Anda di halaman 1dari 9

Objective : Memahami definisi & Jenis Repeater Memahami Block Diagram Repeater dan Fungsinya Memahami Spesifikasi Teknis

knis Repeater Implementasi Praktis

I. Definisi Repeater
Repeater dalam bahasa Inggris yang berarti peng Ulang, tetapi defini teknis nya adalah sebuah penguat, yaitu proses penguatan (gaining) dari sebuah sinyal dengan level rendah menjadi sinyal yang lebih kuat melalui proses penguatan bertingkat. Bagian (module) yang berfungsi sebagai penguat disebut Amplifier. Jenis-jenis repeater yang ada di pasaran dibagi berdasar beberapa kriteria sebagai berikut : 1. Berdasarkan Posisi Penempatan a. Indoor Repeater Repeater yang didesign untuk dipergunakan atau ditempatkan di dalam ruangan dan terlindung dari terpaan cuaca luar (hujan, terik panas dll). Dalam lembar spesifikasi type indoor bisa diketahui dari type Inggres Protection Code (IP) nya. Untuk Indoor IP Code nya tidak dicantumkan. b. Outdoor Repeater Repeater yang mekanikal nya dibuat untuk ditempatkan di ruang terbuka, sehingga type ini sangat tahan terhadap cuaca (air hujan, terik panas matahari dll). Kedap air adalah ciri utama yang harus dimiliki oleh repeater type ini. Dan ciri utama dalam lembar spesifikasi adalah jenis IP code nya adalah IP66. Arti dari IP66 adalah : Angka pertama menunjukan perlindungan terhadap object atau bendabenda dengan diamater tertentu. Dalam hal ini angka 6 menunjukan perlindungan terhadap debu. Angka Kedua menunjukan perlindungan terhadap benda cair. Dalam hal ini angka 6 menunjukan perlindungan terhadap semprotan air dengan menggunakan nozzle dengan ukuran 12.5 mm dari segala arah selama 3 menit dengan tekanan 100 kN/m2 dalam jarak 3 meter dari equipment yang sedang di uji. Dibawah ini spesifikasi dari IP code berdasarkan standard IEC 60529

Angka Pertama Solid Protection


Level 0 1 2 3 4 5 Object size protected against No protection against contact and ingress of objects >50 mm >12.5 mm >2.5 mm Dust protected Dust tight Effective against No protection against contact and ingress of objects Fingers or similar objects Tools, thick wires, etc. Most wires, screws, etc. Ingress of dust is not entirely prevented, but it must not enter in sufficient quantity to interfere with the satisfactory operation of the equipment; complete protection against contact No ingress of dust; complete protection against contact

Angka Kedua Liquid Protection Protection


Level 0 1 Protected against Not protected Dripping water Testing for Dripping water (vertically falling drops) shall have no harmful effect. Vertically dripping water shall have no harmful effect when the enclosure is tilted at an angle up to 15 from its normal position. Water falling as a spray at any angle up to 60 from the vertical shall have no harmful effect. Details -

Dripping water when tilted up to 15

Test duration: 10 minutes. Water equivalent to 3mm rainfall per minute Test duration: 5 minutes. Water volume: 0.7 litres per minute Pressure: 80100 kN/m

Spraying water

Splashing water

Water splashing against the enclosure from any direction shall have no harmful effect.

Test duration: 5 minutes. Water volume: 10 litres per minute Pressure: 80100 kN/m

Water jets

Water projected by a nozzle (6.3mm) against enclosure from any direction shall have no harmful effects.

Powerful water jets

Water projected in powerful jets (12.5mm nozzle) against the enclosure from any direction shall have no harmful effects. Ingress of water in harmful quantity shall not be possible when the enclosure is immersed in water under defined conditions of pressure and time (up to 1 m of submersion) The equipment is suitable for continuous immersion in water under conditions which shall be specified by the manufacturer. Normally, this will mean that the equipment is hermetically sealed. However, with certain types of equipment, it can mean that water can enter but only in such a manner that it produces no harmful effects

Test duration: at least 3 minutes Water volume: 12.5 litres per minute Pressure: 30 kN/m at distance of 3m Test duration: at least 3 minutes Water volume: 100 litres per minute Pressure: 100 kN/m at distance of 3m Test duration: 30 minutes Immersion at depth of 1m

Immersion up to 1 m

Immersion beyond 1 m

Test duration: continuous immersion in water Depth specified by manufacture

2. Berdasarkan Daya Keluaran (power output) yang dihasilkan a. Low Power Repeater Repeater dengan daya keluaran hingga 19 - 23 dBm DL & 19 dBm UL b. Medium Power Repeater Repeater dengan daya keluaran hingga 27 - 33 dBm DL & 20 dBm UL c. High Power Repeater Repeater dengan daya keluaran 37 43 dBm DL & 33 dBm UL 3. Berdasar Type Filter Module Yang dipergunakan a. Base Band Filter yang dipergunakan memiliki BW yang lebar, pada umumnya disesuaikan dengan band width frequency operator. b. Channel Selective Menggunakan IF Filter selektif selebar 200 kHz dan memiliki Amplifier tersendiri tiap modul nya. c. Combi/Dual Band Repeater yang menimplementasikan dual frequency module dalam satu box repeater. GSM+CDMA, GSM900+GSM1800 etc. 4. Berdasarkan media penghantar a. Passive Repeater/Regular Repeater Repeater menggunakan media penghantar feeder kearah distribution system antenna nya b. Shifting Repeater Menggunakan shifting frequency antara donor dengan remote. Shifting frequency yang dimaksud adalah mengubah frequency yg diinput di Donor site ke frequency yg berbeda (free frquency) dan diubah kembali ke frequency semula di remote site.

c. Optical Repeater

Repeater jenis ini menggunakan media penghantar cahaya ke arah distribution system antenna nya. Pada umumnya optical repeater memiliki 2 Block unit, Hub Unit dan Remote unit dimana antara keduanya dihubungkan dengan optical feeder.

II. Repeater Skematik Diagram

Ada tiga modul utama yang umumnya dipergunakan didalam repeater : 1. Duplexer (DPX) Berfungsi untuk mengkombinasikan/mencapur Frequency UL dan DL sebelum diteruskan ke Antenna atau setelah diterima dari antenna. 2. Low Noise Amplifier (LNA) Adalah penguat yang diperuntukan untuk menguatkan sinyal lemah yang diterima dari antenna, LNA pada umumnya dipasang didekat antenna. LNA yang baik adalah yang memiliki spesifikasi Noise Figure rendah (NF=1dB) , gain yang tinggi , intermodulasi dan compression Point (IP3) yang cukup tinggi.

Berikut adalah NF & Gain dari LNA dengan Frekuensi yang berbeda-beda : NF (dB) 0.5 1.2 1.3 1.5 Gain (dB) 15.1 15.7 14.4 13.5 Frequency [MHz] 900 1575 1900 2450 Frequency [MHz] 900 1575 1900 2450

3. Filter (BSA) Befungsi untuk menghilang sebagian signal/frequency yang tidak diperlukan, berikut adalah jenis-jenis filter yang perlu diketahui : Low-pass filter low frequencies are passed, high frequencies are attenuated. High-pass filter high frequencies are passed, low frequencies are attenuated. Band-pass filter only frequencies in a frequency band are passed. Band-stop filter or band-reject filter only frequencies in a frequency band are attenuated. e. Notch filter rejects just one specific frequency - an extreme band-stop filter. f. Comb filter has multiple regularly spaced narrow passbands giving the bandform the appearance of a comb. g. All-pass filter all frequencies are passed, but the phase of the output is modified.
a. b. c. d.

4. Power Amplifier (PA) Berfungsi untuk menaikan daya (power) dari sinyal input ke level yang diinginkan. Beberapa type class PA analog adalah Class A,B,AB dan C.

III. Spesifikasi Teknis Repeater Setiap peralatan memiliki keterbatasan teknis yang perlu diketahui, batasan-batasan yang dimiliki sebuah equipment merupakan batasan masimum yang dimiliki oleh peralatan tersebut. Artinya peralatan tersebut akan bekerja normal jika batasan-batasan yang sudah dicantumkan tidak dilampui. Batasan-batasan tersebut disebut sebagai Technical Specification. Spesifikasi teksnis harus selalu dicantumkan oleh pabrikan disetiap equipment yang diproduksi olehnya. Agar peralatan bisa bekerja dengan baik dan benar, maka setiap engineer perlu mengetahui maksud dari spesifikasi teknis yang dicantumkan dalam peralatan.

Frequency UL/DL : adalah batasan band widht yang bisa dilayani oleh repeater tersebut. 2. No. Of Channel : Jumlah board kanal frequency yang tersedia, setiap board bekerja pada band width 200 KHz, artinya satu frequency yang akan di repeat dari RBS akan menggunakan satu board channal. Maks yang tersedia 8 Channal.
1.

Filter Band Width : Besaran frequency diloloskan pada proses selanjutnya 4. Output Power : Output daya maksimum dari Repeater, beberapa keterangan berbeda ditambahkan dibelakang nilai power nya sebagai berikut : 1 dB Compression Point , jika sinyal input terlalu kuat sehingga PA mencapai suatu titik dimana power output drop 1 dB karena terjadi saturasi.
3.

Sumber www.sagsit.net

RMS (Root Mean Square) , jika beban murni resistive (Tidak ada Capacitive ataupun Inductive)

PEP/P-P (Peak to Peak), Tegangan antara puncak tertinggi dan terendah dalam satu siklus gelombang sinus. 5. Gain : Penguatan yang mampu diberikan oleh Repeater 6. AGC (Automatic Gain Control) : Penyesuain Gain Otomatis berdasarkan sinyal input. Menaikan Gain jika sinyal yang diterima lemah dan sebaliknya. 7. Noise Figure : Nilai yang menunjukan tingkat idealitas dari peralatan penerima pabrikan terhadap Noise dari peralatan standard dengan temperature 290K, diukur dalam dB.

NF = SNRin (dB) SNRout (dB)


SNR = Signal To Noise Ratio 8. Delay : Propgation delay harus lebih kecil standard Delay/TA (Timing Advance) RBS (0-63). Satu Step sesuai dengan 3.69 s.

IV. Implementasi Praktis


Repeater merupakan equipment selular sederhana yang hanya mengulang, apa adanya, sinyal yang diterima kemudian dikuatkan kembali kearah antenna pemancar. Antenna Penerima (Receiver) dan Antenna Pemancar (Transmitter) berada pada posisi yang berlawanan arah terhadap posisi sinyal Donor (sinyal dari salah sector BTS)

Hal-hal yang harus diperhatikan :

1. Menentukan Sinyal Donor dari BTS, Kualitas sinyal Donor harus bagus, lakukan short test call beberapa kali untuk memastikan keandalan sinyal saat melakukan call set up. Perhatikan dengan baik kualitas suara, suara tidak boleh terputus-putus, tidak ada back ground noise, dan suara lawan bicara harus terdengar bersih. Lakukan pengukuran sinyal level donor dengan menggunakan TEMS, minimal berada diatas level dari Sensitifitas BTS ( > -100 dBm) dengan quality antara 0-3. 2. Baca Installation Manual dari Perangkat Repeater, perhatikan spefikasi Repeater yang akan di pasang (Type Repeater, Frequency Kerja, Tegangan Kerja (voltage) yang diperkenankan, suhu ruang yang diperkenankan) 3. Lakukan Installasi terhadap Distribution antenna system (DAS) nya, pastikan setiap konektor yang terpasang dengan benar dan kuat. 4. Seting Up repeater dengan menggunakan OMT (setiap pabrikan mengeluarkan standard tersendiri). Tetapi ada beberapa item yang serupa yaitu gain UL dan DL, RSSI Receiver dan Transmitter. Lakukan seting dengan nilai Gain terendah terlebih dahulu untuk memastikan perangkat bekerja dengan benar sesuai spesifikasi. Pasang power meter dan naikan nilai Gain DL secara bertahap untuk memastikan bahwa PA (power amplifier) berjalan dengan dengan baik. Lihat apakah nilai power output maksimum sesuai dengan spesifikasi. 5. Pastikan channal frequency yang diinput kedalam repeater sesuai dengan channal frequency BTS yang dijadikan donor. Jika menggunakan lebih dari satu frequnecy, maka seluruh frequency harus berasal dari sector yang sama dari BTS yang dijadikan Donor. Perhatikan bahwa untuk repeater type channel selective,maka CH-0 harus diisi dengan frequency BCCH. 6. Keluaran dari DAS (EIRP) akan tergantung dari design, jika terjadi low atau blank spot di area tertentu maka harus dilakukan revisit terhadap design yang sudah dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai