Tegangan
Tegangan
Revisi ke
Nama Penyusun
Tanggal Penyusunan
02 Oktober 2010
Tanggal Pemeriksaan Tanda Tangan Pemeriksa Tanggal Pengesahan Tanda Tangan Pengesahan
203 mm
51 mm
Gb. 6-1
Gb. 6-2
Regangan normal
Kita misalkan suatu spesimen telah ditempatkan pada mesin tes tekan-tarik dan gaya tarikan diberikan secara gradual pada ujung-ujungnya. Perpanjangan pada gage dapat diukur seperti dijelaskan diatas untuk setiap kenaikan tertentu dari beban aksial. Dari nilai-nilai ini, perpanjangan per unit panjang yang biasa disebut regangan normal dan diberi simbol dengan , dapat diperoleh dengan membagi total pertambahan panjang L dengan panjang gage L, yaitu
=
L L
Regangan biasanya dinyatakan meter per meter sehingga secara efektif tidak berdimensi.
Kurva tegangan-regangan
Sebagaimana beban aksial ( F ) yang bertambah bertahap, pertambahan panjang ( L ) terhadap panjang gage diukur pada setiap pertambahan beban dan ini dilanjukan sampai terjadi kerusakan (fracture) pada spesimen. Dengan mengetahui luas penampang awal spesimen, maka tegangan normal, yang dinyatakan dengan , dapat diperoleh untuk setiap nilai beban aksial dengan menggunakan hubungan
=
F A
Gambar :
U Y B F
Gb. 6-3
Gb. 6-4
Gb. 6-5
Gb. 6-6
Gb. 6-7
Dimana F menyatakan beban aksial dalam Newton dan A menyatakan luas penampang awal (m2). Dengan memasangkan pasangan nilai tegangan normal dan regangan normal , data percobaan dpat digamabarkan dengan memperlakunan kuantitas-kuantitas ini sebagai absis dan ordinat. Gambar yang diperoleh adalah diagram atau kurva tegangan-regangan. Kurva tegangan-regangan mempunyai bentuk yang berbeda-beda tergantung dari bahannya. Gambar 6-3 adalah kurva tegangan regangan untuk baja karbon-medium, Gb. 6-4 untuk baja campuran, dan Gb. 6-5 untuk baja karbon-tinggi dengan campuran bahan nonferrous. Untuk campuran nonferrous dengan besi kasar diagramnya ditunjukkan pada Gb. 6-6, sementara untuk karet ditunjukkan pada Gb. 6-7. Dari data yang berhasil dihimpun selama penarikan benda uji dalam beberapa kali ulangan, dapat dibuat kurva tegangan regangan, dimana :
Tegangan () =
Regangan ( ) =
L1 L L = L L
Gambar :
C B A D
Awal garis biasanya lurus (O A), akibat besarnya tegangan sama dengan regangan. Ini menunjukkan daerah batas sifat elastis logam. Jadi jika pembebanan (F) masih diwilayah ini, maka perubahan bentuk dan ukuran benda tidak bersifat permanen dan dapat kembali kesediakala (elastis). Pada daerah inilah terletaknya Modulus Elastisitas. Garis A B menyatakan batasan daerah plastis, pada daerah ini pembebanan akan merubah bentuk benda secara permanen.
Garis B C menyatakan batasan daerah luluh (yield), pada daerah ini pembebanan akan meluluhkan bahan benda. Garis C - D memperlihatkan turunnya kekuatan bahan akibat peluluhan yang merata. Titik E menyatakan batas pembebanan tertinggi yang dapat ditahan struktur benda. Sebelum akhirnya mengalami perpatahan (failur) pada titik F.
Hukum Hooke
Untuk bahan-bahan yang mempunyai kurva tegangan-regangan dengan bentuk seperti Gb. 6-3, 6-4, dan 6-5, dapat dibuktikan bahwa hubungan tegangan-regangan untuk nilai regangan yang cukup kecil adalah linier. Hubungan linier antara pertambahan panjang dan gaya aksial yang menyebabkannya pertama kali dinyatakan oleh Robert Hooke pada 1678 yang kemudian disebut Hukum Hooke. Hukum ini menyatakan
= E
dimana E menyatakan kemiringan (slope) garis lurus OP pada kurva-kurva Gb. 6-3, 64, dan 6-5.
Modulus elastisitas
Kuantitas E, yaitu rasio unit tegangan terhadap unit regangan, adalah modulus elastisitas bahan, atau, sering disebut Modulus Young. Nilai E untuk berbagai bahan disajikan pada Tabel 1-1. Karena unit regangan merupakan bilangan tanpa dimensi (rasio dua satuan panjang), maka E mempunyai satuan yang sama dengan tegangan yaitu N/m2. Untk banyak bahan-bahan teknik, modulus elastisitas dalam tekanan mendekati sama dengan modulus elastisitas dalam tarikan. Perlu dicatat bahwa perilaku bahan dibawah pembebanan yang akan kita diskusikan dalam buku ini dibatasi hanya pada daerah kurva tegangan regangan.
Modulus tangen
Laju perubahan tegangan terhadap perubahan regangan disebut modulus tangen bahan. Ini sebenarnya merupakan bentuk modulus sesaat (instantaneous) dan dinyatakan dengan Et = d/d.
dinyatakan dengan . Nilai koefisien ini adalah independen terhadap unit panjang tetapi tergantung pada skala suhu yang digunakan. Sebagai contoh, dari Tabel 1-1 koefisien untuk baja adalah 6.5 10-6/F tetapi 12 10-6/C. Perubahan suhu pada bahan mengakibatkan kenaikan tegangan internal, seperti yang diberikan karena pembebanan.
Rasio Poisson
Ketika suatu batang dikenai pembebanan tarik sederhana maka terjadi penambahan panjang batang pada arah pembebanan, tetapi terjadi pengurangan dimensi lateral tegaklurus terhadap pembebanan. Rasio regangan pada arah lateral terhadap arah aksial didefinisikan sebagai rasio Poisson (Poissons ratio). Dalam buku ini dilambangkan dengan . Pada kebanyakan logam mempunyai nilai antara 0.25 sampai 0.35.
I. Metal dalam bentuk papan, batang atau blok 310-550 300-590 230-380 310-760 23 20 17 13 0.33 0.34 0.33 0.31
10
Nikel Baja Titanium Beton Kaca Aluminium oksida Barium carbide Kaca Grafit Boron epoksi Kaca-S diperkuat epoksi
77 44
195-210 105-210
550-1400 900-970
12 8-10
0.30 0.33
II. Non-metal dalam bentuk papan, batang atau blok 24 26 38 25 22 25 48-83 690-2410 450 345 980 IV. Bahan komposit (campuran) 19 21 210 66.2 1365 1900 4.5 24-81 70 13800-27600 6900 7000-20000 20000 11 5-11 0.23
Tabel 1. Modulus Young (Y) dan Kekuatan berbagai Bahan. Bahan Aluminium Tulang Tarik Tekan Kuningan Beton Tembaga Besi (tempa) Timah hitam Baja Kayu1 Kaca Y ( 109 N/m2) 70 16 9 90 23 110 190 16 200 13a 65a Kekuatan ( 106 N/m2) Tarik Tekan 90 200 370 2 230 390 12 520 a
11
Tabel 2. Nilai-nilai hampiran modulus geser berbagai bahan. Bahan Aluminium Kuningan Tembaga Besi Timah hitam Baja Tungsten Sumber: Tipler (1998) G ( 109 N/m2) 30 36 42 70 5,6 84 150
Soal-Soal:
beban maksimum yang dapat digantungkan pada kawat tembaga berdiameter 0,42 mm? (b) Jika setengah beban maksimum ini digantungkan pada kawat tembaga, berapa prosen pertambahan panjang kawat tersebut? setebal 8 mm adalah seperti ditunjukkan oleh gambar di bawah ini. Jika gaya 25 N didistribusikan pada luas 15 cm2 , carilah sudut geser bila diketahui modulus geser tanah adalah 1,9 105 N/m2!
2. Bila kaki seorang pelari menyentuh tanah, gaya geser yang bekerja pada tanah
3. Sebuah gaya F dikerjakan pada sebuah kawat dengan panjang L dan luas
penampang A. Tunjukkan bahwa jika kawat dianggap sebagai pegas, maka tetapan pegasnya adalah k = AY/L dan bahwa tenaga yang tersimpan dalam kawat adalah U = F L, dengan Y adalah modulus Young dan L adalah pertambahan panjang kawat! 4. Bila sebuah kepingan karet dengan 3 kali 1,5 mm digantungkan secara vertikal dan berbagai massa digantungkan padanya, maka seorang sissswa memperoleh data berikut untuk panjang versus beban: Beban (gr) Panjang (cm) 0 5,0 100 5,6 200 6,2 300 6,9 400 7,8 500 10,0
(a) Carilah modulus Young kepingan karet itu untuk beban yang kecil. (b) Carilah tenaga yang tersimpan dalam kepingan bila bebannya adalah 150 gr. 5. Dawai baja sebuah biola diberi tegangan 53 N. Diameter dawai adalah 0,20 mm, dan panjang dawai yang diberi tegangan adalah 35,0 cm. Carilah: (a) panjang dawai yang tak mengalami perpanjangan, dan (b) kerja yang diperlukan untuk memanjangkan dawai itu!
12
13