REKONSILIASI FISKAL
A.
Dosen memberikan pengantar sesuai dengan Satuan Acara Perkuliahan ( S. A. P.) yang menjelaskan secara umum sebagai berikut : 1. Definisi Rekonsiliasi (koreksi) Fiskal. 2. Beda Tetap / Beda Waktu. 3. Koreksi Positif / Negatif. 4. Kredit Pajak Tahun Berjalan.
B.
Setelah memahami materi perkuliahan tersebut diatas, diharapkan mahasiswa dapat menyelesaikan tugas- tugas sebagai berikut : 1. Merekonsiliasi Laporan Keuangan komersial menjadi Laporan Keuangan fiskal dapat menimbulkan koreksi fiskal positif dan koreksi fiskal negatif. Jelaskan kedua jenis koreksi fiskal tersebut dan berikan contoh masing- masing. 2. Akibat koreksi fiskal dari Laporan Keuangan komersial menjadi Laporan Keuangan fiskal menyebabkan perbedaan antara laba komersial dengan laba fiskal. Perbedaan tersebut diklompokkan menjadi : beda tetap ( permanent differences ) dan beda waktu ( time differences ). Jelaskan pengertian kedua jenis perbedaan tersebut dan berikan contoh masing- masing. 3. Pada akhir tahun pajak, dalam SPT Tahunan akan timbul : a. PPh Kurang Bayar ( PPh Pasal 29 ) b. PPh Lebih Bayar ( PPh Pasal 28A ) c. PPh Nihil. Jelaskan bagaimana hal tersebut bisa terjadi ! 4. Menurut anda apakah boleh jika laba yang dilaporkan ke Kantor Pajak berbeda dengan laba yang dilaporkan ke pemegang saham. Jelaskan ! 5. Apabila laba akuntansi berbeda dengan laba fiskal, apakah perlu melakukan pembukuan ganda ? Jelaskan upaya yang harus anda lakukan agar perbedaan laba tersebut dapat difahami oleh pemegang saham maupun fiskus !
Soal :
Laporan Rugi-Laba PT Poki-Poki untuk periode tahun 2008 sebagai berikut : ( dalam rupiah ) Pejualan : 7.800.000.000
11
HPP: Penghasilan Bruto Usaha : Biaya Operasional Beban Pemasaran : a. Gaji dan komisi salesman b. Gaji dan upah bagian penjualan c. Beban angkut penjualan d. Beban promosi e. Beban cadangan piut tak tertagih f. Beban kirim pos, telp, dan teleks g. Depresiasi kendaraan
(4.210.000.000) 3.590.000.000
Beban administrasi dan Umum : a. Gaji dan kesejahteraan pegawai b. Beban premi asuransi c. Beban konsultan d. Beban supplies kantor e. Depresiasi bangunan kantor f. Depresiasi mebel dan alat kantor 450.000.000 130.000.000 150.000.000 170.000.000 50.000.000 150.000.000 1.100.000.000 Total Beban Usaha : Laba / rugi Usaha : 2.720.000.000 870.000.000
Pendapatan dari luar usaha : a. Pendapatan sewa tanah ( setelah PPh ) 125.000.000
b. Pendapatan bunga bank / jasa giro ( setelah PPh ) 75.000.000 c. Penghasilan dari sewa kendaraan ( setelah PPh ) Jumlah 9.700.000 209.700.000
11
Beban dari luar usaha : a. Beban bunga b. Rugi selisih kurs c. Denda PPh Jumlah Laba Bersih 50.000.000 15.000.000 10.000.000 ( 75.000.000 ) 1.004.700.000
Harga Perolehan
Jenis aset
NO
1.
Bangunan Kantor
1.250.000.000
Jan. 2006
25 tahun
20 tahun
2.
750.000.000
Jan. 2006
5 tahun
8 tahun
3.
Kendaraan
600.000.000
Juni 2007
5 tahun
8 tahun
2. Dalam beban pomosi terdapat beban- beban : Bantuan untuk Panitia HUT RI Rp. 5.000.000 dan beban entertainment ( tanpa daftar nominal ) Rp. 10.000.000. 3. Dalam beban gaji dan kesejahteraan pegawai kantor terdapat beban- beban sebagai brikut :
11
c. Pengobatan ditanggung perusahaan Rp. 20.000.000,d. Tunjangan PPh Pasal 21 Rp. 20.000.000,-
4. PPh Pasal 25 yang telah dibayar untuk tahun 2008 adalah Rp. 120.000.000,-
Pertanyaan :
Buatlah rekonsiliasi fiskal tahun 2008 untuk PT Poki- Poki.
C. Pembahasan Materi :
11
b. Beda Waktu / Sementara : Sesuai namanya, beda waktu merupakan perbedaan perlakuan akuntansi dan perpajakan yang sifatnya temporer. Artinya, secara keseluruhan beban atau pendapatan akuntansi maupun perpajakan sebenarnya sama, tetapi berbeda alokasi setiap tahunnya. Beda waktu biasanya timbul karena perbedaan metode yang dipakai antara pajak dengan akuntansi dalam hal : 1) 2) 3) 4) Akrual dan realisasi. Penyusutan dan amortisasi. Penilaian persediaan. Kompensasi kerugian fiskal.
menggunakan pendekatan akuntansi komersial, yang bertujuan mempermudah mengisi SPT Tahunan PPh dan menyusun Laporan Keuangan Fiskal yang harus dilampirkan pada saat menyampaikan SPT Tahunan PPh. Koreksi fiskal dapat berupa koreksi positif dan negatif. Koreksi positif terjadi apabila pendapatan menurut fiskal bertambah. Koreksi positif biasanya dilakukan apabila adanya : a. Beban yang tidak diakui oleh pajak ( non deductible expense ). b. Penyusutan komersial lebih besar dari penyusutan fiskal. c. Amortisasi komersial lebih besar dari amortisasi fiskal. d. Penyesuaian fiskal posotif lainnya. Koreksi negatif terjadi apabila pendapatan fiskal berkurang . Koreksi negatif biasanya dilakukan akibat adanya : a. Penghasilan yang tidak termasuk obyek pajak. b. Penghasilan yang digunakan PPh Final. c. Penyusutan komersial lebih kecil dari pada penyusutan fiskal.
11
d. Amortisasi komersial lebih kecil dari pada amortisasi fiskal. e. Penghasilan yang ditangguhkan pengakuannya. f. Penyesuaian fiskal negatif lainnya.
Contoh Soal : PT Fast meminta bantuan anda menyusun rekonsiliasi fiskal berdasarkan data Laporan Keuangan tahun 2008 sebagai berikut (dalam rupiah) : Pejualan : HPP: Penghasilan Bruto Usaha : Biaya Operasional a. Gaji : b. Tunjangan Transport Karyawan : c. Biaya makan kantor : d. Biaya pengobatan ditanggung perusahaan : e. Biaya training karyawa : f. Biaya seragam satpam : g. Biaya sanksi administrasi pajak : h. Biaya pengangkutan : i. Biaya bunga pinjaman : 55.000.000 45.000.000 6.000.000 20.000.000 15.000.000 12.000.000 10.000.000 4.500.000 7.000.000 5.000.000 10.000.000 24.000.000 3.000.000 40.000.000 10.000.000 5.000.000 271.500.000 1.250.000.000 (500.000.000) 750.000.000
j. Cadanganpenghapusan piutang : k. Biaya jamuan tamu tanpa daftar nominatif : l. Biaya listrik dan telepon kantor : m. PBB dan Bea Meterai : n. Penyusutan aset tetap : o. Preni asuransi kebakaran pabrik : p. Bantuan untuk panitia HUT RI : Tota Biaya Operasional :
11
Laba Usaha :
478.500.000
Pendapatan Lain- lain : a. Dividen dari PT Jaya ( setelah PPh ) : ( % kepemilikan 20% ) b. Sewa kendaraan box kepada Fa. Maju ( setelah PPh ): 9.700.000 c. Keuntungan selisih kurs : d. Penerimaan pengembalian PBB yang telah dibebankan : e. Jasa giro Bank Mandiri ( sebelum PPh ) : Total Pendapatan Lain- lain : Laba Usaha Sebelum PPh : 5.000.000 2.000.000 106.700.000 585.200.000 5.000.000 85.000.000
Keterangan Tambahan : Harga beli Jenis aset Tahun beli ( dalam Rp ) Nilai residu ( dalam Rp.) Bangunan permanen Kelompok I 06 07 - 2006 10 12 - 2007 400.000.000 60.000.000 50.000.000 10.000.000
Penyusutan fiskal menggunakan metode garis lurus. Pertanyaan : 1. Buatlah rekonsiliasi fiskal untuk PT Fast. 2. Berapa penghasilan neto fiskal perusahaan.
11
Penjualan / Peredaran -/- HPP Pengh Bruto Ush Biaya Usaha : -Gaji -Tunjangan transpt Kary. -By. Makan kantor -ByPengobtn.dtng.Persh. -By training karywn -By sragam Satpam -Sanksi adm Pajak -By Pengangkutn -By Bunga Pinjaman -Cad Penghpsn Piut -By Jamuan tamu tanpa Daftar nominatif -By Listrik & Telp Kantr -PBB & Bea Met -Penyst Aset Tetap -Premi ass Kebakr Pabrk -Sumbangan HUT RI
----
----
55.000 45.000 6.000 20.000 15.000 12.000 10.000 4.500 7.000 5.000
-----------
-------
Total Biaya Ush Pengh Neto dari Ush +/+Pengh dari Luar Ush - Dividen dari PT Jaya - Trima ewa kendraan Box dari Fa Maju
(271.500) 478.500
(55.000) 55.000
---
(216.500) 533.500
85.000
15.000
--
100.000
9.700
300
--
10.000
11
- Keuntungn Sel Kurs. - Pen Pengmblian PBB yg telah dibebankan - Jasa giro Bank Mandiri Total Pngh Luar Ush -/- By dari Luar Ush
5.000 5.000
---
---
5.000 5.000
2.000
-15.300 --
2.000
106.700 --
2.000 --
120.000 --
585.200
70.300
2.000
653.500
Keterangan :
A : Pasal 9 ayat (1) UU PPh. B : Pasal 9 ayat (1) UU PPh. C : Pasal 9 ayat (1) UU PPh. D : SE Dirjen Pajak No. 27 /PJ.42/ 1986. E : Pasal 11 UU PPh. F : Pasal 9 ayat (1) UU PPh.
G : Pasal 4 ayat (1) UU PPh. H : Pasal 4 ayat (1) UU PPh. I : Pasal 4 ayat (2) UU PPh.
Penghasilan neto fiskal perusahaan adalah Rp. 653.500.000,Atas koreksi fiskal yang dilakukan, perusahaan tidak perlu membuat jurnal. PPh terutang dihitung dengan mengalikan tarif PPh Pasal 17 terhadap Penghasilan Kena Pajak. Sebelum dikalikan tarif PPh, Penghasilan Kena Pajak terlebih dahulu dibulatkan ribuan kebawah.
11
Untuk WP Orang Pribadi, kredit pajak dalam negeri dapat terdiri atas PPh yang dipotong / dipungut pihak lain, meliputi PPh Pasal 21, 22, 23. Sedangkan untuk WP Badan, kredit pajak dalam negeinya dapat terdiri atas PPh Pasal 22 atau 23. b. Kredit Pajak Luar Negeri. Pajak yang dibayar atau terutang atas penghasilan dari luar newgeri dapat dikreditkan di Indonesia ( PPh Pasal 24 ). Pengkreditan PPh Pasal 24 dilakukan di tahun pajak digabungkannya penghasilan tersebut. Namaun, kerugian di luar negeri tidak boleh digabungkan. c. PPh yang dibayar sendiri. Pembayaran pajak yang dilakukan oleh WP sendiri berupa angsuran PPh Pasal 25 yang dibayar setiap bulan ataupun fiskal luar negeri.
-------------------------
11
10