Anda di halaman 1dari 4

KEGAWATAN PADA GLAUKOMA AKUT SUDUT TERTUTUP Glaukoma akut sudut tertutup merupakan kondisi serius pada mata

di mana sudut aliran aquosus humor menjadi terhambat sehingga tidak dapat keluar dari mata. Iris dan kornea tertekan dan akibatnya, cairan tidak bisa sampai ke trabecular meshwork dan keluar dari mata (gambar 9-1). Dampaknya adalah terjadi peningkatan tekanan intraokular (TIO) yang cepat, menimbulkan gejala seperti visus menurun, gambaran pelangi (halo), nyeri pada mata, dan mual. Tekanan intraokular dapat meningkat pesat sehingga pengobatan harus cepat dan tepat untuk segera menurunkan TIO dan mencegah kehilangan penglihatan ireversibel (Allingham, 2005). Bentuk yang paling umum dari glaukoma akut sudut tertutup yaitu terjadinya penyumbatan pupil oleh lensa (blok pupil). Blok pupil terjadi karena letak lensa dan pupil yang sangat dekat, sehingga menghambat aliran aquosus humor keluar melewati pupil. Aquosus humor mengumpulkan belakang iris dan menyebabkan iris membungkuk ke depan dan menutup sudut iridokornealis, terjadi blok aliran aquosus humor masuk ke trabecular meshwork dan canalis schlemm. Gambaran abnormal pada iris menghambat aliran normal aquosus humor melalui pupil ke trabecular meshwork dan menyebabkan peningkatan akut tekanan intraokular (Alward, 2000). .

(Gambar 9-1). Galukoma akut sudut tertutup (Alward, 2000).

Gambar 9-1. A. Mata dengan gambaran segmen anterior (COA) normal, sudut antara iris dan kornea terbuka lebar (sekitar 40). Aqueous humor memiliki akses bebas ke trabecular meshwork dan keluar mata tanpa hambatan. B. Mata dengan glaukoma akut sudut tertutup, sudut antara iris dan kornea tertutup dan terhambat. Cairan terperangkap di dalam mata dan menyebabkan tekanan intraokular meningkat pesat.

Beberapa faktor risiko yang dapat menyebabkan glaukoma akut sudut tertutup yaitu (Simmons, 2005) : 1. Ukuran mata yang lebih kecil daripada rata-rata berisiko lebih tinggi untuk terjadi blok pupil dan menutup aliran aquosus humor. Dimana mata yang lebih kecil mempunyai ruangan yang lebih sempit dengan struktur dari mata yang normal sehingga mata akan lebih padat. 2. Jenis kelamin wanita lebih sering terjadi glaukoma daripada laki-laki karena pada umumnya wanita memiliki mata yang lebih kecil daripada laki-laki. 3. Usia yang tua lebih berisiko terkena glaukoma karena lensa mata kan bertambah besar seiring bertambahnya usia. 4. Gangguan visus hipermetropi juga lebih berisiko karen sumbu axial bola mata lebih pendek daripada sumu mata normal.

(Gambar 9-2)

Gambar 9-2. Iris tampak abnormal, maju membungkuk (karakteristik glaukoma akut sudut tertutup). Dengan pemeriksaan slitlamp (Simmons, 2005).

(Gambar 9-3)

Gambar 9-3. Ketika TIO sangat tinggi dapat menyebabkan mata menjadi kemerahan pada konjungtiva atau injeksi (panah merah), kornea kabur, dan pupil midriasis atau dilatasi (panah putih) (Simmons, 2005). Tujuan pengobatan pada tekanan intraokular yang sangat tinggi pada glaukoma akut sudut tertutup adalah untuk menurunkan tekanan sesegera mungkin dan untuk mencegah serangan lebih lanjut. Pertama, glaukoma akut sudut tertutup diobati dengan berbagai obatobatan dalam bentuk tetes mata atau pil sampai TIO turun dalam batas aman, bisa juga diberikan intravena namun jarang. Pengobatan definitif untuk sebagian besar kasus glaukoma sudut tertutup adalah laser iridotomy perifer. Tiga golongan obat yang dapat digunakan untuk mengurangi produksi cairan aqueous (beta blocker, alfa agonis adrenergik, dan inhibitor karbonat anhidrase).

Gambar 9-4. Laser Peripheral iridotomy (Alward, 2000).

Laser Peripheral iridotomy bekerja membuka blok pupil dan penutupan pada sudut iridokornealis yang harus dilakukan sesegera mungkin setelah menggunakan obat-obatan penurun tekanan intreokuler. Tujuan dari laser perifer iridotomy adalah untuk menghasilkan

lubang di iris dan meringankan blok pupil sehingga cairan dapat mengalir ke trabecular meshwork, kemudian TIO turun.

Gambar 9-5. Laser perifer iridotomy membentuk sebuah lubang kecil di iris (panah) (Simmons, 2005)

Dapus : Allingham RR, et al., editors. Shields Textbook of Glaucoma, ed. 5. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2005. pp. 217-234. Alward WLM. Glaucoma. St. Louis: Mosby, 2000. pp. 141-154. Simmons RB, Montenegro MH, Simmons RJ. Primary angle-closure glaucoma. In Tasman W ed. Duanes Clinical Ophthalmology, Lippincott Williams & Wilkins, 2005. Chapter 53.

Anda mungkin juga menyukai