Anda di halaman 1dari 6

sebuah film biografi Thai dirilis oleh GMM Thai Hub.

Hal ini disutradarai oleh Songyos Sugmakanan


dan bintang Pachara Chirathivat, Somboonsuk Niyomsiri (Piak Poster) dan Walanlak Kumsuwan. Film
ini menceritakan kisah Top Itthipat Kulapongvanich, bagaimana dia memuali bisnisnya dan pada usia
sembilan belas tahun putus dari universitas untuk memulai bisnis rumput laut goreng
kemasan.Sekarang ‘Tao Kae Noi Food & Marketing’pioner rumput laut kemasan di Thailand dan Top
menjadi salah satu milyarder termuda Thailand. Film ini dirilis pada tanggal 20 Oktober 2011 di
Thailand, di mana ia meraup 38.796.264 baht.

Dalam film tersebut, Top Ittipat adalah seorang pemuda Thailand, usianya baru 16 tahun duduk di
bangku SMA dan dia sangat kecanduan bermain game online. Dia berasal dari keluarga yang biasa-
biasa saja. Pada awal pertama kali dia mengenal kegiatan bisnis/jual beli adalah pada saat dia sedang
bermain game online, seseorang yang bernama Jack ingin membeli senjata kepada TOP. Awalnya TOP
tidak ingin menjual senjatanya, namun setelah ditawari akan diberi uang sebesar 30 Bath, akhirnya
TOP berani untuk menjualnya.

Dari penjualan senjatanya itulah, dia semakin lama semakin meraup keuntungan yang cukup besar
sampai dia pun mampu membeli sebuah mobil. Ia mulai melakukan sebuah bisnis dari situ, Namun,
kedua orang tua TOP tidak setuju akan apa yang dilakukan oleh TOP mengenai perdagangan senjata
game online. Saat orang tua TOP mengetahui bahwa anaknya tidak diterima di Universitas Negeri,
orang tuanya pun semakin geram dengan kelakuan TOP yang seakan-akan tidak menghiraukan
pendidikannya.

Suatu ketika, akun game online tersebut dihapus oleh admin game online tersebut karena telah
dianggap menyalahgunakan kepentingan komersial, dia pun bingung bagaimana untuk mendapatkan
uang lagi seperti sebelumnya untuk biaya masuk Universitas. Kemudian Top memulai bisnis kembali
dengan berjualan DVD Player.Dia membeli 50 unit DVD player, namun setelah dicoba ternyata DVD
tersebut rusak karena DVD bajakan.Top membawa kembali semua DVD tersebut ke toko tempat dia
membeli dengan niat mengembalikannya, namun barang tidak dapat dikembalikan.

Saat meminta ganti rugi ke pedagang yang menjual barang tersebut, Top malah mendapat pernyataan
yang menyalahkan dirinya kenapa membeli barang bajakan sehingga tidak ada garansi.

Orang tuanya terus menerus menuntutnya untuk kuliah. Top mengikuti seleksi masuk Perguruan
Tinggi Negeri (PTN) tapi ia tidak lulus sehingga mendaftar ke Perguruan Tinggi Swasta (PTS). Ayahnya
bersikukuh tidak akan membiayainya jika ia kuliah di PTS dengan alasan biayanya lebih mahal
dibanding PTN. Meskipun sama-sama kecewa terhadap Top, ibu Top membujuk ayah untuk tetap
membiayai kuliah anaknya meskipun di PTS dengan alasan pendidikan merupakan hal yang penting
(awalnya saya kira ibunya Top akan sama-sama tidak peduli kepada Top ternyata film ini
menggambarkan betapa pintu maaf ibu lebih terbuka dibandingkan ayah). Akhirnya ayahnya pun luluh
dan memberikan uang kepada Top untuk membayar biaya kuliah di PTS. Top tidak menerima uang
tersebut dan membayar uang kuliah dengan menjual jimat ayahnya yang telah ia curi.
Meskipun sudah mengenyam bangku kuliah tapi ia lebih banyak menghabiskan waktunya untuk pergi
ke luar dan mencari ide bisnis. Pada suatu hari ia mengunjungi sebuah food expo. Di sana terdapat
berbagai macam alat pabrik yang dapat memproduksi makanan dengan lebih cepat. Ia akhirnya
tertarik dengan mesin untuk memasak kacang. Karena ia tidak sanggup membelinya ia kemudian
menyewa mesin tersebut. Sebelum memulai bisnis kacang, ia mencari tahu bagaimana pedagang
kacang mengolah kacang tersebut. Mulai dari bagaimana cara membedakan kacang yang jelek dengan
yang bagus, bagaimana cara memasaknya, dan bagaimana mengolah kacang agar menghasilkan rasa
yang enak. Saat ia sudah menemukan bagaimana cara menghasilkan kacang yang enak, ia lalu
membeli kacang dan mengolahnya sendiri di rumah. Setelah itu ia meminta paman, ibu, dan ayahnya
untuk mencoba kacang buatannya. Ternyata ketiganya mengatakan bahwa kacang tersebut rasanya
enak. Bahkan tamu ayahnya mengira kacang yang dihidangkan padanya merupakan kacang dari pasar.
Ayahnya Top kemudian memberi tahu tamu tersebut bahwa kacang itu merupakan buatan anaknya
karena anaknya sangat berambisi untuk menjadi pengusaha muda.

Top dan pamannya mulai memasarkan kacang hasil olahannya di sebuah mall. Pada awal pembukaan
tokonya, Top hanya mempunyai sedikit pembeli.

Saat itu ia mencari sendiri apa yang menyebabkan tokonya sepi pelanggan dan akhirnya ia menyadari
bahwa lokasi tokonya itu kurang strategis. Ia pun meminta perpindahan lokasi. Setelah lokasi bisnisnya
pindah, omsetnya naik dan sampai membuka cabang baru di mall tersebut.

Saat omset bisnis kacang sedang naik timbul masalah. Pihak pengelola mall ingin membatalkan
kontrak karena kacang yang dibuatnya menghasilkan asap yang mengotori atap mall. Top meminta
pengelola mall untuk memberinya waktu untuk membersihkan atap tersebut. Pengelola mall pun
memberinya waktu 1 hari untuk membersihkan atap tersebut. Top baru bisa membersihkan atap
tersebut malam hari, saat semua pemilik toko pulang karena saat pagi dan siang cat yang dia gunakan
untuk membersihkan atap mengotori pedagang yang lain.

Saat dia sedang membersihkan atap datanglah satpam yang mengatakan padanya bahwa waktu yang
diberikan padanya sudah habis. Top memberikan uang sogokan kepada satpam tersebut. Di luar
dugaan ternyata satpam tersebut malah meminta ibu Top (saat itu ibunya menemaninya) untuk
mengajarkan anaknya tentang arti jujur dan tanggung jawab. Akhirnya Top meninggalkan mall
tersebut dengan hati yang kecewa karena tidak bisa menyelesaikan target pekerjaannya.

Saat bisnis kacangnya sedang naik Top pernah meninggalkan kelas ketika ujian berlangsung. Teman
Top sudah menyarankan padanya untuk datang ke kampus dan memberikan penjelasan atas
perilakunya tapi Top tetap fokus pada bisnis kacangnya dan tidak mempedulikan ucapan temannya.
Karena itulah Top dikeluarkan dari kampus.

Top sempat kehilangan arah saat bisnis kacangnya jatuh. Ibu dan ayahnya mengajak Top untuk pindah
ke Cina karena di Thailand mereka sudah tidak memiliki apa-apa lagi (saat itu ayah Top terlilit hutang).
Top sempat berpikir untuk ikut ke Cina tapi kemudian ia berubah pikiran dan mengatakan pada orang
tuanya bahwa ia akan bekerja keras dan akan membuat orang tuanya kembali ke Thailand.

Di tengah kebimbangan karena bisnis kacangnya jatuh, Top harus menerima kenyataan bahwa rumah
yang ia tinggali dalam proses penyitaan bank. Saat keluar rumah Top bertemu dengan pacarnya yang
tiba-tiba menamparnya karena merasa Top menghilang tanpa kabar. Untuk menghibur Top, pacarnya
mengajak Top membeli mie kepiting. Saat dalam perjalanan pacarnya memberikan cemilan rumput
laut yang dibelinya di tempat yang jauh. Top kemudian bertanya “Kenapa harus membeli sejauh itu?
Apakah di sini tidak ada yang menjualnya?”. Pacarnya mengatakan kalau makanan tersebut tidak
dijual di sini. Saat mencoba cemilan rumput laut itu ia menemukan ide untuk berbisnis cemilan rumput
laut.

Awalnya ia membeli rumput laut mentah kemudian menggorengnya tapi ia memiliki kesulitan untuk
mengawetkannya karena makanan tersebut hanya bertahan 3 hari. Kesulitan yang dihadapinya kali
ini lebih banyak dibandingkan saat memulai bisnis kacang karena tidak ada orang yang bisa ia tanya
bagaimana cara mengolah rumput laut menjadi cemilan yang enak dan awet.

Masalah cara mengawetkan rumput laut berhasil ia pecahkan dengan bertanya kepada dekan fakultas
ilmu dan teknologi pangan. Awalnya dosen tersebut tidak responsif terhadap Top tapi karena Top
menceritakan keadaannya kepada dosen tersebut maka dosen tersebut merasa iba sampai-sampai
mengeluarkan air mata. Dosen tersebut memberi tahu Top bagaimana cara agar rumput lautnya bisa
tahan lama.

Masalah lain yang belum terpecahkan adalah bagaimana menghasilkan cemilan rumput laut yang
enak. Top kemudian membeli banyak rumput laut dan mencoba memasak rumput laut itu dengan
pamannya. Sampai pada kardus terakhir paman Top belum menghasilkan cemilan rumput laut yang
enak. “Apalagi yang akan kita lakukan Top, rumput lautnya sudah hampir habis?”. “Aku akan
membelinya lagi”. Top kemudian membeli lagi rumput laut dengan menggunakan uang hasil penjualan
komputer yang ada di rumahnya (di rumah Top terdapat banyak komputer karena dulu ia sangat
menggandrungi game online).

Pada malam hari Top baru sampai di rumah. Saat masuk ke rumah, keadaan rumah gelap karena
lampu belum dinyalakan. Top memanggil pamannya tapi tak kunjung ada jawaban. Saat melihat ke
dapur ternyata pamannya jatuh dan terdapat darah di sekitar kepalanya. Top kemudian membawa
pamannya ke rumah sakit.

Pagi harinya Top mencoba memasak rumput laut yang telah dibelinya. Top tak kunjung berhasil
menghasilkan cemilan rumput laut yang enak sampai persediaannya habis. Ketika melihat ke lantai
dapur ada satu bungkus rumput laut yang sudah lembab karena terkena air hujan. Ia kemudian
mencoba memasak rumput laut tersebut dan ternyata rumput laut tersebut lebih gurih dibandingkan
rumput laut yang dimasak sebelumnya.
Setelah itu Top kembali menyewa tempat di mall untuk berjualan cemilan rumput laut. Respon yang
diberikan pengunjung mall sangat baik. Top yakin bahwa dirinya bisa menghasilkan uang 1 juta
bath/tahun (sekitar 370 juta).

Top mendapat telpon dari ibunya yang mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya dan
memintanya untuk menjaga kesehatan. Ibu kemudian meminta Top untuk berbicara dengan ayahnya.
“Top semester ini kamu harus belajar dengan keras, semester depan kamu bisa pindah ke sini (Cina)
dan ayah sudah membelikan tiketnya”. Top kemudian bertanya kepada ayahnya berapa jumlah
hutang ayahnya. Ayahnya menjawab 40 juta bath (sekitar 14,8 milyar). Seketika itu Top merasa
keberhasilan yang ia capai saat ini hanya seperti debu yang tidak ada artinya.

Top mendengarkan beberapa kaset hasil rekaman temannya saat ia tidak masuk kuliah (ketika tidak
masuk kuliah Top meminta temannya untuk merekam apa yang disampaikan dosen). Dalam kaset
tersebut dijelaskan bahwa kebanyakan perusahaan sukses karena mereka berpikir positif dan tidak
mudah menyerah. Dalam kaset tersebut pun dijelaskan strategi hutan rimba. Strategi hutan rimba
adalah bagaimana kita menjalin hubungan dengan partner bisnis di setiap daerah, kita menggerakan
partner di setiap wilayah, dengan demikian konsumen kita akan terbentuk dimana-mana, kita tidak
perlu melakukan promosi tetapi konsumen sendiri yang akan mendatangi kita. Dari kata-kata itulah
akhirnya Top mendapatkan ide untuk bekerja sama dengan 7-Eleven sebab 7-Eleven sudah
mempunyai cabang di banyak wilayah.

Top kemudian menghubungi 7-Eleven dan menanyakan bagaimana prosedur untuk memasarkan
barang di 7-Eleven. Top kemudian mendatangi kantor 7-Eleven untuk bertemu dengan CEO
perusahaan tersebut yang bernama Nn. Pu. Setelah menunggu sangat lama akhirnya Nn. Pu keluar
dan meminta Top untuk meninggalkan produknya karena ia akan rapat. Top kemudian meminta waktu
10 menit untuk menjelaskan produknya. Sebelum Top selesai menjelaskan produknya Nn. Pu sudah
memotong ucapan Top dan meminta Top untuk menunjukan produknya. Saat melihat produk Top,
Nn. Pu berkomentar bahwa desain produknya tidak layak jual dan harga yang ia tawarkan terlalu
mahal.

Setelah itu Top mendatangi ahli desain untuk membuatkan desain bagi produknya. Top sempat
berpikir untuk mengganti nama produknya dengan nama artis terkenal tapi karena menurut ahli
desain nama Tao Kae Noi (pengusaha muda) sudah bagus jadi Top tidak mengganti nama produknya.
Setelah desain produknya selesai Top kembali mendatangi kantor 7-Eleven. Top sudah menunggu Nn.
Pu dengan waktu yang lebih lama dibandingkan kedatangannya yang pertama. Ia bahkan sempat
tertidur di ruang tunggu. Karena merasa dibaikan oleh Nn. Pu ia kemudian keluar dari kantor 7-Eleven
dan memberikan produknya kepada penjaga lift.

Top sempat putus asa karena 7-Eleven tidak merespon dengan baik kedatangannya. Ia kemudian
mengambil keputusan untuk menemui orang tuanya di Cina. Saat Nn. Pu menggunakan lift ia melihat
makanan yang ada dalam lift tersebut. Nn. Pu kemudian memanggil Top ke kantor dan bersedia
melakukan kerja sama dengannnya. Nn. Pu kemudian memberi tahu Top bahwa sebulan lagi ia dan
GMP (Good Manufacturing Practice) akan mengunjungi pabriknya untuk melakukan inspeksi.

Melihat dapur tempat ia memasak jauh dari kesan layak, ditambah orang yang membantunya adalah
paman yang sudah berumur ia kemudian mendatangi bank untuk meminta pinjaman. Sayang sekali
karena usia Top baru 19 tahun pegawai bank tersebut tidak bisa memberikan pinjaman karena ia
belum memenuhi syarat untuk mengajukan pinjaman ditambah keluarganya terlilit utang padahal
pegawai bank sebenarnya terkesan dengan kerja keras Top. Ia kemudian menjual mobil miliknya dan
menjadikan uang hasil penjualan mobil tersebut sebagai modal untuk membuat pabrik.

Nn. Pu mengunjungi pabriknya dan menyatakan bahwa pabriknya masih belum memenuhi standar.
Seperti lampu yang tidak menggunakan tutup, saluran air yang salah, dan wastafel yang seharusnya
digunakan adalah wastafel yang dibuka dengan injakan kaki. Paman terus mendesak Top untuk
memberikan amplop kepada petugas inspeksi karena takut 7-Eleven tidak jadi melakukan kontrak
dengan Top. Tapi Top takut kejadian dulu terulang kembali sehingga ia ingin semua yang ia lakukan
saat ini ada dalam jalan yang benar.

Tidak lama setelah itu ia mendapat fax dari 7-Eleven yang berisi persetujuan kerja sama dengannya.
Pagi harinya Top pergi ke tempat pemasaran barang dengan menggunakan truk yang berisi Tao Kae
Noi. Ia sebenarnya terlambat datang ke tempat tersebut dan petugas tidak mengizinkannya untuk
menurunkan produknya. Tapi karena Top memohon akhirnya petugas mengizinkan produknya untuk
diturunkan. Saat Top hendak berlari petugas memanggilnya dan memberi tahu kalau hidungnya
mengeluarkan darah (mimisan).

Top kemudian menelpon ayahnya dan mengatakan padanya bahwa sekarang ayah dan ibu bisa
kembali ke Thailand.

2 tahun setelah menjalin kerja sama dengan 7-Eleven Top bisa melunasi hutang ayahnya dan kembali
menempati rumah dengan orang tuanya. Saat ini Top memiliki 2500 karyawan dan mengirim
produknya ke 6000 cabang 7-Eleven. Ia juga sudah mengekspor produknya ke 27 negara di dunia. Top
telah memiliki perkebunan rumput laut di Korea Selatan. Pendapatan tahun 2010 sebesar 1.500 juta
bath.

2. Analisa Fim Berdasarkan Teori

Dalam film Top Secret: The Billionaire tergambar motivasi berwirausaha sang tokoh utama, Top Ittipat.
Top Ittipat termotivasi untuk membuktikan pada orang tuanya bahwa dia bisa mandiri dan sukses
seperti kakak-kakaknya, bukan dengan prestasi akademik tetapi dengan cara yang berbeda, yaitu
dengan berwirausaha.Top Ittipat termotivasi untuk berwirausaha untuk memenuhi kebutuhannya
karena keadaan keluarganya yang terlilit hutang hingga orang tuanya harus pindah ke Beijing.

Pada film ini, Top Ittipat ialah seorang remaja Thailand, mempunyai ambisi yang besar untuk menjadi
pengusaha muda.Segala tantangan dihadapinya demi mewujudkan ambisinya itu, seakan-akan ingin
menyiratkan bahwa remaja Asia, juga bisa seperti remaja Amerika, yang pantang menyerah.
Menekankan bahwa remaja Asia tidak semuanya “pemalas” dan “lemah”, masih ada sosok seperti
“Top Ittipat”. Dan kisah nyata dari film Top Secret: The Billionaire menjadi bukti otentik bahwa
sebenarnya remaja Asia tidak kalah dengan remaja Barat. Action Top Ittipat terkesan mengabaikan
pendidikan formalnya dan fokus hanya pada bisnisnya, sutradara ingin menekankan bahwa
pendidikan formal itu tidaklah begitu penting, pengalaman hidup dan semangat pantang menyerah
yang lebih penting untuk mencapai kesuksesan.

Beberapa scene menunjukkan Top adalah sosok yang pantang menyerah dan tidak mudah putus asa.
Walaupun gagal menghabiskan berkardus-kardus rumput laut mentah, Top tetap mencoba hingga
menemukan cara mengolah rumput laut yang benar. Dan tak putus asa menunggu Nn. Pu, direktur 7-
eleven berjam-jam untuk mendaftarkan produknya ke manajemen 7-eleven.

Bila kita berpikir kita kaya, maka kita akan kaya. Bila kita berpikir kita sukses, maka kita akan sukses.
Cara berfikir yang baik akanmemberikan kekuatan. Jadilah pribadi yang selalu berfikir positif dan
optimis.

Anda mungkin juga menyukai