Anda di halaman 1dari 5

Asal-mulanya saya suka sekali dengan makanan dari Jepang, salah satunya sushi dan sushi tidak lepas

dari yang namanya nori atau rumput laut. Ada salah satu makanan ringan yang terbuat dari rumput laut yang saya sukai, Tae Kao Noi. Rasanya enak, berbagai macam rasa ada dan crispy atau kriuk-kriuk, cocok banget deh pokoknya :). Suatu ketika, saya ingin menonton film Thailand (favorite saya selain K-Drama maupun Dorama) dan salah satu sahabat SMA saya menawarkan film ini. Betapa terkejutnya saya ketika saya tahu, kalau makanan ringan yang saya beli ini ternyata hasil karya dari pengusaha mudah asal Thailand dan biografinya sedang saya tonton ini .

Sedikit cerita singkat dari film tersebut saya ingin share ke Anda semua :)

Top Ittipat merupakan seorang pemuda berusia 16 tahun yang berasal dari Thailand dan memiliki perjalanan hidup berbeda dari remaja seusianya. Dan inilah perjalanan hidupnya...... Seperti kebanyakan anak-anak SMA pada umumnya yang menyukai game terutama game online, Top Ittipat adalah salah satu anak yang menyukai game online bahkan sampai pada tahap kecanduan. Ia sudah banyak mengumpulkan persenjataan ataupun perlengkapan yang digunakan "hero"-nya dalam permainan tersebut. Suatu ketika ia bermain game online bersama temannya di sekolahnya, dan ia mendapati bahwa lawan mainnya dalam game tersebut menawarkan untuk membeli salah satu senjata yang dipunyai oleh heronya tersebut. Ia sempat kebingungan dan pada akhirnya menyetujui transaksi jual-beli persenjataan tersebut, padahal hal ini adalah ilegal. Dari hasil tersebut, ia bisa membeli mobil yang sangat mewah. Dia pun akhirnya tergiur akan pekerjaan tersebut, dikarenakan pekerjaan tersebut adalah hal yang sangat ia suka dan dapat menghasilkan uang yang begitu banyak dalam waktu yang singkat pula. Ia bisa membeli apapun yang ia inginkan tanpa meminta uang dari orang tuanya. Akhirnya pun ia mulai menaikkan jam terbangnya untuk menjadi pemain game online yang profesional dengan semakin memperdayakan hampir seluruh waktunya untuk bermain game online. Bahkan ia juga menyiapkan seluruh perlengkapan ia untuk bermain dengan uangnya sendiri. Karena ia sering melakukan transaksi ilegal ini, akun game yang ia miliki telah dihapus sehingga ia tidak bisa bermain game online lagi dan secara otomatis ia pun tak bisa memiliki penghasilan lagi. Disisi lainnya, dia pun mulai melupakan kewajibannya apabila ia masih harus mengenyam dunia pendidikan. Dan bahkan ketika ia dihadapi untuk harus meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi, orang tuanya berharap sekali bahwa ia bisa masuk ke perguruan tinggi negeri seperti kakak-kakaknya. Namun ternyata TOP tidak lulus ujian masuk ke perguruan tinggi namun lulus ke perguruan tinggi swasta. TOP pun dimarahi dan kemudian bertengkar dengan orang tuanya dan ia pun tetap bersikukuh untuk membiayai hidupnya dengan uangnya sendiri. Dengan sisa uang yang dimilikinya Top beralih usaha ke bisnis DVD Player dan inilah awal mula bisnis pertama yang riil dijalani oleh TOP. Karena belum banyak pengalaman, ia harus menelan pil pahit pertamanya, ia tertipu oleh supplier dan kehilangan banyak uang sebab semua DVD Playernya ternyata barang palsu dan uangnya tidak dikembalikan. Ia pun komplain ke pedagang tersebut tapi malah pedagang tersebut menuntut dia balik, dalam perjalanan pulangnya TOP bertemu dengan ayahnya. Disitu ayahnya berpesan untuk tetap melanjutkan sekolahnya ke perguruan tinggi dan biarkan orang tuanya yang menanggungnya, namun Top tetap menolaknya. Akhirnya dia mencuri jimat milik ayahnya dan digadaikan, yang hasilnya akan ia gunakan untuk membiayai masuk perkuliahannya meskipun di perguruan tinggi swasta. Tetapi disaat yang bersamaan bisnis orang tuanya mengalami kebangkrutan. Karena jiwa enterprenuernya sudah mulai tertanam, ia pun tidak mau berhenti di sini saja. Sambil kuliah ia tetap terus mencari infomasi untuk belajar memulai bisnis kecil-kecilan. Suatu ketika Top berjalanjalan kesebuah pameran dan melihat ada sebuah alat untuk menggoreng kacang kemudian terpikir untuk berjualan kacang. Top lalu menyewa alat tersebut dengan harga 10.000 bath perbulan, disini keberanian Top terlihat. Kemudian dia membuka toko kacang di Mall bersama pamannya, disini perjuangan Top dimulai untuk dapat membuat kacang yang enak dia bertanya kepada tukang kacang dijalanan bagaimana caranya membuat kacang yang enak. Namun walaupun dia berhasil membuat kacang yang enak, dagangan tetap tidak laku sehingga membuat Top sedikit frustasi dan mencoba beberapa cara agar tidak laku. Dan ketika ia mengantarkan sang kekasih berjalan kesebuah pasar

tradisional dan mendapatkan beberapa inspirasi seperti memberikan diskon dan lokasi sangat menentukan bisnis, dan lain-lainnya. Hal tersebut bisa disebabkan karena lokasi menjadi salah satu faktor menentukan dalam keberhasilan penjualan suatu produk. Kemudian Top bersikeras meminta pindah tempat ke bagian depan Mall dan terlihat bahwa kacang goreng semakin laku keras kemudian ia membuka beberapa cabang, Namun berwiraswata memanglah tidaklah mudah. Saat Top mulai memperluas bisnis kacangnya secara besar-besaran, timbul suatu masalah lain dimana mesin pembuat kacang goreng yang Top pergunakan menimbulkan asap dan mengotori atap Mall sehingga harus tutup dan pihak Mall juga membatalkan kontrak kedainya. Disaat teman-teman sebayanya sedang asyik menikmati masa muda, Top mengisi hari-harinya dengan berbisnis. Ia sangat terobsesi untuk memperluas bisnisnya dengan membuka banyak cabang. Namun masalah lain menimpanya. Ayah Top bangkrut dan mengajak seluruh keluarganya untuk kabur ke China. Dan ayahnya meninggalkan hutang sebesar 40 juta bath (12 Milyar). Dititik inilah Top merasa hampir putus asa. Rumah dan pabrik mereka kini disita. TOP kini harus tinggal hanya bersama pelayan setia keluarganya (yang biasa ia panggil paman), ia memutuskan untuk tetap berada di Thailand. Ia berjanji kepada orang tuanya, suatu saat nanti ia akan mengajak kembali kedua orang tuanya untuk ke Thailand bersamanya :'). Ketika ia sedang berpergian bersama pacarnya, ia melihat si pacar sedang memakan nori yang telah dikeringkan. Setelah ia coba ternyata rasanya enak, dan Top bertanya dimana membelinya. Ternyata camilan itu hanya ada di sebuah propinsi yang cukup jauh. Dari situlah TOP mendapat ide, bagaimana bila coba membuat dan berjualan camilan serupa. Tak tanggung-tanggung, TOP menjual semua geraigerai kacangnya untuk modal usaha barunya. Ia langsung membeli beberapa rumput laut namun sudah basi dalam waktu 1 minggu, ini membuatnya bertanya-tanya dan mendatangi professor dibidang pangan untuk menyelesaikan masalah ini. Profesor tersebut berhasil membantu Top membuat makanan agar tidak mudah basi dengan membuat vakum kemasan dan mengganti dengan nitrogen. Kemudian tantangan berikutnya adalah Top tidak bisa membuat rumput laut yang enak karena setelah digoreng rasanya pahit. Dia dan pamannya menghabisakan lebih dari 100.000 bath (28 juta) untuk uji coba rumput laut tapi gagal, sampai semua rumput lautnya habis. Karena terlalu kecapekan menggoreng rumput laut, pamannya sampai jatuh sakit. Namun Top tetap keras kepala, mencoba menggoreng sendiri sampai tangannya melepuh terkena minyak panas. Perjuangan tanpa henti akhirnya membuahkan hasil dan berhasil menemukan resep yang pas untuk camilan tersebut. Dan ia mulai menjajakan produknya tersebut kembali dan animo masyarakat terhadap produknya positif, banyak orang yang membelinya. Suatu ketika ia ada ujian, namun ia di telpon oleh pamannya yang sedang menjual produknya tanpa pikir panjang ia jauh lebih memilih bisnis tersebut ketimbang harus melanjutkan ujiannya. Langkah yang sangat besar untuk Top dan ia pun tahu resikonya. Dalam tekanan yang begitu hebat Top berusaha mencari tahu tentang berbagai strategi-strategi penjualan. Ia bahkan rela belajar langsung dari pasar dengan bertanya-tanya ke para pedagang. Inspirasi datang ketika ia berbelanja di salah satu mini market, 7-Eleven. Ia menerapkan metode yang pernah di ajarkan, yaitu metode ekspansi penjualan ke berbagai negara. Lagi-lagi tidak semudah membalik telapak tangan. TOP lalu datang sendiri ke kantor 7-Eleven sambil membawa produknya, produk tersebut bernama Tao Kae Noi (yang dalam bahasa Thailand artinya pengusaha muda). Namun produknya ditolak karena berbagai alasan seperti ukuran yang terlalu besar, harga terlalu mahal, dan kemasan yang tidak menarik. TOP menanggapi segala penolakan itu dengan bijak, ia menjadikan penolakan tersebut sebagai saran

dan melakukan perbaikan pada setiap aspek tersebut. 7-Eleven ternyata memiliki standard yang tinggi yang harus dipenuhi supaya produk Top bisa masuk pasaran. Setelah melakukan perbaikan, TOP kembali menawarkan produknya ke 7-Eleven, namun ia mendapati bahwa pihan 7-Eleven mengesampingkan produknya. Ia meninggalkan camilan tersebut di kantor 7-Eleven, secara tidak sengaja karyawan sana menemukan produk tersebut dan membagi-bagikannya ke karyawan lainnya sampai jatuh ke tangan CEO dari pemasaran produk tersebut. Berbagai upaya Top lakukan tapi semua mengalami kebuntuan. Top hampir-hampir saja putus asa dan memutuskan untuk berangkat ke China. Akhirnya Top mendapatkan berita yang sangat bahagia, upaya penghabisannya kali ini tidak sia-sia dan berhasil mendapatkan kontrak. Kali ini Top harus mampu memenuhi persyaratan 7eleven yang sangat berat yaitu memasok sekitar 6000 cabang 7eleven dan memenuhi persyaratan pabrik yang higienis. Perlu diketahui saat itu TOP baru memulai usahanya dengan skala rumah tangga dengan hanya dibantu pamannya. Dan yang lebih mengagetkan lagi saat itu ia baru berumur 19 tahun. Ia meminjam uang ke bank untuk membuat sebuah pabrik yang layak diuji coba sebagai pra-syarat apakah produk ini dihasilkan dari pabrik yang memenuhi standart 7-Eleven, namun pihak bank belum bisa meminjamkan karena batas minimal usia peminjaman uang sebesar yang diinginkan Top adalah 21 tahun. Untunglah juga ada kantor kecil milik keluarganya yang masih tersisa, yang akhirnya Top ubah menjadi sebuah pabrik kecil. Dengan begini Top berhasil memenuhi syarat ketentuan serta quota yang ditetapkan. 2 tahun kemudian Top berhasil membayar hutang keluarganya dan berhasil mengambil kembali rumah keluarganya. Dan yang terpenting ia bisa mengembalikan orang tuanya ke Thailand berkat usaha dan kerja kerasnya selama ini. Nilai yang bisa diambil dari film ini adalah: "Apapun yang terjadi jangan pernah, kalau menyerah habislah sudah." (Top Ittipat) "Sumber Inspirasi bisa datang dari mana saja, bahkan dari hal-hal kecil ataupun hal yang tidak pernah Anda duga."

Bahkan beberapa nilainya dari film tersebut atau motivasi yang bisa didapatkan, pada video yang perkenalan yang ada diblog ini tentang saya (Sofia Nur Arimurti) sudah saya jelaskan :). http://youtu.be/_LDg7VdzRo8 Saat ini Top berusia 26 tahun, memiliki 2500 karyawan dan mengirim ke 6000 cabang 7-Eelven seluruh dunia dan mengekspor camilan rumput lautnya ke 27 negara termasuk Indonesia. Top telah memiliki lahan perkebunan rumput laut di Korea Selatan dan pendapatannya mencapai 1.5 Milliar Bath (450 Milliar Rupiah) per tahun. Top Ittipat ini telah berhasil mencatatkan dirinya sebagai a young billionaire from Thailand.

Anda mungkin juga menyukai