Anda di halaman 1dari 20

Keseimbangan cairan &

Elektrolit
Desi Novianti
Astrivianti
Dwi Novianingtyas
Ronald Rendy
Novani Andatha
Kartini Polii
Lowry Yunita
Cecelia Febrista
Grace Dunant

00-030
00-055
00-087
00-131
00-145
00-154
00-164
00-160
00-166

Distribusi Cairan Tubuh


1. Cairan ekstra seluler (CES) Volume normal
20-25% BB

Plasma (5% BB)


Cairan interstitial (termasuk cairan jar. & limfa
15% BB)
Cairan pada tendon dan cartilago
2. Cairan transeluler Volume normal 1-3% BB
Komponen utama: sekresi GIT & LCS
Cairan intraokular, pleural, peritoneal, dan
sinovial

Distribusi Cairan Tubuh


3. Cairan intra seluler (CIS)

CIS = VAT - CES


VAT = volume air total (pada bayi baru lahir =
78% BB; umur 1 thn = 60% BB)
Volume CIS normal 30-40% BB
Volume CIS ditentukan oleh tekanan osmosis
ekstraseluler

Distribusi Cairan Tubuh


Tubuh bayi dan anak mengandung lebih
banyak air dibanding orang dewasa
Pada bayi baru lahir volume CES > CIS
Bertambahnya usia CES berkurang &
CIS bertambah disebabkan bertambahnya
sel jaringan tubuh & berkurangnya jaringan
kolagen
Bayi 9 bulan: perbandingan volume CES
dan CIS sama dengan dewasa

Keseimbangan air dalam Tubuh


Dikelola oleh pengaturan masukan dan
ekskresi air
Masukan air terjadi karena adanya
rangsang haus (kehilangan air &
hipertonisitas)
Pusat rasa haus (hipotalamus tengah)
terangsang bila osmolalitas plasma 1-2%
atau lebih

dipantau oleh osmoreceptor (hati & pankreas) dan


atau peningkatan hormon angiotensin II serta
pelepasan ADH

Keseimbangan air dalam Tubuh


Absorpsi air (melalui GIT) terjadi melalui proses
difusi pasif di lumen usus
Ekskresi air dpt terjadi melalui paru-paru, kulit,
saluran cerna & ginjal
Kehilangan cairan yg normal:
1.
2.
3.

Insensible ater loss (penguapan melalui kulit, serta


udara ekspirasi) vol normal: 45ml/100kal
Produksi urine vol normal: 0.5-1cc/kgBB/jam
Melalui tinja vol normal: 5ml/100kal

Gangguan Keseimbangan Air


a) Dehidrasi:

terjadi bila cairan yang dikeluarkan > dari


cairan yang masuk dalam tubuh
Dehidrasi dapat terjadi melalui:

Kulit (keringat berlebih, luka bakar, demam, dll)


Tractus GIT (muntah, diare, fistel, dll)
Tractus urinarius (DM, DI)
Paru-paru (hiperventilasi)
Pendarahan

Gangguan Keseimbangan Air


b) Edema:
Adanya cairan berlebihan pada jaringan tubuh
terutama pada kompartemen CES & CIS
Edema intra seluler dapat terjadi melalui:

Retensi ion natrium dalam sel


Peradangan sel (meningkatkan permeabilitas
membran sel)

Edema ekstra seluler dapat terjadi melalui:

Penurunan protein plasma


permeabilitas kapiler (reaksi immune, toksin,
infeksi bakteri)
Hambatan aliran limfa (kanker, kelainan pembuluh
limfatik kongenital)

Keseimbangan Elektrolit
dalam Tubuh

Elektrolit: kation & anion


Keseimbangan Elektrolit dalam plasma:
Anion

Jumlah
(mEq/L)

Kation

Jumlah
(mEq/L)

HCO3
Cl

27
103

SO4

Na
K
Ca

142
5
5

HPO4

As. org
protein

6
16

Mg
Total

3
155

Total

155

Gangguan Keseimbangan Elektrolit


Contoh 1:
Hiponatremia:
Kadar Na < 135 mEq/L
Disebabkan kehilangan Na atau bertambahnya air

pada ruang ekstra seluler


Menyebabkan kejang & penurunan kesadaran

Hipernatremia:
Kadar Na > 150 mEq/L
Disebabkan pemasukan Na berlebih atau

kehilangan cairan melalui insensible loss

Gangguan Keseimbangan Elektrolit


Contoh 2:
Hipokalemia:
Disebabkan masukan kurang, ekskresi renal ,

kehilangn ekstra renal (diare, dll)


Mengakibatkan kelemahan otot tubuh & otot
pernafasan paralisis

Hiperkalemia:
Penyebab: gagal ginjal (kelainan ekskresi),

penambahan masukan kalium, penghancuran


jaringan akut
Membahayakan jantung fibrilasi ventrikel

Keseimbangan Asam Basa


Gangguan keseimbangan cairan & elektrolit

sering disertai gangguan keseimbangan


asam basa
Jenis gangguan keseimbangan asam basa
adalah:
a)

Asidosis metabolik (ion hidrogen > karbonat)

Kehilangan fixed base (Na, dll), misal: diare, fistel


usus, dll
Penyakit yg menyebabkan suhu tubuh meningkat &
nafsu makan turun
Kegagalan homeostasis ginjal

Keseimbangan Asam Basa


b)

c)

d)

Asidosis respiratorik (produksi CO2 > ekskresi CO2)

Obstruksi dinding alveolus: edema paru, efisema


paru

Penyakit SSP: keracunan morfin

Aliran darah ke paru


Alkalosis metabolik (bikarbonat > ion hidrogen)

Kehilangan Cl krn muntah

Konsumsi bikarbonas natrikus / alkali lain


Alkalosis respiratorik (ekskresi CO2 > produksi CO2)

Hiperventilasi psikogenik

Keracunan salisilat

Keseimbangan Osmolaritas Cairan

Osmolaritas cairan tubuh tergantung pada


konsentrasi partikel osmotik aktif dalam plasma,
cairan interstitial dan CES
80% osmolaritas total cairan interstitial & plasma
dipengaruhi ion Na dan Cl,
Ion K berpengaruh atas 50% osmolaritas total
CIS
Osmolaritas cairan berbanding lurus terhadap
tekanan osmotik

Keseimbangan Osmolaritas Cairan

Istilah hiperosmotik & hipoosmotik merujuk pada


larutan yang mempunyai osmolaritas lebih tinggi
atau lebih rendah dibanding CES normal
Perbedaan osmolaritas antara kompartemen CES
dan CIS menyebabkan perpindahan cairan yang
melintasi membran sel sedemikian cepat &
biasanya dikoreksi dalam waktu detik atau
umumnya dalam menit
Berbagai faktor penyebab perubahan volume
CES dan CIS misal: intake air, dehidrasi,
kehilangan cairan dr GIT, kulit & ginjal

Terapi Cairan pada gangguan keseimbangan


Cairan & elektrolit

Jumlah kebutuhan cairan dihitung berdasarkan


jumlah defisiensi & kebutuhan rumatan
1.

2.

Terapi Defisit
Terapi untuk menggantikan kehilangan cairan &
elektrolit akibat penyakit yang diderita sebelum
mendapat peraatan sampai komposisi cairan tubuh
kembali normal
Terapi Rumatan
Terapi untuk menggantikan kehilangan cairan &
elektrolit yang tetap berlangsung secara normal
maupun abnormal, mempertahankan keseimbangan
yang normal serta mencegah defisiensi berlanjut

Terapi Cairan pada gangguan keseimbangan


Cairan & elektrolit

Kalkulasi terapi cairan rumatan normal dengan:


1.

2.

Menggunakan tabel kebutuhan air berdasarkan usia &


BB
Berdasarkan kebutuhan kalori

Cara pemberian kebutuhan rumatan dapat secara


oral ataupun parenteral

Terapi Cairan pada gangguan keseimbangan


Cairan & elektrolit

Prinsip pengobatan cairan pada dehidrasi


didasarkan pada:
1.
2.
3.

Previous loss/defisit
Normal water losses
Concomitant losses

Terapi gangguan keseimbangan elektrolit:

Hipokalemia pemberian K sampai 3


mEq/kgBB/hari/oral
Hiperkalemia menghentikan masukan K, pemberian
Na-bikarbonat sampai 2 mEq/kgBB (5-10 menit) perinfus, glukosa 0.5 g/kgBB bersama insulin, Ca-glukonat
10% IV 0.5 ml/kgBB

Terapi Cairan pada gangguan keseimbangan


Cairan & elektrolit

Terapi gangguan keseimbangan elektrolit:

Hipomagnesemia 0.1 ml larutan MgSO4.7H2O 40%


IM, setiap 6 jam, sebanyak 3-4 dosis
Hipermagnesemia pemberian Ca-glukonat IV
Hipernatremia
untuk kadar natrium > 200 mEq/l : cairan dialisat 45
ml/kgBB yg mengandung 4.25% glukosa
bila kadar Na telah menurun : cairan dialisat dengan
konsentrasi glukosa 1,5%.
Hiponatremia tambahan natrium dengan rumus:
Defisit Na = (140-serum Na) x BB x 0,6 mEq/l

Daftar Pustaka

Staf pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas


Kedokteran UI. Ilmu Kesehatan Anak jilid 1.
Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI. Jakarta.
1991.
Markum, A.H. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak
jilid 1. Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK UI. 1991.
Guyton & Hall. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.
EGC. Jakarta. 1997.
Staf Pengajar Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran UI. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
jilid 2 edisi 3. Balai Penerbit FK UI. Jakarta. 2001.

Anda mungkin juga menyukai