Anda di halaman 1dari 15

MODUL KULIAH

MATA KULIAH AKUNTANSI KEPERILAKUAN

MATERI:

AKUNTANSI SOSIAL

MODUL 12

DOSEN: Dr. Amilin, SE, MSi, Ak

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI AKUNTAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MERCU BUANA 2011
1

DAFTAR ISI

Definisi dan Ruang Lingkup Latar Belakang Historis Respon Perusahaan Respon terhadap Profesi Akuntansi Akuntansi untuk Biaya dan Manfaat Sosial Teori Akuntansi Sosial Pengukuran Menetapkan Sosial dan Manfaat Sosial Penjumlahan Biaya dan Manfaat Laporan Mengenai Kinerja Sosial Audit Sosial Laporan Sosial Penyingkapan Dalam Laporan Tahunan Penelitian Terkini Pertimbangan Diagnostik

AKUNTANSI SOSIAL

DEFINISI DAN RUANG LINGKUP Akuntansi sosial didefinisikan sebagai suatu pengaturan, pengukuran dan analisis terhadap dampak sosial dan ekonomi perilaku pemerintah dan bisnis (entrepreneurial). Meskipun Akuntansi Sosial memfokuskan baik pada perilaku pemerintah dan perilaku bisnis, namun pembahasan disini kami akan

memfokuskan pada Akuntansi Sosial seperti Akuntansi Sosial yang diterapkan untuk kinerja bisnis. Menurut pengakuan ini, Akuntansi Sosial berarti penjajakan, pengukuran, dan pelaporan mengenai hubungan antara bisnis dengan

lingkungannya. Lingkungan bisnis mencakup sumber daya alam, masyarakat yang menggunakan sumber daya, staf yang dipekerjakan, konsumennya, pesaing, dan perusahaan dan kelompok lain yang menangani lingkungan bisnis. Proses pelaporan dapat bersifat internal dan eksternal. Model ekonomi dan akuntansi tradisional memfokuskan pada produksi dan distribusi produk dan jasa ke masyarakat. Akuntansi Sosial mengembangkan beberapa model melalui penggunaan pengaruh kegiatan perusahaan pada

masyarakat. Contoh, sebuah pabrik penggilingan kerats (paper mill) tidak hanya memproduksi bubur kertas dan produk kertas, selanjutnya menghasilkan pencemaran limbah padat, udara dan air. Di sisi lain, penggilingan kertas

mungkin mendukung masyarakat melalui dengan memperbolehkan karyawan untuk melakukan tugas kedermawanan atau melalui pendanaan perguruan tinggi bagi mahasiswa yang sangat berguna. Menurut perspektif ini, Akuntansi Sosial dapat dipandang sebagai pendekatan yang bermanfaat untuk pengukuran dan laporan kontribusi (sumbangan) perusahaan kepada masyarakat. Laba bersih biasanya dianggap sebagai kontribusi perusahaan untuk masyarakat. Akuntansi Sosial memandang hal ini sebagai fokus penting. Akuntansi Sosial menyatakan bahwa untuk mengukur kontribusi sosial perusahaan secara memadai, baik biaya maupun laba harus dilibatkan. Laba

mungkin hanya didapatkan karena beberapa biaya sosial, seperti polusi air, dan tidak dilibatkan dalam perhitungan laba perusahaan.

LATAR BELAKANG HISTORIS Akuntansi Sosial memfokuskan pada penjajakan dan pengukuran manfaatmanfaat sosial dan biaya sosial sebagai konsep yang biasanya diabaikan oleh para akuntansi tradisional. Untuk memahami pengembangan Akuntansi Sosial, pertama harus memahami bagaimana manfaat dan biaya sosial ditangani pada periode sebelumnya. Untuk tujuan kita, manfaat dan biaya sosial akan didefinisikan sebagai pengaruh positif atauy negatif melalui pembangunan ekonomi, industrialisasi, dan perubahan teknologi. Model akutansi dasar (baik untuk tujuan keuangan maupun manajerial) menggunakan teori ekonomi mikro untuk menetapkan apa yang dilibatkan dan diabaikan dari perhitungan akuntansi. Oleh karena itu, manfaat dan biaya sosial viasanya diabaikan oleh para ahli dan praktisi akuntansi. Beberapa gerakan massa pada tahun 1960-an, khususnya beberapa gerakan yang dilakukan untuk pembentukan pemerintah dan bisnis yang lebih respon (tanggap) terhadap kebutuhan masyarakat, memfokuskan tanggung jawabnya pada biaya dan manfaat sosial. Contoh, Gerakan hak-hak sipil yang bergabung pada awal 1960-an dan pengesahan Undang-undang Hak-hak sipil pada tahun 1964, memiliki pengaruh besar baik pada pemerintah maupun bisnis. Pemerintah dipengaruhi karena pemberi suara melibatkan sebagian besar kelompok minoritas, yang membuat legislator (pembuat Undang-undang) lebih meyakini perlunya beberapa Undang-undang baru. Gerakan wanita merupakan gerakan hak-hak sipil serupa yang

menempatkan tekanan pemebrian hak suara baru terhadap prosedur pemerintah dan prosedur perekrutan baru serta prosedur promosi di lingkungan kerja. Karena wanita dilibatkan dalam kegiatan mendukung Undang-undang hak-hak sipil, mereka membuat jalur terobosan dalam bisnis untuk beberapa kelompok minoritas.

Selanjutnya tahun 1960-an terlihat maraknya gerakan lingkungan sejalan dengan meningkatnya kesadaran masyarakat mengenai pengaruh industrialisasi pada kualitas udara, air, dan tanah. Peraturan Federal dan Negara disahkan untuk melindungi beberapa sumber daya alam dan mengontrol pembuangan limbah beracun. Undang-undang menetapkan standar untuk pembuangan polusi dan mengenakan denda bagi yang melanggarnya. Pada tahun 1960-an, konsumen semakin lebih tegas, yang dihasilkan melalui gerakan hak-hak konsumen. Didukung oleh Ralph Nader dan para aktivis lain, kelompok konsumen berupaya untuk menciptakan bisnis dan produk mereka lebih respon terhadap kebutuhan konsumen. Upaya-upaya yang dilakukan terhadap produk yang berbahaya dan produk yang tidak aman menghasilkan produk yang kurang berbahaya atau produk yang dibeli di suatu pasar. Meskipun tidak terdapat gerakan yang berhubungan dengan pemberlakuan Undang-undang keselamatan dan kesehatan kerja (OSHA) pada awal tahun 1970an, peristiwa ini memiliki pengaruh signifikan pada bisnis. Undang-undang kompensasi karyawan berlaku selama beberapa tahun, tetapi tidak efektif dalam merubah kondisi kerja yang tidak nyaman dan tidaks ehar. Dengan pemberlakuan Undang-undang kesehatan dan kesehatan kerja, bisnis yang gagal dalam

memenuhi standar yang ditetapkan dapat dikenakan denda atau ditutup hingga mereka mematuhinya.

Respon Perusahaan Sebelum tahun 1960-an, beberapa perusahaan dianggap sebagai Warga Negara yang baik. Mereka memperoleh reputasi ini melalui produksi produk bermutu, memperlakuan karyawan melalui penghargaan, kontribusi terhadap masyarakat, atau sumbangan untuk fakir misnisn. Sejak tahun 1960-an, beberapa perusahaan lain menempatkan kepekaan mereka terhadap kebutuhan sosial dan semakin lebih respon terhadap masalah sosial. Manajemen mungkin menyatakan bahwa perusahaan mereka merupakan bagian dari masyarakat: bahwa untuk kelangsungan perusahaan, masyarakat harus hidup dan bekerja dengan lokasi yang sehat, dan masyarakat membutuhkan kesejahteraan soail untuk membeli

produk perusahaan. Selanjutnya, respon terhadap kebutuhan sosial merupakan hubungan public yang baik dan kemungkinan akan memberikan keuntungan dalam jangka panjang. Di sisi lain, beberapa perusahaan dan asosiasi industry menentang

perubahan peraturan federal baru dan berupaya untuk menghambat peraturan tersebut melalui perilaku yang tidak patuh. Pada beberapa kasus, manajemen mungkin meraa bahwa beberapa peraturan (misalnya: Undang-undang

perlindungalingkungan dan Undang-undang kesehatan dan keselamatan kerja (OSHA)) akan memiliki pengaruh ekonomi negatif pada perusahaan mereka karena biaya untuk mematuhi Undang-undang tidak memberikan manfaat. Secara keseluruhan, pengakuan perusahaan terhadap tanggung jawab sosial diterapkan pada tahap luas, berkisar dari ketdiakpatuhan terhadap Undangundang pada tahap ekstrim hingga memiliki standar lebih baik dari yang ditetapkan oleh Undang-undang pada satu tahap ekstrim lain. Beberapa perusahaan memperlihatkan perilaku warga Negara perusahaan yang baik pada bidang-bidang dimana belum diatur Undang-undang. Tingkat tanggung jawab sosial yang diakui perusahaan membutuhkan keputusan aktif. Manajemen harus memutuskan seberapa besar pencemaran (polusi) yang dihasilkan dan bagaimana untuk membersihkan polusi, siapa yang akan direkrut, bagaimana untuk memperbaiki kondisi kerja, dan sejauhmana dukungan terhadap bangunan. Jika manajemen mendukung tanggung jawab sosial semata-mata untuk kepentingan laba jangka pendek, disini tidak memungkinkan bahwa perusahaan faktur akan kunci mematuhi Undang-undang. Filsafat manajerial dengan

merupakan

dalam pembentukan

hubungan

bisnis

masyarakatnya.

Respon terhadap Profesi Akuntansi Meskipun para sarjana dan praktisi akuntansi membahas seberapa besar profesi mereka mendukung tanggung jawab sosial perusahaan sebelum gerakan tahun 1960-an, kemajuan besar dalam bidang ini dihasilkan pada akhir tahun 1960-an hingga pertengahan 1970-an. Dengan pemberlakuan Undang-undang

yang menetapkan program sosial pemerintah (seperti Headstart dan CETA), beberapa akuntan merasa bahwa mereka akan menggunakan keahlian mereka untuk menetapkan efektivitas program tersebut. Selanjutnya, setiap orang dibutuhkan untuk mengukur respon perusahaan terhadap masalah-masalah yang disuarakan pada tahun 1960-an. Selanjutnya lahir akuntanso sisial. Pada akhir 1960-an dan awal 1970-an, beberapa pihak menyatakan perlunya akuntansi sosial perusahaan. Robert Beyer, selaku mitra manajemen pada Touche Ross di New York, menyatakan: Pembatasan penggunaan udara dan air secara bebas juga sebagai masalah tanggung jawab sosial. Masyarakat sekarang memerinci biaya-biaya yang ada. Biaya dalam bentuk kehidupan dan kematian, kerusakan bangunan dan bangunan bersejarah, pantai-pantai yang tercemar, daun-daun yang berjatuhan, dan semua pengaruh polusi beracun lainnya. Perbedaan hanya pada bahwa beberapa biaya tersebut ditransfer untuk mengukur kelayakannya melalui masyarakat luas hingga beberapa orang yang melakukan pencemaran dan manfaatnya.

AKUNTANSI UNTUK BIAYA DAN MANFAAT SOSIAL Sebagian landasan teori Akuntansi Sosial muncul dari analisis biaya dan manfaat dari A.C. Pigou pada tahun 1948. A.C. Pigou adalah pakar ekonomi klasik yang memperkenalkan konsep biaya dan manfaat ekonomi mikro pada tahun 1920. Pertimbangan pentingnya adalah bahwa Optimalitas-Pareto (nilai kemakmuran ekonomi bilamana nilai ini tidak memungkinkan untuk

meningkatkan kemakmuran seseorang tanpa mengurangi kemakmuran orang lain) tidak dapat dicapai sepanjang jika produk bersih sosial dan produk bersih privat tidak sama. Pada dasarnya, argumen Pigou disini adalah bahwa: Seorang

produsen membuat sebuah produk dimana dia meningkatkan manfaat pribadi tertentu (yang oleh akuntan disebut sebagai penerimaan). Selanjutnya, disini kemungkinan bahwa masyarakat secara keseluruhan memperoleh manfaat melalui produk yang sangat besar.

Sebuah analisis serupa dapat dilakukan melalui pemusatan biaya. Menurut Pigou, biaya-biaya sosial terdiri dari semua biaya pembuatan produk, biaya yang berkaitan dengan siapa yang membiayanya. Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh produsen disebut biaya privat. Perbedaan antara biaya sosiual dengan biaya privat (disebut biaya sosial yang tidak dapat dikompensasi) dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Perusahaan yang melakukan pencemaran dikenakan biaya terhadap masyarakat, tetapi tidak dikenakan biaya ganti rugi masyarakat. Disini disebut disekonomi eksternal. SItuasi dimana seorang karyawan mengalami

penyakit akibat kerja dimana karyawan tidak diberikan kompensasi penuh dapat disebut sebagai eksploitasi factor produksi. Menurut Pigou, optimalitas-Pareto hanya dicapai jika manfaat sosial marjinal sama dengan biaya sosial marjinal. Perbedaan antara model Pogou dengan model ekonomi tradisional dimana penerimaan marjinal sama dengan biaya marjinal berasal dari perbedaan antara manfat sosial dan manfaat pribadi dan perbedaan biaya sosial dengan biaya pribadi. Jika perbedaan nyata antara dua seperangkat biaya dan manfaat adalah nol, maka tidak terdapat perbedaan antara teori Pigovian dengan teori ekonomi tradisional. Namun demikian, para ekonomi memandang perbedaan sebagai pengecualian kecil untuk mengabaikan model ekonomi mikro dasar.

Teori Akuntansi Sosial Berdasarkan analisis Pigou dan konsep ikatan sosial, K.V. Ramanathan mengembangkan sebuah landasan teori untuk akuntansi biaya dan manfaat sosial. Menurut pendapat Ramanathan, perusahaan memiliki ikatan (kontrak) yang dinyatakan untuk memberikan manfaat sosial nyata kepada masyarakat. Manfaat nyata adalah perbedaan antara dukungan perusahaan kepada masyarakat dengan hambatan perusahaan terhadap kemunduran masyarakat. Meskipun dia

menggunakan bahasa yang berbeda, dimana Ramatahan menggunakan istilah Pigou, bahwa manfaat sosial akan melebihi biaya sosial dan perusahaan selanjutnya akan memperoleh kontribusi nyata kepada masyarakat. Dia meyakini

bahwa para akuntani harus mengukur kontribusi historis bersih (analogis untuk neraca) dan kontribusi bersih tahunan dari suatu entitas kepada masyarakat. Pada pendekatan Ramanathan, terdapat dua masalah penting. Pertama, untuk mengetahui kontribusi nyata kepada masyarakat, beberapa jenis sistem manfaat digunakan. Sebuah argument dapat digunakan untuk kepentingan kesesuaian, perusahaan apakah harus berupaya mengembangkan pernyataan kontribusi sosial berdasarkan pada nilai-nilai manajemen atau harus melibatkan pihak luar untuk melakukan audit sosial. Masalah kedua adalah mengenai pengukuran. Disini sulit untuk mengukur jumlah item yang akan dilibatkan pada sebuah pernyataan mengenai kontribusi nyata untuk masyarakat

Pengukuran Satu alasan penting terhadap lambatnya kemajuan Akuntansi Sosial

adalah kesulitan dalam pengukur dukungan dan hambatan. Disni merupakan proses tiga-tahap: 1. Menetapkan apa saja biaya dan manfat sosial. 2. Mencoba menjumlahkan semua item-item (pernyataan) yang relevan. 3. Menetapkan nilai dollar pada jumlah terakhir.

Menetapkan Sosial dan Manfaat Sosial Memutuskan apakah biaya dan manfaat sosial bukan sebagai masalah kecil. Disini tidak hanya melibatkan definisi biaya dan manfaat sosial yang tepat, tetapi juga pemahaman mengenai beberapa sistem manfaat. Pigovian akan mendefinisikan biaya sosial yang tidak dapat dikompensasi sebagai disekonomi eksternal dan pemanfaatan factor-faktor produksi. Untuk menempatlkan definisi ini ke dalam istilah operasional, disini mungkin mudah untuk mendefinisikan biaya sosial yang tidak dapat disesuaikan sebagai semua penghambat yang dialami manusia sebagai hasil dari kegiatan ekonomi dimana mereka tidak dapat disesuaikan secara penuh.

Pada kenyataannya, sistem manfaat sosial merupakan factor penentu penting untuk biaya dan manfaat sosial. Misalnya bahwa kita dapat mengatasi masalah manfaat (nilai) dengan menggunakan beberapa jenis standar masyarakat, maalah kita selanjutnya adalah mengidentifikasi penghambat dan pendukung

khusus. Sejumlah rancangan untuk mengkategorikan peristiwa yang menimbulkan biaya dan manfaat sosial dibahas dalam kepustakaan. Dalam penelitian mengenai pengungkapan sosial oleh perusahaan public besar, Ernst dan Ernst (1978)

menemukan bahwa pengungkapan berhubungan dengan delapan subjek: (1) lingkungan, (2) energy, (3) preaktek bisnis yang wajar, (4) sumber daya manusia, (5) keterlibatan masyarakat, (6) produk, dan (7) dan lain sebagainya. Sejumlah peneliti menggunakan model Ernst & Ernst untuk menganalisis pengungkapan sosial, namun disini belum dapat dijadikan sebagai dasar untuk semua model laporan.

Penjumlahan Biaya dan Manfaat Setelah kegiatan yang menghasilkan peningkatan biaya dan manfaat sosial ditetapkan dan hambatan dan dukungan khusus diidentifikasi, pengaruhnya pada masyarakat dapat diprediksi. Beberapa biaya dan manfaat sosial dapat dikategorisikan apakah secara langsung atau tidak langsung. Contoh, pengaruh langsung akan menjadi penyakit paru-paru hitam yang disebabkan oleh penghisapan debu batu bara ketika bekerja di pertambahan batu bara. Pengaruh langsung akan menjadi polusi air yang mengotori gelombang dan membunuh ikannya. Polusi mungkin menyebabkan berkurangnya sumber makanan potensial (ikan), berkurangnya kesempatan rekresional (perikanan, kolam renang, perahu boat) dan dampak estetika negatif. Untuk mengukut hambatan nyata, kerugian dimana orang menderita sebagai akibat dari beberapa peristiwa yang akan diprediksi. Untuk mengukur kemunduran, kita membutuhkan informasi mengenai variabel kunci waktu dan akibat. Waktu. Beberapa peristiwa yang menghasilkan biaya sosial membutuhkan waktu beberapa tahun untuk mengetahui sebab dari suatu akibat. Dalam hal ini,

10

penyingkapan asbestos, pada ketinggian debu yang ditetapkan, karyawan harus membutuhkan 8 tahun untuk mengurangi asbestos (seringkali terjadinya penyakit fatal). Selanjutnya, disini mungkin membutuhkan waktu beberapa tahun setelah penyingkapan awal asbestos kepada masyarakat yang secara actual dipengaruhi oleh gangguan. Akibat. Masyarakat dapat dipengaruhi secara ekonomi, secara fisik, secara psikologis dan secara sosialoleh beberapa gangguan. Untuk mengukur biaya sosial disini perlu menjajaki beberapa kerugian dan mengukur biaya sosial. Biaya Ekonomi. Beberapa biaya yang terdiri dari biaya medis dan rumah sakit yang tidak dikompensasikan, penurunan penghasilan yang dialami oleh karyawan. Kerugian Fisik. Karyawan yang menderita penyakit yang berhubungan dengan asbestos akan menderita gangguan pernafasan dan mungkin kematian premature. Kerugian Psikologis. Meskipun beberapa penyakit psikologis terjadinya akibat hubungan dengan penyakit yang berkaitan dengan asbestos. Karyawan mungkin merasa tidak memadia dan semakin menderita akibat: (1) penurunan peran penghasilan dan produksi dalam keluarga; (2) tidak dapat melakukan kegiatan fisik; dan (3) mengetahui bahwa kematian muingkin sebentar lagi. Kerugian Sosial. Pada keluarga karyawan, perubahan peran mungkin terjadinya sebagai akibat dari penyakit. Keluarga mungkin merasa trauma atas perceraian yang terjadi. Sejumlah pengharuh negarif lain mungkin terjadinya. Manfaat nyata untuks emua pengaruh harus diprediksi. produktivitas, dan penurunan

LAPORAN MENGENAI KINERJA SOSIAL Konsep Akuntansi Sosial belum dikembangkan sepenuhnya dan terdapat masalah pengukuran serius mengenai biaya dan manfaat. Selanjutnya, sejumlah peneliti menganjurkan bahwa perusahaan harus membuat laporan mengenai kinerja Akuntansi Sosial mereka baik secara internal maupun eksternal. Audit Sosial Audit sosial mengukur dan melaporkan pengaruh ekonomi, sosial, dan pengaruh lingkungan untuk program-program yang berorientasi sosial dan

11

kegiatan rutin perusahaan. Terdapat beberapa cara untuk melakukan hal ini. Satu strategi yang berhasil dimulai dengan membuat daftar kegiatan yang memiliki dampak atau pengaruh sosial. Audit sosial memberikan manfaat perusahaan melalui pembentukan

kesadaran manajer mengenai dampak (pengaruh) sosial dari beberapa tindakan mereka. Audit sosial sama dengan audit keuangan dimana audit sosial bertujuan untuk menganalisis secara independen kinerja perusahaan dan menilai kinerja perusahaan. Bagaimanapun, terdapat perbedaan penting, mengenai apa yang dianalisis. Dalam audit sosial, auditor memeriksa kegiatan untuk menilai kinerja sosial perusahaan dan juga kinerja finansialnya.

Laporan Sosial Pemisahan laporan eksternal menggambarkan hubungan perusahaan

dengan masyarakat telah dipublikasikan oleh beberapa perusahaan Amerika dan perusahaan asing. Perusahaan Amerika menerbitkan beberapa perusahaan Amerika yang mempublikasikan beberapa laporan mencakup Norton Company, First National Bank of Mineapolis, dan First pennsylvanie Bank. David Linowes mengembangkan Laporan Kegiatan Sosial Ekonomi untuk digunakan sebagai dasar untuk laporan informasi Akuntansi Sosial. Linowes mengelompokkan laporannya ke dalam tiga kategori: (1) hubungan dengan masyarakat, (2) hubungan dengan lingkungan, dan (3) hubungan dengan produk. Masing-maisng kategori, dia membuat daftar dukungan sukarela oleh perusahaan dan selanjutnya memperkecil hambatan yang disebabkan oleh kegiatan perusahaan. Linowes mengukur setiap hal dalam laporan dan sampai pada

peneysuaian akhir, yang dia sebut sebagai kegiatan sosial ekonomki nyata. Pada laporan Linowes, semua dukungan dan hambatan harus diprediksi secara moneter dimana diduga disini cukup sulit untuk dilakukan. First Minneapolis Bank mempublikasikan laporan sosial sejak tahun 1972. Laporan 1977-nya yang berjudul Laporan Lingkungan Sosial Internal, memuat dua bagian: Asset Investasi Masyarakat dan asset Investasi Karyawan. Untuk item

12

penting dari dua bagian, bank memuat rencana tahun 1977, kinerja actual tahun 1977, dan rencana tahun 1979-nya.

Penyingkapan Dalam Laporan Tahunan Beberapa perusahaan mempublikasikan laporan tahunan kepada pemegang saham yang memuat beberapa item (pernyataan) informasi sosial. Ernst & Ernst melakukan sebuah penelitian tahunan mengenai pengungkapan sosial yang dilakukan oleh 500 perusahaan industry papan mengenai laporan tahunan mereka dari tahun 1971 hingga 1978. Secara umum, disini ditemukan bahwa sejumlah pengungkapan laporan sosial perusahaan dan jumlah pengungkapan yang dilaporkan meningkatkan.

Pengembangan ke Luar Negeri Perusahaan Eropa menggunakan pengungkapan (penyajian) informasi sosial baik melalui laporan khusus maupun laporan tahunan. Sejumlah perusahaan, meliputi perusahaan Swiss Migros, dan the Fortia Grouup dari Swedia, mempublikaiskan laporan sosial lengkap. Perancis memberlakukan Undang-undang yang mewajibkan perusahaan dengan jumlah karyawan besar untuk memuat laporan mengenai item-otem yang berhubungan dengan karyawan. Beberapa laporan memuat tentang (1) pekerjaan/jabatan, (2) gaji dan perubahan sosial, (3) kesehatan dan keamanan kerja, (4) kondisi kerja lain, (5) latihan, (6) hubungan industry, dan (7) komponen sosial yang relevan. Model laporan Eropa digunakan oleh sejumlah perusahaan seperti model yang dikembangkan dan digunakan oleh Deutsche Shell (Perusahaan Minyak Shell Jerman). Sama dengan laporan dari perusahaan Perancis, laporan Deutsche Shell memfokuskan pada hubungan perusahaan dengan karyawannya. selanjutnya, memuat informasi mengenai jumlah bidang lain yang berhubungan dengan dengan tanggung jawab sosial perusahaan.,

13

PENELITIAN TERKINI Penelitian dalam bidang Akuntansi Sosial sangat luas dan memfokuskan pada sejumlah masalah yang berkisar dari pengembangan landasan teori untuk meneliti pengguna potensial data akuntansi sosial. Penelitian akademik baru-baru ini memfokuskan pada kegunaan data Akuntansi Sosial untuk investor. Kritik memandang hal inis sebagai myopic mode, selanjutnya dapat disesuaikan melalui perlunya meyakinkan kecenderungan akuntan mengenai kegunaan data Akuntansi Sosial. Penelitian mengenai kegunaan informasi sosial untuk investor dapat dikelompokkan ke dalam dua bidang penting: (1) penelitian mengenai investor potensial, dan (2) pengujian empiris pengaruh pasar melalui penyungkapan Akuntansi Sosial. Penelitian investor tidak menghasilkan pernyataan yang meyakinkan mengenai perlunya informasi Akuntansi Sosial. Beberapa investor nampaknya tertarik pada aspek-aspek informasi Akuntansi Sosial penting, namun sebagian investor lain tidak. Penelitian mengenai reaksi pasar saham terhadap pengungkapan informasi sosial menyatakan bahwa para investor menyesuaikan harapan yang dikaitkan dengan pengungkapan informasi Akuntansi Sosial. Tidak terdapat kesimpulan yang jelas dari penelitian mengenai hubungan antara kinerja sosial, kinerja ekonomi dengan pengungkapan sosial. Penelitian masih harus dilakukan dalam bidang yang dibahas di atas dan pada aspek-aspek Akuntansi Sosial lain seperti penentuan pengguna potensial akan informasi Akuntansi Sosial (selain investor). Sebuah landasan teori mengacu pada penelitian perintis Ramanathan (1976) juga harus dikembangkan.

Pertimbangan Diagnostik Sekarang kami siap membantu Mr. Money dengan masalahnya mengenai pembentukan penggilingan kertas di Hutan, Wisconsin. Pertama, Mr. Money membuat sebuah daftar mengenai semua dukungan dan hambatran dimana penggilingan kertas akan disediakan untuk penduduk Hutan. Dia mungkin

meneliti penduduk potensial secara informal seperti apa saja pengaruh yang

14

mereka duga, atau menggunakan model laporan sosial (misalnya: model Estes) sebagai pedoman dalam pembuatan daftar. Dia akan menemukan bahwa bberapa item pada daftar (misalnya: lapangan kerja yang tersedia, pajak) yang dapat diperhitungkan, dan beberapa diantaranya tidak.

DAFTAR PUSTAKA

Arfan Ikhsan & Muhammad Ishak 2008, Akuntansi Keperilakuan Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Siegel, Gary dan Marcony HR 1989 Behavioral Accounting, South-Western Publishing Co., Ohio Cater, Usry. Cost Accounting, Salemba Empat, Jakrta: 2008.

15

Anda mungkin juga menyukai