1.1 Pengertian Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD) dengan kode nomor 17. Bila pada suatu tempat di badan kita terdapat pertumbuhan sel-sel yang berlebihan, maka akan terjadi suatu benjolan atau tumor. Tumor ini dapat bersifat jinak maupun ganas. Tumor ganas inilah yang disebut dengan kanker. Tumor ganas mempunyai sifat yang khas, yaitu dapat menyebar luas ke bagian lain di seluruh tubuh untuk berkembang mmenjadi tumor yang baru. Penyebaran ini disebut metastase. Kanker mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Ada yang tumbuh secara cepat, ada yang tumbuh tidak terlalu cepat seperti kanker payudara. Sel kanker payudara yang pertama dapat tumbuh menjadi tumor sebesar 1 cm pada waktu 8-12 tahun. Sel kanker tersebut diam pada kelenjar payudara. Sel-sel kanker payudara ini dapat menyebar melalui aliran darah ke seluruh tubuh. Kapan penyebaran itu berlangsung masih tidak diketahui. Sel kanker payudara dapat bersembunyi di dalam tubuh kita selama bertahun-tahun tanpa kita ketahui, dan tiba-tiba aktif menjadi tumor ganas atau kanker.
1.2 Tanda dan Gejala Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi kanker payudara masih sulit ditemukan secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri. Tanda-tandanya adalah : Terdapat massa utuh (kenyal). Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan, bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan).
1|Page
Gejala klinis kanker payudara dapat berupa : o Benjolan pada payudara Umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mulamula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu. o Erosi atau eksema puting susu Kulit atau puting susu tadi menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain:
Pendarahan pada puting susu. Rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.
2|Page
Kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh.
Kanker payudara lanjut sangat mudah dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:
Terdapat edema luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara); Adanya edema lengan;
o Keluarnya cairan (Nipple discharge) Nipple discharge adalah keluarnya cairan dari puting susu secara spontan dan tidak normal. Cairan yang keluar disebut normal apabila terjadi pada wanita yang hamil, menyusui dan pemakai pil kontrasepsi. Seorang wanita harus waspada apabila dari puting susu keluar cairan berdarah cairan encer dengan warna merah atau coklat, keluar sendiri tanpa harus memijit puting susu, berlangsung terus menerus, hanya pada satu payudara (unilateral), dan cairan selain air susu.
Penemuan tanda-tanda dan gejala sebagai indikasi kanker payudara masih sulit ditemukan secara dini. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh wanita itu sendiri.
1.3 Faktor penyebab Penyebab kanker payudara tidak diketahui, tetapi kemungkinan
multifaktoral. Faktor-faktor berikut sebagai penyebab kanker payudara : a. Faktor Genetik Faktor genetik ditunjukkan oleh kecenderungan familial yang kuat. Tidak adanya pola pewarisan menunjukkan bahwa insidensi familial dapat disebabkan oleh kerja banyak gen atau oleh faktor lingkungan serupa yang bekerja pada anggota keluarga yang sama. Suatu kromosom penanda (Iq+) telah dilaporkan, dan peningkatan ekspresi onkogen (HER2/NEU) telah dideteksi pada beberapa kasus. Adanya onkogen NEU yang mengalami amplifikasi pada sel-sel kanker payudara berhubungan dengan prognosis yang buruk.
3|Page
1.4 Klasifikasi Patologi Berdasarkan kriteria histologiknya, terdapat berbagai tipe kanker payudara yang berbeda, yang diklasifikasikan lebih lanjut menurut asal (globular versus duktus) atau derajat invasinya (in situ versus infiltrasi). A. Karsinoma In Situ (Noninvasi) 1) Karsinoma Lobular In Situ (LCIS) LCIS adalah proliferasi neoplastik sel epitel lobular, yang mengisi dan mendistensi setidaknya satu unit lobulus lengkap sehingga
4|Page
5|Page
B. Karsinoma Duktus Infiltratif (Invasif) 1) Karsinoma duktus invasif Karsinoma duktus invasif adalah tipe karsinoma payudara tersering, yang menyusun lebih dari 80% jumlah seluruh kasus. Secara makroskopis, karsinoma ini berupa sebuah massa infiltratif berwarna putih-keabuan yang teraba keras seperti batu dan berpasir. Gurat kapur putih kekuningan merupakan ciri khas karsinoma ini dan teerjadi akibat deposisi unik jaringan elastik (elastosis) di sekitar duktus di daerah yang terkena. Fibrosis dapat luas (desmoplasia), menghasilkan suatu karsinoma tipe keras (scirrhous). 2) Karsinoma lobular infiltratif Karsinoma lobular infiltratif merupakan 5-10% dari semua karsinoma payudara. Karsinoma jenis ini serupa dengan karsinoma duktus infiltrasi kecuali dalam hal : Pola infiltrasi histologik yang berbeda, dengan kecenderungan membentuk baris-baris sel tunggal (susunan benang Indian [Indian filing]) dan susunan konsentrik sel disekeliling duktus (penampakan targetoid). Insidensi bilateralitas yang sedikit lebih tinggi. Frekuensi positif-reseptor estrogen yang lebih tinggi. (Parakrana Chandrasana. 2005 : Hal 750) 3) Varian morfologik karsinoma payudara a. Karsinoma medular
6|Page
7|Page
1.5 Klasifikasi Klinik Kanker payudara, disamping klasifikasi patologik juga mempunyai klasifikasi klinik. Sebelum 1968, di klinik bedah sering dipakai klasifikasi steinthal. Steinthal Steinthal II : kanker payudara sampai 2 cm besarnya dan tidak punya anak sebar. : kanker payudara sampai 2 cm atau lebih dengan mempunyai anak sebar di kelenjar ketiak. Steinthal II : kanker payudara sampai 2 cm atau lebih dengan anak sebar di kelenjar ketiak, intra dan supraklavikular, atau infiltrasi ke fasia pektoralis atau ke kulit, atau kanker payudara yang apert (memecah ke kulit). Steinthal IV : kanker payudara dengan metastasis jauh, misalnya ke tengkorak, atau tulang punggung, atau paru-paru, atau hati dan panggul. Klasifikasi ini dikemukakan hanya secara garis besar, banyak sekali tingkat-tingkat yang terletak antara 2 tingkat. Pada tahun 1968 atas prakarsa Dr. P. Denoix bekas ketua Union Internationale Contre le Cancer, terbitlah buku kecil TNM Classification of malignant tumor. Pada klasifikasi TNM, T artinya Tumor, N = Nodule (kelenjar yang membesar regional), M = metastase jauh (misalnya paru-paru panggul, tulang punggung dan tulang tengkorak), dibedakan TIS, T1, T2, T3, dan seterusnya.
8|Page
2 cm - 5cm: tidak ada perlekatan/infiltrasi ke fasia pektoralis /otot pektoralis. dengan perlekatan/infiltrasi ke fasia pektoralis /otot pektoralis lebih besar dari 5 cm: tanpa perlekatan/infiltrasi ke fasia pektoralis /otot pektoralis. dengan perlekatan/infiltrasi ke fasia pektoralis dan otot pektoralis
Perlekatan sedikit ke kulit (dimpling) atau retraksi puting susu bisa saja timbul pada T1 T2 T3 . T4 Tumor T4a T4b dengan besarnya berapa saja tetapi dengan infiltrasi ke dinding thorak dan kulit. dengan fiksasi ke dinding thorak dengan edema, infiltrasi atau ulserasi kulit, atau kulit yang berbiji-biji. N = kelenjar limfe regional No N1 N1 a N1 b N2 tidak teraba kelenjar limfe di ketiak homolateral. teraba di ketiak homolateral yang dapat digerakkan. kelenjar limfe yang diduga bukan anak sebar. kelenjar limfe yang diduga anak sebar. kelenjar limfe ketiak homolateral, berlekatan satu sama lain
9|Page
M = Anak sebar jauh. tidak ada anak sebar jauh. ada anak sebar jauh ditambah infiltrasi kulit sekitar payudara.
III: Setiap T3 dengan N apa saja, Mo T4 dengan N apa saja, Mo T dengan N2 T dengan N3 Mo Mo
Stadium
1.6 Patofisiologi Tumor/neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan cirri-ciri: proliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh struktur jaringan sekitarnya.
10 | P a g e
11 | P a g e
1.7 Diagnosis Pemeriksaan histologik terhadap biopsi massa adalah metode diagnostik definitive. Biopsi eksisi, insisi, atau jarum dapat pula dilakukan. Diagnosis segera terhadap suatu spesimen biopsi dengan pemeriksaan irisan beku memiliki derajat keakuratan tinggi di tangan orang yang berpengalaman. Suatu diagnosis patologik lengkap mengenai karsinoma payudara harus memberi informasi berikut: (1) tipe histologik karsinoma, (2) ukuran tumor, (3) stadium penyakit, dan (4) status reseptor estrogen dan progesterone. Status reseptor dewasa ini ditetapkan menggunakan bioasai, pada metode ini spesiman tumor harus diambil oleh ahli patologi segera setelah eksisi, untuk dibekukan. Penundaan pengawetan sangat mengganggu hasil pemeriksaan reseptor. Tersedia tehnik imunohistokimia untuk menetukan reseptor pada jaringan yang akan difiksasi. Diagnosis sitologik menggunakan specimen yang diperoleh melalui aspirasi jarum halus saat ini semakin popular karena prosesnya cepat dan murah. Diagnosis sitologik hanya mampu mengidentifikasi sel karsinoma. Diagnosis definitive
12 | P a g e
1.8 Faktor predisposisi Usia lanjut (risiko meningkat setiap penambahan usia, terutama setelah usia 40 tahun) Menarke di usia muda (<12 tahun). Riwayat tidak pernah melahirkan, atau usia persalinan pertama di usia lanjut (30 tahun). Tidak ada riwayat menyusui. Seorang wanita yang telah menyusui satu anak atau lebih memiliki risiko lebih rendah daripada wanita yang tidak pernah menyusui. Orang Amerika keturunan Kaukasia dan Afrika. Riwayat kanker payudara. Sel-sel payudara yang abnormal. Beberapa wanita yang berada pada posisi non-kanker sitemukan menderita ketidaknormalan pada sel-sel payudara tertentu yang nantinya bisa menjadi kanker. Seorang wanita dengan masalah ini, dikenal sebagai hyperplasia tidak normal, membutuhkan check-up teratur. Riwayat keluarga yang mengalami kanker payudara, terutama dua orang saudara atau lebih yang mengalami kanker derajat dua. Riwayat penyakit payudara benigna proliferatif. Riwayat menerima radiasi toraks sebelumnya, terutama sebelum usia 30 tahun. Riwayat densitas nodul pada mammogram pascamenopouse. Ooforektomi sebelum usia 35 tahun. Riwayat penggunaan terapi kontrasepsi hormon atau sulih hormon. Minum alkohol dan merokok. Beberapa studi menunjukkan wanita yang minum banyak alkohol memiliki risiko lebih tinggi daripada mereka yang tidak minum alkohol. Merokok tidak dihubungkan secara langsung dengan risiko kanker payudara, tetapi berhubungan dengan penyakit lain dan kesehatan secara menyeluruh.
13 | P a g e
1.9 Komplikasi pada ibu dan bayi a. Pada ibu Potensi terjadi kanker inflamatorik. Terjadi metastasis di kelenjar getah bening aksila.
b. Pada bayi
14 | P a g e
1.10
Penatalaksanaan Pendekatan diagnostik pada wanita hamil dengan kanker payudara seyogyanya tidak berbeda secara bermakna dengan pada wanita tidak hamil. Setiap massa payudara yang mencurigakan yang ditemukan selama kehamilan seyogyanya segera mendorong dilakukan rencana agresif untuk memastikan penyebabnya, baik dengan aspirasi jarum halus maupun biopsi terbuka. Aspirasi jarum halus sering merupakan prosedur pilihan untuk evaluasi awal massa
payudara yang terdeteksi pada masa hamil atau menyusui, sedangkan biopsi payudara biasanya dicadangkan untuk massa yang hasil aspirasi jarum halusnya tidak diagnostik. Risiko mammografi bagi janin hampir tidak ada apabila digunakan pelindung (shielding) yang sesuai, dan jumlah radiasi kurang dari 100 mrad. Jaringan payudara yang memadat pada kehamilan menyebabkan pemeriksaan ini menjadi kurang handal. Dalam kajian oleh Liberman dkk. dari 23 kasus karsinoma payudara terkait kehamilan, temuan mammografik hanya terdapat pada 18 (78%). Dengan menggunakan aspirasi jarum halus, tumor padat dapat dibedakan dari kista atau galaktokel. Biopsi eksisi harus dilakukan apabila hasil sitologis tidak diagnostik. Menurut Barnavon dan Wallack, aspirasi memiliki sensitivitas 66% dan spesifisitas 95%. Collins dkk. melakukan biopsi terhadap massa dari 17 wanita hamil dan hanya menemukan satu kanker. Tiga belas lainnya mengalami adenoma laktasi. Apabila diagnosis kanker payudara sudah ditegakkan, dilakukan foto toraks dan pemeriksaan metastatik terbatas. Walaupun sensitif dan spesifik, CTScan hati dan tulang mungkin dikontraindikasikan bagi wanita hamil karena adanya radiasi pengion. MRI dan USG merupakan alternatif yang layak untuk menilai keterlibatan hati. MRI tidak saja sensitif tetapi juga memiliki keunggulan gambar multi bidang dan resolusi kontras yang sangat baik. USG dilaporkan lebih sensitif daripada MRI untuk mendeteksi metastasis di hati. Clarke dkk
15 | P a g e
16 | P a g e
Wanita perlu dikaji sebelum menjalani operasi untuk melihat kesiapan psikologisnya dan untuk melihat hal-hal khusus yang perlu diajarkan kepadanya.
17 | P a g e
pasangannya perlu diberi informasi tentang gambaran penampilan wanita tersebut nantinya. Baik wanita maupun pasangannya diupayakan untuk mampu mendiskusikan perasaan serta kekhawatirannya dalam menerima perubahan tersebut. Tenaga kesehatan membantu pasangan tersebut untuk
mengomunikasikan perasaan serta kekhawatiran ini. Informasi tentang sumber di komunitas dan kelompok pendukung, seperti Reach to Recovery dapat sangat bermanfaat. Perawatan wanita yang menderita kanker payudara dikatakan efektif bila wanita tersebut merasa puas dengan ketetapan yang diputuskan sehubungan dengan pilihan terapi dan bila ia mendapat bantuan yang dibutyhkan dari orangorang terdekatnya selama ia menjalani semua tahap pengobatan dan pemulihan. (Bobak.2004 : Hal 1028)
18 | P a g e
O (Obyektif) o Terdapat massa utuh (kenyal) o Biasanya pada kuadran atas dan bagian dalam, di bawah lengan, bentuknya tidak beraturan dan terfiksasi (tidak dapat digerakkan) o Ulserasi kulit, edema kulit. Edema dengan Peaut doraNge skin (kulit di atas tumor berkeriput seperti kulit jeruk). o Timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak dengan diameter lebih 2,5 cm.
19 | P a g e
A (Assesment) Ibu hamil dengan kanker payudara P (Planning) 1. Menjelaskan pada ibu tentang penyakit kanker payudara yang dideritanya. 2. Menganjurkan ibu untuk konsultasi ke dokter agar dapat ditangani lebih lanjut dengan menggunakan peralatan yang lebih canggih. 3. Memberitahu ibu ada beberapa terapi yang tidak boleh dilakukan karena kehamilannya yaitu radioterapi dan CT Scan karena radiasinya yang berbahaya bagi kondisi janin. 4. Memberitahu ibu untuk mengkonsumsi makanan yang tidak mengandung MSG karena dapat memperparah kanker yang diderita ibu. 5. Mengkaji ibu sebelum menjalani operasi untuk melihat kesiapan psikologisnya dan untuk melihat hal-hal khusus yang perlu diajarkan kepadanya. 6. Melakukan perawatan pada tempat yang di insisi dapat dengan mengganti
balutan. Apabila pada masa pascaoperasi lengan dapat digerakkan dengan baik, maka penggantian balutan dapat dilakukan selama periode pascaoperasi. 7. Memberikan informasi tentang perawatan diri kepada ibu pascaoperasi. 8. Memberikan informasi tentang gambaran penampilan wanita tersebut nantinya pasca operasi karena kekhawatiran tentang penampilan setelah menjalani bedah payudara dapat mempengaruhi konsep diri wanita.
20 | P a g e
21 | P a g e
22 | P a g e