Teknologi Garut. 2. Privat Area Network, jaringan ini menghubungan antara jujusanjurusan dan bagian akademis yang ada di Sekolah Tinggi Teknologi Garut. 3. Publik Area Network, jaringan publik ini digunakan untuk keperluan umum dan mahasiswa diantaranya : internet hotspot, anjungan internet, papan informasi elektronik, sharing data, dll. Ketiga LAN tersebut masing-masing memiliki switch dan network address yang berbeda. Setiap LAN mempunyai keamanan masing-masing. Seorang administrator jaringan harus mempunyai akses ke semua LAN, Agar ketiga LAN tersebut dapat dikontrol dalam satu komputer maka diperlukan suatu 29

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 03 2009 penghubung antara LAN satu dengan yang lain. Alat yang digunakan untuk menghubungkan LAN-LAN tersebut adalah router. Selain sebagai alat penghubung, router ini digunakan sebagai Firewall dan NAT (Network Address Translation) 2.2 Layout Acces Point Selain jaringan menggunakan media kabel, Sekolah Tinggi Teknologi Garut juga menggunakan jaringan wireless. Jaringan wireless ini sebagian besar digunakan untuk keperluan hotspot area. Pada installasi hotspot area diperlukan suatu alat pemancar yang dinamakan access point. Access point yang digunakan dalam kondisi standar hanya dapat memancarkan sinyal sejauh 20-50 meter, maka dari itu agar hotspot area dapat digunakan dalam seluruh gedung Sekolah Tinggi Teknologi Garut diperlukan beberapa access point yang ditempatkan sesuai dengan jangkauan pancaran dari access point tersebut. Adapun lokasi dari access point ini adalah sebagai berikut ;
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

H O TSP O T AR EA

U SI P R IV A T W IR E L E S S L A N P R IV A T W IR E L E S S L A N HO TS PO T AR EA H O TS PO T AR EA

P R IV A T W IR E L E S S L A N H O TSP O T AR EA

31

30

29

28

27

26

25

24

23

22

32

L a n ta i 1

33

34

35

36 37 38

39

40

41 42

HOTSPOT AREA

HOTSPOT AREA

H O TSP OT AREA

HOTSPOT AREA

H O TSPO T AREA

HO TS POT AREA 43

52

51

50

49

48
MAN

47

46

45

44

L a n ta i 2

Gambar 3 Lokasi Access Point di Sekolah Tinggi Teknologi Garut Sumber : USI STTG 2009 Keterangan : HotSpot Area IP address : 192.168.3.X 30

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 03 2009 Gateway : 192.168.3. Privat Wireless LAN IP address : 192.168.2.X Gateway : 192.168.2. USI IP address : 192.168.0.X Gateway : 192.168.0.1 Untuk jaringan wireless ini juga terbagi dalam tiga jalur, hotspot area (LAN publik), Privat Wireless LAN (LAN privat), dan USI. Semua jalur ini mempunyai alamat dan keamanan masing-masing. Bentuk keamanan yang digunakan pada ketiga jalur wireless tersebut adalah WEP dan filtering MAC address. 2.3 Three Layer Campus Network Sekolah Tinggi Teknologi Garut
CORE
Switch Core

Internet 192.168.11.1

DISTRIBUTION 192.168.10.18 192.168.10.1 192.168.11.2 192.168.10.2 MAN 192.168.3.1


STTG

192.168.2.1

Mikrotik

Speedy

USI

192.168.0.1

AKSES
Public Privat USI

Gambar 4 Three Layer Campus Network Sekolah Tinggi Teknologi Garut (USI STTG, 2009) Jaringan kampus Sekolah Tinggi Teknologi Garut terdiri dari 3 lapisan, setiap lapisan memiliki fungsi dan kinerja masing-masing, ketiga lapisan ini saling berhubungan satu sama lain. Lapisan core merupakan lapisan utama yang menghubungkan jalur-jalur utama (backbone) yang terdapat di jaringan kampus Sekolah Tinggi Teknoligi Garut. Pada lapisan ini hanya terdapat alat berupa switch, switch yang digunakan pada lapisan ini haruslah 31

Jurnal ALGO ALGORITMA, Vol.07 No. 03 2009 menggunakan switch yang diperioritaskan untuk core. Adapun spesifikasi secara umum untuk switch pada lapisan ini yaitu memiliki kecepatan transfer data antara 1-8 Gbps. Lapisan distribusi merupakan lapisan kedua di bawah lapisan core, lapisan ini merupakan lapisan yang mengatur kinerja jaringan, , baik dalam segi keamanan, firewall pengaturan bandwidth, Network Address firewall, Translation (NAT), serta hal-hal yang berhubungan dalam pengaturan dan hal pengamanan jaringan. Dan yang terakhir adalah lapisan access, lapisan ini merupakan lapisan yang menghubungkan antara komputer atau perangkat jaringan lain dengan perangkat yang terdapat pada lapisan distribusi. 2.4 Lapisan Core Lapisan core merupakan lapisan paling atas dalam three layer campus network, Lapisan ini merupakan lapisan inti yang mempunyai lalu lintas data , yang paling besar. Secara umum pada lapisan core terdapat dua switch, satu switch digunakan sebagai jalur utama dan switch yang kedua digunakan sebagai cadangan apabila switch pertama mati. Switch yang digunakan Sekolah Tinggi Teknologi Garut untuk lapisan core yang terdapat di Sekolah Tinggi Teknologi Garut adalah sebuah switch type t D-Link DSA-3100, switch jenis ini merupakan switch yang termasuk ke dalam switch berkatagori gateway atau router. Terdapat beberapa switch core yang mendukung kinerja pada lapisan ini diantarany adalah switch core type diantaranya D-Link DGS-3627. Switch type D-Link DSA-3100 walaupun berkatagori gateway dan 3100 digunakan untuk core layer dalam jaringan kampus Sekolah Tinggi Teknologi Garut untuk sementara dapat mengakomodasi kebutuhan sistem yang ada. Namun sayangnya switch yang digunakan pada lapisan core hanya terdapat satu switch saja, artinya tidak ada switch cadangan sebagai backup apabila switch utama terjadi kerusakan. Apabila kerusakan itu terjadi maka komunikasi antara LAN yang berbeda kelompok akan terputus serta jaringan internet pun tidak dapat digunakan. 2.5 Lapisan Distribusi Lapisan distribusi, merupakan lapisan yang mengatur kinerja jaring baik , jaringan itu masalah routing, firewall, pengaturan bandwidth dll. Biasanya pada bandwidth, lapisan ini terdapat beberapa alat berupa router. Pada lapisan ini kecepatan transfer data lebih kecil di bandingkan lapisan core. Sekolah Tinggi Teknologi Garut memiliki empat buah router, masingmasing router ini mempunyai peralatan dan fungsi yang berbeda. Peralatan dan fungsi pada setiap router yang terdapat di jaringan kampus Sekolah Tinggi Teknologi Garut adalah sebagai berikut : 1. STTG router, jenis router yang digunakan pada router ini adalah type DLink DI-642 type ini merupakan type berjenis access point router. 642 Terdapat dua fungsi utama pada router ini, fungsi tersebut adalah sebagai 32

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 03 2009 wireless fidelity (Wi-Fi) dan fungsi router yang menghubungkan jaringan kabel dengan wireless. Adapun spesifikasi dari type ini adalah sebagai berikut : Tabel 2 Technical Specifications D-Link DI-642 IEEE 802.11g Standards IEEE 802.11b IEEE 802.3 IEEE 802.3u PPTP VPN Pass Through/ MultiL2TP Sessions IPSec Web-Based-IE v6, Netscape Navigator Device Management v6 DHCP Server and Client NAT with VPN Passthrough Advance Firewall Feature MAC Filtering IP Filtering URL Filtering Domain Blocking Scheduling Indoors up to 328 feet (100 meters) Wireless Operating Range Outdoors up tp 1312 feet (400 meters) 320F to 1310F Operating Temperature 2.4GHz to 2.462GHz Wireless Frequency Range Power LEDs WAN LAN(10/100) WLAN (Wireless Connection) 15dBm 2dB Wireless Trasmit Power 802.1x Security WPA- WiFi Protected Access WEP with TKIP,MIC,IV Expansion, Shared Key 2. USI router, jenis router yang digunakan pada router ini mempunyai type yang sama dengan STTG router, yakni bertypeD-Link DI-642. Fungsi yang digunakan untuk USI router ini adalah : Menghubungkan core layer dan access layer. Penghubung antara jaringan LAN dengan Wireless LAN Network Address Translation (NAT) dan Firewall.

33

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 03 2009 3. Speedy router, jenis router yang digunakan pada router ini adalah type TD-8811 yang merupakan jenis ADSL router modem. Fungsi utama dari router ini adalah menghubungkan jaringan Sekolah Tinggi Teknologi Garut dengan penyedia layanan internet. Spesifikasi dari router ini adalah sebagai berikut : 4. Mikrotik router, mikrotik router berfungsi sebagai management bandwidth pada aplikasi internet, Network Address Translation (NAT), firewall dan keamanan pada jaringan internet. Router ini dijalankan dengan menggunakan komputer (PC router). Spesifikasi komputer yang digunakan sebagai mikrotik router adalah : Tabel 4 Computer Specification Asus P4-SIS 760 Motherboard Intel Pentium IV-2.4GHz Processor 256 Mb Memori Seagate 40 Gb Harddisk Realtek RTL8168/8111 LAN Card Realtek RTL8168/8111 Simbada X Cassing + Power Supply 2.6 Lapisan Access Lapisan ini merupakan lapisan akhir dari three layer campus network, lapisan ini berfungsi sebagai jalur transmisi pada LAN atau untuk menghubungkan perangkat yang terdapat pada lapisan distribusi dengan komputer atau perangkat jaringan yang lain. Sekolah Tinggi Teknologi Garut memiliki tiga switch yang membagi masing-masing jaringan berdasarkan kebutuhan sistem yang terdapat di dalam kampus. tiga switch tersebut masing-masing diberi nama Switch Privat, Switch Public, Switch USI. 2.7 Prinsip Kerja Dalam jaringan yang terpenting adalah bagaimana aliran lalu lintas data pada lapisan core, distribusi, dan akses dari LAN kampus. Dan bagaimana proses mengalirnya data dari sumber ke tujuan. Jika komputer A dalam switch LAN publik akan mengirimkan data ke komputer C yang berada pada switch LAN USI, maka data dari komputer A terlebih dahulu akan dikirimkan melalui switch pada switch LAN publik, kemudian data akan masuk ke dalam STTG router yang terdapat pada lapisan distribusi, dari STTG router data akan disampaikan ke switch core. Dari switch core dikembalikan kembali kepada lapisan distribusi tepatnya disampaikan ke dalam USI router setelah itu masuk dalam switch LAN USI, kemudian dikirimkan ke host tujuan pada komputer C. Jika komputer B membutuhkan keperluan akses internet jalur jalur yang digunakan adalah pertama-tama data dikirimkan ke switch privat,

34

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 03 2009 kemudian diteruskan ke dalam STTG router pada layer distribusi. STTG router kemudian menyampaikan data ke switch core. Dari switch core diteruskan ke mikrotik router (PC router), di dalam mikrotik router tejadi autentifikasi keamanan, apabila komputer terdaftar maka akan diteruskan ke modem speedy untuk meminta layanan internet. 3. KESIMPULAN Dengan adanya three layer campus network ini Jaringan kampus Sekolah Tinggi Teknologi Garut dengan lebih mudah dalam mengontrol jaringan, mulai dari pengaturan IP Address, Firewall, NAT, monitoring, pemusatan data, sampai perawatan jaringan itu sendiri. Disamping terdapat kelebihan, jaringan kampus Sekolah Tinggi Teknologi Garut terdapat beberapa kelemahan, baik dari segi struktur jaringan maupun hardware yang digunakan, kelemahan tersebut diantaranya adalah : 1. Pada lapisan core hanya menggunakan 1 switch, artinya tidak terdapat switch cadangan yang berfungsi sebagai backup. Kelemahan yang ditimbulkan apabila terjadi kerusakan pada switch utama adalah koneksi jaringan pada jalur backbone akan terputus, akibatnya hubungan antara jalur LAN akan terputus serta layanan internet tidak dapat digunakan. 2. Dalam segi arsitektur jaringan komputer sudah sesuai dengan Tree Layer Campus Network yang dikemukakan oleh Beasley, namun dari segi hardware pada lapisan core Sekolah Tinggi Teknologi Garut belum dapat memenuhi teknologi yang diperuntukan untuk Core. 3. Pada saat ini keperluan jaringan komputer di Sekolah Tinggi Teknologi Garut belum dibutuhkan kecepatan data yang besar, maka dari itu penggunaan switch yang berkatagori gateway (router) masih dapat menutupi kebutuhan jaringan, akan tetapi Sekolah Tinggi Teknologi Garut sudah mulai mengembangkan fasilitas-fasilitas berbasis multimedia, dimana fasilitas-fasilitas ini memerlukan kecepatan data yang besar, untuk itu dianjurkan penggantian switch yang terdapat di lapisan core apabila akan diaplikasikanya perangkat-perangkat multimedia tersebut. DAFTAR PUSTAKA D-Link,DSA-3100 Manual,E-Books, http://www.dlink.com/manualbooks, 15 Maret 2009. D-Link,DGS-3627 Manual, E-Books,http://www.dlink.com/manualbooks, 15 Maret 2009. D-Link, DI-642 Manual, E-Books, http://www.dlink.com/manualbooks, 15 Maret 2009.

35

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 03 2009 D-Link,DES-1024R+Manual,EBooks,http://www.dlink.com/manualbooks, 15 Maret 2009. Mansfield, Niall. Practical TCP/IP Edisi Bahasa Indonesia, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2004. Arifin, Zaenal, Langkah Mudah Mengkonfigurasikan Router Cisco, Andi Yogyakarta, Yogyakarta, 2003. Beasley, Jeffrey S. Networking Second Edition, E-Book, Mexico City, 2009. Jogiyanto HM, Analisis dan Desain, Andi Offset, Yogyakarta, 2005. Purbo, Onno W, Internet Wireless dan Hotspot,PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2008. Purbo, Onno W, The Future Community Network, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, 2006. Sofana, Iwan, Membangun Jaringan Komputer, Informatika, Bandung, 2008. Sarosa, Moechammad dan Anggoro, Sigit., JARINGAN KOMPUTER (Data Link, Network & Issue). Teknik Sistem Komputer Elektroteknik, Institut Teknologi Bandung, 2000 Tp-Link,TD-8811 Manual,E-Books, http://www.tplink.com/manualbooks, 15 Maret 2009. Wheat, Jeffrey, Dkk, Designing Wireless Network,E-Book, United States, 2001.

36

Jurnal Ilmiah Bidang Ilmu Teknik Informatika

ISSN: 1412-3614

Jurnal ALGORITMA
Volume 07 Nomor 04, April 200 pp. 37 - 47 , 2009,

SISTEM APLIKASI PENGELOLAAN ABSENSI SISWA MENGGUNAKAN BARCODE READER (Studi Kasus di SMKN 1 TAROGONG KIDUL GARUT) Eko Retnadi eko_retnadi eko_retnadi@sttg.ac.id Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1, Garut Cepy Slamet cepy_slamet@sttg.ac.id Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1, Garut Dini Destiani S.F. dini_destiani dini_destiani@sttg.ac.id Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1, Garut Abstrak Sistem pengelolaan data absensi siswa yang selama ini berjalan dirasakan kurang efektif. Hal ini dikarenakan dari sistem yang sela selama ini digunakan masih bersifat manual, dengan sistem yang masih manual maka proses untuk mendapatkan infomasi dari pengelolaan data absensi siswa tidak dapat diperoleh secara tepat waktu (real time). Solusi yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan ter tersebut adalah dengan menerapkannya susatu sistem informasi pengelolaan data absensi siswa berbasis client server. Analisis sistem informasi ini menggunakan metode Tradisional System Development dengan dibantu oleh beberapa pemodelan sistem seperti : block d diagram, flow map, data flow diagram, kamus data dan entity relationship diagram. Kata Kunci : Perangkat Lunak Aplikasi, Pengelolaan Data Absensi Siswa, Barcode Reader, Tradisional System Development

36

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 04 2009 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejalan dengan visi pendidikan nasional (Naskah Akademik RUUPN) yani terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat danberwibawa untuk memberdayakan semua warga negara indonesia berkembang menjadi manusia yang berkulitas sehingga mampu menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Visi diatas mengandung tantangan besar yang dihadapi sekolah untuk meningkatkan kualitas hasil lulusan, kualitas penampilan sekolah dan kualitas pelayanan pendidikan kepada masyarakat luas. Mengingat data siswa di SMKN 1 Tarogong Kidul Garut yang meningkat dari tahun ke tahun, menyebabkan tingginya kesulitan dalam peng-absensian siswa. Dengan menggunakan usulan barcode reader, dapat mengetahui jumlah siswa dengan mudah. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang, maka masalah yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut: a. Proses peng-absensian siswa kurang efektif karena masih manual. b. Terjadi penumpukkan arsip dalam penyimpanan daftar absensi siswa. c. Proses pembuatan laporan absensi siswa dilakukan secara manual. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk menganalisis sistem pengelolaan absensi siswa menggunakan Barcode Reader. 1.4 Batasan Masalah Untuk menghindari pembahasan yang terlalu meluas maka dalam penyusunan laporan ini masalah dibatasi sebagai berikut: a. Aplikasi yang dianalisis adalah absensi siswa di SMKN 1 Tarogong Kidul Garut. b. Tahapan analisis menggunakan metode Waterfall- Sandra D. Dewitz. 1.5 Metodologi Penelitian Adapun metodologi penelitian yang dilakukan mencakup dua metode yaitu metode pengumpulan data dan metode analisis sistem. Diantaranya: 1.5.1 Metode Pengumpulan Data Langkah awal dalam analisis sitem adalah masalah pengumpulan data penganalisaan data yang berguna untuk memahami sistem yang ada dan permasalahannya ada beberapa macam metode pengumpulan data yang digunakan, yakni:

37

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 04 2009 a. Teknik wawancara, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada staff pekerja yang ada sesuai dengan tujuan yang dilakukan. b. Observasi, yakni suatu teknik pengumpulan data yang bersifat langsung, dimana peneliti langsun mengamati kinerja yang ada di SMKN 1 Tarogong Kidul Garut. Penelitian ini dimaksudkan untu melihat langsung segala sesuatu yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas. c. Studi dokumentasi, yakni suatu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari beberapa dokumen, literatur atau file-file yang berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. d. Studi kepustakaan, yaitu suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mempelajari dan menganalisa beberapa referensi buku yang berkaitan dengan masalah-masalah yang ada dalam ruang lingkup penelitian ini. 1.5.2 Metode Analisis Sistem Metode dalam analisis sistem terdiri dari sederetan kegiatan yang dapat dikelompokkan menjadi beberapa tahapan, yang membantu kita dalam analisis sistem. Metode analisis yang digunakan adalah waterfall yang dikemukakan oleh Sandra Donalson Dewitz, pada tahun 1996. Yaitu Traditional System Development Methodology. Adapun tahap-tahap yang dilakukan adalah: a. Preliminary Investigation, yaitu thap persiapan dimana dilakukannya survei, observasi dan interview ke SMKN 1 Tarogong Kidul Garut. b. System analysis, yaitu tahap sebuah survei dilakukan, maka digabungkan atau diklasifikasikan data hasil survei tersebut dan dianalisis dengan menggunakan beberapa pemodelan dan pemrosesan yang akan dirancang untuk sistem baru. c. System design d. System implementation
Preliminary Investigation Systems Analysis
General problem definition Objectives constraint Feasibility System environment IPOSC requirementt Chosen solution

Systems Design
Feedback loop

Spesification PPDSH component

of

Systems impelmentation

Operasional system

38

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 04 2009 Gambar 1 metode Traditional System Development Methodology. 1.6 Kerangka Pemikiran Berikut ini adalah gambaran kerangka pemikiran analisis aplikasi pengelolaan absensi menggunakan barcode reader studi kasus di SMKN 1 Tarogong Kidul Garut. Pendekatan Analisis
SMKN 1 Tarogong Kidul Garut.

MISI Preliminary Investigation VISI

Kepala Sekolah

Unit Layanan Sekolah

Sistem Pembuatan Absensi

Laporan rekapitulasi bulanan absensi siswa

HASIL PROSES SEMENATARA ANALYSIS CURRENT SYSTEM System analysis

1. Pencatatan data absen siswa dilakukan dengan manual 2. Adanya penumpukkan arsip absensi siswa 3. Proses pembuatan laporan membutuhkan waktu yang lama 4. Kesulitan dalam mencari data siswa dalam pengabsenan

Gambar 2 Kerangka Pemikiran

39

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 04 2009 2. ANALISIS SISTEM 1.1 Preliminary Investigation Preliminary investigation merupakan tahapan persiapa, dimana pada tahapan ini dilakukan survei ke lapangan atau lokasi dilakukannya penelitian dengan tujuan untuk mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan sistem yang akan dikembangkan.

1.1.1 Mengidentifikasi Sasaran Sistem yang dibutuhkan Adapun sasaran sistem yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: a. Pencatatan kehadiran siswa, dilakukan secara otomatis (digital). b. Menghemat waktu bagi guru dan wali kelas serta kesiswaan dalam pengelolaan absensi siswa. c. Dapat mengetahui kehadiran siswa yang tidak masuk kelas dan siswa yang masuk terlambat, sehingga akan mempermudah dalam pengawasan. d. Hasil rekapitulasi kehadiran siswa dapat dikelompokkan berdasarkan waktu (perhari, perbulan, persemester), secara cepat, tepat dan akurat. 1.1.2 Kendala Sistem yang sedang Berjalan Kendala sistem yang dianalisis mencakup proses pengelolaan data absensi siswa yang saat ini sedang berjalan. Proses yang ada masih dilakukan secara manual sehingga menimbulkan beberapa permasalahan, yaitu: a. Proses pencatatan absensi siswa sering menimbulkan terjadinya reudansi data. b. Akurasi data dalam laporan absensi siswa sering dipermasalahkan. c. Sulitnya mendapatkan informasi tentang siswa. d. Proses pengelolaan data absensi siswa tidak bisa dilakukan dengan cepat. 1.1.3 Ruang Lingkup Sistem Ruang lingkup dari sistem pencatatan absensi siswa ini mencakup: a. Kepala sekolah Yaitu pihak yang memeriksa dan menandatangani laporan rekapitulasi kehadiran siswa. b. Kesiswaan Merupakan pihak yang bertugas untuk mengisi dan rekapitulasi kehadiran siswa semua kelas perbulan. c. Wali kelas Merupakan pihak yang melakukan proses rekapitulasi kehadiran siswa semua mata pelajaran setiap bulan dan persemester d. Guru

40

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 04 2009 Merupakan pihak yang bertugas untuk mengisi dan rekapitulasi kehadiran siswa permata pelajaran perhari e. Siswa Merupakan pihak yang melakukan proses kehadiran. 1.2 Dokumen, Sasaran dan Ruang Lingkup 1.2.1 Dokumen Sasaran yang Berhubungan dengan Sistem Dokumen yang menjadi sasaran dalam sistem pengelolaan absensi siswa meliputi: - Data siswa yaitu data mengnai siswa yang sekolah di SMKN 1 Tarogong Kidul Garut. - Rekapitulasi perhari yaitu rekapitulasi yang datanya diambil dari kehadiran siswa setiap hari. - Rekapitulasi perbulan yaitu rekapitulasi yang datanya diambil dari kehadiran siswa setiap hari, minggu dan setiap bulan.. - Rekapitulasi persemester yaitu rekapitulasi yang datanya diambil dari rekapitulasi dari kehadiran siswa perbulan. 1.2.2 Dokumen Batasan yang Berhubungan dengan Sistem Adapun dokumen yang menjadi batasan untuk di olah dalam sistem pengelolaan absensi siswa meliputi: - Laporan kehadiran siswa perhari - Laporan kehadiran siswa perbulan - Laporan kehadiran siswa persemester 1.2.3 Dokumen Ruang Lingkup yang Berhubungan dengan Sistem Ruang Lingkup dokumen yang berhubungan dengan sistem pengelolaan absensi siswa meliputi: a. Data input (masukan) mencakup data kehadiran siswa b. Data output (keluaran) mencakup laporan data kehadiran siswa perhari, laporan data kehadiran siswa perbulan dan laporan data kehadiran siswa persemester. 1.3 Analysis Existing System 1.3.1 Physical Analysis (PPDSH) Merupakan bagaimana gambaran sistem yang menunjukkan bagaimana tugas dilakukan secara fisik. Tabel 1 Analisis Fisik People Procedures Data S/W H/W
Guru Mengisi dan rekapitulasi kehadiran siswa permata pelajaran perhari Buku daftar hadir siswa Buku

41

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 04 2009


Wali Kelas rekapitulasi kehadiran siswa semua mata pelajaran perbulan rekapitulasi kehadiran persemester Laporan kehadiran siswa perbulan Dokumen data kehadiran siswa persemester Buku

Kesiswaan

Buku

1.3.2 Logical Analysis (IPOSC) Analisis logis merupakan gambaran sistem yang menunjukkan proses apa pada sistem yang sedang berjalan. Adapun proses pengelolaan absensi siswa seperti pada gambar berikut: 1. Mengisi Rekapitulasi Kehadiran Siswa Perhari
Guru Data kehadiran siswa Laporan kehadiran siswa perhari Mengisi dan rekapitulasi proses rekapitulasi kehadiran siswa perhari kehadiran siswa setiap hari

Gambar 3 block diagram

Berdasarkan block diagram diatas, maka proses mengisi rekapitulasi kehadiran siswa perhari dimulai dari siswa mengikuti pelajaran, kemudian guru mengisi rekapitulasi buku kehadiran siswa perhari. Adapun IPOSC untuk proses mengisi rekapitulasi kehadiran siswa perhari adalah sebagai berikut: Tabel 2 Proses Mengisi Rekapitulasi Kehadiran Siswa Perhari Input Proses Output Storage Control Data mengisi Laporan Buku kehadiran Guru kehadiran rekapitulasi kehadiran siswa siswa kehadiran siswa perhari siswa perhari 2. Proses Rekapitulasi Kehadiran Siswa Perbulan
Wali kelas Data kehadiran siswa Laporan kehadiran siswa perbulan

rekapitulasi kehadiran Gambar 3 block diagram proses siswa setiap bulan rekapitulasi kehadiran siswa perbulan

Berdasarkan block diagram diatas, maka proses rekapitulasi kehadiran siswa perbulan dimulai dari laporan data kehadiran siswa permata pelajaran dari guru, kemudian wali kelas rekapitulasi semua kehadiran siswa semua mata pelajaran. Adapun IPOSC untuk proses rekapitulasi kehadiran siswa perbulan adalah sebagai berikut:

42

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 04 2009 Tabel 3 Proses Rekapitulasi Kehadiran Siswa perbulan Input Proses Output Storage Data rekapitulasi Laporan Buku kehadiran kehadiran kehadiran kehadiran siswa siswa siswa perbulan siswa perbulan

Control Walikelas

3. Proses Rekapitulasi Laporan Data Kehadiran Siswa Persemester


Kesiswaan Data kehadiran siswa Laporan kehadiran siswa persemester

Gambar 4 block diagram proses rekapitulasi kehadiran siswa persemester siswa setiap bulan Adapun IPOSC untuk proses rekapitulasi kehadiran siswa persemester adalah sebagai berikut: Tabel 4 Proses Rekapitulasi Kehadiran Siswa persemester Input Proses Output Storage Data rekapitulasi Laporan Buku laporan kehadiran kehadiran kehadiran kehadiran siswa siswa siswa perbulan siswa persemester persemester

rekapitulasi kehadiran

Control Kesiswaan

Block-block diagram diatas dapat ditranslasikan ke dalam bentuk diagram alur dokuman, untuk memudahkan dalam analisis lebih lanjut. Berikut ini bagan alur dokumen pengelolaan absensi siswa secara lengkap:

43

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 04 2009


Siswa Star
Mengiku ti Buku absensi siswa

Guru

Wali kelas

Kesiswaan

Kepala sekolah

Mengisi daftar kehadira n siswa Rekapitulasi kehadiran siswa semua mata pelajaran setiap bulan, persemester Rekapitulasi semua data kehadiran siswa perkelas/perbula n Laporan kehadiran siswa

Rekapitulasi kehadiran siswa permata pelajaran/perha ri

Legger Pemeriksa an laporan Buku raport

Pengisian kehadiran siswa persemest er di buku raport Laporan kehadiran siswa persemester di buku raport

Pencatata n no laporan

Laporan kehadiran siswa persemester telah divalidasi

Buku laporan kehadira n siswa

End

End

Gambar 5 bagan alur dokumen pengelolaan kehadiran siswa current system Berdasarkan gambar diatas, maka bagan alur dokumen untuk sistem pengelolaan absensi siswa yang sedang berjalan dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Proses kehadiran dan pemeriksaan

44

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 04 2009 Siswa datang ke sekolah untuk mengikuti pelajaran lalu guru mencatat dan rekapitulasi daftar kehadiran siswa permata pelajaran setiap hari/ sebelum atau sesudah belajar. 2. Proses pembuatan laporan untuk buku raport Wali kelas rekapitulasi semua data kehadiran siswa semua pelajaran setiap bulan, persemester untuk mengisi kehadiran siswa dibuku raport. 3. Proses pembuatan laporan untuk kepala sekolah a. Kesiswaan menerima buku kehadiran siswa/buku absen setiap bulan dari masing-masing wali kelas. b. Buku absen/ buku kehadiran siswa direkapitulasi oleh kesiswaan untuk dijadikan sebagai laporan data kehadiran siswa persemester. c. Laporan kehadiran siswa persemester di serahkan ke kepala sekolah untuk divalidasi. Selanjutnya diserahkan kembali ke kesiswaan untuk disimpan sebagai laporan/arsip. 1.4 Determine Functionality of New System 1.4.1 Analisis Permasalahan Sistem pengelolaan absensi siswa yang sedang berjalan masih terdapat beberapa permasalahan. Adapun permasalahan tersebut yaitu: a. Berdasarkan analisis terhadap current system dapat disimpulkan belum adanya penggunaan database terpusat untuk penyimpanan data absensi siswa. b. Penyimpanan data yang manual menyebabkan rentan terhadap kehilangan dan kerusakan data. c. Proses mengisi dan rekapitulasi absensi siswa di guru, wali kelas serta kesiswaan relatif lama. 1.4.2 Kebutuhan Fungsional New System Berdasarkan hasil analisis permasalahan diatas, maka kebutuhan fungsional yang diperlukan dalam perancangan new system adalah sebagai berikut: Tabel 5 kebutuhan fungsional Fungsional system Non-Fungsional system Perangkat lunak yang dirancang Database perangkat lunak dapat harus mampu melakukan ditambah, dikurangi, diupdate, transformasi dokumen ke dalam dibackup, dan direcover dengan database untuk mempermudah mudah migrasi sistem lama ke dalam sistem perangkat lunak yang baru. Perangkat lunak yang dirancang Perangkat lunak mempunyai desain harus mampu rekapitulasi absensi dan tampilan yang menarik dan siswa secara cepat, tepat dan akurat. memudahkan navigasi Penggunaan satu database terpusat Perangkat lunak yang dirancang

45

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 04 2009 dalam proses penyimpanan data diharapkan dapat mempermudah proses update dan searching secara real time. Penggunaan database terpusat juga diharapkan terjamin dari segi keamanan dan kerusakan data. harus handal selama proses pengerjaan

3. KESIMPULAN Berdasarkan kajian serta tinjauan teori yang dimiliki serta dari hasil analisis sistem aplikasi pengelolaan absensi siswa menggunakan barcode reader studi kasus di SMKN 1 Tarogong Kidul Garut, dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dengan adanya aplikasi pengelolaan absensi siswa ini maka mutu pelayanan terhdap siswa menjadi lebih baik. b. Lebih mempercept dan mempermudah user dalam proses pengelolaan absensi siswa. c. Proses pencarian informasi mengenai siswa yang hadir dan tidak hadir dapat diperoleh informasi akurat, sehingga pembuatan laporan bulanan absensi siswa dapat dilakukan dengan cepat dan tepat. DAFTAR PUSTAKA 1. .Profil Data-data di SMKN 1 Tarogong Kidul Garut, 2008. 2. Amsyah, Zulkifli, Manajemen Sistem Informasi, Gramedia Pustaka Utama : Jakarta, 2000. 3. Dewitt, Sandra, System Analysis dan Design and the Transition to Object, Mc GrawHill, Singapore 1996. 4. Hartono, Jogianto, Analisis dan Desain Sistem Inform : Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktek Aplikasi Bisnis, Edisi 2. Cetakan 1. Andi Offset : Yogyakarta, 1999. 5. Hariyanto, Bambang, Sistem Manajemen Basis Data, Informatika : Bandung, 2004. 6. Kendal & Kendal, Analisis dan Perancangan Sistem, Jilid 1, Edisi Bahasa Indonesia, PT. Prenhallindo : Jakarta, 2003. 7. Kristanto, Andri, Perancangan SI dan Aplikasinya, Gramedia Pustaka Utama : Jakarta, 2003. 8. Pressman, Roger, Rekayasa Perangkat Lunak, Pendekatan Praktisi (Buku Satu) , Andi : Yogyakarta, 2002. 9. Sutanto, Edhy, Sistem Basis Data, Graha Ilmu : Bandung, 2004. 10. TEC-IT Barcode Software Barcode Overview, www.tect-it.com, 26 Maret 2008.

46

Jurnal ALGORITMA, Vol.07 No. 04 2009 11. IDAutomation with program, www.IDAutomation.com, 10 Februari 2008. 12. Tutor Precision ID, www.IDAutomation.com, 11 Februari 2008.

47

Anda mungkin juga menyukai