Anda di halaman 1dari 73

PEMANTAUAN MUKA AIR TANAH DI KECAMATAN TELUK SEGARA KOTA BENGKULU

SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu Sebagai Salah Satu Sarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

OLEH : JIPIN ALTIRO : 07060032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PROF. DR. HAZAIRIN, SH BENGKULU 2011

SKRIPSI Oleh JIPIN ALTIRO Telah di periksa dan disetujui untuk di uji

Bengkulu , April 2011 Pembimbing I

Bengkulu,

April 2011

Pembimbing II

Drs. Nofirman, M.T

Drs. Zairin, M.Pd

Mengetahui Dekan FKIP UNIHAZ

Dr. Edwar, M.Pd NIP.150 940 883

SKRIPSI Oleh JIPIN ALTIRO Telah diperiksa di depan Dewan Penguji pada hari Kamis, 24 Maret 2011

Bengkulu,

April 2011

Dewan Penguji Ketua,

Drs. Nofirman, M.T

Anggota I

Anggota II

Dedi Guntar, S.Pd, M.Si

Drs. Syamsudin, S.Pd

Mengetahui : Dekan FKIP UNIHAZ

Dr. Edwar, M.Pd NIP.150 940 883

ABSTRAK SKRIPSI JIPIN ALTIRO. NPM. 06070032. Judul Skripsi Pemantauan Muka Air Tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu Pembimbing Utama Drs. Nofirman, M.T dan Pembimbing Pendamping Drs. Zairin, M.Pd Skripsi Program Studi Pendidikan Geografi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, UNIHAZ Bengkulu. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data tentang : untuk mengetahui Variasi Muka Air Tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu dan untuk mengetahui Pola Kontur Muka Air Tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Populasi penelitian Pemantauan Muka Air Tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu ini prinsipnya adalah posisi muka air tanah di wilayah Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Sesuai dengan data yang telah telah dikumpulkan maka metode yang digunkan adalah metode diskriptif engineering. Sedangkan alat pengumpulan data dalam penelitian ini ada yaitu Data ketinggian tempat, serta kedalam muka air tanah diukur berdasarkan ketentuan SNI-03-2004. Data skunder, data primer. Data skunder adalah semua data yang berkaitan dengan morpologi, topografi, satuan litologi, dan variasi muka air tanah yang telah diukur ataupun dipublikasi oleh pihak lain. Sedangkan data primer adalah data tinggi tempat, morpologi, topografi, dan muka air tanah yang diperoleh dari hasil pengukuran lapangan. Untuk dapat menyajikan data sesuai dengan penomena alaminya, kegiatan analisis data dalam penelitian ini dikemukakan dengan prosedur: (1) Melakukan editing terhadap posisi lintang, bujur, ketinggian tempat dan muka air tanah. (2) Menyajikan data dalam format excel, autocad dan menampilkan kecendrungan data dengan sajian grafik. (3) Mengolah data dari format excel kedalam format surfer dan melakukan rekayasa dengan metode kringging sehingga diproleh kontur muka air tanah sebagai metode pendekatan Maka didapatkan hasil dari pengolah data yng didapat dari pengukuran sumur dilapangan adalah sebagai berikut: (1) Dari hasil survey dan pembahasan Pemantauan Muka Air Tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu didapatkan hasil dari pengukuran dan penghitungan ketinggian tempat dan dibandingakan dengan ketinggian dimana sumur berada dan kedalaman sumur maka di perolehlah pola kontur Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu. Berdasarkan sumur yang dijadikan sampel pengukuran dari didapatkan Pola Kontur Muka Air Tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu adalah mulai dari 0-9 meter dari permukaan laut. (2) Berdasarkan hasil dari survey dan pengukuran di lapangan dan dilakukan penghitungan dengan membandingkan tinggi tempat pengukuran sumur berada, maka didapatkan variasi muka air tanah kecamatan teluk segara bahwa variasi muka air tanah tidak tergantung dengan ketinggian tempat

MOTTO
Bertindak dengan kata hati adalah jalan hidup yang benar, karena kata hati bukanlah keinginan atau nafsu tapi kebenaran ada dalam diri yang harus diyakini (Herro Yuy) Dunia ini serba mungkin, asalkan kita mau berusaha dan berdoa Hidup ini bisa berupa petualangan yang mendebarkan atau bisa juga bukan apa-apa. Keberanian menghadapi perubahan dan menjalaninya sebagai orang berjiwa bebas dalam menghadapi perubahan dan menjalaninya sebagai orang berjiwa bebas dalam menghadapi nasib merupakan kekuatan yang tak terkalahkan (Hellen Keller).

PERSEMBAHAN
BISMILLAHIRROMANIRROHIM

Sebagai Rasa Terima Kasihku Ku Persembahkan Karya Kecilku Ini Kepada


Agamaku Sebagai Penuntun Dan Pedoman Hidupku

Orangtuaku
Bapakku (Burnan) Dan Ibuku (Henli) Yang Penuh Rasa Sabar Membesarkanku , Mendidik, Mendoakan Serta Menanti Keberhasilanku

Kakak Dan Adikku


Ayuk (Yessy Marliani), Kakak (Elson Arianto), Dan Adiku, Apiko Berlin Dan Emilia Julianti Yang Selalu Memberikan Kecerian, Semangat Dan Motivasi Dalm Menyelesaikan Studi

Keluarga Besarku
Seluruh Keluarga Besarku Yang Selalu Menanti Kesuksesan Dan Keberhasilanku

Adikku Tersayang
Bertha Uli Silaban Yang Selalu Berada Disampingku, Memberikan Semangat, Kasih Sayang, Dan Doa Untuk Keberhasilanku Ini

Sobat Dekatku
Emil Aries, Amirrulah Sabar Alam, Rian Saputra Budiman, Adi Kristiansyah, Sapone, Nover Liansyah, Vebryadi, Eko, Luter, Zefri, Hendra, Hengki, Rian Dan Ardika Yang Selalu Memberikan Motivasi, Semangat, Dan Doa, Didalam Menyusun Skripsi Ini Temen Satu Jurusan Angkatan 2007 Yang Tidak Bisa Aku Sebutkan Satu Persatu Almamaterku Tercinta Universitas Prof. Dr. Hazairin. S.H Bengkulu Yang Telah Mendidik Dan Mendewasakanku

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan puji dan syukur ke hadirat allah SWT, karena dengan nikmat dan redhonya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis skripsi ini membahas masalah Pemantauan Muka Air Tanah Di Kecamatan Teluk Segara Atas selesainya skrisi ini, penulis yakin disana-sini masih banyak kekurangan dan keemahan yang tidak disadari oleh penulis, hal ini di karenakan terbatasnya akan kemampuan dan penggetahuan yang di miliki olh penulis. Penulisan skripsi ini tidak luput dari bantuan, bimbingan dan pembinaan, baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Karena itu pada kesempatan yang baik ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada : 1. Yth. Bapak Fakhri Fahmi, SE, M.Si, selaku Rektor Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH Bengkulu. 2. 3. Yth. Bapak Dr. Edwar, M.Pd, selaku Dekan FKIP UNIHAZ Bengkulu. Yth. Bapak Drs. Warsa Sugandi K, M.Pd selaku Ketua Jurusan FKIP UNIHAZ Bengkulu. 4. 5. Yth. Bapak Drs. Nofirnman M.T selaku pembimbing utama Yth. Bapak Drs. Zairin M.Pd selaku pembimbing pendamping

6.

Yth. Bapak dan Ibu dosen program studi pendidikan Geografi Universitas Hazairin Bengkulu yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis belajar di bangku kuliah.

7. 8. 9.

Teman-temanku angkatan 2007 Semua pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu. Kedua orang tua beserta kakak dan adikku tercinta Semoga allah SWT memberikan imbalan yang seimbang dengan perbuatan kita dan tak lupa penulis penulis mengucapkan semoga skripsi ini berguna bagi kita semua

Bengkulu,

April 2011

penulis

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ......................................................................................... HALAMAN PERSETUJAUN SKRIPSI ....................................................... HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI .......................................................... SURAT PERNYATAAN ................................................................................. ABSTRAK ......................................................................................................... LEMBAR MOTTO ........................................................................................... LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................... KATA PENGANTAR ....................................................................................... DAFTAR ISI ...................................................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................................. DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... i ii iii iv v vi vii ix xi xiii xiv xv

BAB I PENDAHULUAN A. B. C. D. E. F. Latar Belakang ................................................................................ Identifikasi Masalah ....................................................................... Batasan Masalah ............................................................................. Rumusan Masalah........................................................................... Tujuan Penelitian ............................................................................ Manfaat Penelitian .......................................................................... 1 5 6 6 6 7

BAB II LANDASAN TEORI A. B. C. D. E. Kondisi Tofografi Wilayah Bengkulu ........................................... Siklus Hidrologi ............................................................................... Konsepsi Air Tanah ........................................................................ Muka Air Tanah.............................................................................. Konseptual ....................................................................................... 8 8 11 14 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. B. C. D. E. F. G. Tempat Dan Waktu Penelitian ...................................................... Metode Penelitian ............................................................................ Defenisi Operasional Variabel ....................................................... Populasi dan Sampel ...................................................................... Teknik Pengambilan Sampel ......................................................... Teknik Pengumpulan Data ............................................................ Metode Analisi Data ........................................................................ 20 20 21 22 26 26 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Keadaan Geografi Daerah Penelitian............................................ B. Deskripsi Hasil Penelitian .............................................................. C. Pembahasan ..................................................................................... BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ...................................................................................... B. Saran ................................................................................................ DAFTAR PUSTAKA 53 56 28 30 35

DAFTAR TABEL Tabel 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Halaman 29 31 31 31 31 31 32 32 32 32 32

Tabel 4.1 ..................................................................................................... Tabel 4.2 ..................................................................................................... Tabel 4.3 ...................................................................................................... Tabel 4.4 ...................................................................................................... Tabel 4.5 ...................................................................................................... Tabel 4.6 ...................................................................................................... Tabel 4.7 ...................................................................................................... Tabel 4.8 ..................................................................................................... Tabel 4.9 ..................................................................................................... Tabel 4.10 ................................................................................................... Tabel 4.11 ....................................................................................................

HALAMAN GAMBAR Gambar 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Halaman 10 12 13 14 16 17 18 23 25 36 37 39


43

Gambar 1.1 Siklus Hidrologi ....................................................................... Gambar 1.2 Butir dan Rongga .................................................................... Gambar 1.3 Diaram Fasa ............................................................................ Gambar 1.4 Penampang Aquifer ................................................................ Gambar 1.5 Flownet ..................................................................................... Gambar 1.6 Metode Three Point Problem ................................................. Gambar 1.7 Garis Aliran Air Tanah .......................................................... Gambar 1.8 Contoh Grid ............................................................................. Gambar 1.9 Alat ukur dengan pemberat ................................................... Gambar 1.10 Peta titik pengukuran .......................................................... Gambar 1.11 Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.076' dan 0347.132' ...................................................................................................... 12. Gambar 1.12 Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.172' dan 0347.195' ...................................................................................................... 13. Gambar 1.13 Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.165' dan
0347.198' ........................................................................................................

14. Gambar 1.14 Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.266' dan 0347.326' ...................................................................................................... 15. Gambar 1.15 Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.410' dan 0347.542' ...................................................................................................... 16. Gambar 1.16 Variasi muka air tanah ........................................................

46 49 51

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Data Hasil Penelitian Muka Air Tanah di kecamatan Teluk Segara 2. Peta kecamatan teluk segara 3. Penetapan Dosen Pembimbing Skripsi 4. Persetujuan judul skripsi 5. Surat perjanjian 6. Surat Izin Penelitian Dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan 7. Surat Keterangan Izin Penelitian Dari Kantor Kecamatan Teluk Segara 8. Surat Keterangan Izin Penelitian Dari KESBANG Kota Bengkulu 9. Surat Rekomendasi Penelitian KESBANG Propinsi Bengkulu 10. Surat Keterangan Selesai Penelitian 11. Kartu Bimbingan Skripsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air menyelimuti kurang lebih 2/3 bagian bumi, dan hanya 1/3 bagian dari planet ini yang muncul sebagai daratan kering. Total jumlah kandungan air di bumi hampir 326 juta kubik mil, menurut Lembaga Survei Geologi Amerika Serikat Sebanyak 72% permukaan bumi tertutup oleh air, tetapi 97% air tersebut asin dan tidak baik untuk diminum. Diantara 70% air minum tersebut berbentuk es, kurang dari 1% air minum yang ada di dunia siap dimanfaatkan secara langsung.http://www.blogspot.com/_szhuf1v51ms/waterword.jpg Jumlah penduduk Indonesia yang telah mencapai lebih dari 200 juta, akan mengakibatkan kebutuhan air bersih menjadi semakin mendesak. Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Indonesia memiliki 6% potensi air dunia atau 21% potensi air di Asia Pasifik. (Pikiran Rakyat, 22 Maret 2005). Salah satu potensi air itu adalah air tanah yang berbentuk mata air alami (water spring). Air merupakan sumberdaya yang sangat esensial bagi kehidupan umat manusia. Ketersediaan sumberdaya air di bumi tidak merata, dinamis dari waktu ke waktu, dan berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya. Sementara disisi lain pertumbuhan populasi manusia semakin besar dengan tuntutan

urbanisasi dan industrialisasi yang semakin meluas berimplikasi pada meningkatnya kebutuhan akan sumberdaya air. Ketimpangan antara tingkat kebutuhan dan keterdapatan sumberdaya air akan mengakibatkan adanya krisis air. Peningkatan kebutuhan atau Demand air secara umum dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu : 1. Air untuk kebutuhan konsumsi domestik atau rumah tangga misalnya untuk mandi, mencuci, mamasak, dan untuk minum. 2. Air untuk keperluan pengairan lahan pertanian misalnya untuk irigasi, mengairi sawah, perikanan, dan usaha tani lainya. 3. Air untuk kegiatan industry misalnya untuk pembangkit listrik, proses produksi, transfortasi, dan kegiatan yang lainya. Diperkirakan kebutuhan ratarata air bersih setiap individu adalah sekitar 27 hingga 200 liter perhari. Kebutuhan dasar tersebut bias berbedabeda tergantung keadaan geografis dan karateristik individu yang bersangkutan. Namun secara keseluruhan, baku minimum kebutuhan untuk memenuhi kebutuhan dasar minum, sanitasi, mandi, dan memasak ratarata sebanyak 50 liter perorang per hari (Gleick, 1996). (http://www.lablink.or.id/. 2006) Upaya pemenuhan kebutuhan air oleh manusia dapat mengambil air dari dalam tanah, air permukaan, atau langsung dari air hujan. Dari ke tiga sumber air tersebut air tanahlah yang paling banyak digunakan karena air

tanah memiliki beberapa kelebihan di banding sumber-sumber lainnya antara lain karena kualitas airnya yang lebih baik serta pengaruh akibat pencemaran yang relatif kecil (Jovita, 2002 : 1). Sisi pasokan adalah sesuatu yang sudah harus diterima seperti apa yang telah disediakan oleh alam; serta penggunaan saling mendukung. Perencanaan juga sudah harus dapat menetapkan cara dan bagaimana pengembangan sumber daya air, operasional dan pemeliharaan, pemantauan dan pengawasan, serta usaha konservasi sumberdaya air dan lingkungan. Perkembangan dinamika kota terjadi karena bertambahnya jumlah penduduk yang juga dengan sendirinya menambah aktivitas kehidupan

terutama pada daerah perkotaan, khususnya kota Bengkulu. Kota Bengkulu dengan jumlah penduduk 346.712 jiwa, dan terletak pada ketinggian antara 0100 m diatas permukaan laut dengan persebaran sporadis pada setiap wilayah kota, sehingga menyebabkan morfologi kota Bengkulu bergelombang, Berdasarkan tofografi, bentuk permukaan wilayah Kota Bengkulu relative datar, sebagian besar wilayah berada pada

kemiringan/kelerengan 0-15% yaitu seluas 14.224 Ha (98,42%) dan hanya sebagian kecil 1,58% yakni seluas 228 Ha dari wilayah Kota Bengkulu yang memiliki kelerangan 15-40%. Kecamatan Teluk Segara berada dalam wilayah administrasi Kota Bengkulu dan Topografi wilayahnya ini relatif datar begelombang. Kecamatan teluk segara terbagi atas 13 kelurahan yaitu Bajak,

Berkas, Jitra, Kampung Bali, Kebun Keling, Kebun Ros, Malabero, Pasar Baru, Pasar Melintang, Pintu Batu, Pondok Besi, Sumur Meleleh, Tengah Padang. Masyarakat di Kecamatan Teluk Segara ratarata mempunyai sumur pribadi dirumahnya baik itu sumur bor ataupun sumur galian untuk kebutuahan akan air seharihari baik itu untuk mandi, mencuci dan keperluan lainya. Intinya adalah, bahwa saat ini kebutuhan akan air dari sumber air tanah menjadi semakin kompleks tidak hanya didasarkan atas hal-hal yang bersifat teknik, tetapi mungkin justru yang paling penting adalah hal-hal yang bersifat sosial. Namun demikian tulisan ini hanya membatasi pada hal-hal yang bersifat teknik, meskipun mungkin secara sepintas menyinggung hal-hal di luar itu. Tulisan ini bermaksud menguraikan secara singkat bahwa kebutuhan akan air meningkat ini karena Perkembangan yang pesat dalam pembangunan perumahan, industri, pertanian, infrastruktur, dan lain-lain. baik di daerah perkotaan maupun pedesaan, serta peningkatan jumalah penduduk,

memberikan konsekuensi. memaksa masyarakat mencari alternatif lain yaitu mencari air yang ada didalam tanah dengan cara membuat sumur. Dewasa ini sumur mudah kita jumpai karena ratarata setiap rumah sudah mempunyai sumur bor atau pun itu sumur galian.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk mengangkat judul Pemantauan Muka Air Tanah Di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu Propinsi Bengkulu dengan alasan seabgai berikut: 1. Belum adanya peta kontur mengenai tinggi muka air tanah di kecamatan teluk segara kota Bengkulu 2. Pola kontur muka air tanah di kecamatan teluk segara kota Bengkulu memberikan informasi yang berguna sebagai bahan dalam menentukan kebijakan perencanaan atau pengolahan didaerah yang bersangkutan.

B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah yang berkaitan dengan pemantauan muka air tanah Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu adalah sebagai berikut: 1. Secara geomorfologi wilayah Kecamatan Teluk Segara di bentuk oleh daerah pematang pantai, rawa dan dataran rendah bergelombang 2. Antara daerah pematang pantai, rawa, dataran rendah dan dataran bergelombang ditemukan patahan. 3. Satuan litologi daerah pematang pantai, dan rawa di susun oleh materialmaterial yang berbeda dengan dataran rendah bergelombang 4. Berdasarkan ketiga kondisi diatas, maka keberadaan air dan muka air tanah juga bervariasi.

C. Batasan Masalah Mengingat luasnya masalah yang akan di teliti maka penulis membatasi penelitian pada : 1. Wilayah Kecamatan Teluk Segara secara administrasi. 2. Muka air tanah yang dimaksudkan dari muka air sumur gali yang dimiliki oleh masyarakat Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu.

D. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas maka rumusan masalah penelitian ini adalah : 1. Bagaimanakah variasi muka air tanah diwilayah Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu ? 2. Bagaimna pola kontur muka air tanah Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu ? E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalm penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui variasi muka air tanah pada setiap Kelurahan di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu b. Untuk mengetahui pola kontur Segara Kota Bengkulu. muka air tanah di Kecamatan Teluk

F. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diambil dari hasil pelaksanaan pemantaun air muka tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu ini meliputi: 1. Manfaat teoritis Sebagai bahan menambah wawasan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan geografi dalam mata kuliah hidrologi , terutama mahasiswa jurusan geografi program studi ilmu pendidikan ilmu sosial UNIHAZ Bengkulu. 2. Manfaat praktis a. Pengembangan ilmu pengetahuan Memberi pengetahuan bagi pembaca mengenai bagaimana cara

mengukur tinggi air muka tanah dan kontur tinggi muka air tanah dikecamatan teluk segara kota bengkulu sekaligus sebagai sarana pengembangan ilmu pengetahuan. b. Masyarakat Memberikan informasi kepada masyarakat mengenai tinggi muka air tanah dan kontur tinggi muka air tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu c. Bagi penulis Memberikan wawasan dan ilmu pengetahuan yang baru tentang bagaimana cara mengukur tinggi muka air tanah dan membuat peta kontur muka air tanah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kondisi Topografi Wilayah Bengkulu Kota Bengkulu terletak pada ketinggian antara 0100 m diatas permukaan laut dengan persebaran sporadis pada setiap wilayah kota, sehingga menyebabkan morfologi kota Bengkulu bergelombang. Kondisi topografi dan bentuk permukaan wilayah Kota Bengkulu dalam www.bengkulukota.go.id. Kota-bengkulu relatife datar, sebagian besar wilayah berada pada

kemiringan/kelerengan 0-15% yaitu seluas 14.224 Ha (98,42%) dan hanya sebagian kecil 1,58% yakni seluas 228 Ha dari Wilayah Kota Bengkulu yang memiliki kelerangan 15-40%.

B. Siklus Hidrologi Siklus hidrologi merupakan perputaran air di permukaan bumi yang diawali dari penguapan air laut, air danau, dan air sungai akibat pemanasan sinar matahari. Selain penguapan dari badan air, semua benda yang mengandungair juga akan mengalami penguapan, seprti tumbuhan, tubuh hewan, dan benda lainnya. Dalam hidrologi, penguapan dari badan air secara langsung disebut evaporasi, sedangkan penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan disebut transpirasi. Jadi jika evapotranspirasi adalah gabungan hasil penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan dan juga badan air secara tidak lagsung.

Selain itu penguapan air yang membasahi dedaunan disebut intersepsi. Proses intersepsi berlangsung selama berlangsungnya hujan dan setelah hujan berhenti. Air yang diuapkan bukan merupakan air yang ada di dalam tumbuhan tetapi hanya yang menempel di bagian luar ada di dedaunan, batang pohon, kelopak bunga. Uap air hasil evapotranspirasi dan intersepsi mengisi udara dan menjadi awan. Akibat proses angin berhembus, awan akan dibawake puncak-puncak pegunungan. Sebagian ada awan yang sebelum sampai daerah pegunungan sudah diturunkan sebagai hujan. Sebagian lainnnya diturunkan di pegunungan. Hujan dalam istilah hidrologi disebut presipitasi. Presipitasi merupakan tetes air yang jatuh ke permukaan tanah. Jika tetes air tidak sampai ke permukaan tanah disebut virga. Virga ini terjadi akibat tetes air yang jatuh menguap kembali menjadi awan hal ini sering terjadi didaerah panas, seperti gurun pasir. Hujan yang turun langsung ke permukaan tanah, permukaan air danau, sungai, dan laut, di hutan atau perkebunan. Hujan yang langsung mengenai permukaan bumi disebut intersepsi saluran (channel interception). Hujan di hutan yang mengenai tajuk dan mengalir di pelepahnya, lalu turun melalui batang pohon disebut stemflow. Namun, karena di hutan tidak selamanya rapat oleh pepohonan, air hujan yang jatuh melalui celah-celah antartunbuhan. Air yang mengalir langsung ke permukaan disebut air lolos atau thoughfall. Air yang mengenai permukaan

tanah dan meresap disebut infiltrasi. Akan tatapi sebelum masuk ke dalam tanah, air hujan biasanya menggenang sementara dalam cekungan-cekungan kecil, proses penampungan semcam ini disebut Surface. Jika genang air telah penuh dan hujan tetap berlangsung, terjadilah aliran menuju parit-parit dan sungai kecil. Air yang mengalir diatas pernukaan tanah menuju sungai disebut overlandflow. Sebagian air hujan yang terinfiltrasi, tetapi tidak sampai bergabung dengan air tanah disebut aliran bawah permukaan (subsurface). Overlandflow dan subsurface dinamakan air limpasan atau run-off.

Gambar 1.1 siklus hidrologi Air yang terus meresap sampai kedalaman tertentu dan mencapai permukaan air tanah (groundwater) disebut perkolasi. Air tanah juga terus bergerak mecari lereng yang lebih rendah. Apabila air tanah keluar atau muncul akan menjadi mata air. Mata air yang memancar disebut Spring, sedangkan yang tidak memancar disebut Seepage. Aliran sungai yang

langsung menuju laut atau samudra, tetapi sebagian dibelokan ke persawahan ( irigasi) dan ada pula yang ditampung di danau-danau buatan. Air yang ada pada aliran sungai, permukaan sawah, dan danau dipanasi kembali oleh matahari sehingga kembali terjadi evaporasi. Air bawah pemukaan dan air tanah diresap akar akar tumbuhan dan menjadi bagian batang, rantin, dan daun pepohonan. Air yang terkandung dalam pepohonan dipanasi lagi oleh matahari lalu terjadi kembali transpirasi. Hasilnya menjadi awan dan kembali menjadi hujan dan begitu seterusnya. Perputaran air di permukaan bumi itulah yang disebut siklus hidrologi. Keterdapatan air tanah dalam rangkaian siklus hidrologi terjadi setelah uap air di udara mengalami kondensasi dan turun kebawah sebagai hujan (presipitasi) selanjutnya air permukaan mengalami infiltrasi dan tercampur sebagai storage air tanah.

C. Konsepsi air tanah Konsepsi air tanah dalam kajian ini menerapkan konsep ground water dan hidrogiologi yang menyatakan bahwa air tanah adalah semua masa air yang berada dalam material geologi. Kondisi material geologi yang menjadi media air tanah adalah berupa : 1. Material berupa butir dan rongga 2. Material batuan yang masih rawan mempunyai selahselah sehingga air berada didalam fracturenya.

3. Material berupa bahan sedimen kimia linestore, dolonit adalah dimana keberadaan air mengalami solution.

Gambar 1.2 Butir dan Rongga Berdasarkan parameter hidrolik air tanah Krusman dan Ridder (1990:4142) membedakan aquifer menjadi : 1. Akifer Bebas (Unconfined Aquifer) yaitu lapisan lolos air yang hanya sebagian terisi oleh air dan berada di atas lapisan kedap air. Permukaan tanah pada aquifer ini disebut dengan water table (preatiklevel), yaitu lapisan bawah permukaan tanah yang langsung berintraksi dengan kondisi atmosfer. Lapisan ini memiliki kondisi dinamika diagram fasa adalah bentuk zona kering, zona kapiler, dan zona jenuh.muka air tanah berada pada berada pada zona jenuh seperti gambar berikut:

Gambar 1.3 Diagarm fasa 2. Akifer Tertekan (Confined Aquifer) yaitu aquifer yang seluruh volume air yang dibatasi oleh lapisan kedap air, baik yang di atas maupun di bawah, serta mempunyai tekanan jenuh lebih besar dari pada tekanan atmosfer. 3. Akifer Semi tertekan (Semi Confined Aquifer) yaitu aquifer yang seluruhnya jenuh air, dimana bagian atasnya dibatasi oleh lapisan semi lolos air dibagian bawahnya merupakan lapisan kedap air. 4. Akifer Semi Bebas (Semi Unconfined Aquifer) yaitu aquifer yang bagian bawahnya yang merupakan lapisan kedap air, sedangkan bagian atasnya merupakan material berbutir halus, sehingga pada lapisan penutupnya masih memungkinkan adanya gerakan air. Dengan demikian aquifer ini merupakan peralihan antara aquifer bebas dengan aquifer semi tertekan. http://www.geologi.iagi.or.id.

Gambar 1.4 Penampang aquifer D. Muka Air Tanah Muka air tanah merupakan tingkat yang dapat dicapai oleh air pada sumur terbuka atau permukaan badan air tanah yang bertekanan air sama dengan tekanan Atmosfir. http://www.malang.ac.id. Berdasarkan dengan defenisi muka air tanah di atas bahwa muka air tanah merupakan tingkat yang dapat dicapai air pada sumur, sehubungan dengan hal ini maka muka air tanah bisa kita ukur kedalamannya dan menentukan titik konturnya berdasarkan tempat dimana sumur berada karena muka air tanah suatu tempat dengan tempat lain jelas bevariasi sesuai dengan keadaan tempat dan ketinggian tempat itu dengan laut. Jika yang kita ketahui hanyalah data keadalaman sumur maka untuk menetukan kontur muka air tanah bisa di ilustrasikan ke flownet, flownet merupakan peta yang berisikan kontur air tanah dan daerah aliran air tanah. Garis kontur menunjukan daerahdaerah yang mempunyai tinggi muka air tanah yang sama yang dapat di buat melalui

interpolasi dari titik tinggi muka air tanah yang telah diketahui sebelumnya. Sedangkan arah aliran airtanah dapat ditentukan dengan menarik garis tegak lurus kontur tinggi muka airtanah. Selain dapat mengetahui arah aliran airtanah, flownet juga berfungsi untuk memprediksi arah pencemaran airtanah, menentukan debit dan volum (potensi) airtanah di daerah tertentu, mengetahui daerah tangkapan (recharge) dan daerah pemanfaatan (discharge), serta mengetahui perubahan pola aliran /anomali karena penyerapan airtanah. Sedangkan cara pembuatan flownet adalah sebagai berikut : 1. Plot tinggi muka air tanah (TMA) pada tiap tiap sumur Plot tinggi muka air tanah (TMA) pada tiap tiap sumur adalah apabila yang ada hanyalah data kedalaman muka air sumur, maka terlebih dahulu diubah menjadi data tinggi muka air tanah, yaitu data elevasi (ketinggian) tempat dimana sumur berada dikurangi kedalaman sumur maka akan di peroleh nilai tinggi muka ar tanah. Cara memperoleh data kedalaman sumur dilapangan dapat di ilustrasikan pada gambar berikut :

Gambar 1.5 flownet Dalam hal ini perlu diingat bahwa apa yang dimaksud kedalaman air sumur adalah berbeda dengan apa yang dimaksud ketinggian muka air tanah. Pada gambar di atas, apabila diketahui kedalaman air sumur (c) adalah 10 meter,sedangkan lokasi di mana sumur tersebut berada mempunyai ketinggian 245 mdpal, maka nilai TMA = 245-10=235. http://guthin.blogspot.com. 2. Hubungkan titik-titik yang memiliki nilai TMA sehingga diperoleh kontur TMA (equipotensial line). Pembuatan kontur TMA dapat menggunakan metode Three Point Problem, seperti yang dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar : 1.6 Metode Three Point Problem dalam Pembuatan Flownet

(Todd, 1980)Metode Three Point Problem ini didasarkan pada data-data ketinggian muka airtanah yang telah diperoleh dari hasil pengolahan data kedalaman muka airtanah. Titik-titik ketinggian muka airtanah yang telah diketahui digunakan untuk mencari titik-titik ketinggian muka airtanah yang belum diketahui, yaitu dengan cara interpolasi. Titik-titik yang mempunyai nilai TMA sama selanjutnya dihubungkan dengan garis yang kemudian disebut dengan Equipotensial line atau garis kontur. 3. Buatlah garis arah aliran airtanah, yaitu dengan menarik garis dari daerah dengan TMA tinggi menuju daerah dengan TMA rendah dengan membentuk sudut 900 pada setiap perpotongan dengan garis kontur yang dilaluinya. Konsep ini merujuk pada sifat air yang mengalir dari tempat tinggi menuju ketempat rendah.

Gambar. 1.7 Garis arah aliran air tanah Apabila arah aliran telah terbentuk, maka flownet airtanah telah jadi dan siap untuk digunakan sebagai dasar analisis potensi airtanah suatu daerah. Flownet airtanah yang ideal adalah apabila antara garis-garis kontur dan garis-garis arah aliran membentuk jaring-jaring persegi. Akan tetapi, flownet ideal hanya akan terbentuk pada daerah yang datar dan isottropis. http://guthin.blogspot.com/2010/04/flownet-airtanah.htm E. Konseptual Keterdapatan muka air tanah disuatu daerah sangat ditentukan oleh kondisi litologi, morfologi wilayah, topografi dan hidrologi. Kompleknya kondisi yang mempengaruhi itu akan menyebabkan variasi muka air tanah antara suatu tempat dengan tempat yang lain. Data muka air tanah dapat di peroleh dari data kedalam suatu sumur dengan sumur lainnya dan di formulasikan menjadi flownet. Flownet merupakan peta yang berisikan kontur airtanah dan arah aliran airtanah. Garis kontur menunjukkan daerah-daerah yang mempunyai tinggi muka airtanah sama yang dapat dibuat melalui interpolasi dari titik-titik tinggi muka airtanah

yang telah diketahui sebelumnya. Sedangkan arah aliran airtanah dapat ditentukan dengan menarik garis tegak lurus kontur tinggi muka airtanah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini penulis mengambil objek penelitian di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu Propinsi Bengkulu. Dan waktu penelitiannya bulan januari sampai bulan februari tahun 2011.

B. Metode Penelitian Metode adalah suatu prosedur atau cara untuk mengetahui sesuatu yang mempunyai langkah langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu pengkajian dalam mempelajari peraturan peraturan yang terdapat dalam penelitian.di tinjau dari sudut filsafat metodologi penelitian merupakan epistimologi penelitian yaitu menyangkut bagaimana kita melakukan penelitian ( husaini usman. (2008:41 bumi aksara ) Sesuai dengan data yang telah telah dikumpulkan maka metode yang digunkan adalah metode diskriptif engineering. Menurut suharsini arikunto (2007:234) metode diskriptif ini tidak dimaksudkan untuk menguji hepotesis tertentu, tetapi hanya menggambarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala dan keadaan. Metode penelitian dalam bidang ilmu teknik, Teknik (engineering)

C. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional merupakan petunjuk bagaimana variable penelitian itu diukur Randong siahan(2003:25), variabel adalah objek penelitian atau yang menjadi titik perhatian suatu peneltian, Suharsini arikunto (2006:118) berdasarkan pendapat diatas perlu adanya batasan definisi operasional variabel. Definisi Operasiaonal variabel dari penelitian ini yang di maksud dengan pemantauan muka air tanah adalah : 1. Variasi muka air tanah Variasi muka air tanah adalah variasi naik turunnya muka air tanah 2. Pola kontur muka air tanah Bentuk kontur muka air tanah dari hasil pengukuran. Dari definisi variable diatas maka variasi dan pola kontur muka air tanah dapat kita tentukan dengan terlebih dahulu kita menyiapkan data-data pendukung dan alat-alat yang dibutuhkan seperti : 1. Peta titik ketinggian kecamatan teluk segara 2. Peta kontur garis ketnggian teluk segara dan konturnya 3. GPSMAP 60CSx1 4. Meteran plastik standar SNI 03 2004

D. Populasi dan Sampel 1. Popualsi penelitian Populasi penelitian pemantauan muka air tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu ini prinsipnya adalah posisi muka air tanah di wilayah Kecamatan Teluk Segara. Akan tetapi keterdapatan muka air tanah itu sangat berkaitan dengan bentuk morfolologi wilayah, dan satuan litologi yang menyusun daerah tersebut, yang berhubungan erat dengan kondisi topografi Kecamatan Teluk Segara. Variasi muka air tanah dapat juga berubah akibat aktifitas pengambilan air tanah dengan intensitas tinggi. Berdasarkan kondisi tersebut maka penentuan kondisi populasi dilakukan dengan pendekatan metode gridding diantara sumur gali (dug well) di wilayah Kecamatan Teluk Segara. 2. Sampel Penelitian Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakterristik yang di miliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin meneliti semua yang ada pada populasi, misalnya keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang di pelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Unuk itu sampel yang diambil dari populasi

harus betul betul refrenstatif(mewakili). Maka sampel dalam penelitian ini adalah: a. Sampel area Sesuai dengan karateristik populasi yang telah diuraikan, maka penentuan sampel penelitian dilakukan dengan dengan pemetaan sampel area (sampel wilayah). Penentuan sampel area dilakukan dengan pendekatan: 1) Semua wilayah kecamatan teluk segara dplot kedalam metode grid dengan jarak 200 meter seperti gambar berikut :

Gambar 1.8 Contoh Grid 2) Untuk daerah yang kontur dan ketinggiannya relatife sama, dan posisi muka air tanahnya sama dianggap posisi muka air tanahnya dianggap stabil.

3) Pada daerah yang kondisi topgrafi dan ketinggian muka air tanahnya berubah, akan dterapkan sebagai sampel pengukuran. b. Sampel pengukuran muka air tanah Sampel pengukuran muka air tanah dilakukan terhadap sumur gali(dug well) yang telah memenuhi kretria populasi dan sampel area. Sampel muka air tanah dalam penelitian ini dilakukan terhadap 39 sumur wilayah kecamatan teluk segara dengan letak dan ketinggian berbeda berdasarkan peta yng sudah digrid seperti penjelasan

sebelumnya.Teknik pengkuran menggunakan pendekatan SNI T-032004. Sepeti terdapat pada gamabar berikut:

E. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel adalah merupakan teknik untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian. Sehubungan dengan itu teknik dalam pengambilan sampel haruslah tepat. Dan untuk memeroleh sampel yang tepat penulis menggunakan teknik sampel acak.sehingga setiap elemen mempunyai kesempatan yang sama unuk dipilih sebagai contoh.

F. Teknik Pengumpulan data 1. Jenis data Data penelitian ini terdiri dari data sekunder dan data primer. Data skunder adalah semua data yang berkaitan dengan morpologi, topografi, satuan litologi, dan variasi muka air tanah yang telah diukur ataupun dipublikasi oleh pihak lain. Sedangkan data primer adalah data tinggi tempat, morpologi, topografi, dan muka air tanah yang diperoleh dari hasil pengukuran lapangan. 2. Teknik pengumpulan data Data ketinggian tempat, serta kedalam muka air tanah diukur berdasarkan ketentuan SNI-03-2004. G. Teknik Analisis Data Untuk dapat menyajikan data sesuai dengan penomena alaminya, kegiatan analisis data ini dikemukakan dengan prosedur: 1. Melakukan editing terhadap posisi lintang, bujur, ketinggian tempat dan muka air tanah.

2. Menyajikan data dalam format excel, autocad dan menampilkan kecendrungan data dengan sajian grafik. 3. Mengolah data dari format excel kedalam format surfer dan melakukan rekayasa dengan metode kringging sehingga diproleh kontur muka air tanah sebagai metode pendekatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Kondisi Geografis Wilayah Penelitian 1. Letak dan Luas Wilayah Kecamatan Teluk Segara Bedasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) propinsi/kota Bengkulu, Kecamatan Teluk Segara secara geografis terletak antara 216331 lintang selatan 10101-10341 bujur timur dan batas-batas wialyah teluk seagara meliputi: a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Muara Bangkahulu b. Sebelah timur berbatasan Kecamatan Sungai Serut c. Sebelah barat berbatasan dengan Samudera Indonesia d. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Ratu Samban Wilayah Kecamatan Teluk Segara berada dalam wilayah administrasi Kota Bengkulu dan Topografi wilayahnya ini relatif datar begelombang, pemerintahanya terbagi menjadi 13 belas kelurahan dengan luas wilayah 276,3 Ha. 2. Topografi dan Iklim Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kecamatan teluk segara tahun 2009, bahwa topografi dan iklim kecamatan teluk segara sebagai berikut:

ketinggian tempat kecamatan teluk segara adalah 5-15 meter dari permukaan laut sedangkan bentuk permukaan tanahnya datar

bergelombang, rata-rata temperatur 26C, maksimum 29,0-31,4 dan minimum 23,1-24,0, curah hujan 21-796 mm pertahun, 3. Keadaan Penduduk Penduduk kecamatan teluk segara secara keseluruhan berdasarkan dari data kantor kecamtan teluk segara berjumlah 24.631 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 12.292 jiwa dan perempuan berjumlah 12.339 jiwa. Adapun jumlah rasio jenis kelamin 100,38. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: sumber kantor kecamatan teluk segara Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin, Menurut Kelurahan Di Kecamatan Teluk Segara 2010 Penduduk Rasio Jenis Kelamin Laki-Laki Perempuan Jumlah 612 1.238 529 914 701 540 959 900 983 2.241 1.156 880 12.292 656 1.277 566 917 756 534 1.019 823 1.032 1.815 1.214 1.14 12.339 1.268 2.515 1.095 1.831 1.457 1.074 1.978 1.723 2.015 4.056 2.37 2.02 24.631 93,29 103,15 93,46 99,67 92,72 101,12 94,11 109,36 95,25 123,47 95,22 77,19 100,38

Tabel 4.1

Kelurahan Kebun Keling Malabero Sumur Melele Pasar Berkas Pasar Baru Pasar Jitra Pasar Melintang Pondok Besi Kebun Ros Tengah Padang Bajak Kampung Bali Teluk Segara

B. Deskripsi Hasil Penelitian Setelah melaksanakan penelitian, dan pengukuran sumur untuk mendapatkan berapa tinggi muka air tanah di kecamatan teluk segara dan penghitungan menggunakan rumus flownet maka pola kontur muka air tanah dan variasi muka air tanah kecamatan teluk segara berikut ini dikemukakan hasil penelitian dan pengukuran, dalam penelitian tentang Pemantauaan Muka Air Tanah Di Kecamatan Teluk Segara berdasarkan masalah yang akan di teliti yaitu pola kontur dan variasi muka aiar tanah kecamatan teluk segara. Pola kontur dan variasi muka air tanah di Kecamatan Teluk Segara dari hasil penelitian ini dilakukan terhadap beberapa sumur yang dijadikan sampel berdasarkan titik-titik sumur yang sudah ditandai dalam peta yang sudah digrid dan diskalakan, maka dilakukan pemotongan garis lintang terhadap garis bujur sehinggah didapatkan titik dimana kita akan memulai untuk mengukur kedalaman sumur. Setelah melakuakn pengukuran maka data yang didapatkan dihitung berdasarkan ketinggian tempat dan kedalaman sumur maka didapatkan nilai muka air tanah dan variasi muka air tanah kcamatan teluk segara. Maka data pengukuran sumur yang dilakukan terhadap 39 sumur dengn tempat dan ketinggian berbeda maka didapatkan pola kontur muka air tanah dan variasi berdasarkan potong lintang dengan bujur pada peta. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel dan penjelasannya di bawah ini dibwah ini:

1. Garis Potongan Vertikal Lintang (S) 0347.076' Pada potongan lintang ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 2-7 meter permukaan laut 2. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.132' Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 1-3 meter dari permukaan laut 3. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.172' Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 5 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 1-9 meter dari permukaan laut 4. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.195' Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 6 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 1-5 meter dari permukaan laut 5. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.165' Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 0-5 meter dari permukaan laut 6. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.198'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 4 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 0-8 meter dari permukaan laut 7. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.266' Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 5 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 0-8 meter dari permukaan laut 8. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.326' Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 3 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 1-6 meter dari permukaan laut 9. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.410' Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 3 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 0-6 meter dari permukaan laut 10. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.542' Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 1-5 meter dari permukaan laut Berdasarkan dari hasil tersebut bahwa dikecamatan teluk segara tinggi muka air dan variasi muka air tanah dari permukaan laut 0-9 meter

C. Pembahasan 1. Pola Kontur Muka Air Tanah Sebaran kontur muka tanah wilayah Kecamatan Teluk Segara berdasarkan peta kontur Kecamatan Teluk Segara, 5-15 meter dari permukaan laut dan bentuk permukaan tanahnya datar bergelombang yang terdiri dari cekungan-cekungan,rawa dan anak sungai. Ketinggian antara 10-15 merupakan daerah dataran tinggi, ketinggian antara 5-10 meter dari permukaan laut merupakan dataran rendah, sedangkan ketinggian antara 0-5 meter dari permukaan laut merupakan daerah rawa, dan disepanjang pesisir pantai. Berikut hasil penelitian dan pengukuran dilapangan di Kecamatan Teluk Segara yang digamabarkan pada peta dan grafik. Dari peta yang sudah grid maka didapatkan titik-titik dimana tempat dilakukan pengukuran terhadap sumur yang akan dijadikan sampel untuk menentukan muka air tanah dikecamatan teluk segara. Hasil dari pengukuran dilapangan dan di hitung dengan metode perumusan flownet maka didapatkan nilai dan pola kontur muka air tanah kecamatan teluk segara yang digambarkan dengan grafik garis. Lebih jelasnya bisa dilihat pada peta dan grafik dibawah ini:

Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertikal lintang (s) 0347.076', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan Ibnu hajar dengan ketinggian tempat 9.5 meter, Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan kedalaman 6 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah

dilakukan pengukuran dan dihitung maka

didapatkan muka air tanah

dijalan Ibnu hajar 5.4 meter dan tinggi muka air tanah 4.1 meter dari permukaan laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di jalan lettu hanifah dengan ketinggian tempat 9 meter, dengan kedalaman sumur 3.5 meter, tinggi bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah di jalan Lettu Hanifah 2 Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 7 meter. Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertikal lintang (s) 0347.132', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan lettu hanifah dengan ketinggian tempat 3.9 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan kedalaman 1.6 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan lettu hanifah 1 meter dan tinggi muka air tanah 2.9 meter dari permukaan laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di jalan Tapak padri I dengan ketinggian tempat 4.4 meter, dengan kedalaman sumur 2.8 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Maka didapatkan muka air tanah 2.2 Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 2.2 meter.

Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertikal lintang (s) 0347.172', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan pariwisata dengan

ketinggian tempat 4.4 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan kedalaman 1.6 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan

pariwisata 1 meter dan tinggi muka air tanah 3.4 meter dari permukaan laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di jalan malioboro dengan ketinggian tempat 5 meter, dengan kedalaman sumur 2.8 meter, tinggi bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah di jalan malioboro 1.8 Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 3.2 meter. Dijalan siti khodijah dilakukan pengukuran dengan ketinggian tempat 5.1 meter. dengan kedalaman sumur 3.6 meter. dan tinggi bibir sumur 0.8 meter. maka didapatkan muka air tanah 2.8 dan tinggi muka air tanah 2.3 meter dari permukaan laut. Selanjutnya dilakukan pengkuran dilokasi jalan zaham dengan ketinggian tempat 11.4 meter, dengan kedalaman sumur 5.0 meter, tinggi bibir sumur 1 meter, maka didapatkan muka air tanah 4 meter dan tinggi muka air tanah 7.4 meter dan dilokasi jalan sentot ali basah dengan ketinggian tempat 12 meter di lakukan pengukuran sumur dengan kedalaman 4.5 meter, Tinggi bibir sumur 0.8 meter maka diperoleh muka air tanah 3.7 dan ketinggian muka air tanah 8.3 dari permukaan laut Berdasarkan garfik diatas pada garis potongan vertikal lintang (s) 0347.195', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan benteng dengan ketinggian tempat 5 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan kedalaman 4 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan benten 3.4 meter dan tinggi muka air tanah 1.6 meter dari permukaan laut.

Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di jalan pasar ikan dengan ketinggian tempat 4.7 meter, dengan kedalaman sumur 2.6 meter, tinggi bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah di jalan malioboro 1.8 Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 2.9 meter. Di jalan borniat dilakukan pengukuran sumur dengan ketinggian tempat 4.39

meter. dengan kedalaman sumur 3.6 meter. dan tinggi bibir sumur 0.8 meter. maka didapatkan pola kuntur muka air tanah 2.8 dan tinggi muka air tanah 1.59 meter dari permukaan laut. Selanjutnya dilakukan pengukuran dilokasi jalan salin batu bara dengan ketinggian tempat 6.93 meter dengan kedalaman sumur 5.0 meter tinggi bibir sumur 1 meter maka didapatkan muka air tanah 4 meter dan tinggi muka air tanah 2.93 meter dari permukaan laut, dilokasi tengah padang dengan ketinggian tempat 7.71 meter di lakukan pengukuran sumur dengan kedalaman 3.9 meter, Tinggi bibir sumur 0.7 meter maka diperoleh muka air tanah 3.2dan ketinggian muka air tanah 4.51 meter dari permukaan laut. Dijalan ahmat dahlan dengan ketinggian tempat 8.8 meter dengan kedalaman sumur 6.8, tinggi bibir sumur 0.8 maka didapatkan muka air tanah 6 meter dan tinggi muka air tanah dari prmukaan laut 2.8 meter.

Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertical lintang (s) 0347.165', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan pariwisata dengan ketinggian tempat 1.1 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan kedalaman 0.8 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan lettu hanifah 0.2 meter dan tinggi muka air tanah 0.9 meter dari permukaan laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di lorong teratai dengan ketinggian tempat 11.4 meter, dengan kedalaman sumur 4.4

meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Maka didapatkan muka air tanah 3.9 Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 7.5 meter. Di jlan zulkifli di lakukan pengukuran sumur pada ketiggian 11.65 meter dengan dalam sumur 7.3 meter tinggi bbir sumur 0.6 maka didapatkan muka air tanah 6.7 meter dan tinggi muka air tanah dari laut 4.95 meter Berdasarkan garfik diatas pada garis potongan vertical lintang (s) 0347.198', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan colonel burlian dengan ketinggian tempat 2.2 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan kedalaman 2 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan lettu hanifah 1.4 meter dan tinggi muka air tanah 0.8 meter dari permukaan laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur jalan veteran dengan ketinggian tempat 10.8 meter, dengan kedalaman sumur 6.2

meter, tinggi bibir sumur 0.5 meter. Maka didapatkan muka air tanah 5.7 Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 5.1 meter. Di jl ahmat dahlan di lakukan pengukuran sumur pada ketiggian 12.4 meter dengan dalam sumur 4.5 meter tinggi bbir sumur 0.6 maka didapatkan muka air tanah 3.9 meter dan tinggi muka air tanah dari laut 8.5 meter, di jalan kapten sahril dengan ketinggian tempat 12.6 dilakukan pengukuran sumur dengan kedalaman 5.5 meter bibir sumur 0.7 maka mdidapatkan muka air tanah 4.8 meter dan ketinggian muka air tanah 7.8 meter dari permukaan laut.

Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertical lintang (s) 0347.266', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan araw dengan ketinggian tempat 2.5 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan kedalaman 1.6 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan

pariwisata 1 meter dan tinggi muka air tanah 1.5 meter dari permukaan laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di jalan blato dengan ketinggian tempat 2.07 meter, dengan kedalaman sumur 2.8 meter, tinggi bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah di jalan 2 Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 0.07 meter. Dijalan veteran dilakukan pengukuran dengan ketinggian tempat 11.65 meter. dengan kedalaman sumur 7.3 meter. dan tinggi bibir sumur 0.6 meter. maka didapatkan muka air tanah 6.7 dan tinggi muka air tanah 4.95 meter dari permukaan laut. Selanjutnya dilakukan pengukuran dipasar melintang dengan ketinggian tempat 12.2 meter dengan kedalaman sumur 5.0 meter tinggi bibir sumur 0.8 meter maka didapatkan muka air tanah 4.2 meter dan tinggi muka air tanah 8 meter dan dilokasi jalan pintu batu dengan ketinggian tempat 6.22 meter di lakukan pengukuran sumur dengan kedalaman 2 meter, Tinggi bibir sumur 0.6 meter maka diperoleh muka air tanah 1.4 dan ketinggian muka air tanah 4.83 dari permukaan laut

Berdasarkan garfik diatas pada garis potongan vertical lintang (s) 0347.326', dapat diketahui bahwa dilokasi blato dengan ketinggian tempat 2.1 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan kedalaman 1 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah 0.4 meter dan tinggi muka air tanah 1.7 meter dari permukaan laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur di jalan M. hasan dengan ketinggian tempat 7.6 meter, dengan kedalaman sumur 2.8 meter, tinggi bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah 2 Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 5.6 meter. dilakukan pengukuran sumur di jalan santoso dengan ketinggian tempat 10 meter, dengan kedalaman sumur 3.5 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Maka didapatkan muka air tanah 2.9 Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 7.9 meter.

Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertical lintang (s) 0347.1410', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan pariwisaa dengan ketinggian tempat 1.7 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan kedalaman 1 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan lettu hanifah 0.4 meter dan tinggi muka air tanah 1.3 meter dari permukaan laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur jalan M. hasan dengan ketinggian tempat 6.8 meter, dengan kedalaman sumur 2.6 meter, tinggi bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah 1.8 Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 5 meter. Di dijalan cenderawasih di lakukan pengukuran sumur pada ketiggian 6.3 meter dengan dalam sumur 3.4 meter tinggi bbir sumur 0.8 maka didapatkan muka air tanah 2.6 meter dan tinggi muka air tanah dari laut 3.7 meter, Berdasarkan grafik diatas pada garis potongan vertical lintang (s) 0347.1542', dapat diketahui bahwa dilokasi jalan kerapu dengan ketinggian tempat 3 meter. Dilakukan pengukuran terhadap sumur dengan kedalaman 2 meter, tinggi bibir sumur 0.6 meter. Setelah dilakukan pengukuran dan dihitung maka didapatkan muka air tanah jalan lettu hanifah 1.4 meter dan tinggi muka air tanah 1.6 meter dari permukaan laut. Selajutnaya dilakukan pengukuran sumur jalan DB.06 dengan ketinggian tempat 6 meter, dengan kedalaman sumur 5.8 meter, tinggi

bibir sumur 0.8 meter. Maka didapatkan muka air tanah 5 Meter dan ketinggian muka air tanah dari laut 1 meter. 2. Variasi Muka Air Tanah Berdasarkan hasil penelitian dan pengukuran dilapangan maka variasi muka air tanah di Kecamatan Teluk Segara ditemukan muka air tanah dari bibir sumur -0.3 meter sampai dengan -7 dari permukaan tanah setempat. Maka dilakukan pemodelan dengan program surfer V.7 dengan metode kringging diperoleh variasi muka air tanah gambar dibawah ini

Gambar 1.16 Variasi Muka Air Tanah

Dari gambar diatas dapat diketahui adanya cekungan muka air tanah yang terbentuk sesuai dengan ketinggian tempat, topografi setempat dememikian juga punggungan muka air tanah.

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Berdasarkan hasil survey dan pembahasan dilapangan yang meliputi pola kontur muka air tanah dan variasi muka air tanah di Kecamatan Teluk Segara dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Dari hasil survey dan pembahasan pemantauan muka air tanah di Kecamatan Teluk Segara Kota Bengkulu didapatkan hasil dari pengukuran dan penghitungan ketinggian tempat dan dibandingakan dengan ketinggian dimana sumur berada dan kedalaman sumur maka di perolehlah pola kontur kecamatan teluk segara. Berdasarkan sumur yang dijadikan sampel pengukuran dari didapatkan pola kontur muka air tanah kecamatan teluk segara adalah mulai dari 0-9 meter dari permukaan laut 2. Berdasarkan hasil dari survey dan pengukuran di lapangan dan dilakukan penghitungan dengan membandingkan tinggi tempat pengukuran sumur berada, maka didapatkan variasi muka air tanah kecamatan teluk segara bahwa variasi muka air tanah tidak tergantung dengan ketinggian tempat, ini berdasarkan dari data hasil penelitian dan pengukuran dilapangan dibawah ini:

a. Garis Potongan Vertikal Lintang (S) 0347.076' Pada potongan lintang ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 2-7 meter permukaan laut b. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.132' Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 1-3 meter dari permukaan laut c. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.172' Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 5 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 1-9 meter dari permukaan laut d. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.195' Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 6 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 1-5 meter dari permukaan laut e. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.165' Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 0-5 meter dari permukaan laut f. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.198'

Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 4 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 0-8 meter dari permukaan laut g. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.266' Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 5 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 0-8 meter dari permukaan laut h. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.326' Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 3 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 1-6 meter dari permukaan laut i. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.410' Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 3 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 0-6 meter dari permukaan laut

j. Garis Potonngan Vertikal Lintang(S) 0347.542' Pada potongan lintnag ini dilakukan pengkuran terhadap 2 sumur dan didapatkan tinggi muka air tanah dan variasi muka air tanah pada wilayah ini rata-rata 1-5 meter dari permukaan laut

Berdasarkan dari hasil tersebut bahwa dikecamatan teluk segara tinggi muka air dan variasi muka air tanah dari permukaan laut 0-9 meter B. SARAN Berdasakan kesimpulan diatas maka peneliti mengajukan saran sebagai berikut: 1. Perlukan adanya pembuatan peta dan pembahasan kontur muka air tanah di Kecamatan Teluk Segara sehingga lebih memudahkan didalam mengetahui keadaan kontur muka air tanah dan melakukan evaluasi dalam pengelolaan sumber daya air. 2. Kepada pihak yang berwenang pemerintahan kota dan dinas-dinas yang yag terkait dengan pengelolaan sumber daya air di kot Bengkulu hendaknya memperhatikan keadaan muka air tanah di kecamatan teluk segara karena dari hasil survey hamper semua masyarakat kecamatan mempunyai sumur. Ini keadaan ini sangat berpengaruh terhadap muka air tanah di Kecamatan Teluk Segara.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. 2006. metode penelitian. Jakarta. Reneka cipta Gleick, 1996. Kebutuhan air. http://www.lablink.or.id/. 2006. (12 desember 2010) Handoyo. 2004. http://www.malang.ac.id/ geografi3.htm Jovita. 2002. Kulitas air bersih. http://www.blokspot.com Nofirman. Pembimbing I -------- 2005. siklusair. http//:id.wikipedia.org/wiki/berkas (15 desember 2010) -------- 2010.profil-kota-bengkulu.http://www.bengkulukota.go.id/?q=content/ (15 november 2010) -------- 2008. pengertian-hidrologi. http://eddysyahrizal.blogspot (15 november 2010) -------- 2006.airtanah-apa-dan-bagaimana-mencarinya. http://geologi.iagi.or.id (15 november 2010) -------- 2003.hidrologi/kompetensiahlihidrologi/ahlihidrogeologi. http://wiki.openthinklabs.com/science-corner (15 november 2010) -------- 2010. flownet-airtanah. http://guthin.blogspot.com (1 desember 2010) -------- 2010. waterword. http://www.blogspot.com/_szhuf1v51ms (12 desember 2010)

-------- 2004.SNI.Tata cara penentuan tinggimuka air tanah pada lubang bor atau sumur pantau. Siahan, Randong. (2003:25). Metode penelitian. Jakarta. Bumi aksara Todd. 1980. Metode Three Point Problem dalam Pembuatan Flownet. http://guthin.blogspot.com Usman, husaini. MT.2008:41. metode penelitian sosiai. Jakarta. bumi aksara

Anda mungkin juga menyukai