Normal 30-50 ml / Kg
asupan
oral
Demam
IWL Kehilangan
abnormal
Normal 25 ml / Kg
pengerluaran
urine
Insensible water losses average 5001000
mL/day or approximately 10 mL/kg/day
Evaluasi Volume Intravaskuler
Riwayat pasien
Pemeriksaan fisik
Analisis laboratorium
Pemantauan hemodinamik
Riwayat Pasien
asupan baru oral
muntah persisten atau diare
hisap lambung
kehilangan darah signifikan atau drainase luka
Pemberian cairan intravena dan darah
Baru hemodialisis pasien gagal ginjal.
Pemeriksaan Fisis
Indikasi adanya hipovolemia :
turgor kulit abnormal
dehidrasi pada membran mukosa
denyut arteri perifer lemah
peningkatan HR dan penurunan TD
perubahan ortostatik DJ dan TD dari telentang
ke posisi duduk atau berdiri
penurunan produksi urin
Hipervolemia :
Pitting edema presacral atau pretibial
Produksi urin bertambah
Takikardia
Tekanan nadi jugularis meningkat
crackles dan rales paru
Wheezing
Sianosis
Sekresi paru berbusa dan pink (pink frothy)
Pemeriksaan Laboratorium
Hematokrit serial
pH darah arteri,
Gravitasi atau osmolalitas urin
Konsentrasi natrium atau klorida urin
natrium serum
Rasio BUN terhadap serum kreatinin.
menggambarkan volume intravaskular dan
kecukupan perfusi jaringan
Dehidrasi :
Peningkatan Hct dan Hb
Asidosis metabolik progresif (termasuk asidosis laktat)
BJ urin > 1.010
natrium urin < 10 mEq / L
osmolalitas urin > 450 mOsm / L
Hipernatremia
rasio BUN terhadap kreatinin > 10:1.
Hb dan Hct tidak berubah pada pasien dengan
hipovolemia akut
Overload : (radiografi)
Peningkatan vaskular paru
Tanda-tanda interstitial (Kerley "B" baris)
Infiltrat alveolar difus.
Pemantauan Hemodinamik
Tekanan vena sentral (CVP)
Tekanan oklusi arteri pulmonalis (PAOP): hipovolemia < 8 mm Hg,
overload > 18 mm Hg
arterial pulse contour analysis dan estimasi Stroke volume variation
(mis. LIDCOrapid, Vigileo FloTrak, PICCO)
Doppler esofagus
Transesophageal echocardiography
Stroke volume variation (SVV) SV max SV min
SV rata-rata
Ventilasi spontan : TD turun saat inspirasi
Ventilasi tekanan positif : TD naik saat inspirasi
Ventilasi kontrol : SVV < 10-15%
SVV lebih besar, responsif terhadap terapi cairan.
Cairan Intravena
Terapi cairan IV : kristaloid, koloid atau
kombinasi
Kristaloid : ion (garam) dg/tanpa glukosa
Koloid : ion + zat BM tinggi (protein atau
polimer glukosa)
Koloid : jaga tekanan onkotik koloid plasma
dan seb besar tetap dalam IV
Kristaloid cepat mencapai keseimbangan dan
didistribusikan seluruhnya ke ruang ECF.
Kontroversi : koloid dan kristaloid
Koloid : jaga tekanan onkotik plasma, koloid
lebih efisien (volume koloid < kristaloid) dalam
pulihkan volume IV normal dan CO.
Kristaloid : efektif bila diberikan dalam jumlah
yang tepat.
Pandangan umum :
Kristaloid, jumlah cukup, sama efektif dengan koloid
dalam mengembalikan volume intravaskular.
Mengganti defisit volume IV, volume kristaloid 3 - 4 kali
dibanding koloid.
Pasien bedah, defisit ECF melebihi defisit IVF.
Defisit IVF berat, lebih cepat dikoreksi dengan larutan
koloid.
Pemberian cepat kristaloid dalam jumlah besar ( 4-5
L) edema jaringan.
CAIRAN KRISTALOID
Cairan resusitasi awal : perdarahan dan syok
septik, luka bakar, cedera kepala, plasmapheresis
dan reseksi hati.
Kehilangan primer air, penggantian dengan
cairan hipotonik (cairan pemeliharaan)
Kehilangan air dan elektrolit, penggantian dengan
cairan elektrolit isotonik (cairan pengganti).
Glukosa : tonisitas, mencegah ketosis dan
hipoglikemia
Waktu paruh : 20 30 menit
Contoh :
RL
NaCl 0,9%
D5%, D5W
NaCl 3%
RL :
pengganti cairan intraoperatif isotonik
natrium serum rendah
komposisi sama cairan ekstraselular
paling fisiologis ketika volume besar
diperlukan
laktat diubah oleh hati menjadi bikarbonat.
NaCl 0,9% :
volume besar menyebabkan asidosis
hiperkloremik
pilihan untuk alkalosis metabolik hipokloremia
mengencerkan packed red blood cells
sebelum transfusi.
Dekstrosa 5% dalam air (D 5 W) : penggantian
defisit air murni, cairan pemeliharaan pada
pembatasan natrium.
Hipertonik saline 3% : terapi hiponatremia
gejala berat.
Cairan hipotonik :perlahan-lahan untuk
menghindari terjadinya hemolisis.
Cairan Koloid
Aktivitas osmotik dari zat BM tinggi dalam koloid
pertahankan cairan intravaskuler.
Waktu paruh intravaskular 3 - 6 jam.
Biaya relatif lebih besar
Komplikasi :
Mengganggu faktor koagulasi (> 20 cc/kgBB/h)
Reaksi alergi
Gangguan fungsi ginjal
Untuk pengganti darah 1 : 1
Indikasi :
resusitasi cairan pasien dengan defisit IVF
berat (mis, syok hemoragik) sebelum ada
darah
resusitasi cairan pasien hipoalbuminemia
atau kondisi berat dengan kehilangan protein
yang berat seperti luka bakar (bukan pada
resusitasi awal).
Contoh :
Koloid dari darah
albumin (cairan 5% dan 25%)
fraksi protein plasma (5%)
Koloid sintetik :
Gelatin (Rx alergi) : Gelofusin, Gelafusal
Dextran (gagal ginjal) : Dextran 40, Dextran 70
HES :
Terapi Cairan Perioperatif
1. Kebutuhan pemeliharaan
2. Defisit cairan preoperatif
3. Kehilangan cairan intraoperatif :
a. Luka bedah
b. Darah
KEBUTUHAN PEMELIHARAAN NORMAL
Intake oral
Kehilangan cairan dan elektrolit :
Urine
Sekresi gastrointestinal
Keringat
Insensible losses dari kulit dan paru-paru.
DEFISIT PREOPERATIF
Puasa : maintenans normal x lama puasa
Cth : BB 70-kg, puasa selama 8 jam : (4020 50)
mL / jam X 8 jam = 880 mL
Kehilangan cairan abN : perdarahan pra operasi,
muntah, diuresis, dan diare
Kehilangan tersembunyi : penyerapan cairan oleh
trauma atau jaringan terinfeksi atau asites
Peningkatan insensible losses : hiperventilasi,
demam, dan keringat.
Idealnya diganti sebelum mulai operasi
Penggantian defisit puasa :
Jam I : 50%
Jam II : 25%
Jam III : 25%
KEHILANGAN CAIRAN SELAMA OPERASI
Kehilangan lain :
Prosedur bedah
Third space (kontroversi)
PENGGANTIAN CAIRAN INTRAOPERATIF
3. Dehidrasi isotonik
DEHIDRASI HIPOTONIK
( HIPONATREMIK )
Resusitasi Rumatan
Air + Elektrolit +
Kristaloid Koloid Nutrisi
Fluid Resuscitation
UGD
RL/NS cepat
Bolus 20 mL/kg dalam 30-60 menit
Kalau perlu diulang
IVF stabil
Dewasa Anak-anak
RL 2-4 x loss
HD baik HD jelek