Semua sistem pasak, baik pasak buatan pabrik (pasak jadi) atau pasak yang dibuat sendiri oleh dokter gigi (pasak individual) harus sedapat mungkin memenuhi prinsip-prinsip desain sebagai berikut : 1. Pasak harus dibuat sepanjang mungkin 2. Dinding-dinding pasak harus se-sejajar mungkin 3. Bentuk pasak mengikuti bentuk saluran akar 4. Pasak harus terletak sesuai dengan sumbu panjang akar meskipun bagian inti pasak dapat menyimpang ke arah lain untuk kepentingan estetik 5. Pemakaian prinsip ferulle 6. Penggunaan bentuk-bentuk antirotasi seperti grooves, pins atau bentuk kunci (keyways). 7. Hindarkan garis sudut tajam yang akan memulai garis fraktur di dalam akar pada waktu gigi mendapatkan daya 8. Sebaiknya dipisahkan pasak inti dan mahkota 9. Buat dudukan oklusal atau kontrabevel pada bagian inti untuk mencegah wedging action dan kemungkinan fraktur akar pada waktu gigi terkena daya oklusal 10. Buat saluran vent pada pasak untuk menyalurkan tekanan hidrostatik yang terjadi saat penyemenan Kornfeld menyatakan bahwa pasak yang dipasang pada saluran akar setelah perawatan endodontik adalah pilihan yang baik karena dapat mencegah fraktur akar pada batas gusi. Sebagian besar fraktur akar pada gigi yang telah dirawat endodontik tanpa diberi pasak, terjadi pada batas gusi karena akar yang didukung oleh tulang dapat menahan daya yang mengenai mahkota. Integritas mahkota-akar lebih baik bila pasak digunakan. Panjang Pasak Panjang pasak penting karena potensi fraktur juga ada pada gigi yang sudah diberi pasak. Lengan pengungkit dapat terbentuk dari aspek oklusal gigi sampai puncak tulang alveolar (fulkrum) dan meluas sampai apeks dari pasak di dalam akar (Gambar 1 dan 2). Suatu ilustrasi analogi mengenai potensial fraktur yang lebih besar pada pasak pendek dibandingkan pasak panjang juga diperlihatkan. Panjang pasak yang ideal sudah banyak dibicarakan. Goldrich menyarankan bahwa panjang pasak sebaiknya sama panjang dengan mahkota klinis gigi yang direstorasi. Cooper menuliskan bahwa panjang pasak maksimal yang ideal sering sukar dicapai. Kantorowicz menyarankan bahwa panjang pasak sebaiknya paling sedikit sama dengan panjang mahkota yang sedang direstorasi, tapi bila hal ini tidak memungkinkan, maka panjang pasak harus diperpanjang sampai dengan 5 mm dari ujung apeks. Shillingburg dkk. menyarankan bahwa panjang pasak harus dibuat sedemikian rupa sehingga meninggalkan minimal 3 mm dari bahan pengisi saluran akar pada apeks untuk mempertahankan integritas penutupan saluran akar. Perel dan Muroff menyatakan bahwa pasak harus cukup panjang untuk mencegah terjadinya stres internal yang berlebihan pada akar dan panjangnya harus paling sedikit setengah panjang akar yang didukung oleh tulang alveolar. Penulis lebih suka meninggalkan paling sedikit 3 - 5 mm dari bahan pengisi saluran akar dan memperpanjang pasak sampai paling sedikit setengah panjang akar yang didukung tulang alveolar bila memungkinkan. Konfigurasi Pasak Panjang pasak bukanlah satu-satunya faktor utama yang dipertimbangkan dalam mendesain restorasi. Pada suatu studi perbandingan mengenai pengaruh panjang, diameter, dan bentuk pasak terhadap kekuatan tarik, Johnson dkk. menemukan bahwa pasak dengan dinding sejajar bergurat-gurat mempunyai retensi 4 kali lebih besar dibandingkan pasak berbentuk kerucut. Penelitian ini juga menemukan bahwa penambahan pada panjang atau diameter pasak hanya akan meningkatkan retensi sebesar 30% sampai 40%. Efek Ferrule
Ferrule dapat didefinisikan sebagai suatu cincin logam atau topi yang diletakkan di sekitar ujung suatu alat, kaleng, dll., untuk menambah kekuatan. Efek ini digunakan pada preparasi pasak dalam bentuk kontrabevel melingkari gigi (circumferential contrabevel). Kontrabevel ini menguatkan aspek koronal dari preparasi pasak, menghasilkan suatu dudukan oklusal, dan bertindak sebagai bentuk antirotasi (Gambar 3). Efek ini juga digunakan bila tidak ada atau sedikit saja sisa mahkota klinis dengan
jalan membuat kontrabevel yang luas pada permukaan akar, dengan batas akhir preparasi mahkota lebih apikal daripada unit pasak dan inti. Suatu analogi menunjukkan aksi dari ferrule (Gambar 4 dan 5).
SISTEM PENGUATAN AKAR (ROOT REINFORCEMENT SYSTEM) Tabel pada hal. 9 menunjukkan bagaimana berbagai sistem penguatan akar ( root reinforcement system) yang berbeda yang dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori utama : sistem pasak cor ( cast post systems), sistem pasak berulir (threaded post systems), dan sistem pin dan pasak (pin and post systems). Selain inti pasak konvensional (pasak cor), semua sistem adalah sistem pasak setengah jadi, dan mempunyai beberapa keuntungan. Sistem ini merupakan metode yang sederhana dan efisien untuk memperkuat akar yang dapat digunakan pada gigi anterior dan posterior dengan cara langsung atau tidak langsung. Sistem ini distandarisasi dengan bentuk kerucut terkontrol untuk memungkinkan adaptasi yang baik antara akar dan pasak. Sistem ini mempunyai dua kerugian utama : (1) struktur koronal gigi yang berlebihan harus dibuang mengikuti petunjuk pabrik dan (2) akar dirancang untuk menerima pasak dan bukannya pasak yang dirancang untuk menyesuaikan dengan bentuk akar. Pada banyak kasus pasak berdinding sejajar dipasang pada akar yang mengkerucut, sehingga mengakibatkan pecahnya akar dan perforasi akar pada ujung apikal pasak.
lain pada sistem ini adalah tidak ada vent untuk mengalirkan tekanan hidrostatik yang terjadi pada saat penyemenan.
KESIMPULAN Adalah tidak mungkin untuk memberikan pernyataan bahwa salah satu sistem yang telah disebutkan di atas adalah yang terbaik, karena semuanya bergantung pada situasi dan kondisi. Pada semua sistem dianjurkan untuk meninggalkan minimal 3 sampai 5 mm dari bahan pengisi saluran akar untuk memelihara integritas penutupan apikal. Dari sudut pandang retensi, pasak yang berdinding sejajar mempunyai retensi yang lebih besar dibandingkan pasak mengkerucut, tetapi karena pasak berdinding sejajar dipasang dalam akar yang mengkerucut, maka diperlukan kehati-hatian pada saat pemasangan. Pada semua gigi, panjang pasak adalah penting karena berhubungan langsung dengan besarnya dukungan yang diberikan oleh pasak dan ketahanannya terhadap fraktur akar.
Gambar 1. Lengan pengungkit dimulai dari aspek oklusal gigi melalui puncak perlekatan tulang alveolar sampai ujung apikal pada pasak yang pendek. Analogi untuk pasak yang pendek berupa aksi ungkit sederhana : menggerakkan objek yang berat dengan menempatkan fulkrum dekat dengan objek yang bersangkutan. Gambar 2. Lengan pengungkit untuk pasak yang panjang. Analogi untuk pasak yang panjang hampir sama dengan yang terdapat pada pasak pendek kecuali fulkrum dijauhkan dari objek yang akan digerakkan. Gambar 3. Efek ferrule dalam preparasi untuk inti bertindak sebagai bentuk antirotasi dan sebagai dudukan oklusal untuk pasak. Gambar 4. Analogi kurangnya efek ferrule adalah memisahkan suatu batang kayu dengan suatu suatu kampak logam. Gambar 5. Efek ferrule mencegah batang kayu menjadi terpisah.