Plasma (5% BB) Cairan interstitial (termasuk cairan jar. & limfa 15% BB) Cairan pada tendon dan cartilago
2. Cairan transeluler Volume normal 1-3% BB Komponen utama: sekresi GIT & LCS Cairan intraokular, pleural, peritoneal, dan sinovial
CIS = VAT - CES VAT = volume air total (pada bayi baru lahir = 78% BB; umur 1 thn = 60% BB) Volume CIS normal 30-40% BB Volume CIS ditentukan oleh tekanan osmosis ekstraseluler
dipantau oleh osmoreceptor (hati & pankreas) dan atau peningkatan hormon angiotensin II serta pelepasan ADH
Insensible ater loss (penguapan melalui kulit, serta udara ekspirasi) vol normal: 45ml/100kal Produksi urine vol normal: 0.5-1cc/kgBB/jam Melalui tinja vol normal: 5ml/100kal
terjadi bila cairan yang dikeluarkan > dari cairan yang masuk dalam tubuh Dehidrasi dapat terjadi melalui:
Kulit (keringat berlebih, luka bakar, demam, dll) Tractus GIT (muntah, diare, fistel, dll) Tractus urinarius (DM, DI) Paru-paru (hiperventilasi) Pendarahan
Retensi ion natrium dalam sel Peradangan sel (meningkatkan permeabilitas membran sel) Penurunan protein plasma permeabilitas kapiler (reaksi immune, toksin, infeksi bakteri) Hambatan aliran limfa (kanker, kelainan pembuluh limfatik kongenital)
K Ca
Mg Total
5 5
3 155
Hipernatremia:
Kadar Na > 150 mEq/L
Disebabkan pemasukan Na berlebih atau
kehilangn ekstra renal (diare, dll) Mengakibatkan kelemahan otot tubuh & otot pernafasan paralisis
Hiperkalemia:
Penyebab: gagal ginjal (kelainan ekskresi),
penambahan masukan kalium, penghancuran jaringan akut Membahayakan jantung fibrilasi ventrikel
sering disertai gangguan keseimbangan asam basa Jenis gangguan keseimbangan asam basa adalah:
a)
Kehilangan fixed base (Na, dll), misal: diare, fistel usus, dll Penyakit yg menyebabkan suhu tubuh meningkat & nafsu makan turun Kegagalan homeostasis ginjal
c)
d)
Asidosis respiratorik (produksi CO2 > ekskresi CO2) Obstruksi dinding alveolus: edema paru, efisema paru Penyakit SSP: keracunan morfin Aliran darah ke paru Alkalosis metabolik (bikarbonat > ion hidrogen) Kehilangan Cl krn muntah Konsumsi bikarbonas natrikus / alkali lain Alkalosis respiratorik (ekskresi CO2 > produksi CO2) Hiperventilasi psikogenik Keracunan salisilat
Osmolaritas cairan tubuh tergantung pada konsentrasi partikel osmotik aktif dalam plasma, cairan interstitial dan CES 80% osmolaritas total cairan interstitial & plasma dipengaruhi ion Na dan Cl, Ion K berpengaruh atas 50% osmolaritas total CIS Osmolaritas cairan berbanding lurus terhadap tekanan osmotik
Istilah hiperosmotik & hipoosmotik merujuk pada larutan yang mempunyai osmolaritas lebih tinggi atau lebih rendah dibanding CES normal Perbedaan osmolaritas antara kompartemen CES dan CIS menyebabkan perpindahan cairan yang melintasi membran sel sedemikian cepat & biasanya dikoreksi dalam waktu detik atau umumnya dalam menit Berbagai faktor penyebab perubahan volume CES dan CIS misal: intake air, dehidrasi, kehilangan cairan dr GIT, kulit & ginjal
Jumlah kebutuhan cairan dihitung berdasarkan jumlah defisiensi & kebutuhan rumatan
1.
2.
Terapi Defisit Terapi untuk menggantikan kehilangan cairan & elektrolit akibat penyakit yang diderita sebelum mendapat peraatan sampai komposisi cairan tubuh kembali normal Terapi Rumatan Terapi untuk menggantikan kehilangan cairan & elektrolit yang tetap berlangsung secara normal maupun abnormal, mempertahankan keseimbangan yang normal serta mencegah defisiensi berlanjut
2.
Menggunakan tabel kebutuhan air berdasarkan usia & BB Berdasarkan kebutuhan kalori
Previous loss/defisit Normal water losses Concomitant losses Hipokalemia pemberian K sampai 3 mEq/kgBB/hari/oral Hiperkalemia menghentikan masukan K, pemberian Na-bikarbonat sampai 2 mEq/kgBB (5-10 menit) perinfus, glukosa 0.5 g/kgBB bersama insulin, Ca-glukonat 10% IV 0.5 ml/kgBB
Hipomagnesemia 0.1 ml larutan MgSO4.7H2O 40% IM, setiap 6 jam, sebanyak 3-4 dosis Hipermagnesemia pemberian Ca-glukonat IV Hipernatremia untuk kadar natrium > 200 mEq/l : cairan dialisat 45 ml/kgBB yg mengandung 4.25% glukosa bila kadar Na telah menurun : cairan dialisat dengan konsentrasi glukosa 1,5%. Hiponatremia tambahan natrium dengan rumus: Defisit Na = (140-serum Na) x BB x 0,6 mEq/l
Daftar Pustaka
Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI. Ilmu Kesehatan Anak jilid 1. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Jakarta. 1991. Markum, A.H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak jilid 1. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 1991. Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. EGC. Jakarta. 1997. Staf Pengajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran UI. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam jilid 2 edisi 3. Balai Penerbit FK UI. Jakarta. 2001.