Anda di halaman 1dari 134

TESIS

PENGARUH KUALIFIKASI KONTRAKTOR TERHADAP KUALITAS PEKERJAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN JEMBRANA

I NYOMAN IWAN SURYA

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011


1

PENGARUH KUALIFIKASI KONTRAKTOR TERHADAP KUALITAS PEKERJAAN PROYEK KONSTRUKSI DI KABUPATEN JEMBRANA

Tesis untuk memperoleh Gelar Magister pada Program Magister, Program Studi Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Udayana

I NYOMAN IWAN SURYA NIM : 0891561027

PROGRAM MAGISTER PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011

Lembar Pengesahan

TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 24 JUNI 2011

Pembimbing I,

Pembimbing II,

Ir. Mayun Nadiasa, MT NIP. 19570801 198702 1 001

Ir. Dewa Ketut Sudarsana,MT Nip. 19631231 199103 1 025

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Udayana

Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana

Dr. Ir. I Gusti Agung Adnyana Putera, DEA NIP. 19611207 198903 1 003

Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) NIP. 19590215 198510 2 001

UCAPAN TERIMA KASIH

Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa , karena hanya atas asung wara nugraha-Nya tesis ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak Ir. Mayun Nadiasa, MT sebagai pembimbing utama dan bapak Ir. Dewa Ketut Sudarsana, MT sebagai pembimbing kedua yang dengan penuh perhatian telah mendorong, semangat, bimbingan dan saran selama dalam melakukan penulisan proposal penelitian, pengumpulan data dan penulisan laporan hasil tesis. Ucapan yang sama juga ditujukan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana yang telah memberikan motivasi agar mahasiswa program pascasarjana selalu tetap semangat untuk menyelesaikan pendidikannya, demikian pula penulis menyampaikan terima kasih kepada bapak Dr. Ir. I Gusti Agung Adnyana Putera, DEA sebagai Ketua Program Studi Magister Teknik Sipil Program Pascasarjana Universitas Udayana yang telah dengan tulus memberikan ijin dan motivasi bagi penulis menyelesaian pendidikan. Ucapan terima kasih kepada Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana, teman-teman PPK, PPTK, Pengawas Lapangan dan Kontraktor yang ada di Kabupaten Jembrana yang telah memfasilitasi peneliti dalam pengumpulan data penelitian. Ungkapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis sampaikan kehadapan Bapak Dosen Penguji yaitu Bapak Ir. I Nyoman Yudha Astana, MT, Bapak Ir. I Gede Astawa Diputra, MT dan Bapak Ir. I Wayan

Yansen, MT yang dengan arif dan bijaksana telah banyak membantu memberikan saran, pendapat dan koreksi yang sangat berguna dalam penyelesaian tesis ini. Semoga Ida Hyang Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu pelaksanaan dan penyelesaian disertasi ini.

Denpasar, Mei 2011 Penulis

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM.. PRASYARAT GELAR LEMBAR PERSETUJUAN. PENETAPAN PANITIA PENGUJI UCAPAN TERIMA KASIH ABSTRAK... ABSTRACT. DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR... BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1.2 Rumusan Masalah.. 1.3 Batasan Masalah. 1.4 Tujuan Penelitian... 1.5 Manfaat Penelitian. BAB II KAJIAN PUSTAKA... 2.1 Pengertian Manajemen Kualitas ...... 2.2 Manajemen Proyek ........................................................................... 2.3 Karakteristik Kontraktor ................................................................... i ii iii iv v vii viii ix xiii xv 1 1 5 5 5 6 9 9 9 9

2.4 Proses Pengadaan Jasa Konstruksi .................................................... 2.5 Penilaian Kualifikasi ......................................................................... 2.6 Analisis Faktor .................................................................................. 2.7 Korelasi Kualifikasi Kontraktor dengan Kualitas Pekerjaan............. 2.8 Uji Validitas, Reabilitas dan Interprestasi Hasil Penelitian............... 2.8.1 Validitas ........................................................................................ 2.8.2 Realibilitas....................................................................................... 2.8.3 Interprestasi Hasil Penelitian... 2.8 Analisis Korelasi SPSS..................................................................... BAB III METODE PENELITIAN... 3.1 Rancangan Penelitian ........................................................................ 3.2 Tempat Penelitian .............................................................................. 3.3 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 3.4 Identifikasi Variabel .......................................................................... 3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 3.6 Instrumen Penelitian .......................................................................... 3.7 Analisis Data ..................................................................................... 3.8 Cara Penyajian Data .......................................................................... BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kualifikasi Kontraktor .......................................................... 4.1.1 Karakteristik Aspek Legal ..................................... 4.1.1.1 Status Perusahaan ....................................................... 4.1.1.2 Sertifikat Badan Usaha (SBU) ....................................................

14 16 22 26 26 27 28 29 29 31 31 31 32 33 34 34 36 36 38 38 39 39 39

4.1.2 Karakteristik Aspek Pengalaman Perusahaan 4.1.2.1 Jenis Proyek yang Dikerjakan ............. 4.1.2.2 Cara Perolehan Pekerjaan ....................... 4.1.2 .3 Pengalaman Perusahaan.. 4.1.2.4 Waktu Penyelesaian Pekerjaan .. 4.1.2.5 Cara Pelaksanaan Proyek ....................... 4.1.3 Karakteristik Aspek Peralatan .... 4.1.3.1. Teknologi Peralatan ................................................................... 4.1.3.2. Kepemilikan Peralatan ................................................... 4.1.4 Karakteristik Aspek Modal/Keuangan ........................... 4.1.4.1. Kekayaan Bersih Perusahaan ..................... 4.1.4.2. Sumber Modal ............................................................................ 4.1.4.3. Nilai Paket yang Dikerjakan ...................................................... 4.1.5. Aspek Karakteristik Sumber Daya Manusia (SDM) .................... 4.1.5.1. Latar Belakang Penanggung Jawab Badan Usaha (PJBU)......... 4.1.5.2 Latar Belakang Penanggung Jawab Bidang (PJB)...................... 4.1.5.3. Latar Belakang Penanggung Jawab Teknik (PJT)........................ 4.1.5.4. Latar Belakang Pelaksana Lapangan ........................................... 4.1.5.5. Pengalaman Tenaga Kerja dan Sertifikat Keterampilan .............. 4.2. Korelasi Kualifikasi Kontraktor Terhadap Kualitas pekerjaan.......... 4.2.1. Analisis Kualifikasi kontraktor Tentang Kualitas Pekerjaan........... 4.2.1.1 Analisis Aspek Legal Tentang Kualitas Pekerjaan ....................... 4.2.1.2 Aspek Teknis Tentang Kualitas Pekerjaan..................................

40 40 41 41 42 42 43 43 44 45 45 46 46 48 48 49 50 52 53 54 54 54 56

4.2.1.3 Aspek Administrasi Terhadap Kualitas Pekerjaan...................... 4.3 Korelasi Kualifikasi Kontraktor dengan Kualitas Pekerjaan............. 4.3.1 Uji Validitas dan Reabilitas.........................................................

57 58 58 58 60 62 63 65 66 68 68 70 77 77 79 86 86 88 89 91

4.3.1.1 Uji Validitas................................................................................. 4.3.1.2 Uji Reliabilitas ........................................................................... 4.3.2 Korelasi Kualifikasi Kontraktor dengan Kualitas Pekerjaan.......

4.3.2.1 Kontraktor Kualifikasi Gred 2..................................................... 4.3.2.2 Kontraktor Kualifikasi Gred 3..................................................... 4.3.2.3 Kontraktor Kualifikasi Gred 4..................................................... 4.3.2.4 Kontraktor Kualifikasi Gred 5..................................................... 4.4 Faktor yang mempengaruhi Kualitas Pekerjaan................................ 4.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Pekerjaan.................. 4.4.2 Kommunalitas................................................................................ 4.4.3 Ekstraksi Faktor.............................................................................. 4.4.4 Matrix Komponen (Component Matrix)........................................ BAB V SIMPULAN DAN SARAN........................................................ 5.1.Simpulan.............................................................................................. 5.2.Saran .................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA.. LAMPIRAN.

10

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Dalam pembangunan nasional, industri jasa konstruksi memiliki peranan penting dalam perekonomian negara karena mampu memberikan kontribusi terhadap produk domestik bruto sebesar tujuh persen. Dari 98.000 kontraktor yang ada di Indonesia sebanyak 1% diantaranya merupakan kualifikasi besar, 9% kualifikasi menengah dan 90% kualifikasi kecil (Dorodjatun Kuntjoro Jakti, 2004) Peningkatan jumlah perusahaan ternyata belum diikuti dengan peningkatan kualifikasi dan kinerjanya, yang dapat dilihat dari kualitas pekerjaan, ketepatan waktu penyelesaian pelaksanaan, dan efisiensi pemanfaatan sumber daya personil, modal, dan teknologi dalam penyelengaraan jasa konstruksi belum sebagaimana yang diharapkan (Undang-undang RI No.18 Tahun 1999: hal 27,Tentang Jasa

Konstruksi). Hal ini disebabkan oleh persyaratan usaha serta persyaratan keahlian dan ketrampilan belum diarahkan untuk mewujudkan kehandalan usaha yang profesional. Dengan tingkat kualitas tersebut, pada umumnya pekerjaan konstruksi yang berteknologi tinggi belum sepenuhnya dapat dikuasai oleh usaha jasa konstruksi. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 80 Tahun 2003 tentang pedoman pengadaan barang/jasa pemerintah serta Peraturan Presiden Nomor 61 tahun 2004 tentang perubahan pertama, Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2005 tentang perubahan kedua, Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2005 tentang

11

perubahan ketiga, dan perubahan keempat

Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2006 tentang

atas Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang

pedoman pelaksanaan pengadaan barang/jasa pemerintah, di dalam Pasal 14, ayat 10 tertulis bahwa dalam proses prakualifikasi/ pascakualifikasi panitia/pejabat pengadaan tidak boleh melarang, menghambat, dan membatasi keikutsertaan calon peserta pengadaan/barang dari luar propinsi/kabupaten/kota lokasi pengadaan barang/jasa. Dengan tidak membatasi keikutsertaan tersebut dapat mengakibatkan

kontraktor setempat tidak akan mendapatkan pekerjaan konstruksi, dengan kemampuannya terbatas baik kemampuan modal, peralatan dan personil untuk meningkatkan kualitas pekerjaan. Bila dibandingkan dengan kontraktor yang berasal dari luar propinsi /kabupaten/kota yang pada umumnya lebih unggul memiliki kemampuan modal, keunggulan teknologi, tenaga yang profesional, pengalaman kerja, serta kualitas pekerjaan yang lebih baik. Demikian juga Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor :11 Tahun 2006 tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi bagi kontraktor untuk penetapan gred dan kompetensi usaha jasa pelaksana konstruksi yang dinilai adalah (1) Keuangan yaitu kekayaan bersih dan keamampuan

keuangan saat seluruh paket yang dikerjakan; (2) Kemampuan Personalia yaitu Penanggung jawab badan usaha, Penanggung jawab bidang dan penanggung jawab teknik ; (3) Pengalaman perusahaan . Peraturan Presiden dan keputusan Menteri Kimpraswil yang telah dikemukakan di depan, tentu dapat menimbulkan permasalahan. Permasalahan

12

yang sering terjadi di dunia jasa usaha kontraktor pada umumnya adalah strategi untuk mendapatkan proyek. Oleh karena itu, untuk memenangkan persaingan, maka setiap perusahaan harus dapat meningkatkan kemampuan sumber daya yang berhubungan dengan jasa konstruksi untuk mendapatkan nilai tambah.

Karena untuk memenangkan persaingan faktor kemampuan Sumber daya jasa konstruksi yang meliputi Kemampuan Pengalaman kerja, kemampuan keuangan, dan kemampuan teknis yaitu peralatan dan personel perusahaan yang

mendukung kualitas pekerjaan pada pelaksanaan proyek konstruksi. Kriteria kualitas pada setiap perusahaan tidak sama, demikian pula masingmasing konsumen memiliki kriteria yang berbeda terkait dengan kualitas.

Kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan langsung maupun keistimewaan atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk dan bebas dari kekurangan atau kerusakan (Vincent Gaspersz.2005:5). Dalam industri jasa konstruksi komponen komponen yang mendukung kualitas pekerjaan adalah kualifikasi kontraktor yang memilki modal , sumber daya peralatan, sumber daya manusia, dan pengalaman perusahaan. Jika kemampuan kontraktor terbatas, sudah dapat dipastikan bahwa hasil yang dicapai dibawah standar kualitas, walaupun telah dibekali dengan spesifikasi teknis dan standar lengkap yang menjelaskan tata cara pelaksanaan pekerjaan untuk mencapai standart kualitas. Hal-hal yang telah dikemukakan di depan, terutama dalam hubungan dengan peraturan presiden dan keputusan Menteri tersebut adalah produk hukum yang

13

dapat menyadarkan pihak kontraktor di Kabupaten Jembrana akan pentingnya kualitas. Pihak kontraktor diminta untuk selalu meningkatkan kemampuannya di antaranya; Pengalaman kerja, kemampuan keuangan, kemampuan teknis yang meliputi kemampuan peralatan, personil dan manajemen mutu. Berdasarkan hasil pengamatan awal, masih ada kesan dari pihak pengguna anggaran/pejabat pembuat komitmen (Pemilik proyek) dan konsultan di

perencana/pengawas bahwa masih banyak kelemahan pada kontraktor

Kabupaten Jembrana dalam menyelesaikan proyek konstruksi seperti Pimpinan perusahaan kurang memiliki pengalaman dan pengertian tentang konstruski serta tidak memiliki pengetahuan tentang masalah keuangan dan manajemen perusahaan, tingkat pendidikan yang kebanyakan tamatan SMU, tidak banyak memiliki modal dasar, tenaga ahli perusahaan tidak memiliki sertifikasi ketrampilan kerja dan sertifikasi keahlian kerja dan sering tidak berada di lokasi proyek, peralatan kerja kurang memadai. Sedangkan dari segi kualitas, waktu pelaksanaan sering terlambat dan hasil pekerjaan sering menyimpang spesifikasi teknik yang ditetapkan. Apabila informasi awal ini benar maka dapat dipastikan bahwa kualitas pekerjaan proyek konstruksi kurang sesuai dengan apa yang diisyaratkan dalam dokumen kontrak dan dokumen lelang terutama spesifikasi teknik. dari

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dari penelitian ini adalah :

14

1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas pekerjaan kontraktor di Kabupaten Jembrana. 2) Menganalisis hubungan kualifikasi kontraktor dengan kualitas

pekerjaan proyek konstruksi di Kabupaten Jembrana.

1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Untuk mengetahui kualifikasi kontraktor yang menangani konstruksi di Kabupaten Jembrana. 2) Untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pekerjaan kontraktor di Kabupaten Jembrana. 3) Untuk menganalisis hubungan kualifikasi kontraktor dengan kualitas pekerjaan proyek konstruksi di Kabupaten Jembrana. proyek

1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang positif terhadap perkembangan dan kemajuan jasa konstruksi yang ada di Kabupaten Jembrana dan juga dapat bermanfaat untuk : 1) Dapat dijadikan acuan bagi Pemilik proyek dan kontraktor pelaksana agar dapat meningkatkan kualitas pekerjaan melalui peningkatan kemampuan kualifikasi kontraktor di dalam pekerjaan proyek konstruksi di Kabupaten Jembrana.

15

2) Dapat dijadikan acuan bagi usaha jasa konstruksi di Kabupaten Jembrana dalam rangka meningkatkan kualitas pekerjaan agar dapat bersaing dengan kontraktor luar. 3) Dapat digunakan sebagai acuan apabila mendirikan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi di kabupaten Jembrana.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian Untuk memudahkan di dalam melaksanakan penelitian, maka ruang lingkup penelitian yang dilaksanakan adalah : 1) Kontraktor yang diteliti terbatas hanya pada kontraktor yang menangani proyek pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana pada tahun anggaran 2009. 2) Pengumpulan data untuk mengetahui kualifikasi kontraktor dilakukan pada kontraktor yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi dengan kualifikasi usaha berdasarkan Peraturan Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 11 Tahun 2006.

16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Manajemen Kualitas Dalam industri manufaktur maupun jasa lainnya sering dibicarakan masalah kualitas oleh produsen dan konsumen. Tingkat pemahaman terhadap kualitas sangat beragam tergantung kepada latar belakang serta sudut pandang mereka. Produsen memandang kualitas adalah kepuasan pelanggan (Customer

Satisfaction) sedangkan bagi konsumen adalah produk yang dapat memenuhi keinginan dan harapannya. Beberapa pendapat dan teori tentang manajemen kualitas yang disampaikan beberapa pakar dalam bidang manajemen, diantaranya adalah sebagai berikut : W.Edwards Deming mengutarakan bahwa kualitas berarti pemecahan masalah untuk mencapai penyempurnaan terus menerus. Seluruh komponen yang terlihat dalam pencapaian kualitas merupakan suatu komuniti yang saling memberi dukungan atau Bottom-Up (Rudi Suarrdi : 2003), proses ini sering disebut siklus Deming yaitu Plan (Perencanaan), Do (Pelaksanaan), Check (Pemeriksaan) dan Action ( Tindakan ). Philip B. Crosby mengedepankan bahwa kualitas adalah sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan. Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan. Standar kualitas meliputi meterial, proses produksi dan produksi jadi (Nasution 2005:2). Crosby juga memandang masalah kualitas dengan membagi 4 langkah yaitu Pemenuhan persyaratan

17

(Conformance), Pencegahan timbulnya cacat (Prevention of Defects), Bebas cacat (Zero Defects), dan tolok ukur kualitas (Performance Measurement). Empat langkah yang dikemukakan oleh Philip B. Crosby adalah merupakan rangkaian Top-Down (Rudi Suardi:2003) untuk mencapai kualitas yang diharapkan konsumen. Kebutuhan dan keinginan konsumen harus dikenali terlebih dahulu sebelum melakukan proses produksi, didalam proses harus menghindari terjadinya kesalahan yang akan meningkatkan biaya dan waktu. Pencapaian bebas cacat adalah mutlak karena setiap cacat yang terjadi berarti biaya. Dari proses ini memerlukan tolok ukur yang digunakan sebagai pedoman dan secara terus menerus ukuran kualitas akan meningkat. Joseph M. Juran mengutarakan bahwa kualitas berarti kecocokan/kesesuain penggunaan produk untuk memenuhi kebutuhan dan kepuasan pelanggan.

Konsep Juran mempengaruhi perjalanan kualitas yang dijadikan sebagai tolok ukur pada dunia industri. Manajemen perusahaan yang sadar akan kualitas memberikan pelayanan yang terbaik akan terus mencari bentuk peningkatan kualitas. Disini Juran memberikan uraian yang disebut trilogi proses seperti gambar dibawah ini : Project QualityManagement

Quality Planning

Quality Control

Quality Improvement

Gambar 2.1 Struktur organisasi Sumber : Gaspersz 2005

18

Konsep inilah yang umum digunakan pada industri jasa konstruksi yang memiliki proses yang unik dan berbeda dengan industri manufaktur. Industri jasa konstruksi lebih mengutamakan ketrampilan sumber daya manusia sedangkan manufaktur melakukan proses mengutamakan alat/mesin didalam mencapai hasil akhir. Sehingga sering diistilahkan hand made karena hampir 70 % masih mengandalkan kertampilan manusia. Teori Juran sangat relevan dengan kondisi pelaksanaan proyek karena menekankan pada tiga unsur yang sangat penting dan satu dengan yang saling berkaitan.

2.2 Manajemen Proyek Proyek adalah suatu kegiatan sementra yang berlangsung dalam jangka waktu terbatas, dengan alokasi sumber daya tertentu dan dimaksudkan untuk melaksanakan tugas yang sasarannya telah digariskan dengan jelas. Dari pengertian tersebut maka kiri pokok dari proyek adalah (Soeharto, 1195): 1) Memiliki tujuan yang khusus, produk akhir atau hasil kerja akhir 2) Jumlah biaya, sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan yang telah ditentukan 3) Bersifat sementara, dalam arti umumnya dibatasi oleh selesainya tugas dari awal dan akhis ditentukan dengan jelas 4) Non rutin, tidak berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek berlangsung.

19

2.5 Karakteristik Kontraktor Kemampuan suatu organisasi perusahaan dalam menentukan posisi untuk meraih kesuksesan, tergantung pengelolaan dan karakter sumber daya yang dimiliki kontraktor sebagai keunggulan kompetitif dalam meningkatakn kualitas perusahaan. Karakteristik suatu organisasi akan memberikan efek persaingan dalam memenangkan persaingan bisnis yang merupakan jawaban dalam pengembangan suatu bentuk usaha. (Syafarudin Alwi ,2001). Menurut Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 11 Tahun 2006, menerangkan bahwa karakteristik kontraktor yang berkaitan dengan kualifikasi bentuk badan usaha dalam meregistrasikan kembali badan usaha yang melaksanakan usaha jasa konstruksi. Dalam LPJK Nomor 11 Tahun 2006 Penggolongan kualifikasi badan usaha jasa pelaksana konstruksi didasarkan pada kriteria tingkat kompetensi dan potensi kemampuan usaha terdiri kecil, menengah dan besar, kemampuan melaksanakan pekerjaan berdasarkan kriteria resiko dan kriteria penggunaan teknologi. Penggolongan kualifikasi usaha jasa konstruksi dibagi dalam gred yaitu: 1) Kontraktor dengan kualifaksi usaha kecil terdiri dari : a. Karakteristik kontraktor dengan kualifikasi gred 2 adalah (1) (2) (3) (4) Dapat mengerjakan 3 (tiga) paket pekerjaan Dapat mengerjakan proyek dengan nilai 0-300 juta Memiliki kekayaan bersih 50-600 juta Penanggung jawab badan usaha 1 orang

20

(5)

Penganggung jawab teknik 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat ketrampilan kerja pengalaman 2 tahun

(6)

Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung

(7)

Kriteria resiko kecil dan teknologi sederhana, pekerjaan konstruksi dalam pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan alat kerja sederhana dan tidak memerlukan tenaga ahli

b. Karakteristik kontraktor dengan kualifikasi gred 3 adalah (1) (2) (3) (4) (5) Dapat mengerjakan 3 (tiga)paket pekerjaan Dapat mengerjakan proyek dengan nilai 0-600 juta Memiliki kekayaan bersih 100-800juta Penanggung jawab badan usaha 1 orang Penganggung jawab teknik 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat ketrampilan kerja pengalaman 5 tahun (6) Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung (7) Kriteria resiko kecil dan teknologi sederhana, pekerjaan konstruksi dalam pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan alat kerja sederhana dan tidak memerlukan tenaga ahli c. Karakteristik kontraktor dengan kualifikasi gred 4 adalah (1) Dapat mengerjakan 3 (tiga)paket pekerjaan

21

(2) (3)

Dapat mengerjakan proyek dengan nilai 0-1 miliar Memiliki kekayaan bersih 400 juta -1 miliar

(4) Penanggung jawab badan usaha 1 orang (5) Penganggung jawab teknik 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat ketrampilan kerja pengalaman 10 tahun (6) Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung (7) Kriteria resiko kecil dan teknologi sederhana, pekerjaan konstruksi dalam pelaksanaannya tidak membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan alat kerja sederhana dan tidak memerlukan tenaga ahli 2) Karakteristik kontraktor dengan kualifaksi gred 5 adalah a. Dapat mengerjakan 5 (lima) paket pekerjaan b. Dapat mengerjakan proyek dengan nilai > 1 miliar 10 miliar c. Mempunyai kekayaan bersih 1 miliar 10 miliar d. Memiliki penanggung jawab badan usaha 1 orang e. Memiliki penanggung jawab teknik 1 orang , berpendidikan S1, bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 2 tahun a. Penanggung jawab bidang 1 orang, berpendidikan S1, keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 2 tahun b. Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung bersertifikat

22

c. Kriteria resiko sedang dan teknologi madya, mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya dapat membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan sedikit peralatan berat serta memerlukan sedikit tenaga ahli d. Pengalaman kerja pernah melaksanakan pekerjaan kualifikasi usaha kecil minimum 3 paket pekerjaan dalam 7 tahun terakir

3) Karakteristik kontraktor dengan kualifaksi gred 6 adalah a. Dapat mengerjakan 8 (delapan) paket pekerjaan b. Dapat mengerjakan proyek dengan nilai > 1 miliar 25 miliar c. Mempunyai kekayaan bersih 3 miliar 25 miliar d. Memiliki penanggung jawab badan usaha 1 orang, e. Memiliki penanggung jawab teknik 1 orang, berpendidikan S1, bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 5 tahun f. Penanggung jawab bidang 1 orang, berpendidikan S1, keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 5 tahun g. Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung h. Kriteria resiko tinggi dan teknologi tinggi, mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya beresiko sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan banyak peralatan berat serta banyak memerlukan tenaga ahli dan tenaga terampil memerlukan bersertifikat

23

i. Pengalaman kerja pernah melaksanakan pekerjaan kualifikasi usaha menengah minimum 3 paket pekerjaan dalam 7 tahun terakir e. Memiliki organisasi badan usaha, memiliki devisi terpisah untuk perencanaan, operasional, keuangan dan administrasi personalia. 4) Karakteristik kontraktor dengan kualifaksi usaha besar termasuk badan usaha asing yang membukan kantor perwakilan adalah a. Dapat mengerjakan 8 (delapan) atau (1,2 N) N= jumlah paket sesaat. b. Dapat mengerjakan proyek dengan nilai > 1 miliar tak terbatas c. Mempunyai kekayaan bersih 10 miliar sampai dengan tak dibatasi d. Memiliki penanggung jawab badan usaha 1 orang e. Memiliki penanggung jawab teknik 1 orang, bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 8 tahun f. Penanggung jawab bidang 1 orang, bersertifikat keahlian kerja dan pengalaman kerja minimal 8 tahun. g. Sistem pemilihan penyedia jasa dengan pelelangan umum,pelelangan terbatas, pemilihan langsung atau penunjukkan langsung h. Kriteria resiko tinggi dan teknologi tinggi, mencakup pekerjaan konstruksi yang pelaksanaannya beresiko sangat membahayakan keselamatan umum, harta benda, menggunakan banyak peralatan berat serta banyak tenaga ahli dan tenaga terampil i. Pengalaman kerja pernah melaksanakan pekerjaan kualifikasi usaha besar minimum 3 paket pekerjaan dalam 7 tahun terakhir memerlukan

24

j. Memiliki organisasi badan usaha , memiliki devisi terpisah untuk perencanaan, operasional, keuangan dan administrasi personalia k Badan usaha yang memiliki sertifikat ISO

2.6 Proses Pengadaan Jasa Konstruksi Dalam proses pengadaan jasa konstruksi sebagaimana diatur dalam undangundang Jasa Konstruksi serta Peraturan Pelaksanaannya, dan Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003, serta Keputusan Presiden No. 61 Tahun 2004, Peraturan Presiden No. 32 Tahun 2005 tentang perubahan kedua, Peraturan Presiden No. 70 Tahun 2005 tentang perubahan ketiga dan Keputusan Presiden No. 8 Tahun 2006 tentang perubahan ke empat atas Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 2003 tentang pedoman pelaksanaan pengadaan barang /jasa pemerintah, maka

ketentuan tentang persyaratan penyedia jasa konstruksi dan penentuan metode pemilihan penyedia jasa konstruksi adalah sebagai berikut: 1) Persyaratan Legal Penyedia jasa Konstruksi Penyedia jasa konstruksi berdasarkan undang-undang No. 18 Tahun 1999 tentang jasa konstruksi serta Peraturan Pemerintah RI Nomor 28 Tahun 2000 tentang usaha dan peran masyarakat jasa konstruksi, Peraturan Pemerintah RI Nomor 29 Tahun 2000 tentang penyelenggaraan jasa konstruksi dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 30 Tahun 2000 tentang penyelenggaraan pembinaan jasa konstruksi berikut peraturan pelaksanaannya, harus memiliki: a. Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) yang diterbitkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota tempat domisili penyedia jasa

25

b. Sertifikat

Badan

Usaha

(SBU)

yang

diterbitkan

oleh

Lembaga

Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) c. Sertifikat tenaga ahli /trampil yang diterbitkan oleh Lembaga

Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) d. Untuk pekerjaan khusus/spesifik/tehnologi tinggi/kompleks Pejabat Eselon I dapat menambahkan persyaratan memiliki sertifikat manajemen mutu ISO. 2) Metoda Pemilihan Penyedia Jasa Konstruksi a. Pemilihan penyedia jasa pekerjaan pelaksanaan konstruksi di Kabupaten Jembrana dilakukan dengan cara pelelangan umum, pelelangan terbatas, pemilihan langsung dan penunjukkan langsung. b. Apabila dilakukan dengan pelelangan /seleksi umum dan pelelangan /seleksi terbatas dianggap tidak efisien maka pemilihan penyedia jasa untuk nilai sampai dengan Rp. 100.000.000 (seratus juta rupiah) dilakukan dengan metoda pemilihan/seleksi langsung.

2.5

Penilaian Kualifikasi Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah No.

2.5.1 Keputusan

339/KPTS/M/2003, Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi, yang isinya adalah Faktor-faktor yang dinilai bagi jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi ( Pemborongan ) dalam mengikuti proses tender yang diselenggarakan oleh panitia pengadaan barang dan jasa baik dengan sistem prakualifikasi dan pascakualifikasi adalah sebagai berikut 1) Penelitian Administrasi Sebagai pemenuhan kelengkapan administrasi dalam proses tender meliputi :

26

Memiliki Ijin Usaha Jasa Konstruksi yang diterbitkan oleh pemerintah Kabupaten/Kota tempat domisili penyedia jasa

Memiliki kompetensi yang ditujukkan dengan sertifkat Badan Usaha yang diterbitkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi

c d

Secara hukum mempunyai kapasitas menandatangani kontrak pengadaan Tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak bangkrut, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan, dan/atau tidak sedang menjalani sanksi pidana

Telah melunasi pajak tahunan terakhir (SP/PPh) serta memiliki laporan bulanan PPh pasal 25 atau pasal 21/pasal 23 atau PPN sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan yang lalu,

Memiliki kinerja baik dan tidak masuk dalam daftar sanksi atau daftar hitam disuatu instansi.

2) Penilaian keuangan a b Dukungan Bank Sisa kemampuan keuangan ( SKK) SKK dihitung dengan rumus : SKK = KK ( NK-Prestasi ) KK = Fp x MK MK = F1 x KB KB = ( a + b + c ) d + e ), diambil dari neraca ( untuk usaha kecil KB Maksimum Rp 200 Juta ) Dimana : KK = Kemampuan keuangan

27

FP = Faktor perputaran modal Fp = 6 untuk penyedia jasa usaha kecil Fp = 7 untuk penyedia jasa usaha menengah Fp = 8 untuk penyedia jasa usaha besar MK = Modal kerja ( minimum 10% NP ) KB = Kekayaan Bersih F1 = Faktor likuiditas F1 = 0,3 untuk penyedia jasa usaha kecil F1 = 0.6 untuk penyedia jasa usaha menengah F1 = 0,8 untuk penyedia jasa usaha besar NP = nilai paket yang dilelangkan. NK= Nilai Kontrak dalam pelaksanaan Prestasi = Nilai pekerjaan yang sudah dilaksanakan. 3) Penilaian Pengalaman Penilaian dilakukan terhadap pengalaman pekerjaan yang pernah dikerjakan selama 7 (tujuh) tahun terakhir. Pengalaman pekerjaan yang dinilai disertai bukti penyelesaian pekerjaan dengan baik oleh pengguna jasa. Tiga unsur yang dinilai bagi penyedia jasa dengan pengalaman pekerjaan adalah sebagai berikut : a Bidang Pekerjaan adalah pekerjaan yang bidang dan sub bidang sama dengan pekerjaan yang akan dilelangkan. b Penilaian besarnya nilai kontrak, pengalaman pekerjaan

28

Status Badan Usaha dalam pelaksanaan pekerjaan, apakah sebagai kontraktor utama atau sebagai sub kontraktor.

4) Penilaian kemampuan teknis a Usaha kecil dan usaha menengah dinilai terhadap 3 (tiga) unsur yaitu peralatan, personil dan manajemen mutu (1) Penilaian Peralatan Kondisi alat yang diperhitungkan hanya kondisinya tidak kurang dari 70 % Kepemilikan peralatan dinilai adalah sebagai berikut (a) Milik sendiri dengan bukti (b) Sewa beli dengan bukti (c) Sewa jangka pendek dengan bukti (c) Sewa jangka panjang dengan bukti. Contoh peralatan minimal yang harus disediakan adalah : Beton molen 1 buah, Pompa air 1 buah, Stamper 1 buah, dan Dump truk 1 buah.

Untuk Usaha Menengah panitia pengadaan harus menyusun terlebih dahulu kebutuhan peralatan minimum yang diperlukan disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan pekerjaan. (2) Penilaian personil (a) Untuk usaha kecil minimal personil perusahaan yang disediakan adalah: STM Sipil 2 orang, Tenaga administrasi 2 orang. (b) Untuk usaha menengah, minimal personil yang disediakan disesuaikan dengan kebutuhan manajemen. Panitia pengadaan

29

harus menyusun terlebih dahulu daftar tenaga inti yang diperlukan, sesuai kebutuhan pekerjaan. (c) Tenaga ahli dan tenaga terampil yang disediakan harus disertai sertifikat keahlian (SKA) dan sertifikat ketrampilan (SKT) (3) Manajemen Mutu b. Usaha Besar dinilai terhadap 3 unsur (1) Penilaian Peralatan Kombinasi peralatan dapat berbeda dengan yang disusun Panitia pengadaan yang dinilai adalah kesesuaian peruntukannya dalam pelaksanaan pekerjaan. Penilaian dilakukan atas ekuivalensi kapasitas dan jumlah alat yang disediakan terhadap kapasitas dan jumlah alat yang disusun panitia pengadaan, dengan kondisi alat yang

diperhitungkan hanya kondisinya tidak kurang dari 70 %. (2) Penilaian Personil, Panitia pengadaan harus menyusun terlebih dahulu daftar tenaga inti yang diperlukan, sesuai kebutuhan pekerjaan. Tenaga ahli dan tenaga terampil yang disediakan harus disertai sertifikat keahlian (SKA) dan sertifikat ketrampilan (SKT). (3) Sertifikat Manajemen Mutu ISO Untuk pekerjaan khusus/spesifik /tehnologi tinggi apabila disyaratkan harus memiliki sertifikat manajemen mutu (ISO), maka penyedia jasa yang tidak menyampaikan sertifikat ISO dinyatakan gugur. 2.5.2 Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor . dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor

257/KPTS/M/2004

30

43/PRT/M/2007 tentang standar dan pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi, memberi pengaturan rinci Proses Pelaksanaan Pengadaan Jasa Konstruksi dengan mengeluarkan 7 (tujuh) Pedoman yang terdiri 4 (empat) pendoman untuk Pekerjaan Jasa Pelaksanaan Konstruksi (Pemborongan ) dan 3 (tiga) untuk Pekerjaan Jasa Konsultansi. Empat (empat) Pedoman Pekerjaan Jasa Konstruksi (Pembororongan) yaitu ; 1) Standar dokumen kontrak harga satuan Kontrak harga satuan adalah kontrak pengadaan jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan untuk setiap satuan/unsur pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, volume pekerjaannya masih bersifat perkiranaan sementrara, sedangkan pembayarannya didasarkan pada hasil pengukuran bersama atas volume pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh penyedia jasa. Dalam kontrak harga satuan, panitia pengadaan melakukan proses evaluasi pelelangan dengan tahapan sebagai berikut; a. Penyampaian dokumen penawaran b. Pembukaan dokumen penawaran c. Evaluasi dokumen penawaran yang meliputi (1) Koreksi aritmatik (2) Evaluasi administrasi (3) Evaluasi teknis (4) Evaluasi kewajaran harga (5) Penilaian Kualifikasi

31

(6) Pembuatan berita acara hasil pelelangan. 2) Pedoman penilaian kualifikasi Pada prinsipnya penilaian kualifikasi peserta pelelangan secara umum ada 2 (dua) cara yang digunakan yaitu : a. Pasca kualifikasi adalah penilaian kualifikasi peserta pelelangan umum, dokumen kualifikasi disampaikan bersama-sama dengan dokumen penawaran. Penilaian kualifikasi dilakukan terhadap 3 (tiga) penawaran terendah yang memenuhi syarat setelah evaluasi penawaran. b. Prakualifikasi adalah penilaian peserta pelelangan terbatas, pemilihan langsung, dan penunjukkan langsung, dokumen kualifikasi disampaikan dan dinilai sebelum pemasukan dokumen penawaran. 3) Pedoman evaluasi penawaran kontrak lump sum Kontrak lump sum adalah kontrak jasa pelaksanaan pekerjaan konstruksi atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu teretantu, dengan jumlah harga yang pasti dan tetap, dan semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan sepenuhnya ditanggung penyedia jasa. Dalam kontrak lump sum, panitia pengadaan melakukan proses evaluasi pelelangan dengan tahapan sebagai berikut;

a. Penyampaian dokumen penawaran b. Pembukaan dokumen penawaran c. Evaluasi dokumen penawaran yang meliputi (1) Evaluasi administrasi

32

(2) Evaluasi teknis (3) Evaluasi kewajaran harga (4) Penilaian Kualifikasi (5) Pembuatan berita acara hasil pelelangan 4) Pedoman evaluasi penawaran kontrak harga satuan 2.6 Analisis Faktor Analisis faktor merupakan salah satu teknik analisis statistik Multivariate yang bertujuan untuk mereduksi data. Proses analisis faktor digunakan untuk menemukan hubungan antara variabel yang saling independen yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, sehingga bisa terbentuk satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal. Analisis konsep faktor utama, atau biasa disebut exploratpry faktor analysis (Johson,2002 dalam Yasa Mahendra I.G.B.K,2007). Tahapan dalam analisa faktor (Santoso,2001) urutan sebagai berikut: 1) Memilih variabel yang layak untuk analisis faktor Tahap pertama pada anlisis faktor adalah menilai variabel mana yang dianggap layak untuk dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Pengujian dilakukan dengan memasukkan semua variabel yang ada, kemudian variabelvariabel tersebut dikenakan sejumlah pengujian. Pengujian jika sebuah variabel mempunyai kencendrungan mengelompok dan membentuk kelompok faktor, maka variabel tersebut akan mempunyai korelasi yang cukup tinggi dengan variabel lain (Santoso,2004). Beberapa

33

pengukuran yang dapat dilakukan antara lain dengan memperhatikan, nilai KMO dan nilai MSA. a. Nilai KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) Untuk menguji kesesuaian analisis faktor maka digunakan nilai KMO nilai tersebut harus lebih besar dari 0,50 dengan signifikan < 0,05 memberikan indikasi bahwa korelasi diantara pasangan-pasangan variabel dapat dijelaskan oleh variabel lainnya sehingga analisis faktor layak digunakan. Nilai KMO yang lebih kecil dari 0,5 memberikan indikasi bahwa korelasi diantara pasangan-pasangan variabel variabel lainnya sehingga faktor tidak layak digunakan (Malhotra, 1996). Sebagai alat ukur jika nilai MSA (Meassures of Sampling Adequency) dapat digunakan untuk persyaratan ini, yaitu nilai MSA dari masingmasing variabel harus lebih besar dari 0,5. a. Nilai MSA (Meassures of Sampling Adequency) Tujuan pengukuran MSA adalah untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel telah memadai atau tidak (Wibisono,2000). Nilai MSA berkisar 0 sampai 1 dengan kriteria (Santoso,2004). (1). MSA = 1, variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel lain. (2) (3) MSA > 0,5 variabel masih bisa diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut. MSA < 0,5 variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut atau dikeluarkan dari variabel lainnya. 2) Susun ekstraksi variabel

34

Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan ekstraksi variabel menjadi beberapa kelompok faktor, dengan menggunakan metode PCA (Principal Component Analysis). Penentuan terbentuknya jumlah kelompok faktor dilakukan dengan melihat nilai eigen yang menyatakan kepentingan relatif masing-masing faktor dalam menghitung varian dari varibale-variabel yang dianalisis. Nilai eigen (eigen value) dibawah 1 tidak dapat digunakan dalam menghitung jumlah faktor yang terbentuk (Santoso, 2004). Setiap kelompok faktor memiliki kemampuan untuk menjelaskan keragaman total yang berbeda-beda. Kelompok faktor pertama memiliki kemampuan menjelaskan yang lebih tinggi dari pada kelompok faktor kedua. Kelompok faktor kedua memiliki kemampuan menjelaskan lebih tinggi dari pada kelompok faktor ketiga dan seterusnya (Wibisono,2000;286). Atau dengan kata lain, faktor-faktor yang diekstraksi (extracted) sedemikan rupa, menerangkan bahwa faktor pertama menyumbang terbesar terhadap seluruh varian dari seluruh variabel asli, faktor kedua menyumbang terbesar kedua, faktor ketiga menyumbang terbesar ketiga dan begitu seterusnya

(Supranto,200;137) 3. Rotasi Kelompok Faktor Setelah diketahui jumlah kelompok faktor yang terbentuk, maka tabel matriks komponen akan menunjukkan distribusi variabel-variabel pada sejumlah kelompok faktor yang terbentuk. Angka-angka pada kelompok faktor tersebut disebut loading factor yang menunjukkan korelasi antara variabel dan kelompok faktor. Suatu variabel akan masuk kesuatu kelompok faktor

35

berdasarkan loading factor terbesar yang dimiliki yang dapat dilihat pada matriks komponen (Component Matrix) yang dihasilkan. Tetapi pada beberapa kasus, faktor loading yang dihasilkan pada matriks komponen masih kurang jelas dalam menggambarkan perbedaan diantara kelompok faktor yang ada. Sehingga untuk memperjelas maka dilakukan proses rotasi, yang

menghasilkan matriks komponen rotasi (Rotated Component Matix). 4. Manamakan Kelompok Faktor Setelah terbentuk kelompok faktor, maka proses dilanjutkan dengan memberikan nama terhadap kelompok faktor tersebut. Tidak ada aturan khusus dalam penamaan ini, hanya saja penamaan dari suatu faktor hendaknya mencerminkan rariabel-variabel yang tergabung/terbentuk di dalmnya. 2.7 Korelasi Kualifikasi Kontraktor dengan Kualitas Pekerjaan Korelasi karakteristik kontraktor dengan kualitas pekerjaan merupakan korelasi dua variabel yang saling terkait dan saling mempengaruhi, oleh karena itu untuk mengetahui korelasi antar dua variabel dilakukan dengan menggunakan SPSS . 2.8 Uji Validitas, Reabilitas dan Interprestasi Hasil Penelitian Sebagaimana diketahui bahwa data mempunyai kedudukan yang sangat penting bagi suatu penelitian, karena merupakan penggambaran variable yang diteliti dan berfungsi sebagai alat untuk membuktikan hipotesis. Oleh karena itu data dalam suatu penelitian dapat dikumpulkan dengan suatu instrumen yang dipakai dalam mengumpulkan data haruslah memenuhi persyaratan penting yaitu Validitas dan Reabilitas.

36

2.8.1

Validitas

Instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variable yang diteliti secara tepat . Uji validitas dilakukan dengan teknik korelasi yaitu mengkorelasikan skor setiap butir dengan total variabel tersebut dengan menggunaakan teknik korelasi Product Moment dengan rumus sebagai berikut (Arikunto,2006:168), dalam( Riduwan ,2006:110)

rhitung =

{n. X

n( XY ) ( X )( . Y )
2 2

( X ) . n. Y ( Y )
2

}{

..............................(2.1)

Dimana : r hiting = Koefisien Korelasi X = Variabel Bebas Y= Variabel Terikat n = Jumlah responden Korelasi PPM dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga ( 1 r +1 ). Apabila nilai r = -1 artinya korelasinya negatip sempurna; r=0

artinya tidak ada korelasi; dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan tabel 2.1 interpretasi Nilai r sebagai berikut
Tabel 2.1 INTERPRETASI KOEFISIEN KORELASI NILAI r

Interpretasi Koefisien 0.80 - 1,000 0,60 - 0,799 0,40 - 0,599 0,20 - 0,399 0,00 - 0,199 Sumber :Riduwan 2006

Tingkat Hubungan Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat Rendah Sangat Tendah

37

Selanjutan untuk mencari makna hubungan variable X terhadap Y maka hasil korelasi PPM tersebut dihitung dengan Uji-t dengan rumus:

thitung =

r n2 1 r2

..................................................................................(2.2)

Dimana : t hitung = Nilai t r = Nilai koefisien korelasi n = Jumlah sampel Distribusi (Tabel t) untuk =0,05 dan derajat kebebasan(dk = n 2) Kaidah keputusan : Jika t hitung > t tabel berarti valid sebaliknya t hitung < t tabel berarti tidak valid
2.8.2 Reliabilitas

Reabilitas adalah menunjukkan pada tingkat keterhandalan sesuatu yang dapat dipercaya dan dapat dihandalkan dengan menggunakan metode Alpha

Cronbachs, rumus reliabilitas dengan metode Alpha adalah (Arikunto,2002) :


2 k b R11 = 1 .................................................................. (2.3) 12 k 1

Dimana : r11 = Reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan


2 b

= jumlahnya varian butir

12 = Varian total
Uji signifikasi dilakukan pada taraf signifikasi 0,05, artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis product moment.

38

2.8.3

Interprestasi Hasil Penelitian

Penafsiran atas hasil penelitian terhadap hasil analisa data dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih jauh yang berkaitan dengan hasil penelitian. Selain itu interprestasi juga dimaksudkan untuk mendapatkan inferensi yang relevan dengan hasil penelitian. Interprestasi yang dilakukan adalah cara terbatas

berdasarkan data dan hubungannya dengan penelitian serta dilaksanakan pada saat bersamaan. Interprestasi cara ini akan menghasilkan pengertian yang sempit dan terbatas

2.9

Analisis korelasi SPSS ( Statistical Package for the Social Sciences)


SPSS merupakan paket softwere statistika untuk analisis data . Analisis korelasi adalah ukuran hubungan antara dua variabel terutama untuk

variabel kuantitatif. Dalam SPSS, pembahasan tentang korelasi ditempatkan pada menu correlate, yang mempunyai submenu: 1. Bivariate pembahasan mengenai besar hubungan antara dua variabel. Koefisien korelasi bivariate/product momen Pearson yaitu mengukur keeratan hubungan diantara hasil-hasil pengamatan dari pupulasi yang mempunyai dua varian. Perhitungan ini mensyaratkan bahwa populasi asal sampel mempunyai dua varian dan berdistribusi normal.Korelasi Pearson banyak digunakan mengukur korelasi data interval atau rasio. 2. Arti angka korelasi; ada dual hal dalam penafsiran korelasi a. Angka korelasi berkisar pada 0 (tidak ada korelasi sama sekali) dan 1 (korelasi sempurna). Sebenarnya tidak ada ketentuan yang tepat

39

mengenai apakah angka korelasi tertentu menunjukkan tingkat korelasi yang tinggi atau lemah. Namun bisa dijadikan pedoman sederhana, bahwa angka korelasi diatas 0,5 menunjukkan korelasi yang cukup kuat, sedang di bawah 0,5 korelasi lemah. b. Selain besar korelasi, tanda korelasi juga berpengaruh pada penafsiran hasil. Tanda (negatif) pada output menunjukkan adanya arah yang berlawanan, sedangkan tanda + (positif) menunjukkan arah yang sama. 3. Signifikan hasil korelasi Setelah angka korelasi didapat, maka bagian kedua dari output SPSS adalah menguji apakah angka korelasi yang didapat benar-benar signifikan atau dapat menjelaskan hubungan dua variabel. Hipotesis jika : Ho = tidak ada hubungan antara dua variabel atau angka 0 H1 = ada hubungan (korelasi) antara dua variabel atau angka korelasi tidak 0 Uji dilakukan 2 sisi karena akan mencari ada atau tidak hubungan korelasi dan bukan lebih besar/kecil. Dasar pengambilan keputusan : a. Berdasarkan Probabilitas (Sig. (2-tailed)) jika probabilitas >0,05, maka Ho diterima dan jika probabilitas < 0,05, maka Ho ditolak b. Berdasarkan tanda * yang diberikan SPSS . Signifikan tidaknya korelasi dua variabel bisa dilihat dari adanya tanda * pada pasangan data yang dikorelasikan. Dan bila tidanya ada tanda * berarti tidak signifikan antara kedua variabel.

40

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Rancangan Penelitian


Metode yang menjelaskan bahwa penelitian ditinjau dari hadirnya variabel saat terjadinya, serta menjelaskan variabel masa lalu dan sekarang disebut metode diskriptif. Sesuai dengan asal kata deskriptif yaitu dari to describe yang artinya menggambarkan atau membeberkan sehingga metode ini tepat digunakan untuk meneliti status sekelompok manusia, perusahaan sebagai obyek penelitian, yang bertujuan membuat deskriptif gambaran secara sistimatis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antar fenomena yang diselidiki,

(Riduwan,2004). Berdasarkan pengertian tersebut diatas, penelitian yang dilakukan adalah kualifikasi kontraktor serta hubungan kualifikasi kontraktor terhadap kualitas pekerjaan proyek konstruksi pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana. Disamping itu latar belakang kualifikasi kontraktor juga memiliki kaitan yang erat dangan keuangan, sumber daya manusial, peralatan serta pengalaman perusahaan yang dibuat dalam tabel merupakan data hasil kuesioner.

3.2.Tempat penelitian
Penelitian ini bertempat di Kabupaten Jembrana, khususnya pada Dinas Pekerjaan Umum, Asosiasi Jasa Konstruksi ; Gapensi, Gapeknas, Gapeksindo dan Aspeksindo

41

3.3.Jenis dan Sumber Data


3.3.1 Jenis Data Untuk mendapatkan tujuan akhir dari penelitian, maka data utama yang diperlukan adalah data-data data kualifikasi kontraktor, data kualitas pekerjaan dan data penilaian atas pekerjaan proyek. 1) Data primer Yaitu data yang diperoleh dari responden dengan mendistribusikan koesioner atau wawancara langsung kepada kontraktor, dan pemilik proyek. 2) Data sekunder Data sekunder diperoleh dari literatur-literatur dan media yang berhubungan langsung dengan obyek yang diteliti. 3.3.2 Sumber data Sumber data yang diperlukan untuk mendukung penelitian ini berupa : 1) Populasi Populasi penelitian adalah kontraktor yang berada di Kabupaten Jembrana mulai dari kualifikasi kecil dan menengah yang mengerjakan proyek di Kabupaten Jembrana. 2) Sampel Sampel adalah sebagian dari jumlah yang dimiliki oleh populasi yang akan diteliti (Sugiyono,2007:21), yaitu kontraktor yang menangani proyek

42

konstruksi pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana, mulai dari kontraktor kualifikasi kecil dan menengah. Arikunto (2006:134) mengemukakan bahwa banyaknya sampel yang dikerjakan tergantung dari ukuran populasi dari subyek yang diteliti, apabila subyek kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua, sehingga penelitian merupakan dapat

penelitian populasi, selanjutnya jika subyeknya besar, banyak sampel diambil anatara 10 15% atau 20 - 25% atau lebih. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah

54 kontraktor yang

mengerjakan proyek konstruksi pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana pada tahun 2009 dengan rincian adalah sebagai berikut : 1) 2) 3) 4) Kontraktor dengan kualifikasi Gred 5 : 8 buah Kontraktor dengan kualifikasi Gred 4 : 16 buah Kontraktor dengan kualifikasi Gred 3 : 15 buah Kontraktor dengan kualifikasi Gred 2 : 15 buah

3.4. Identifikasi Variabel


Variabel merupakan gejala yang bervariasi dapat berupa faktor faktor yang mempengaruhi variabel lain. Variabel yang diidentifikasi dalam hubungan karakteristik dan kualitas pekerjaan kontraktor antara lain : Variabel bebas dan variabel tergantung. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi varibel lain atau variabel yang disebut variabel predikator. Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas adalah karakteristik kontraktor yang terdiri dari: karakteristik legal, karakteristik

43

pengalaman perusahaan, karakteristik peralatan, karakteristik modal dan karakteristik sumber daya manusia perusahaan. Variabel tergantung yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel tergantung dalam penelitian adalah kualitas pekerjaan kontraktor yang terdiri dari aspek legal, aspek teknis dan aspek administrasi.

3.5. Teknik Pengumpulan Data


Metode sensus dari mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah dengan metode 54 kontraktor yang mengerjakan proyek konstruksi pada Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana. Alat yang digunakan adalah kuesioner yang diberikan kepada kontraktor untuk mendapatkan jawaban tentang kualifikasi dan kualitas pekerjaan, dan kuesioner diberikan kepada direksi proyek pada Dinas Pekerjaan Umum

Kabupaten Jembrana untuk mendapatkan jawaban tentang tanggapan atas hasil kualitas pekerjaan kontraktor yang mengerjakan proyek konstruksi pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana. Kuesoiner yang disebarkan adalah kuesioner tertutup, dimana kuesioner disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan tanda silang (X) atau tanda checklist ( ).

3.6 Instrumen Penelitian

44

Dalam penyusunan instrumen penelitian, ada beberapa faktor yang menunjang dalam pengumpulan data yaitu : 3.6.1 Bentuk kuesioner Untuk mengefektifkan tingkat pengambilan data dibutuhkan bentuk kuesioner yang sesuai dengan instrumen penelitian dan mudah dipahami oleh responden yaitu 1) Bentuk kuesioner Kualifikasi, hal ini untuk memudahkan dalam

mendiskripsikan kualifikasi kontraktor yang menangani proyek konstruksi pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana. 2) Bentuk kuesioner kulitas pekerjaan, hal ini untuk memudahkan pengukuran kualitas pekerjaan pada pelaksanaan proyek konstruksi di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana 3) Bentuk kuesioner penilaian kualitas pekerjaan, hal ini mengukur sejauh mana hasil yang dikerjakan kontraktor dan untuk menganalisa hubungan kualifikasi kontraktor terhadap kualitas pekerjaan pada pelaksanaan proyek di Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana 4) Ada lima alternatif dengan skor : 5 = Selalu 4 = Sering 3 = Kadang-kadang 2 = Jarang 1 = Tidak Pernah. pengukuran yang digunakan yaitu tipe skala Likert

45

3.7 Analisis Data


Analisis data merupakan suatu proses pengolahan data yang diperoleh melalui survei. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :

3.7.1

Statistik deskripasif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu statistik hasil penelitian karakteristik kontraktor sebagai obyek yang diteliti.

3.7.2

Analisis korelasi

untuk mengetahui korelasi karakteristik kontraktor analisis korelasi

dengan kualitas pekerajaan dengan menggunakan Pearson Product Momen (PPM ) 3.7.3

Analisis faktor merupakan suatu analisis yang bertujuan untuk merduksi data untuk menemukan hubungan antara variabel yang saling independen yang kemudian dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, sehingga bisa terbentuk satu atau beberapa kumpulan variabel yang lebih sedikit dari jumlah variabel awal.

3.8

Cara Penyajian Data


Untuk lebih memudahkan dan memahami isi data dan lebih komunikatif,

maka penyajian hasil pengumpulan data dapat dibuat berupa tabel dan grafik, disamping itu hasil pengumpulan data juga dibuat secara naratif, berupa deskripsi data yang diperoleh dari hasil pengolahan data.

46

Kerangka Analisa
Start

Perumusan masalah dan tujuan penelitian

Kajian Pustaka
Menentukan sampel & variabel Penelitian

Data Primer :
Quisioner

Data Sekunder : - Data Dinas PU Membuat format Kuesioner Percobaan Penilaian & Kuesioner Tidak

Uji Validitas & Reliabilitas


Ya Survey Lapangan Analisis Data/Tabulasi Data Pembahasan hasil analisis data Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.1 Kerangka Analisa

47

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1

Kualifikasi Kontraktor
Kualifikasi perusahaan jasa konstruksi yang menangani proyek pada Dinas

Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana terdiri dari gred 2, gred 3 , gred 4 dan gred 5. Kualifikasi kontraktor merupakan suatu penggambaran umum terhadap sumber daya yang dimiliki dari masing-masing kualifikasi usaha kontraktor yang terdiri dari status perusahaan, pengalaman, peralatan, modal/keuangan dan sumber daya manusia. Untuk mengetahui lebih jelas setiap indikator dengan faktor yang saling berhubungan maka dilakukan pengelompokan sebagai berikut : 1) Aspek legal terdiri dari 2 pertanyaan yaitu : Status perusahaan dan sertifikat badan usaha 2) Aspek pengalaman perusahaan terdiri dari 5 pertanyaan yaitu Jenis proyek yang dikerjakan, pengalaman perusahaan, cara perolehan pekerjaan, cara pelaksanaan pekerjaan, dan waktu penyelesaian pekerjaan 3) Aspek peralatan terdiri dari 2 pertanyaan yaitu teknologi peralatan yang digunakan, dan kepemilikan peralatan 4) Aspek modal/keuangan terdiri diri 3 pertanyaan yaitu kekayaan bersih perusahaan, nilai paket yang dikerjakan, dan sumber modal. 5) Aspek Sumber Daya Manusia terdiri dari 6 pertanyaan yaitu : Latar belakang pendidikan Penanggung Jawab Badan Usaha (PJBU), Latar belakang pendidikan Penanggung Jawab Bidang (PJB), Latar belakang pendidikan Penanggung Jawab Teknik (PJT), Latar belakang pendidikan

48

pelaksana/Pengawas, Pengalaman tenaga kerja, Sertifikat Sumber daya manusia.

4.1.1

Karakteristik Aspek Legal

4.1.1.1 Status Perusahaan


Kontraktor gred 5 termasuk kontraktor dengan kualifikasi usaha status kantor pusat dan

menengah, sebanyak 100% kontraktor dengan berdomisili tetap di Kabupaten Jembrana.

Kontraktor gred 4, Gred 3, dan gred 2 termasuk kontraktor dengan kualifikasi usaha kecil, semuanya berstatus kantor pusat dan berdomisili tetap di Kabupaten Jembrana

4.1.1.2 Sertifikat Badan Usaha (SBU)


Semua kontraktor di Kabupaten Jembrana memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK). Tabel 4.1 Aspek Legal Kontraktor No 1 a b c 2 Kualifikasi Kontraktor (%) Gred 5 Gred 4 Gred3 Gred2 Uraian Status Perusahaan Pusat 100 100 100 100 Cabang 0 0 0 0 Luar Kabupaten 0 0 0 0 Sertifikat Badan Usaha 100 100 100 100 (SBU)

Tabel 4.1 di atas menggambarkan bahwa kontraktor yang menangani proyek pada Dinas Pekerjaan Umum semua berstatus kantor pusat di Kabupaten Jembrana, serta semua memiliki Sertifikat Badan Usaha (SBU) yang dikeluarkan

49

oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi. Hal ini sesuai dengan persyaratan kualifikasi pengadaan barang/jasa pemerintah menurut Keppres No 80 Tahun 2003 dimana badan usaha jasa konstruksi harus memiliki alamat yang jelas sedangkan untuk Sertifikat Badan Usaha tidak dipersyaratkan dengan tegas.

4.1.2

Karakteristik Aspek Pengalaman Perusahaan

4.1.2.1 Jenis Proyek yang Dikerjakan


Dilihat dari jenis proyek yang dikerjakan kontraktor pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana dapat digolongkan sebagai berikut : Kontraktor gred 5 merupakan kontraktor yang berkualifikasi usaha menengah yang mengerjakan bidang bendung dan bendungan sebesar 71,4%, bidang jalan, jembatan dan landasan sebanyak 14,3%, dan bidang perpipaan air dan limbah sebesar 14,3% Kontraktor gred 4 merupakan kontraktor dengan kualifikasi usaha kecil yang mengerjakan bidang jalan , jembatan dan landasan sebanyak 42,9%

sedangkan yang mengerjakan bendung dan bendungan sebanyak 57,1% Kontraktor gred 3 merupakan kontraktor dengan kualifikasi usaha kecil yang mengerjakan bidang jalan , jembatan dan landasan sebesar 84,6%, bidang bendung dan bendungan sebesar 7,7% dan selanjutnya yang mengerjakan bidang drainase dan jaringan pengairan sebesar 7,7%. Kontraktor gred 2 merupakan kontraktor dengan kualifikasi usaha kecil yang mengerjakan bidang perumahan dan pemukiman sebanyak 15,4%, bidang drainase dan jaringan pengairan sebanyak 15,4%, bidang jalan,jembatan dan landasan sebanyak 53,8% dan bidang bendung dan bendungan sebanyak 15,4%.

50

Hal ini sesuai Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 11a Tahun 2008 yang menjelaskan tentang bidang dan sub bidang jasa konstruksi yang menjadi pengalaman badan usaha.

4.1.2.2 Cara Perolehan Pekerjaan


Dilihat dari cara perolehan pekerjaan, semua kontraktor gred 5 dan gred 4 memperoleh proyek dengan sistem tender. Kontraktor gred 3 cara memperoleh pekerjaan dengan sistem tender sebanyak 84,6%, dan sisanya mendapatkan

proyek dengan sistem pemilihan langsung sebanyak 15,4%. Sedangkan kontraktor gred 2 memperoleh pekerjaan dengan sistem tender sebanyak 46,2%, pemilihan langsung sebanyak 7,7% dan penunjukan langsung sebanyak 46,2%. Sesuai Keppres 80 Tahun 2003 yang dirubah dengan Perpres No 54 Tahun 2010 yang menjadi pedoman pengadaan barang/jasa pemerintah disebutkan sistem pengadaan barang/jasa dapat dilakukan dengan cara pelelangan umum (tender), pelelangan terbatas, pengadaan langsung dan penunjukan langsung.

4.1.2.3 Pengalaman Perusahaan


Dilihat dari pengalaman perusahaan di bidang jasa konstruksi, kontraktor gred 5 berpengalaman lebih dari 10 tahun sebanyak 42,9%, yang berpengalaman 8-10 tahun sebanyak 14,3%, sedangkan yang berpengalaman 3-7 tahun sebanyak 28,5%. Kontraktor gred 4 berpengalaman lebih dari 10 tahun sebanyak 78,6%, yang berpengalaman 8-10 tahun sebanyak 14,3% dan yang berpengalaman 3-7 tahun sebanyak 7,1%.

51

Kontraktor gred 3 yang berpengalaman lebih dari 10 tahun sebanyak 15,4%, selanjutnya yang berpengalaman 8-10 tahun sebanyak 15,4%, sedangkan yang berpengalaman 3-7 tahun sebanyak 69,2%. Kontraktor gred 2 yang berpengalaman lebih dari 10 tahun sebanyak 7,7%, selanjutnya yang berpengalaman 3-7 tahun sebanyak 15,4%, sedangkan yang berpengalaman kurang dari 3 tahun sebanyak 76,9%.

4.1.2.4 Waktu Penyelesaian Pekerjaan


Dilihat dari waktu penyelesaian pekerjaan, kontraktor gred 5, gred 4, gred 3 dan gred 2 mampu menyelesaikan pekerjaan tepat waktu sebesar 100%. Salah satu klausul dalam kontrak yang menyebutkan dikenakannya denda bagi setiap keterlambatan pekerjaan sebesar 1/1000 per hari dari nilai kontrak dan adanya pengawasan yang ketat dari direksi proyek menyebabkan penyelesaian pekerjaan yang tepat waktu.

4.1.2.5 Cara Pelaksanaan Proyek


Dilihat dari cara pelaksanaan proyek, semua kontraktor gred 5, gred 4, gred 3 dan gred 2 mengerjakan proyek yang diperoleh sebagai kontraktor utama. Hal ini sesuai dengan Keppres No 80 Tahun 2003 dimana dijelaskan bahwa selain usaha non kecil dilarang mensubkontrakkan pekerjaan yang dilaksanakan. Tabel 4.2 menggambarkan karakteristik pengalaman perusahaan

kontraktor yang menangani pekerjaan sesuai dengan bidang yang ditetapkan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 11a Tahun 2008.

Waktu penyelesaiannya pekerjaan rata-rata 100% kontraktor menyelesaikan tepat

52

waktu, dan semua kontraktor sebagai kontraktor utama dalam melaksanakan proyek . Tabel 4.2 Aspek Pengalaman Perusahaan No 1 Kualifikasi Kontraktor (%) Gred 5 Gred 4 Gred3 Gred2 Uraian Proyek yang dikerjakan Perumahan Pemukiman 0 0 0 15,4 Jalan , Jembatan dan Landasan 14,3 42,9 84,6 53,8 Drainase dan Jaringan Pengairan 0 0 7,7 15,4 Bendung dan bendungan 71,4 57,1 7,7 15,4 Perpipaan air dan limbah 14,3 0 0 0 Cara perolehan pekerjaan Tender 100 100 84,6 46,2 Pemilihan Langsung 0 0 15,4 7,7 Penunjukkan langsung 0 0 0 46,2 Pengalaman Perusahaan Lebih kecil 3 tahun 0 0 0 76,9 3-7 tahun 28,5 7,1 69,2 15,4 8-10 tahun 28,6 14,3 15,4 0 > 10 tahun 42,9 78,6 15,4 7,7 Cara pelaksanaan Pek. Kontraktor Utama 100 100 100 100 Joint Operation 0 0 0 0 Sub Kontraktor 0 0 0 0 Waktu Penyelesaian Tepat Waktu 100 100 100 100 Tidak tepat waktu 0 0 0 0

4.1.3

Karakteristik Aspek Peralatan

4.1.3.1 Teknologi Peralatan


Peralatan yang digunakan oleh kontraktor Gred 5 tergolong peralatan berteknologi madya dengan sedikit alat berat sebanyak 100%.

53

Peralatan yang digunakan oleh kontraktor Gred 4 tergolong peralatan yang berteknologi madya dengan sedikit alat berat sebanyak 78,6%, sedangkan yang berteknologi sederhana dengan alat sederhana sebanyak 21,4%. Peralatan yang digunakan oleh kontraktor Gred 3 dan Gred 2 tergolong peralatan yang berteknologi sederhana dengan alat sederhana sebanyak 100%.

4.1.3.2 Kepemilikan Peralatan


Dlilihat dari kepemilikan peralatan pada saat pelaksanaan proyek, kontraktor gred 5 menggunakan peralatan milik sendiri sebanyak 57,1%, juga menggunakan peralatan dengan sistem penyewaan sebanyak 42,9%. Kontraktor gred 4 menggunakan peralatan milik sendiri sebanyak 85,7%, juga menggunakan peralatan yang disewa sebanyak 14,3%. Kontraktor gred 3 menggunakan peralatan milik sendiri sebanyak 100%, sedangkan kontraktor gred 2 menggunakan peralatan perusahaan sebanyak

69,2%, juga menggunakan peralatan yang disewa sebanyak 30,8%. Tabel 4.3 Aspek Peralatan Kontraktor Kualifikasi Kontraktor (%) No Uraian 1 Teknologi Peralatan Berteknologi Tinggi Berteknologi Madya Berteknologi Sederhana Kepemilikan Peralatan Milik Sendiri Sistem Sewa
Gred 5 Gred 4 Gred3 Gred2

0 100 0 57,1 42,9

0 78,6 21,4 85,7 14,3

0 0 100 100 0

0 0 100 69,2 30,8

Tabel 4.3 di atas menggambarkan bahwa penggunaan teknologi peralatan memenuhi kualifikasi usaha yang telah ditetapkan dalam peraturan LPJK No.11a

54

Tahun 2008 dengan pekerjaan yang diperolehnya. Data di atas menunjukkan bahwa kontraktor gred 5, gred 4, gred 3 dan gred 2 memiliki peralatan sendiri di atas 50% dan sisanya menggunakan peralatan dengan sistem sewa. Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 257/KPTS/M/2004 tentang Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi, dimana salah satu butirnya tentang penilaian penggunaan peralatan pada saat tender.

4.1.4

Karakteristik Aspek Modal/Keuangan

4.1.4.1 Kekayaan Bersih Perusahaan


Dilihat dari kekayaan bersih, kontraktor gred 5 memiliki kekayaan bersih Rp 5 10 miliar, hal ini sesuai dengan ketentuan Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 11a Tahun 2008 yang menyatakan bahwa modal usaha yang dimiliki kontraktor harus sesuai dengan kualifikasi usaha yang dimiliki. Kontraktor gred 4 memiliki kekayaan bersih Rp 600-800 juta sebanyak 14,3 dan Rp 800 juta 1 miliar sebanyak 87,5%. Kemampuan kekayaan bersih perusahaan yang dimiliki kontraktor gred 4 sudah memenuhi kualifikasi usaha yang ditetapkan dalam Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 11 Tahun 2006. Kontraktor gred 3 memiliki kekayaan bersih Rp 200-500 juta sebanyak 38,5%, sedangkan kontraktor yang memiliki kekayaan bersih Rp 500-800 juta sebanyak 61,5%. Kemampuan kekayaan bersih perusahaan yang dimiliki kontraktor gred 3 sudah memenuhi kualifikasi usaha sesuai Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 11a Tahun 2008.

55

Kontraktor gred 2 memiliki kekayaan bersih Rp 0-300 juta sebanyak 100%. Kemampuan kekayaan bersih perusahaan yang dimiliki kontraktor gred 2 sudah memenuhi kualifikasi usaha sesuai ketentuan dalam Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi ( LPJK ) Nomor 11a Tahun 2008.

4.1.4.2 Sumber Modal


Dalam pelaksanaan proyek kontraktor gred 5 menggunakan modal sendiri sebanyak 85,7% dan modal dari uang muka sebanyak 14,3%. Kontraktor gred 4 menggunakan modal sendiri sebanyak 57,1% dan modal berupa uang muka

sebanyak 42,9% untuk melaksanakan pekerjaan proyek. Kontraktor gred 3 dalam melaksanakan pekerjaan proyek menggunakan modal sendiri sebanyak 46,2%, selanjutnya dengan modal dari uang muka sebanyak 53,8%. Sedangkan kontraktor gred 2 melaksanakan pekerjaan proyek menggunakan modal sendiri sebanyak 76,9%, selanjutnya menggunakan modal berupa uang muka sebanyak 7,7%, serta modal pinjaman bank sebanyak 15,4%.

4.1.4.3 Nilai Paket Yang Dikerjakan


Kontraktor gred 5 merupakan kontraktor yang berkualifikasi usaha menengah dengan nilai paket yang dikerjakan lebih besar Rp 1 sampai dengan Rp 10 miliar sebanyak 100%. Kontraktor gred 4 merupakan kontraktor yang berkualifikasi usaha kecil dengan nilai paket yang dikerjakan dengan batas nilai satu pekerjaan 0 sampai dengan 1 miliar sebanyak 100%.

56

Kontraktor gred 3 merupakan kontraktor yang berkualifikasi usaha kecil dengan nilai paket yang dikerjakan dengan batas nilai satu pekerjaan 0 sampai dengan Rp 600 juta sebanyak 100%. Kontraktor gred 2 merupakan kontraktor yang berkualifikasi usaha kecil dengan nilai paket yang dikerjakan dengan batas nilai satu pekerjaan 0 sampai dengan Rp 300 juta sebanyak 100%.. Berdasarkan uraian di atas, dapatlah dikatakan bahwa semua kontraktor yang mengerjakan proyek di Kabupaten Jembrana sesuai dengan ketentuan Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 11a Tahun 2008. Tabel 4.4 Aspek Modal Kontraktor Kualifikasi Kontraktor (%) No Uraian 1 Kekayaan Bersih 50-600 juta 100-600 juta 100-800 juta 600-800 juta 1 5 miliar 1-10 miliar 3-15 miliar 3-25 miliar > 25 miliar 2 Nilai Paket Pekerjaan 0-300 juta 0-400 juta 0-600 juta 0-800 juta 0-1 miliar > 1 10 miliar > 1 25 miliar > 1 > 25 miliar 3 Modal Kerja Modal sendiri Modal Uang Muka
Gred 5 Gred 4 Gred3 Gred2

0 0 0 100 0 0 0 0 0 0 0 0 100 0 0 85,7 14,3

0 0 0 14,3 85,7 0 0 0 0 0 0 0 50 50 0 0 0 57,1 29,1

0 38,5 61,5 0 0 0 0 0 0 0 50 50 0 0 0 0 0 46,2 53,8

100 0 0 0 0 0 0 0 0 100 0 0 0 0 0 0 0 76,9 7,7

57

Modal Pinjaman Bank

15,4

Tabel 4.4 menggambarkan bahwa kontraktor memiliki kekayaan bersih dan menangani pekerjaan proyek sesuai dengan nilai paket pekerjaan berdasarakan ketentuan Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 11a Tahun 2008. Sedangkan modal kerja kontraktor baik yang bersumber dari modal sendiri, modal uang muka, maupun modal pinjaman bank, semuanya sesuai dengan Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor 257/KPTS/M/2004 tentang Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi, mengenai penilaian dukungan keuangan.

4.1.5

Aspek Karakteristik Sumber Daya Manusia (SDM)

4.1.5.1 Latar Belakang Penanggung Jawab Badan Usaha (PJBU)


Kontraktor gred 5 memiliki Penanggung Jawab Badan Usaha (PJBU) yang berlatar belakang pendidikan S1 sebanyak 42,9%, selanjutnya yang berlatar belakang pendidikan STM sebanyak 28,6%, sedangkan yang berlatar belakang pendidikan SMU sebanyak 28,6%. Kontraktor gred 4 memiliki Penanggung Jawab Badan Usaha (PJBU) yang berlatar belakang pendidikan S1 sebanyak 14,30%, selanjutnya yang berlatar belakang pendidikan STM sebanyak 78,6%, sedangkan yang berlatar belakang pendidikan SMU sebanyak 7,1%. Kontraktor gred 3 memiliki Penanggung Jawab Badan Usaha (PJBU) yang berlatar belakang pendidikan S1 sebanyak 23,1%, selanjutnya yang berlatar belakang pendidikan STM sebanyak 23,1%, sedangkan yang berlatar belakang

58

pendidikan SMU sebanyak 46,2%, dan akhirnya yang berlatar belakang pendidikan lebih kecil dari SMU sebanyak 7,7%. Kontraktor gred 2 memiliki Penanggung Jawab Badan Usaha (PJBU) yang berlatar belakang pendidikan STM sebanyak 30,8%, sedangkan yang berlatar belakang pendidikan SMU sebanyak 61,5%, dan yang berlatar belakang pendidikan lebih kecil dari SMU sebanyak 7,7%.

Tabel 4.5 Tingkat Pendidikan PJBU Kontraktor Kualifikasi Kontraktor (%) No Uraian 1 S1 D3 STM SMU Kebih kecil SMU
Gred 5 Gred 4 Gred3 Gred2

42,9 0 28,6 28,6 0

14,3 0 78,6 7,1 0

23,1 0 23,1 46,2 7,7

0 0 30,8 61,5 7,7

Dalam Perlem LPJK No. 11a tahun 2008 tidak disebutkan pendidikan minimal bagi penanggungjawab badan usaha tetapi disebutkan bahwa PJBU adalah pimpinan badan usaha yang ditetapkan sebagai penanggungjawab badan usaha sedangkan dalam Undang-undang No. 18 tahun 1999 juga tidak menyebutkan pendidikan minimal bagi penanggungjawab badan usaha. Meskipun tidak disebutkan tentunya orang yang menjadi penanggunjawab badan usaha merupakan orang yang memiliki kemampuan manajerial tinggi sehingga bisa memberikan motivasi untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

4.1.5.2 Latar Belakang Penanggung Jawab Bidang (PJB)

59

Kontraktor gred 5 memiliki Penanggung Jawab Bidang (PJB) yang berlatar belakang pendidikan S1 sebanyak 100%. Kontraktor gred 4 memiliki Penanggung Jawab Bidang (PJB) yang berlatar belakang pendidikan S1 sebanyak 7,1%, selanjutnya yang berlatar belakang pendidikan D3 teknik sebanyak 14,3%, sedangkan yang berlatar belakang pendidikan Sekolah Teknik Menengah (STM) sebanyak 78,6%. Kontraktor gred 3 memiliki Penanggung Jawab Bidang (PJB) yang berlatar belakang pendidikan STM sebanyak 100%. Kontraktor gred 2 memiliki Penanggung Jawab Bidang (PJB) yang berlatar belakang pendidikan S1 sebanyak 7,7%, sedangkan yang berlatar belakang pendidikan STM sebanyak 92,3% . Tabel 4.6 Tingkat Pendidikan PJB Kontraktor Kualifikasi Kontraktor (%) No 1 Uraian S1Teknik D3 Teknik STM SMU Kebih kecil SMU
Gred 5 Gred 4 Gred3 Gred2

100 0 0 0 0

7,1 14,3 78,6 0 0

0 0 100 0 0

7,7 0 92,3 0 0

Tabel 4.6 menggambarkan bahwa kontraktor dengan kualifikasi gred 5 belum memenuhi ketentuan LPJK sebesar 78,6%; diharapkan kontraktor gred 5 yang Penanggung Jawab Bidang belum memenuhi ketentuan LPJK supaya ditingkatkan kualifikasi pendidikannya agar memenuhi persyaratan pendidikan minimal D3 sesuai dengan ketentuan LPJK.

60

Sedangkan kontraktor gred 4, gred 3, dan gred 2

tingkat pendidikan

penanggung jawab bidang diatur oleh pantia tender berdasarkan jenis proyek yang dikerjakan oleh kontraktor minimal berpendidikan STM, karena pendidikan penanggung jawab bidang bagi kontraktor yang berkualifikasi usaha kecil ini tidak diatur dalam ketentuan LPJK.

4.1.5.3 Latar Belakang Penanggung Jawab Teknik (PJT)


Kontraktor gred 5, memiliki Penanggung Jawab Teknik (PJT) yang berlatar belakang pendidikan S1 sebanyak 100%. Kontraktor gred 4 memiliki Penanggung Jawab Teknik (PJT) yang berlatar belakang pendidikan S1 sebanyak 35,7%, selanjutnya yang berlatar belakang pendidikan Sekolah Teknik Menengah (STM) sebanyak 64,3%. Kontraktor gred 3, memiliki Penanggung Jawab Teknik (PJT) yang berlatar belakang pendidikan STM sebanyak 100%. Kontraktor gred 2 memiliki Penanggung Jawab Teknik (PJT) yang berlatar belakang pendidikan S1 sebanyak 30,8%, sedangkan yang berlatar belakang pendidikan STM sebanyak 69,2% . Tabel 4.7 Tingkat Pendidikan PJT Kontraktor Kualifikasi Kontraktor (%) No Uraian 1 S1Teknik D3 Teknik STM SMU Kebih kecil SMU
Gred 5 Gred 4 Gred3 Gred2

100 0 0 0 0

35,7 64,3 0 0 0

0 0 100 0 0

30,8 0 69,2 0 0

61

Tabel 4.7

menggambarkan bahwa kontraktor dengan kualifikasi gred 5 yang sesuai dengan Peraturan Lembaga

memiliki tingkat pendidikan

Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Nomor 11a Tahun 2008, yaitu minimal pendidikan PJT adalah D3. Sedangkan kontraktor gred 4, gred 3, dan gred 2 tingkat pendidikan

penanggung jawab teknik diatur oleh pantia tender berdasarkan jenis proyek yang dikerjakan oleh kontraktor minimal berpendidikan STM, karena pendidikan penanggung jawab teknik bagi kontraktor yang berkualifikasi usaha kecil ini tidak diatur dalam ketentuan LPJK.

4.1.5.4 Latar Belakang Pelaksana Lapangan


Kontraktor gred 5, memiliki pelaksana lapangan yang berlatar belakang pendidikan S1 sebanyak 28,6%, sedangkan yang berlatar belakang pendidikan Sekolah Teknik Menengah (STM) sebanyak 71,4%. Kontraktor gred 4 memiliki pelaksana lapangan yang berlatar belakang pendidikan S1 sebanyak 14,3%, sedangkan yang berlatar belakang pendidikan Sekolah Teknik Menengah (STM) sebanyak 85,70%. Kontraktor gred 3, memiliki pelaksana lapangan yang berlatar belakang

pendidikan STM sebanyak 100%. Kontraktor gred 2 memiliki pelaksana lapangan yang berlatar belakang semuanya STM sebanyak 100%. Tabel 4.8 Tingkat Pendidikan Pelaksana/Pengawas Kontraktor Kualifikasi Kontraktor (%) No 1 Uraian S1 Teknik
Gred 5 Gred 4 Gred3 Gred2

28,6

14,3

62

D3 Teknik STM

0 71,4

0 85,7

0 100

0 100

Tabel 4.8 di atas menggambarkan bahwa kontraktor yang berkualifikasi usaha menengah dan usaha kecil, tingkat pendidikan pelaksana lapangan diatur oleh panitia tender berdasarkan jenis proyek yang dikerjakan minimal pendidikan pelaksana lapangan STM, karena pendidikan pelaksana lapangan bagi kontraktor tidak diatur dalam ketentuan LPJK.

4.1.5.5 Pengalaman Tenaga Kerja dan Sertifikat Keterampilan


Kontraktor gred 5, memiliki pengalaman tenaga kerja 5-10 tahun sebanyak 28,6%, sedangkan yang pengalaman > 10 tahun sebanyak 71,4%. Kontraktor gred 4, memiliki pengalaman tenaga kerja 5-10 tahun sebanyak 78,6%, sedangkan yang pengalaman > 10 tahun sebanyak 21,4%. Kontraktor gred 3, memiliki pengalaman tenaga kerja, 1-5 tahun sebanyak 69,2%, pengalaman 5-10 tahun sebanyak 15,4%, sedangkan yang pengalaman > 10 tahun sebanyak 15,4%. Kontraktor gred 2, memiliki pengalaman tenaga kerja 1-5 tahun sebanyak 84,6%, sedangkan yang pengalaman 5-10 tahun sebanyak 15,4%. Kontraktor semua grade (5,4,3 dan 2) berdasarkan sertifikat pengalaman kerja memiliki keterampilan kerja 100% Tabel 4.9 Sertifikat ketrampilan Kerja dan pengalaman tenaga kerja Kualifikasi Kontraktor (%) No Uraian 1 Sertifikat Ketrampilan Memiliki sertifikat Tidak memiliki
Gred 5 Gred 4 Gred3 Gred2

100 0

100 0

100 0

100 0

63

Pengalaman 1-5 tahun 5-10 tahun > 10 tahun

0 28,6 71,4

0 78,6 21,4

69,2 15,4 15,4

84,6 15,4 0

Tabel 4.9 di atas menggambarkan bahwa kontraktor gred5, gred 4, gred 3, gred 2 memiliki setifikat keahlian sesuai dengan peraturan LPJK Sedangkan pengalaman PJBU telah sesuai dengan ketentuan LPJK minimal berpengalaman 3 tahun.

4.2

Korelasi Kualifikasi Kontraktor Terhadap Kualitas pekerjaan

4.2.1 Analisis Kualifikasi kontraktor Tentang Kualitas Pekerjaan


Analisis kualitas pekerjaan kontraktor merupakan analisis data terhadap tiga variabel yang teridentifikasi mempengaruhi kualitas pekerjaan kontraktor yaitu aspek legal, aspek teknis, dan aspek administrasi. Ketiga variabel tersebut dibentuk oleh indikator-indikator dengan total 27 pertanyaan dan jawaban dari setiap pertanyaan tersebut telah diukur berdasarkan nilai pada skala Likerts.

4.2.1.1 Analisis Aspek Legal Tentang Kualitas Pekerjaan


Tabel 4.10 Analisis Aspek Legal Tentang Kualitas Pekerjaan
ASPEK LEGAL KUALIFIKASI KONTRAKTOR
Grade 5 Nilai % Grade 4 Nilai % Grade 3 Nilai % Grade 2 Nilai %

No

Skala

1 2 3 4 5

T.Pernah Jarang Kadang2 Sering Selalu

3 0 9 16 0

11 0 32 57 0

6 9 19 25 0

11 11 34 45 0

6 2 14 30 0

12 4 27 58 0

9 6 20 26 0

14,7 9,8 32,8 42,6 0

64

Total

28

100

56 100

52

100

61

100

Jawaban kontraktor gred 5 tentang kualitas pekerjaan menyatakan bahwa unsur-unsur yang tergabung dalam aspek legal serring membuktikan keaslian pada proses tender berlangsung dengan skala nilai sebesar 57%, selanjutnya yang menyatakan kadang-kadang dibuktikan keaslian dokumen perusahaan pada proses tender dengan skala nilai sebesar 32%, sedangkan yang menyatakan tidak pernah dibuktikan keaslian dokumen perusahaan pada proses tender dengan skala nilai sebesar 11%. Jawaban kontraktor gred 4, tentang unsur-unsur yang tergabung dalam aspek legal sering membuktikan keaslian pada proses tender berlangsung dengan skala nilai sebesar 45%, selanjutnya kontraktor yang menyatakan kadang-

kadang dibuktikan keaslian dokumen perusahaan pada proses tender dengan skala nilai sebesar 34%, dan kontraktor yang menyatakan tidak pernah membuktikan keaslian dokumen perusahaan pada proses tender dengan skala nilai sebesar 11%, dan akhirnya kontraktor yang menyatakan jarang dibuktikan keaslian dokumen perusahaan pada proses tender dengan skala nilai sebesar 11%. Jawaban kontraktor gred 3, tentang unsur-unsur yang tergabung dalam aspek legal yang menyatakan sering membuktikan keaslian dokumen perusahaan pada proses tender dengan skala nilai sebesar 58%, sedangkan kontraktor yang menyatakan kadang-kadang dibuktikan keaslian dokumen perusahaan pada proses tender dengan skala nilai sebesar 27%, dan kontraktor yang menyatakan tidak pernah dibuktikan keaslian dokumen perusahaan pada proses tender dengan skala

65

nilai sebesar 12%, dan akhirnya kontraktor yang menyatakan jarang dibuktikan keaslian dokumen perusahaan pada proses tender dengan skala nilai sebesar 4%. Jawaban kontraktor gred 2, tentang unsur-unsur yang tergabung dalam aspek legal yang menyatakan sering dibuktikan keaslian dokumen perusahaan pada proses tender dengan skala nilai sebesar 42,6%, sedangkan kontraktor yang menyatakan kadang-kadang dibuktikan keaslian dokumen perusahaan pada proses tender dengan skala nilai sebesar 32,8%, dan kontraktor yang menyatakan tidak pernah dibuktikan keaslian dokumen perusahaan pada proses tender dengan skala nilai sebesar 14,7%, dan akhirnya kontraktor yang menyatakan jarang dibuktikan keaslian dokumen perusahaan pada proses tender dengan skala nilai sebesar 9,8%.

4.2.1.2 Aspek Teknis Tentang Kualitas Pekerjaan


Tabel 4.11 Analisis Aspek Teknis Tentang Kualitas Pekerjaan

No

Skala
Nilai

ASPEK Teknis KUALIFIKASI KONTRAKTOR


Grade 5 % Grade 4 Nilai % Grade 3 Nilai % Grade 2 Nilai %

1 2 3 4 5

T.Pernah Jarang Kadang2 Sering Selalu Total

8 0 24 38 0 70

11 0 34 54 0 100

14 14 50 62 0

10 10 36 44 0

10 20 38 62 0 130

8 15 29 48 0 100

17 10 35 55 0 117

14,5 8,5 30 47 0 100

140 100

66

Kontraktor gred 5 memberikan jawaban bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam aspek teknis yang menyatakan sering sebanyak 54%, yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 34%, sedangkan yang menyatakan tidak pernah sebanyak 11%. Kontraktor gred 4 memberikan jawaban bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam aspek teknis yang menyatakan sering sebanyak 44%, yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 36%, sedangkan yang menyatakan jarang sebanyak 10% dan yang tidak pernah sebanyak 10%. Kontraktor gred 3 memberikan jawaban bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam aspek teknis yang menyatakan sering sebanyak 48%, yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 29%, sedangkan yang menyatakan jarang sebanyak 15% dan tidak pernah sebanyak 8%. Kontraktor gred 2 memberikan jawaban bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam aspek teknis yang menyatakan sering sebanyak 47%, yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 30%, sedangkan yang menyatakan jarang sebanyak 8,5% dan tidak pernah sebanyak 14,5%.

4.2.1.3 Aspek Administrasi Terhadap Kualitas Pekerjaan Tabel 4.12


Analisis Aspek Administrasi Tentang Kualitas Pekerjaan

No

Skala
Nilai

ASPEK Administrasi KUALIFIKASI KONTRAKTOR


Grade 5 % Grade 4 Nilai % Grade 3 Nilai % Grade 2 Nilai %

1 2

T.Pernah Jarang

13 0

16 0

24 13

13 7

26 13

15 8

357 24

21,1 15,4

67

3 4 5

Kadang2 Sering Selalu Total

37 28 3 81

46 35 4 100

52 85 8

29 47 4

51 76 3 169

30 45 2 169

33 66 0 156

21,2 42,3 0 100

182 100

Kontraktor gred 5 memberikan jawaban bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam aspek administrasi yang menyatakan selalu sebanyak 4%, sering sebanyak 35%, yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 46%, sedangkan yang menyatakan jarang tidak ada dan tidak pernah sebanyak 16%. Kontraktor gred 4 memberikan jawaban bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam aspek administrasi yang menyatakan selalu sebanyak 4%, sering sebanyak 47%, yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 29%, sedangkan yang menyatakan jarang sebanyak 7% dan tidak pernah sebanyak 13%. Kontraktor gred 3 memberikan jawaban bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam aspek administrasi yang menyatakan selalu sebanyak 2%, sering sebanyak 45%, yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 8%, sedangkan yang menyatakan jarang sebanyak 8% dan tidak pernah sebanyak 15%. Kontraktor gred 2 memberikan jawaban bahwa unsur-unsur yang tercakup didalam aspek administrasi yang menyatakan sering sebanyak 42,3%, yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 21,2%, sedangkan yang menyatakan jarang sebanyak 15,4% dan tidak pernah sebanyak 21,1%.

4.3 Korelasi Kualifikasi Kontraktor dengan Kualitas Pekerjaan 4.3.1 Uji Validitas dan Reabilitas

4.3.1.1 Uji Validitas

68

Pada pembahasan ini dilakukan analisis data terhadap hasil tabulasi data dari jawaban responden terhadap kuesioner kinerja. Sebelum data yang terkumpul bisa diproses lebih lanjut maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan uji realibilitas terhadap instrument penelitian. Menurut Nugroho (2005) menilai kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan. Suatu pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation > dari r-tabel. Dari tabel berikut dapat diketahui pada uji validitas yang dilakukan menggunakan bantuan program SPSS menghasilkan nilai koefisien korelasi atau Person Product Moment (r) yang lebih besar dari nilai tabel yang besarnya 0,423 sehingga semua item pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid sehingga dapat dilanjutkan dengan melakukan uji reliabilitas

Tabel 4.13 Hasil Uji Validitas Instrumen


Faktor Aspek Legal Variabel Apakah kontraktor mematuhi persyaratan proses tender pada saat pemasukan penawaran Apakah kontraktor diminta oleh panitia lelang menunjukkan dokumen asli pada waktu tender Apakah kontraktor menunjukkan bukti pelunasan pajak yang diminta panita pada saat tender Pernahkah kontraktor menerapkan sistem manajemenmutu pada pelaksanaan yang dikerjakan Apakah panita melakukan proses tender dengan benar sesuai dengan peraturan yang berlaku Apakah kontraktor memiliki sendiri peralatan pada pelaksanaan proyek yang dikerjakan Koefisien Korelasi 0,996 0,996 0,898 0,933 0,988 0,980 Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Aspek Teknik

69

Pernahkah kontraktor melakukan sewa alat pada pelaksanaan proyek yang dikerjakan Apakah kontraktor membuat shop drawing setiap item pekerjaan yang akan dikerjakan Pernahkah kontraktor meminta bimbingan dari pihak proyek terhadap gambar kerja, spesifikasi teknik pada proyek yang dikerjakan Dalam pelaksanaan proyek apakah kontraktor betul-betul mengikuti spesifikasi teknik sebagai persyaratan dalam pelaksanaan proyek yang dikerjakan Apakah kontraktor menyelesaikan proyek tepat waktu sesuai kontrak Apakah kontraktor memulai pekerjaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan Pernahkah kontraktor melakukan pengetesan material yang digunakan terhadpa proyek yang dikerjakan Pernahkah kontraktor menyediakan peralatan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3) pada poryek yang dikerjakan Aspek Administrasi Apakah kontraktor memiliki modal yang cukup pada proyek yang dikerjakan Apakah kontraktor mengajukan uang muka sebagai modal awal pada pelaksanaan proyek yang dikerjakan Pernahkah kontraktor mendapatkan pinjaman bank untuk membiayai proyek yang dikerjakan Pernahkah kontraktor mengalami kesulitan uang dalam pelaksanaan proyek yang dikerjakan Apakah kontraktor mengalami kesulitan dalam pengajuan termin Apakah kontraktor menempatkan tenaga teknik penuh waktu pada pelaksanaan proyek yang dikerjakan Apakah kontraktor menempatakan tenaga teknik pada pelaksanaan proyek sama dengan yang tertera pada dokumen kontrak Apakah kontraktor merasa ada kesulitan dalam hal menempatkan tenaga teknik yang berpendidikan STM,D3 dan bersertifikat ketrampilan dalam pelaksanaan proyek Apakah kontraktor merasa ada kesulitan dalam hal menempatkan tenaga teknik yang berpendidikan S1 dan bersertifikat keahlian dalam pelaksanaan proyek Apakah kontraktor memiliki tenaga teknik yang memahami dalam hal pembuatan laporan kemajuan pekerjaan tepat waktu Apakah kontraktor pernah memiliki tenaga

0,978 0,996 0,865 0,996

Valid Valid Valid Valid

0,980 0,975 0,924 0,905

Valid Valid Valid Valid

0,978

Valid

0,942 0,915 0,920 0,967 0,931 0,920 0,786

Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

0,928

Valid

0,996 0,913

Valid Valid

70

teknik yang kesulitan memahami spesifikasi teknis, gambar kerja dalam pelaksanaan proyek Pernahkah kontraktor mengasuransikan tenaga kerja pada proyek yang dikerjakan Apakah kontraktor kesulitan menempatkan tenaga administrasi dalam pelaksanaan proyek

0,963 0,910

Valid Valid

Sumber : Hasil Analisis Data SPSS Tabel 4.13 menunjukkan bahwa hasil uji validitas dari 27 variabel yang diteliti menghasilkan korelasi yang terkecil adalah 0,786 dan korelasi terbesar adalah 0,996 yang berarti memiliki validitas sangat tinggi. Dengan demikian, hasil uji validitas yang dilakukan dengan kuisioner dalam penelitian ini adalah valid sehingga dapat dilaksanakan ke analisa selanjutnya.

4.3.1.2 Uji Reliabilitas


Uji reliabilitas merupakan pengujian instrumen penelitian, pengujian tersebut digunakan untuk mengetahui ketepatan jawaban kuesioner pada periode berbeda. Instrumen dikatakan reliable apabila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan response (tanggapan) yang relative sama untuk waktu yang berbeda. Teknik yang digunakan untuk menguji reliabilitas butir pernyataan dalam studi ini adalah metode uji reliabilitas koefisien variant alpha (Sugiono, 2004) dengan program SPSS. Menurut Bhuono Agung Nugroho (2005:72) suatu konstruk variabel dikatakan reliabel jika memiliki nilai Cronbachs Alpha > 0,6 sedangkan menurut Sekaran (1992) dalam Dwi Priyatno (2008:26) dikatakan reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan diatas 0,8 adalah baik. Hasil uji reliabilitas terhadap kuesioner yang dilakukan dengan bantuan program SPSS didapatkan hasil seperti tabel dibawah ini : Tabel 4.14 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas

71

Jumlah ItemPertanyaan 27

Nilai Cronbach's alpha hitung 0,995

Nilai Cronbach's alpha Minimal 0,60

Keterangan

Reliabel

Sumber : Hasil Analisis Data SPSS Standar nilai reliabilitas instrumen memiliki nilai r > 0,6. Sehingga indikatorindikator tersebut reliable dan dapat disebar kepada responden. Berdasarkan hasil analisis data pada tabel 4.14 diperoleh nilai koefesien Alpha Cronbach 0,995 hal ini menunjukkan bahwa pengukuran tersebut dapat memberikan hasil yang konsisten apabila dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Setelah semua item pertanyaan dinyatakan valid dan reliabel maka dilanjutkan dengan melakukan analisis faktor sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas menurut persepsi pengguna jasa pada perusahaan jasa konstruksi yang mengerjakan proyek pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana, sehingga dapat diketahui faktor-faktor yang paling mempengaruhi kualitas pada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana..

4.3.2

Korelasi Kualifikasi Kontraktor dengan Kualitas Pekerjaan


Untuk mengetahui korelasi kualifikasi dengan kualitas pekerjaan

kontraktor dilakukan analisis korelasi dengan menggunakan Statitical Product and Servise Solutions (SPSS), di mana kualifikasi merupakan variabel independent (X), sedangkan kualitas pekerjaan merupakan variabel dependen (Y). Indikator kualifikasi (X) dan indikator kualitas pekerjaan (Y), dapat diuraikan seperti i bawah ini.

72

Adapun indikator kualifikasi (X) ialah: 1) status perusahaan (X1), 2) kepemilikan sertifikat (X2), 3) jenis proyek yang dikerjakan (X3), 4) cara memperoleh pekerjaan (X4), 5) pengalaman perusahaan (X5), 6) waktu

penyelesaian proyek (X6), 7) cara pelaksanaan pekerjaan (X7), 8) peralatan yang digunakan dalam proyek (X8), 9) kepemilikan alat di proyek (X9). 10) modal keuangan (X10), dan 11) modal keuangan pada pelaksanaan proyek yang dikerjakan (X11), 12) Nilai paket yang dikerjakan ( X12), 13) PJBU (X13), 14) PJB (X14), 15) PJT (X15), 16 Pelaksana Lapangan (X16), 17) Pengalaman tenaga kerja (X17), 18) Sertifikat yang dimiliki tenaga kerja (X18). Sedangkan indikator kualitas (Y) terdiri dari: dan aspek administrasi. Dengan diketahuinya indikator di atas kemudian dilakukan analisis yang menghasilkan nilai korelasi dari masing-masing gred. Hasil analisis korelasi antara X dan Y pada kontraktor Gred 2, Gred 3, Gred 4, dan Gred 5. Hasil analisis korelasi antara X dan Y pada kontraktor Gred 2, Gred 3, Gred 4, Gred 5, tampak seperti dalam uraian berikut ini. Aspek legal, aspek teknis,

4.3.2.1 Kontraktor Kualifikasi Gred 2


Tabel 4.15 menggambarkan bahwa hasil korelasi kualifikasi kontaktor gred 2 terhadap kualitas pekerjaan diperoleh hasil sebagai berikut : 1) Variabel pengalaman jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor (X3) dengan nilai korelasi sebesar 0,543, variabel penanggung jawab badan usaha (X13) dengan nilai korelasi sebesar 0,585, variabel pengalaman tenaga kerja (X17) dengan nilai korelasi sebesar 0,514 berpengaruh signifikan terhadap

73

kualitas pekerjaan. Sedangkan tingkat hubungan yang terjadi adalah positif. Hal ini menggambarkan bahwa ada hubungan searah antara pengalaman jenis proyek yang dilakukan dan tingkat pendidikan penanggung jawab badan usaha dengan kualitas pekerjaan. Atau dengan kata lain semakin berpengalaman mengerjakan proyek sejenis maka kualitas yang dihasilkan akan semakin baik begitu pula dengan latar belakang pendidikan penanggung jawab badan usaha yang semakin tinggi akan menghasilkan kualitas pekerjaan yang lebih baik. Dilihat dari nilai korelasinya, variabel penanggung jawab badan usaha memiliki pengaruh yang lebih kuat terhadap kualitas pekerjaan untuk gred 2.

4.3.2.2 Kontraktor Kualifikasi Gred 3


Tabel 5.7 menggambarkan bahwa hasil korelasi karakteristik kontraktor gred 3 terhadap kualitas pekerjaan diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.15 Analisa Korelasi Karakteristik Kontraktror Gred 2 terhadap Kualitas Pekerjaan Kualitas (Y) Korelasi Status Perusahaan (X1) Sig.(2 tailed) Kepemilikan Sertifikat (X2) Korelasi Sig.(2 tailed) Jenis proyek yang dilakukan Korelasi 0,543 (X3) Sig.(2 tailed) 0,045 Cara memperoleh pekerjaan(X4) Korelasi -0,142 Sig.(2 tailed) 0,643 Lama pengalaman di bidang Korelasi -0,385 konstruksi(X5) Sig.(2 tailed) 0,194 Waktu dalam penyelesaian Korelasi proyek(X6) Sig.(2 tailed) Faktor (X) Keterangan Tidak ada nilai korelasi Tidak ada nilai korelasi Korelasi positif Signifikan < 0,05 Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak ada nilai korelasi

74

Cara pelaksanaan pekerjaan (X7) Korelasi Sig.(2 tailed) Teknologi peralatan yang Korelasi digunakan dalam proyek(X8) Sig.(2 tailed) Kepemilikan peralatan pada Korelasi proyek (X9) Sig.(2 tailed) Kekayaan perusahaan (X10) Korelasi Sig.(2 tailed) Keuangan untuk proyek(X11) Korelasi Sig.(2 tailed) Nilai paket yang Korelasi dikerjakan(X12) Sig.(2 tailed) PJBU(X13) Korelasi Sig.(2 tailed) PJB(X14) Korelasi Sig.(2 tailed) PJT(X15) Korelasi Sig.(2 tailed) Pelaksana Lapangan (X16) Korelasi Sig.(2 tailed) Pengalaman tenaga kerja(X17) Korelasi Sig.(2 tailed) Sertifikat yang dimiliki tenaga Korelasi kerja(X18) Sig.(2 tailed) Sumber : Hasil Analisis Data SPSS

Tidak ada nilai korelasi Tidak ada nilai korelasi 0,179 0,558 -0,413 0,161 0,328 0,274 0,585 0,036 0,017 0,955 -0,065 0,833 Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak ada nilai korelasi Berkorelasi positif Signifikan < 0,05 Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak ada nilai korelasi

0,514 Berkorelasi positif 0,029 Signifikan > 0,05 Tidak ada nilai korelasi

Tabel 4.16 Analisa Korelasi Karakteristik Kontraktror Gred 3 terhadap Kualitas Pekerjaan Kualitas (Y) Korelasi Status Perusahaan (X1) Sig.(2 tailed) Kepemilikan Sertifikat (X2) Korelasi Sig.(2 tailed) Jenis proyek yang dilakukan Korelasi 0,479 (X3) Sig.(2 tailed) 0,028 Cara memperoleh pekerjaan(X4) Korelasi Sig.(2 tailed) Lama pengalaman di bidang Korelasi 0,073 konstruksi(X5) Sig.(2 tailed) 0,812 Waktu dalam penyelesaian Korelasi Faktor (X) Keterangan Tidak ada nilai korelasi Tidak ada nilai korelasi Berkorelasi Signifikan < 0,05 Tidak ada nilai korelasi Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak ada nilai korelasi

75

proyek(X6) Sig.(2 tailed) Cara pelaksanaan pekerjaan (X7) Korelasi Sig.(2 tailed) Teknologi peralatan yang Korelasi digunakan dalam proyek(X8) Sig.(2 tailed) Kepemilikan peralatan pada Korelasi proyek (X9) Sig.(2 tailed) Kekayaan perusahaan (X10) Korelasi Sig.(2 tailed) Keuangan untuk proyek(X11) Korelasi Sig.(2 tailed) Nilai paket yang Korelasi dikerjakan(X12) Sig.(2 tailed) PJBU(X13) Korelasi Sig.(2 tailed) PJB(X14) Korelasi Sig.(2 tailed) PJT(X15) Korelasi Sig.(2 tailed) Pelaksana Lapangan (X16) Korelasi Sig.(2 tailed) Pengalaman tenaga kerja(X17) Korelasi Sig.(2 tailed) Sertifikat yang dimiliki tenaga Korelasi kerja(X18) Sig.(2 tailed) Sumber : Hasil Analisis Data SPSS

Tidak ada nilai korelasi Tidak ada nilai korelasi Tidak ada nilai korelasi 0,159 0,605 -0,126 0,681 Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak berkorelasi Tidak signifikan Tidak ada nilai korelasi

0,589 Berkorelasi 0,028 Signifikan < 0,05 Tidak ada nilai korelasi Tidak ada nilai korelasi Tidak ada nilai korelasi 0,434 Berkorelasi 0,011 Signifikan < 0,05 Tidak ada nilai korelasi

1) Variabel jenis proyek yang dilakukan (X3) dengan nilai korelasi sebesar 0,479 berpengaruh signifikan terhadap kualitas pekerjaan karena semakin sering mengambil jenis pekerjaan yang sama maka kontraktor mempunyai pengalaman pada pekerjaan sejenis. 2) Variabel penanggung jawab badan usaha (X13) dengan nilai korelasi sebesar 0,589 berpengaruh signifikan terhadap kualitas pekerjaan karena tinggi pendidikan penanggung jawab badan usaha berpengaruh terhadap

pengelolaan perusahaan sehingga bisa meningkatkan kinerja dan kualitas pekerjaan kontraktor.

76

3) Variabel pengalaman tenaga kerja (X17) dengan nilai korelasi sebesar 0,434 juga memiliki hubungan dengan kualitas pekerjaan karena dengan tenaga kerja yang semakin berpengalaman maka kualitas pekerjaan bisa

ditingkatkan..

4.3.2.3 Kontraktor Gred 4


Analisis korelasi karakteristik kontraktor kualifikasi gred 4 terhadap kualitas pekerjaan diperoleh hasil seperti tabel 4.17 berikut ini : 1) Variabel jenis proyek yang dilakukan (X3) dengan nilai korelasi sebesar 0,219 berpengaruh terhadap kualitas karena pengalaman mengerjakan proyek sejenis dapat meningkatkan kualitas pekerjaan . 2) Variabel penanggung jawab badan usaha (X13) dengan nilai korelasi sebesar 0,242 berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan karena tingkat pendidikan PJBU berpengaruh terhadap keahlian untuk mengelola perusahaan sehingga bisa meningkatka kinerja perusahaan dan kualitas pekerjaan. Tabel 4.17 Analisa Korelasi Karakteristik Kontraktror Gred 4 terhadap Kualitas Pekerjaan Kualitas (Y) Korelasi Status Perusahaan (X1) Sig.(2 tailed) Kepemilikan Sertifikat (X2) Korelasi 0,002 Sig.(2 tailed) 0,993 Jenis proyek yang dilakukan Korelasi 0,219 (X3) Sig.(2 tailed) 0,035 Cara memperoleh pekerjaan(X4) Korelasi Sig.(2 tailed) Lama pengalaman di bidang Korelasi 0,336 konstruksi(X5) Sig.(2 tailed) 0,240 Waktu dalam penyelesaian Korelasi proyek(X6) Sig.(2 tailed) Faktor (X) Keterangan Tidak ada nilai korelasi Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Berkorelasi Signifikan < 0,05 Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak ada nilai korelasi

77

Faktor (X) Kualitas (Y) Cara pelaksanaan pekerjaan (X7) Korelasi Sig.(2 tailed) Teknologi peralatan yang Korelasi -0,263 digunakan dalam proyek(X8) Sig.(2 tailed) 0,363 Kepemilikan peralatan pada Korelasi -0,181 proyek (X9) Sig.(2 tailed) 0,537 Kekayaan perusahaan (X10) Korelasi 0,317 Sig.(2 tailed) 0,270 Keuangan untuk proyek(X11) Korelasi 0,189 Sig.(2 tailed) 0,518 Nilai paket yang Korelasi dikerjakan(X12) Sig.(2 tailed) PJBU(X13) Korelasi 0,242 Sig.(2 tailed) 0,041 PJB(X14) Korelasi -0,121 Sig.(2 tailed) 0,681 PJT(X15) Korelasi 0,00 Sig.(2 tailed) 0,999 Pelaksana Lapangan (X16) Korelasi 0,223 Sig.(2 tailed) 0,444 Pengalaman tenaga kerja(X17) Korelasi 0,263 Sig.(2 tailed) 0,036 Sertifikat yang dimiliki tenaga Korelasi kerja(X18) Sig.(2 tailed)

Keterangan Tidak ada nilai korelasi Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak ada nilai korelasi Berkorelasi Signifikan < 0,05 Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Berkorelasi Signifikan < 0,05 Tidak ada nilai korelasi

3) Variabel pengalaman tenaga kerja (X17) dengan nilai korelasi sebesar 0,263 juga memiliki hubungan dengan kualitas pekerjaan.

4.3.2.4 Kontraktor Kualifikasi Gred 5


Analisis korelasi karakteristik kontraktor kualifikasi gred 5 terhadap kualitas pekerjaan diperoleh hasil pada tabel 4.18 sebagai berikut : 1) Variabel pengalaman jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor dengan nilai korelasi sebesar 0,834 berpengaruh signifikan terhadap kualitas pekerjaan. Sedangkan tingkat hubungan yang terjadi adalah positif. Hal ini menggambarkan bahwa ada hubungan searah antara pengalaman jenis proyek

78

yang dilakukan dengan kualitas pekerjaan. Atau dengan kata lain semakin berpengalaman mengerjakan proyek sejenis maka kualitas yang dihasilkan akan semakin baik. 2) Variabel pengalaman tenaga kerja dengan nilai korelasi sebesar 0,546 berpengaruh signifikan terhadap kualitas pekerjaan. Hal ini menggambarkan semakin berpengalaman tenaga kerja dalam mengerjakan proyek maka kualitas pekerjaan yang dihasilkan juga semakin baik.

4.4

Faktor yang mempengaruhi Kualitas Pekerjaan


Analisis faktor eksploratory yaitu suatu teknik analisis faktor yang

digunakan untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel penyusun faktor dan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan konstruksi

Tabel 4.18 Analisa Korelasi Karakteristik Kontraktror Gred 5 terhadap Kualitas Pekerjaan Kualitas (Y) Korelasi Status Perusahaan (X1) Sig.(2 tailed) Kepemilikan Sertifikat (X2) Korelasi -0,541 Sig.(2 tailed) 0,210 Jenis proyek yang dilakukan Korelasi 0,834 (X3) Sig.(2 tailed) 0,020 Cara memperoleh pekerjaan(X4) Korelasi Sig.(2 tailed) Lama pengalaman di bidang Korelasi -0,405 konstruksi(X5) Sig.(2 tailed) 0,367 Waktu dalam penyelesaian Korelasi proyek(X6) Sig.(2 tailed) Cara pelaksanaan pekerjaan (X7) Korelasi Faktor (X) Keterangan Tidak ada nilai korelasi Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Berkorelasi positif Signifikan < 0,05 Tidak ada nilai korelasi Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak ada nilai korelasi Tidak ada nilai korelasi

79

Kualitas (Y) Sig.(2 tailed) Teknologi peralatan yang Korelasi digunakan dalam proyek(X8) Sig.(2 tailed) Kepemilikan peralatan pada Korelasi -0,450 proyek (X9) Sig.(2 tailed) 0,310 Kekayaan perusahaan (X10) Korelasi Sig.(2 tailed) Keuangan untuk proyek(X11) Korelasi -0,055 Sig.(2 tailed) 0,907 Nilai paket yang Korelasi dikerjakan(X12) Sig.(2 tailed) PJBU(X13) Korelasi -0,512 Sig.(2 tailed) 0,240 PJB(X14) Korelasi Sig.(2 tailed) PJT(X15) Korelasi Sig.(2 tailed) Pelaksana Lapangan (X16) Korelasi -0,479 Sig.(2 tailed) 0,276 Pengalaman tenaga kerja(X17) Korelasi 0,546 Sig.(2 tailed) 0,023 Sertifikat yang dimiliki tenaga Korelasi kerja(X18) Sig.(2 tailed) Sumber : Hasil Analisis Data SPSS

Faktor (X)

Keterangan Tidak ada nilai korelasi Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak ada nilai korelasi Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak ada nilai korelasi Tidak berkorelasi Tidak signifikan > 0,05 Tidak ada nilai korelasi Tidak ada nilai korelasi Tidak berkorelasi Tidak signifikan Berkorelasi Signifikan < 0,05 Tidak ada nilai korelasi

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menentukan hasil analisis faktor adalah sebagai berikut : 1) Merumuskan masalah Langkah awal dalam analisa faktor adalah merumuskan masalah. Langkah ini dilakukan dengan menentukan variabel sebanyak 27. Sebelum diidentifikasi dalam analisa selanjutnya. 2) Menguji validitas faktor

80

Tahap pertama yang dilakukan dalam melakukan analisis faktor adalah pembuatan matrix korelasi yang akan digunakan memilih variabel-variabel yang layak dimasukkan untuk analisis faktor sedangkan variabel yang tidak layak harus dikeluarkan dan tidak disertakan dalam proses selanjutnya.

4.4.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kualitas Pekerjaan


Untuk keperluan pembuatan matrix korelasi maka digunakan KaiserMeyer-Olkin and Barletts test dan Anti Image Correlation test. MSA adalah ukuran dari matrix korelasi dari masing-masing variabel individual untuk mengevaluasi kecukupan menerapkan faktor analisis. Untuk menguji bahwa ke 27 variabel saling mempengaruhi, hal ini dapat dilihat dari Determinant of Corelation Matrix yang mendekati nol (0), nilai KMO MSA (Kaiser-Meyer Olkin Measure of Sampling Adequancy) > 0,5 serta nilai Sig. < 0,05, berarti korelasi antar variabel adalah cukup kuat sehingga proses analisis faktor dapat dilanjutkan untuk kelompok variabel tersebut (Hair dkk, 1998). Dari hasil pengolahan data dengan SPSS for Windows versi 15 dapat ditampilkan tabel 4.19 yang memuat KMO and Bartlett's Measure of Sampling Adequancy (MSA). Tabel 4.19 Hasil tes KMO dan Barletts Tahap I
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square df Sig. ,883 2048,959 351 ,000

81

Dari tabel 4.19 diatas di dapatkan hasil sebagai berikut: a) Nilai uji Bartletts test of spercity adalah sebesar 2048,959 b) Nilai uji Kaiser Meyer Olkin (KMO) adalah sebesar 0,883 dengan signifikansi 0,000. Jadi model analisis faktor sudah memenuhi syarat yaitu KMO lebih besar dari 0,5 dengan signifikansi lebih kecil dari 0,05. Selanjutnya dilakukan analisis faktor dengan Anti Image Matrices. Anti Image Matrices digunakan untuk menentukan variabel yang dapat dianalisis lebih lanjut dan variabel mana yang harus dikeluarkan. Kriteria penentuan Anti Image Matrices adalah angka korelasi yang terdapat pada Anti Image Correlation yaitu matrix dari korelasi parsial diantara variabel setelah dilakukan analisis faktor yang menggambarkan tingkat seberapa jauh faktor tersebut menjelaskan hasil dari analisa faktor. Bila angka Anti Image Correlation suatu variabel lebih besar dari 0,5, maka variabel tersebut dapat dianalisis lanjut. Jika angka Anti Image Correlation suatu variabel lebih kecil atau sama dengan 0,5 maka variabel tersebut harus dikeluarkan dan tidak diikutkan pada analisis lanjut. Dari hasil pengolahan data dapat disajikan tabel 4.20 yang memuat Anti Image Correlation sebagai berikut : Tabel 4.20 Nilai Anti Image Correlation Tahap I

No 1 2 3 4 5 6 7 8

Variabel Mematuhi persyaratan proses tender (X1) Menunjukkan dokumen asli pada waktu tender (X2) Menunjukkan bukti pelunasan pajak pada saat tender (X3) Menerapkan manajemen mutu pada pelaksanaan proyek (X4) Panitia melakukan proses tender dengan benar sesuai peraturan (X5) Memiliki peralatan sendiri pada pelaksanaan proyek (X6) Menyewa alat waktu pelaksanaan proyek (X7) Membuat shop drawing setiap item pekerjaan (X8)

MSA 0,884 0,914 0,829 0,434 0,890 0,856 0,145 0,603

82

Meminta bimbingan dari pihak direksi proyek terhadap gambar kerja, spek teknis (X9) 10 Mengikuti spesifikasi teknis dalam pelaksanaan proyek (X10) 11 Menyelesaikan proyek tepat waktu sesuai kontrak (X11) 12 Memulai pekerjaan tepat waktu (X12) 13 Melakukan pengetesan material yang digunakan di proyek (X13) 14 Menyediakan peralatan standar keselamatan&kesehatan kerja (X14) 15 Memiliki modal yang cukup pada proyek yang dikerjakan (X15) 16 Mengajukan uang muka sebagai modal awal dalam melaksanakan proyek (X16) 17 Mendapatkan pinjaman bank untuk membiayai proyek (X17) 18 Mengalami kesulitan keuangan dalam pelaksanaan proyek (X18) 19 Mengalami kesulitan dalam proses pengajuan termin (X19) 20 Selalu menempatkan tenaga teknik penuh waktu pada pelaksanaan proyek (X20) 21 Tenaga teknis yang ditempatkan sama seperti dalam dokumen kontrak (X21) 22 Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik STM dan D3 (X22) 23 Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik S1 (X23) 24 Tenaga teknik memahami pembuatan laporan (X24) 25 Tenaga teknik kesulitan memahami spesifikasi teknis (X25) 26 Mengasuransikan tenaga kerja (X26) 27 Kontraktor kesulitan mempekerjakan tenaga administrasi (X27) Sumber: Hasil Analisis Data SPSS

0,652 0,724 0,904 0,930 0,813 0,848 0,864 0,898 0,956 0,854 0,964 0,877 0,927 0,969 0,912 0,844 0,925 0,840 0,979

Dari tabel 4.20 di atas dapat diketahui bahwa Nilai Anti Image Correlation variabel menerapkan manajemen mutu waktu pelaksanaan proyek (X4) sebesar 0,434 dan nilai variabel menyewa alat waktu pelaksanaan proyek (X7) sebesar 0,145 sehingga lebih kecil dari syarat yang ditentukan yaitu sebesar 0,5. Sedangkan dua puluh lima variabel lainnya memiliki Nilai Anti Image Correlation > 0,5 dan memenuhi syarat untuk analisis lebih lanjut. Pada analisis faktor tahap II, variabel menyewa alat waktu pelaksanaan proyek (X7) dikeluarkan atau tidak diikutsertakan dalam proses analisis karena memiliki nilai Anti Image Correlation paling kecil dan kurang dari 0,5 yaitu sebesar 0,145.

83

Dari hasil pengolahan analisis faktor tahap II dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 15 dapat ditampilkan tabel 4.21 yang memuat KMO and Bartlett's Measure of Sampling Adequancy (MSA) sebagai berikut : Tabel 4.21 Hasil tes KMO dan Barletts Tahap II
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square df Sig. ,897 2037,641 325 ,000

Dari tabel 4.21 diatas di dapatkan hasil sebagai berikut: a) Nilai uji Bartletts test of spercity adalah sebesar 2037,641 b) Nilai uji Kaiser Meyer Olkin (KMO) adalah sebesar 0,897 dengan signifikansi 0,000. Jadi model analisis faktor sudah memenuhi syarat yaitu KMO lebih besar dari 0,5 dengan signifikansi lebih kecil dari 0,05. Selanjutnya dilakukan analisis faktor dengan Anti Image Matrices. Anti Image Matrices tahap II yang digunakan untuk menentukan variabel yang dapat dianalisis lebih lanjut dan variabel mana yang harus dikeluarkan. Kriteria penentuan Anti Image Matrices adalah angka korelasi yang terdapat pada Anti Image Correlation yaitu matrix dari korelasi parsial diantara variabel setelah dilakukan analisis faktor yang menggambarkan tingkat seberapa jauh faktor tersebut menjelaskan hasil dari analisa faktor. Bila angka Anti Image Correlation suatu variabel lebih besar dari 0,5, maka variabel tersebut dapat dianalisis lanjut. Jika angka Anti Image Correlation suatu variabel lebih kecil atau sama dengan 0,5 maka variabel tersebut harus dikeluarkan dan tidak diikutkan pada analisis lanjut.

84

Tabel 4.22 Nilai Anti Image Correlation Tahap II

Variabel Mematuhi persyaratan proses tender (X1) Menunjukkan dokumen asli pada waktu tender (X2) Menunjukkan bukti pelunasan pajak pada saat tender (X3) Menerapkan manajemen mutu pada pelaksanaan proyek (X4) Panitia melakukan proses tender dengan benar sesuai peraturan (X5) Memiliki peralatan sendiri pada pelaksanaan proyek (X6) Membuat shop drawing setiap item pekerjaan (X8) Meminta bimbingan dari pihak direksi proyek terhadap gambar kerja, spek teknis (X9) 9 Mengikuti spesifikasi teknis dalam pelaksanaan proyek (X10) 10 Menyelesaikan proyek tepat waktu sesuai kontrak (X11) 11 Memulai pekerjaan tepat waktu (X12) 12 Melakukan pengetesan material yang digunakan di proyek (X13) 13 Menyediakan peralatan standar keselamatan&kesehatan kerja (X14) 14 Memiliki modal yang cukup pada proyek yang dikerjakan (X15) 15 Mengajukan uang muka sebagai modal awal dalam melaksanakan proyek (X16) 16 Mendapatkan pinjaman bank untuk membiayai proyek (X17) 17 Mengalami kesulitan keuangan dalam pelaksanaan proyek (X18) 18 Mengalami kesulitan dalam proses pengajuan termin (X19) 19 Selalu menempatkan tenaga teknik penuh waktu pada pelaksanaan proyek (X20) 20 Tenaga teknis yang ditempatkan sama seperti dalam dokumen kontrak (X21) 21 Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik STM dan D3 (X22) 22 Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik S1 (X23) 23 Tenaga teknik memahami pembuatan laporan (X24) 24 Tenaga teknik kesulitan memahami spesifikasi teknis (X25) 25 Mengasuransikan tenaga kerja (X26) 26 Kontraktor kesulitan mempekerjakan tenaga administrasi (X27) Sumber: Hasil Analisis Data SPSS

No 1 2 3 4 5 6 7 8

MSA 0,928 0,909 0,845 0,423 0,885 0,837 0,564 0,718


0,742 0,940 0,929 0,834 0,847 0,880 0,890 0,953 0,866 0,962 0,907 0,924 0,966 0,931 0,864 0,934 0,850 0,978

Dari hasil analisis faktor tahap II dengan Anti Image Matrices dapat disajikan tabel 4.22 yang memuat Anti Image Correlation, dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Nilai Anti Image Correlation variabel menerapkan manajemen mutu waktu pelaksanaan proyek (X4) sebesar 0,423 sehingga lebih kecil dari syarat yang ditentukan yaitu sebesar 0,5. Sedangkan dua puluh lima variabel lainnya memiliki

85

Nilai Anti Image Correlation > 0,5 dan memenuhi syarat untuk analisis lebih lanjut. Pada analisis faktor tahap III, variabel menerapkan manajemen mutu waktu pelaksanaan proyek (X4) dikeluarkan atau tidak diikutsertakan dalam proses analisis karena memiliki nilai Anti Image Correlation paling kecil dan kurang dari 0,5 yaitu sebesar 0,423. Dari hasil pengolahan analisis faktor tahap III dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows versi 15 dapat ditampilkan tabel 4.23 yang memuat KMO and Bartlett's Measure of Sampling Adequancy (MSA) sebagai berikut : Tabel 4.23 Hasil tes KMO dan Barletts Tahap III
KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity Approx. Chi-Square df Sig. ,900 2028,526 300 ,000

Dari tabel 4.23 diatas di dapatkan hasil sebagai berikut: a) Nilai uji Bartletts test of spercity adalah sebesar 2028,526 b) Nilai uji Kaiser Meyer Olkin (KMO) adalah sebesar 0,900 dengan signifikansi 0,000. Jadi model analisis faktor sudah memenuhi syarat yaitu KMO lebih besar dari 0,5 dengan signifikansi lebih kecil dari 0,05. Selanjutnya dilakukan analisis faktor dengan Anti Image Matrices. Anti Image Matrices tahap III digunakan untuk menentukan variabel yang dapat dianalisis lebih lanjut dan variabel mana yang harus dikeluarkan Dari hasil analisis faktor tahap III dengan Anti Image Matrices dapat disajikan tabel 4.24 yang memuat Anti Image Correlation sebagai berikut :

86

Tabel 4.24 Nilai Anti Image Correlation Tahap III

Variabel Mematuhi persyaratan proses tender (X1) Menunjukkan dokumen asli pada waktu tender (X2) Menunjukkan bukti pelunasan pajak pada saat tender (X3) Panitia melakukan proses tender dengan benar sesuai peraturan (X5) Memiliki peralatan sendiri pada pelaksanaan proyek (X6) Membuat shop drawing setiap item pekerjaan (X8) Meminta bimbingan dari pihak direksi proyek terhadap gambar kerja, spek teknis (X9) 8 Mengikuti spesifikasi teknis dalam pelaksanaan proyek (X10) 9 Menyelesaikan proyek tepat waktu sesuai kontrak (X11) 10 Memulai pekerjaan tepat waktu (X12) 11 Melakukan pengetesan material yang digunakan di proyek (X13) 12 Menyediakan peralatan standar keselamatan&kesehatan kerja (X14) 13 Memiliki modal yang cukup pada proyek yang dikerjakan (X15) 14 Mengajukan uang muka sebagai modal awal dalam melaksanakan proyek (X16) 15 Mendapatkan pinjaman bank untuk membiayai proyek (X17) 16 Mengalami kesulitan keuangan dalam pelaksanaan proyek (X18) 17 Mengalami kesulitan dalam proses pengajuan termin (X19) 18 Selalu menempatkan tenaga teknik penuh waktu pada pelaksanaan proyek (X20) 19 Tenaga teknis yang ditempatkan sama seperti dalam dokumen kontrak (X21) 20 Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik STM dan D3 (X22) 21 Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik S1 (X23) 22 Tenaga teknik memahami pembuatan laporan (X24) 23 Tenaga teknik kesulitan memahami spesifikasi teknis (X25) 24 Mengasuransikan tenaga kerja (X26) 25 Kontraktor kesulitan mempekerjakan tenaga administrasi (X27) Sumber: Hasil Analisis Data SPSS

No 1 2 3 4 5 6 7

MSA 0,925 0,917 0,846 0,899 0,836 0,552 0,752


0,768 0,938 0,926 0,833 0,866 0,878 0,893 0,948 0,866 0,960 0,901 0,950 0,963 0,931 0,856 0,931 0,857 0,978

Tabel 4.24 menunjukkan bahwa nilai MSA dari semua variabel sudah memenuhi syarat validitas faktor yaitu lebih besar dari 0,5 dan bisa dilanjutkan untuk analisis lebih lanjut.

87

Dengan diterimanya variabel layak, maka proses analisis dilanjutkan dengan ekstraksi faktor dan mencari nilai communalities dari dua puluh lima variabel dengan metode Principal Component Analysis pada program SPSS.

4.4.2 Kommunalitas (Communalities)


Komunalitas pada dasarnya adalah jumlah varian ( % ) dari suatu variabel mulamula yang bisa dijelaskan oleh kelompok faktor yang ada, berarti bahwa nilai tersebut menunjukkan seberapa baik tiap-tiap variabel yang diwakili oleh setiap kelompok faktor yang terbentuk (Santosa,2004, dalam Mahendra Yasa,2007). Semakin besar nilai kumunalitas sebuah variabel maka semakin erat hubungannya dengan kelompok faktor yang terbentuk. Dari tabel 4.25 diketahui bahwa peranan dimensi yang terbesar adalah variabel tenaga teknik kesulitan memahami spesifikasi teknis (X25) sebesar 0,986 atau sebesar 98,6% dan peranan yang terkecil adalah pengetesan material yang digunakan di proyek (X8) sebesar 0,386 atau sebesar 38,6%.

4.4.3

Ekstraksi Faktor.

Ekstraksi faktor digunakan untuk menentukan jumlah faktor yang akan dipakai / terbentuk. Ekstraksi faktor dalam penelitian ini menggunakan metode PCA (Principal Componen Analysis). Dari hasil analisis diperoleh 3 kelompok faktor yang terbentuk dengan angka eigen value diatas 1. Hasil ekstraksi selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4.26. Tabel 4.25 Nilai Komunalitas

88

Variabel Komunalitas Mematuhi persyaratan proses tender (X1) 0,918 Menunjukkan dokumen asli pada waktu tender (X2) 0,885 Menunjukkan bukti pelunasan pajak pada saat tender (X3) 0,810 Panitia melakukan proses tender dengan benar sesuai 0,744 peraturan (X5) 5 Memiliki peralatan sendiri pada pelaksanaan proyek (X6) 0,617 6 Membuat shop drawing setiap item pekerjaan (X8) 0,386 7 Meminta bimbingan dari pihak direksi proyek terhadap 0,391 gambar kerja, spek teknis (X9) 8 Mengikuti spesifikasi teknis dalam pelaksanaan proyek (X10) 0,669 9 Menyelesaikan proyek tepat waktu sesuai kontrak (X11) 0,839 10 Memulai pekerjaan tepat waktu (X12) 0,874 11 Melakukan pengetesan material yang digunakan di proyek 0,784 (X13) 12 Menyediakan peralatan standar keselamatan&kesehatan kerja 0,768 (X14) 13 Memiliki modal yang cukup pada proyek yang dikerjakan 0,976 (X15) 14 Mengajukan uang muka sebagai modal awal dalam 0,910 melaksanakan proyek (X16) 15 Mendapatkan pinjaman bank untuk membiayai proyek (X17) 0,933 16 Mengalami kesulitan keuangan dalam pelaksanaan proyek 0,960 (X18) 17 Mengalami kesulitan dalam proses pengajuan termin (X19) 0,939 18 Selalu menempatkan tenaga teknik penuh waktu pada 0,882 pelaksanaan proyek (X20) 19 Tenaga teknis yang ditempatkan sama seperti dalam dokumen 0,805 kontrak (X21) 20 Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik STM dan D3 (X22) 0,766 21 Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik S1 (X23) 0,896 22 Tenaga teknik memahami pembuatan laporan (X24) 0,899 23 Tenaga teknik kesulitan memahami spesifikasi teknis (X25) 0,986 24 Mengasuransikan tenaga kerja (X26) 0,852 25 Kontraktor kesulitan mempekerjakan tenaga administrasi 0,974 (X27) Sumber: Hasil Analisis Data SPSS
Tabel 4.26 Hasil Ekstraksi faktor Faktor 1 Nilai Eigen 17,708 Keragaman Total (%) 70,832 Keragaman total Komulatif ( % ) 70,832 Keterangan Digunakan

No 1 2 3 4

89

2 1,451 5,804 3 1,305 5,220 Sumber : Hasil Analisis Data SPSS

76.636 81,856

Digunakan Digunakan

4.4.4 Matrix Komponen (Component Matrix )


Penelitian ini menggunakan rotasi varimax, yaitu metode yang bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi sehingga akan menghasilkan matriks yang lebih sederhana untuk mempermudah interpretasi dengan meminimalkan variabel yang dimiliki loading factor tinggi terhadap faktornya. Setelah jumlah faktor terbentuk maka dilanjutkan dengan proses penetapan variabel. Interpretasi dilakukan dengan melihat factor loading (korelasi) suatu variabel dengan faktornya. Loading faktor dapat menjelaskan seberapa besar bisa mengukur faktor yang terbentuk dari tiap- tiap kelompok faktor. Batasan factor loading lebih besar dari 0,5 (Santoso, 2004). Bila faktor loading sebuah variabel lebih kecil dari 0,5 maka variabel tersebut dikeluarkan dari model. Semakin besar nilai loading faktor yang dibentuk maka semakin tinggi ranking variabel tersebut didalam faktor tersebut. Adapun variabel yang tidak dimasukkan pada salah satu kelompok faktor, ini disebabkan tidak ditemukannya perbedaan secara nyata kedalam faktor variabel tergabung walaupun setelah mengalami rotasi ulang yaitu variabel meminta bimbingan dari pihak direksi proyek terhadap gambar kerja, spek teknis (X9) karena tidak ada yang lebih besar dari cut off point > 0,5 ( santoso, 2004), sehingga variabel dikeluarkan dari kelompok yang terbentuk. Tabel 4.27 Hasil Loading Faktor Variabel Kualitas Pekerjaan

90

Kelompok Faktor

Variabel
Tenaga teknik kesulitan memahami spesifikasi teknis (X25)

Loading Faktor 0,943


0,942 0,937 0,936 0,933 0,927 0,905 0,893 0,874 0,857 0,845 0,839 0,827 0,755 0,742 0,738 0,710 0,710 0,701 0,680 0,669 0,649 0,648 0,574

Memiliki modal yang cukup pada proyek yang dikerjakan (X15) Mengalami kesulitan keuangan dalam pelaksanaan proyek (X18) Kontraktor kesulitan mempekerjakan tenaga administrasi (X27) Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik S1 (X23) Mengalami kesulitan dalam proses pengajuan termin (X19) Mendapatkan pinjaman bank untuk membiayai proyek (X17) I Mengajukan uang muka sebagai modal awal dalam melaksanakan proyek (X16) Tenaga teknik memahami pembuatan laporan (X24) Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik STM dan D3 (X22) Mengasuransikan tenaga kerja (X26) Selalu menempatkan tenaga teknik penuh waktu pada pelaksanaan proyek (X20) Tenaga teknis yang ditempatkan sama seperti dalam dokumen kontrak (X21) Menunjukkan bukti pelunasan pajak pada saat tender (X3) Panitia melakukan proses tender dengan benar sesuai peraturan (X5) II Mematuhi persyaratan proses tender (X1) Mengikuti spesifikasi teknis dalam pelaksanaan proyek (X10) Menunjukkan dokumen asli pada waktu tender (X2) Menyelesaikan proyek tepat waktu sesuai kontrak (X11) Memulai pekerjaan tepat waktu (X12) Membuat shop drawing setiap item pekerjaan (X8) Menyediakan peralatan standar keselamatan&kesehatan kerja (X14) Memiliki peralatan sendiri pada pelaksanaan proyek (X6) III Melakukan pengetesan material yang digunakan di proyek (X13) Sumber : Hasil Analisis Data SPSS

Berdasarkan tabel 4.27 dapat diketahui bahwa dengan 3 (tiga) kali proses rotasi , dari dua puluh tujuh variabel yang memiliki angka pembatas cut off point > 0,5 sebanyak dua puluh empat variabel yang terbentuk dan menghasilkan 3 (tiga)

91

faktor baru yang direduksi terhadap ke dua puluh tujuh variabel awal. Adapun ke tiga faktor baru tersebut yaitu : 1) Faktor 1, terdiri dari spesifikasi teknik dan variabel tenaga teknik yang kurang memahami

gambar kerja, variabel modal yang cukup untuk

membiayai proyek yang dikerjakan, variabel kontraktor mengalami kesulitan keuangan saat melaksanakan tenaga proyek, variabel variabel kontraktor kontraktor kesulitan kesulitan

mempekerjakan

administrasi,

mempekerjakan tenaga teknik S1, variabel mengalami kesulitan dalam pengajuan termin, variabel modal proyek diperoleh dari pinjaman bank, variabel tenaga teknik memahami pembuatan laporan, variabel kesulitan mempekerjakan tenaga teknik STM dan D3, variabel mengasuransikan tenaga kerja, variabel tenaga teknik penuh waktu selalu ada di lokasi proyek, variabel tenaga teknis yang ditempatkan sama seperti dokumen kontrak. Faktor ini diberi nama faktor sumber daya manusia dan modal kontraktor. 2) Faktor 2 terdiri dari variabel menunjukkan bukti pelunasan pajak, variabel panitia melakukan proses tender dengan benar, variabel mematuhi persyaratan proses tender, variabel mengikuti spesifikasi teknis dalam pelaksanaan proyek, variabel menunjukkan dokumen asli pada proses tender, variabel

menyelesaikan proyek tepat waktu, variabel memulai pekerjaan tepat waktu, variabel membuat shop drawing setiap item pekerjaan, variabel menyediakan standar keselamatan & kesehatan. Faktor ini diberi nama faktor legal dan

administrasi

92

3) Faktor 3 terdiri dari variabel memiliki peralatan sendiri pada pelaksanaan proyek, variabel pengetesan material yang digunakan di proyek. Faktor ini diberi nama faktor peralatan. Dari 3 ( tiga ) faktor baru yang terbentuk dengan nilai total varians kumulatif sebesar 81,856 %, faktor utama yang mempengaruhi kualitas pekerjaan kontraktor terdapat pada kelompok I ( faktor sumber daya manusia dan modal kontraktor) dengan nilai eigen sebesar 7,708 dan nilai keragaman total sebesar 57,138 %, yang terdiri dari variabel : a. Tenaga teknik yang kurang memahami spesifikasi teknik Di samping memiliki pengatahuan tentang teknik, tenaga teknik perlu juga memiliki pengalaman kerja yang memahami spesifikasi teknik, gambar kerja, sehingga tidak terjadi penyimpangan yang berakibat perbaikan dan berkurangnya kualitas pekerjaan pada saat pelaksanaan proyek. b. Modal yang cukup untuk membiayai proyek yang dikerjakan Dengan modal yang cukup maka kontraktor dapat membiayai proyek yang dikerjakan dimana bahan yang diperlukan dan upah bisa dibayarkan sehingga dapat menjaga kualitas pekerjaan dan melancarkan pelaksanaan pekerjaan. c. Kontraktor mengalami kesulitan keuangan saat melaksanakan proyek Kesulitan keuangan sangat berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan karena dapat menghambat keperluan material, upah tenaga kerja dan

93

operasional perusahaan, sehingga kemungkinan kontraktor tidak bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. d. Kontraktor kesulitan mempekerjakan tenaga administrasi Kesulitan mempekerjakan tenaga administrasi dapat mempengaruhi kualitas pekerjaan karena tenaga administrasi juga memiliki peranan yang besar dalam menunjang operasional kontraktor sehingga dapat

meningkatkan kinerja kontraktor dan bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. e. Kontraktor kesulitan mempekerjakan tenaga teknik S1 Faktor tenaga teknik yang berpendidikan S1 perlu diperhatikan oleh perusahaan, di samping pengatahuan tentang keteknikan dan pengalaman yang memahami akan spesifikasi teknik, gambar kerja, sehingga diharapkan dapat menjaga kualitas pekerjaan dan tidak terjadi

penyimpangan yang berakibat perbaikan atau pengulangan pekerjaan yang berakibat pembengkakan biaya dan perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan. f. Mengalami kesulitan dalam pengajuan termin Kesulitan dalam proses pengajuan termin oleh pengguna jasa terhadap kontraktor pelaksana berdampak pada ketepatan waktu dalam proses penyelesaian pekerjaan. Artinya, cepat lambatnya proses pencairan termin akan berpengaruh langsung pada proses penyelesaian pekerjaan. g. Modal proyek diperoleh dari pinjaman bank

94

Modal sangat berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan karena keuangan merupakan salah satu faktor yang dapat memperlancar pekerjaan dan meningkatkan kinerja kontraktor sehingga bisa menyelesaikan pekerjaan tepat waktu. h. Tenaga teknik memahami pembuatan laporan Pemahaman pembuatan laporan teknis dan melaporkan tepat waktu mempengaruhi kinerja kontraktor karena pelaporan yang benar dan tepat waktu menyebabkan pembayaran terhadap pekerjaan yang sudah dilaksanakan dapat dilakukan dengan cepat dan mengurangi resiko kelebihan pembayaran. i. Kesulitan mempekerjakan tenaga teknik STM dan D3 Faktor tenaga teknik yang berpendidikan STM dan D3 perlu diperhatikan oleh perusahaan, di samping pengatahuan tentang keteknikan dan pengalaman yang memahami akan spesifikasi teknik, gambar kerja,

sehingga diharapkan dapat menjaga kualitas pekerjaan. j. Mengasuransikan tenaga kerja Asuransi tenaga kerja perlu diperhatikan dalam pelaksanaan proyek,

sehingga apabila terjadi kecelakaan pada saat pelaksanaan proyek tenaga kerja dapat dibiayai oleh asuransi kecelakaan tenaga kerja. k. Selalu menempatkan Tenaga teknik penuh waktu pada pelaksanaan proyek Faktor tenaga teknik penuh waktu benar-benar harus diperhatikan pada pelaksanaan proyek, karena berhasil tidaknya suatu pekerjaan tergantung dari tenaga teknik yang mengatur dan membimbing para pekerja pada

95

pelaksanaan proyek sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang bermutu baik dan penyelesiaian tepat waktu. l. Tenaga teknis yang ditempatkan sama seperti dokumen kontrak Faktor penempatan tenaga teknis yang sesuai sangat berpengaruh karena dengan keahlian yang sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilaksanakan dapat meningkatkan kualitas pekerjaan. Faktor kedua yang berpengaruh terhadap kualitas pekerjaan kontraktor yaitu ada pada kelompok II (faktor legal dan administrasi) dengan nilai eigen sebesar 1,451 dan nilai keragaman total sebesar 5,804 %, yang terdiri dari variabel

menunjukkan bukti pelunasan pajak, variabel panitia melakukan proses tender dengan benar, variabel mematuhi persyaratan proses tender, variabel mengikuti spesifikasi teknis dalam pelaksanaan proyek, variabel menunjukkan dokumen asli pada proses tender, variabel menyelesaikan proyek tepat waktu, variabel memulai pekerjaan tepat waktu, variabel menyediakan standar keselamatan & kesehatan. Faktor ketiga yang mempengaruhi kualitas pekerjaan kontraktor terdapat pada kelompok III ( faktor peralatan) dengan nilai eigen sebesar 1,305 dan nilai keragaman total sebesar 5,220 %, yang terdiri dari variabel memiliki peralatan sendiri pada pelaksanaan proyek, variabel pengetesan material yang digunakan di proyek.

96

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap karakteristik kontraktor, korelasi antara

kualifikasi dengan kualitas pekerjaan kontraktor, dan faktor yang mempengaruhi kualitas pekerjaan pada pelaksanaan proyek Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Jembrana, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Faktor utama yang mempengaruhi kualitas pekerjaan kontraktor terdapat pada kelompok I (faktor sumber daya manusia dan modal kontraktor) karena kelompok faktor ini sebagai penyumbang terbesar terhadap seluruh varian ( Eigenvalues sebesar 7,708 dan nilai keragaman total sebesar 57,138 %) yang terdiri dari: variabel tenaga teknik yang kurang memahami spesifikasi teknik dan gambar kerja, variabel modal yang cukup untuk membiayai proyek yang dikerjakan, variabel kontraktor mengalami kesulitan keuangan saat

melaksanakan proyek, variabel kontraktor kesulitan menempatkan tenaga administrasi, variabel kontraktor kesulitan menempatkan tenaga teknik S1, variabel mengalami kesulitan dalam pengajuan termin, variabel modal proyek diperoleh dari pinjaman bank, variabel tenaga teknik memahami pembuatan laporan, variabel kesulitan menempatkan tenaga teknik STM dan D3, variabel mengasuransikan tenaga kerja, variabel tenaga teknik penuh waktu selalu ada di lokasi proyek, variabel tenaga teknis yang ditempatkan sama seperti dokumen kontrak.

97

2) Korelasi kualifikasi kontraktor dengan kualitas pekerjaan diuraikan sebagai berikut : a. Pada kontraktor gred 2 variabel pengalaman jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor dengan nilai korelasi sebesar 0,543, variabel penanggung jawab badan usaha dengan nilai korelasi sebesar 0,585, variabel pengalaman tenaga kerja dengan nilai korelasi sebesar 0,514 berpengaruh signifikan terhadap kualitas pekerjaan. Sedangkan tingkat hubungan yang terjadi adalah positif. b. Pada kontraktor gred 3 variabel jenis proyek yang dilakukan dengan nilai korelasi sebesar 0,479, variabel penanggung jawab badan usaha dengan nilai korelasi sebesar 0,589, variabel pengalaman tenaga kerja (X17) dengan nilai korelasi sebesar 0,434 berpengaruh signifikan terhadap kualitas pekerjaan. Sedangkan tingkat hubungan yang trjadi adalah positif. c. Pada kontraktor gred 4 variabel jenis proyek yang dilakukan dengan nilai korelasi sebesar 0,219, variabel penanggung jawab badan usaha dengan nilai korelasi sebesar 0,242 , variabel pengalaman tenaga kerja (X17) dengan nilai korelasi sebesar 0,263 memiliki hubungan dengan kualitas pekerjaan. d. Pada gred 5 variabel pengalaman jenis pekerjaan yang dikerjakan oleh kontraktor dengan nilai korelasi sebesar 0,834, variabel pengalaman tenaga kerja dengan nilai korelasi sebesar 0,546 berpengaruh signifikan

98

terhadap kualitas pekerjaan. Sedangkan tingkat hubungan yang terjadi adalah positif.

5.2

Saran
Berdasarkan pada simpulan di atas, maka saran-saran yang dapat disampaikan

adalah sebagai berikut: 1) Untuk meningkat daya saing kontraktor gred 5 kebawah perlu meningkatkan kualifikasi pendidikan dan pengalaman tenaga kerjanya. 2) Untuk meningkatkan kualitas pekerjaan kontraktor perlu ditingkatkan faktor kualitas sumber daya manusia dan modal kontraktor yang mempengaruhi kualitas pekerjaan. 3) Penelitian ini dapat dikembangkan lagi untuk mengetahui karakteristik seluruh kontraktor di Kabupaten Jembrana.

99

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, S. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Strategi Keunggulan Kompetitif, Edisi Pertama.Yogyakarta: Penerbit BPPE. Arikunto, Mahasatya Anonim.2000.Undang-undang RI Nomor 18 Tahun 1999, Tentang Jasa Konstruksi. Saptakarya. Anonim.2004. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah, Nomor 257/KPTS/M/2004, Tentang Standar dan Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi. Anonim. 2006. Kepres RI No. 80 Tahun 2003, Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah.Beserta Penjelasannya.Bandung: Penerbit Citra Umbara. Anonim.2006. Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nomor:11 Tahun 2006, Tentang Registrasi Usaha Jasa Pelaksana Konstruksi. Jakarta. Ervianto, W. I. 2005. Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: Penerbit ANDI Gaspersz, V. 2005. Total Quality Management. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Imam Soeharto,I. 1995. Manajemen Proyek Konstruksi. Dari Konseptual sampai Operasional. Erlangga Jakarta.13740 Juran,J.M.1996.Merancang Mutu.Ancangan Baru Mewujudkan Mutu kedalam Barang dan Jasa.Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. Kirana, A. 1996. Etika Bisnis Konstruksi. Yogyakarta: Penerbit Kanisius Kerzner, H. 1994. Project Management. Van Nostrand Reinhold Kristoforus, JE. 2008. Korelasi Karakteristik Kontraktor terhadap Kualitas Pekerjaan Proyek Konstruksi pada Dinas Kimpraswil Kabupaten Ende.(Tesis). Denpasar. Universitas Udayana Departemen Pekerjaan Umum: Penerbit PT.Mediatama S. 2005.Manajemen Penelitian.Cetakanketujuh.Jakarta:PT.Asdi

100

Mahendra Yasa I.G.B.K. 2007. Faktor-faktor Penyebab terjadinya Cost-Overrun pada Proyek Konstruksi Gedung di Denpasar.(Tesis). Denpasar: Universitas Udayana. Narka Tenaya. I M. 2009. Bahan Kuliah Ekonometrika Program Studi Agribisnis. Universitas Udayana Rival, V. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: Penerbit PT Rajagrafindo Persada Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Penerbit Mandar Maju Sugiyono. 2007. Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit CV.Alfabeta Tjiptono, F. 2003. Total Quality Management.Yogyakarta: Penerbit Andi Tika, P. M. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara Wibisono, D. 2006. Manajemen Kinerja. Jakarta: Penerbit Erlangga. .

101

Lampiran 1. Karakteristik Kontraktor Gred 2

Jenis.Proyek Frequency Valid Perumahan dan pemukiman Drainase dan jaringan pengiran Jalan, jembatan, landasan bendung dan bendungan Total 2 2 7 2 13 Percent 15,4 15,4 53,8 15,4 100,0 Valid Percent 15,4 15,4 53,8 15,4 100,0 Cumulative Percent 15,4 30,8 84,6 100,0

Cara.memperoleh.proyek Frequency 6 1 6 13 Percent 46,2 7,7 46,2 100,0 Valid Percent 46,2 7,7 46,2 100,0 Cumulative Percent 46,2 53,8 100,0

Valid

penunjukan langsung pemilihan langsung tender Total

Lama.pengalaman Frequency 10 2 1 13 Percent 76,9 15,4 7,7 100,0 Valid Percent 76,9 15,4 7,7 100,0 Cumulative Percent 76,9 92,3 100,0

Valid

< 3 th 3-7 th > 10 th Total

Waktu.penyelesaian.proyek Frequency 13 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

Tepat waktu

Cara.pelaksanaan.pekerjaan Frequency 13 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

Kontraktor Utama

Peralatan.yang.digunakan.dalam.proyek Frequency 13 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

Alat sederhana

102

Lampiran 2. Karakteristik Kontraktor Gred 3


Status.Kontraktor Frequency 13 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

Pusat

Kepemilikan.Sertifikat Cumulative Percent 100,0

Valid

Serfitifikat SBU

Frequency 13

Percent 100,0

Valid Percent 100,0

Jenis.Proyek Frequency Valid Drainase dan jaringan pengiran Jalan, jembatan, landasan bendung dan bendungan Total 1 11 1 13 Percent 7,7 84,6 7,7 100,0 Valid Percent 7,7 84,6 7,7 100,0 Cumulative Percent 7,7 92,3 100,0

Cara.memperoleh.proyek Frequency 2 11 13 Percent 15,4 84,6 100,0 Valid Percent 15,4 84,6 100,0 Cumulative Percent 15,4 100,0

Valid

pemilihan langsung tender Total

Lama.pengalaman Frequency 8 1 4 13 Percent 61,5 7,7 30,8 100,0 Valid Percent 61,5 7,7 30,8 100,0 Cumulative Percent 61,5 69,2 100,0

Valid

3-7 th 8-10 th > 10 th Total

103

Waktu.penyelesaian.proyek Frequency 13 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

Tepat waktu

Cara.pelaksanaan.pekerjaan Cumulative Percent 100,0

Valid

Kontraktor Utama

Frequency 13

Percent 100,0

Valid Percent 100,0

Peralatan.yang.digunakan.dalam.proyek Frequency 13 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

Alat sederhana

Kepemilikan.alat Frequency 13 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

Milik sendiri

Modal.pelaksanaan.proyek Frequency 7 6 13 Percent 53,8 46,2 100,0 Valid Percent 53,8 46,2 100,0 Cumulative Percent 53,8 100,0

Valid

uang muka modal sendiri Total

Nilai.Paket Frequency 13 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

0-600 jt

Pdd.PJBU Frequency 1 6 3 3 13 Percent 7,7 46,2 23,1 23,1 100,0 Valid Percent 7,7 46,2 23,1 23,1 100,0 Cumulative Percent 7,7 53,8 76,9 100,0

Valid

< SMU SMU STM Lulusan S1 Total

104

Pdd.PJB Frequency 13 Percent 100,0


Pdd.PJT Frequency 13 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

STM

Valid Percent 100,0

Cumulative Percent 100,0

Valid

STM

Pdd.Plksana.Lap Frequency 13 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

STM

Pengalaman.Naker Frequency 9 2 2 13 Percent 69,2 15,4 15,4 100,0 Valid Percent 69,2 15,4 15,4 100,0 Cumulative Percent 69,2 84,6 100,0

Valid

1-5 th 5-10 th >10 th Total

Sertifikat.naker Frequency 13 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

Keterampilan kerja

Modal.gred3 Frequency 5 8 13 Percent 38,5 61,5 100,0 Valid Percent 38,5 61,5 100,0 Cumulative Percent 38,5 100,0

Valid

200-500 jt 500-800 jt Total

105

Lampiran 3. Karakteristik Kontraktor Gred 4


Status.Kontraktor Frequency 14 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

Pusat

Kepemilikan.Sertifikat Cumulative Percent 100,0

Valid

Serfitifikat SBU Total

Frequency 14 14

Percent 100,0 100,0

Valid Percent 100,0 100,0

Jenis.Proyek Frequency Valid Jalan, jembatan, landasan bendung dan bendungan Total 6 8 14 Percent 42,9 57,1 100,0 Valid Percent 42,9 57,1 100,0 Cumulative Percent 42,9 100,0

Cara.memperoleh.proyek Frequency 14 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

tender

Lama.pengalaman Frequency 1 2 11 14 Percent 7,1 14,3 78,6 100,0 Valid Percent 7,1 14,3 78,6 100,0 Cumulative Percent 7,1 21,4 100,0

Valid

3-7 th 8-10 th > 10 th Total

Waktu.penyelesaian.proyek Frequency 14 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

Tepat waktu

106

Cara.pelaksanaan.pekerjaan Cumulative Percent 100,0

Valid

Kontraktor utama

Frequency 14

Percent 100,0

Valid Percent 100,0

Peralatan.yang.digunakan.dalam.proyek Frequency 3 11 14 Percent 21,4 78,6 100,0 Valid Percent 21,4 78,6 100,0 Cumulative Percent 21,4 100,0

Valid

Alat sederhana Madya Total

Kepemilikan.alat Frequency 2 12 14 Percent 14,3 85,7 100,0 Valid Percent 14,3 85,7 100,0 Cumulative Percent 14,3 100,0

Valid

Sewa Milik sendiri Total

Modal.pelaksanaan.proyek Frequency 6 8 14 Percent 42,9 57,1 100,0 Valid Percent 42,9 57,1 100,0 Cumulative Percent 42,9 100,0

Valid

uang muka modal sendiri Total

Nilai.Paket Frequency 14 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

0-1 M

Pdd.PJBU Frequency 1 11 2 14 Percent 7,1 78,6 14,3 100,0 Valid Percent 7,1 78,6 14,3 100,0 Cumulative Percent 7,1 85,7 100,0

Valid

SMU STM Lulusan S1 Total

107

Pdd.PJB Frequency 11 2 1 14 Percent 78,6 14,3 7,1 100,0


Pdd.PJT Frequency 9 5 14 Percent 64,3 35,7 100,0 Valid Percent 64,3 35,7 100,0 Cumulative Percent 64,3 100,0

Valid

STM D3 Teknik Lulusan S1 Total

Valid Percent 78,6 14,3 7,1 100,0

Cumulative Percent 78,6 92,9 100,0

Valid

STM Lulusan S1 Total

Pdd.Plksana.Lap Frequency 12 2 14 Percent 85,7 14,3 100,0 Valid Percent 85,7 14,3 100,0 Cumulative Percent 85,7 100,0

Valid

STM Lulusan S1 Total

Pengalaman.Naker Frequency 11 3 14 Percent 78,6 21,4 100,0 Valid Percent 78,6 21,4 100,0 Cumulative Percent 78,6 100,0

Valid

5-10 th >10 th Total

Sertifikat.naker Frequency 14 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

Keterampilan kerja

Modal.gred.4 Frequency 2 12 14 Percent 14,3 85,7 100,0 Valid Percent 14,3 85,7 100,0 Cumulative Percent 14,3 100,0

Valid

600-800 jt 800-1 M Total

108

Lampiran 4. Karakteristik Kontraktor Gred 5


Status.Kontraktor Frequency 7 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

Pusat

Kepemilikan.Sertifikat Frequency 4 3 7 Percent 57,1 42,9 100,0 Valid Percent 57,1 42,9 100,0 Cumulative Percent 57,1 100,0

Valid

Serfitifikat ISO Sertifikat SBU Total

Jenis.Proyek Frequency Valid Jalan, jembatan, landasan bendung dan bendungan perpipaan air dan limbah Total 1 5 1 7 Percent 14,3 71,4 14,3 100,0 Valid Percent 14,3 71,4 14,3 100,0 Cumulative Percent 14,3 85,7 100,0

Cara.memperoleh.proyek Frequency 7 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

tender

Lama.pengalaman Frequency 2 2 3 7 Percent 28,6 28,6 42,9 100,0 Valid Percent 28,6 28,6 42,9 100,0 Cumulative Percent 28,6 57,1 100,0

Valid

3-7 th 8-10 th > 10 th Total

109

Waktu.penyelesaian.proyek Frequency 7 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

Tepat waktu

Cara.pelaksanaan.pekerjaan Cumulative Percent 100,0

Valid

Kontraktor utama

Frequency 7

Percent 100,0

Valid Percent 100,0

Peralatan.yang.digunakan.dalam.proyek Frequency 7 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

Madya

Kepemilikan.alat Frequency 3 4 7 Percent 42,9 57,1 100,0 Valid Percent 42,9 57,1 100,0 Cumulative Percent 42,9 100,0

Valid

Sewa Milik sendiri Total

Modal.pelaksanaan.proyek Frequency 1 6 7 Percent 14,3 85,7 100,0 Valid Percent 14,3 85,7 100,0 Cumulative Percent 14,3 100,0

Valid

uang muka modal sendiri Total

Nilai.Paket Frequency 7 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

1M-10 M

Pdd.PJBU Frequency 2 2 3 7 Percent 28,6 28,6 42,9 100,0 Valid Percent 28,6 28,6 42,9 100,0 Cumulative Percent 28,6 57,1 100,0

Valid

SMU STM Lulusan S1 Total

110

Pdd.PJB Frequency 7 Percent 100,0 Pdd.PJT Frequency 7 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

Lulusan S1

Valid

Lulusan S1

Pdd.Plksana.Lap Frequency 5 2 7 Percent 71,4 28,6 100,0 Valid Percent 71,4 28,6 100,0 Cumulative Percent 71,4 100,0

Valid

STM Lulusan S1 Total

Pengalaman.Naker Frequency 2 5 7 Percent 28,6 71,4 100,0 Valid Percent 28,6 71,4 100,0 Cumulative Percent 28,6 100,0

Valid

5-10 th >10 th Total

Sertifikat.naker Frequency 7 Modal.gred5 Frequency 7 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0 Percent 100,0 Valid Percent 100,0 Cumulative Percent 100,0

Valid

Keterampilan kerja

Valid

5-10 M

111

Lampiran 5.

Frequencies
P1 Frequency 3 3 7 13 Percent 23,1 23,1 53,8 100,0
P2 Frequency 1 2 1 9 13 Percent 7,7 15,4 7,7 69,2 100,0 Valid Percent 7,7 15,4 7,7 69,2 100,0 Cumulative Percent 7,7 23,1 30,8 100,0

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 23,1 23,1 53,8 100,0

Cumulative Percent 23,1 46,2 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

P3 Frequency 2 1 6 4 13 Percent 15,4 7,7 46,2 30,8 100,0 P4 Frequency 2 1 4 6 13 Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 53,8 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 46,2 30,8 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 69,2 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

112

P5 Frequency 1 2 6 4 13 Percent 7,7 15,4 46,2 30,8 100,0


P6 Frequency 3 1 3 6 13 Percent 23,1 7,7 23,1 46,2 100,0 P7 Frequency 1 2 1 9 13 Percent 7,7 15,4 7,7 69,2 100,0 P8 Frequency 2 1 6 4 13 Percent 15,4 7,7 46,2 30,8 100,0 P9 Frequency 2 1 4 6 13 Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 53,8 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 46,2 30,8 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 69,2 100,0 Valid Percent 7,7 15,4 7,7 69,2 100,0 Cumulative Percent 7,7 23,1 30,8 100,0 Valid Percent 23,1 7,7 23,1 46,2 100,0 Cumulative Percent 23,1 30,8 53,8 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 7,7 15,4 46,2 30,8 100,0

Cumulative Percent 7,7 23,1 69,2 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

113

P10 Frequency 1 1 7 4 13 Percent 7,7 7,7 53,8 30,8 100,0 Valid Percent 7,7 7,7 53,8 30,8 100,0 Cumulative Percent 7,7 15,4 69,2 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

P11 Frequency 3 3 7 13 Percent 23,1 23,1 53,8 100,0


P12 Frequency 1 2 1 9 13 Percent 7,7 15,4 7,7 69,2 100,0 P13 Frequency 2 1 6 4 13 Percent 15,4 7,7 46,2 30,8 100,0 P14 Frequency 2 1 4 6 13 Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 53,8 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 46,2 30,8 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 69,2 100,0 Valid Percent 7,7 15,4 7,7 69,2 100,0 Cumulative Percent 7,7 23,1 30,8 100,0

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 23,1 23,1 53,8 100,0

Cumulative Percent 23,1 46,2 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

114

P15 Frequency 3 2 2 6 13 Percent 23,1 15,4 15,4 46,2 100,0 P16 Frequency 2 3 3 5 13 Percent 15,4 23,1 23,1 38,5 100,0 P17 Frequency 3 3 2 5 13 Percent 23,1 23,1 15,4 38,5 100,0 P18 Frequency 2 3 2 6 13 Percent 15,4 23,1 15,4 46,2 100,0 P19 Frequency 3 2 3 5 13 Percent 23,1 15,4 23,1 38,5 100,0 Valid Percent 23,1 15,4 23,1 38,5 100,0 Cumulative Percent 23,1 38,5 61,5 100,0 Valid Percent 15,4 23,1 15,4 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 38,5 53,8 100,0 Valid Percent 23,1 23,1 15,4 38,5 100,0 Cumulative Percent 23,1 46,2 61,5 100,0 Valid Percent 15,4 23,1 23,1 38,5 100,0 Cumulative Percent 15,4 38,5 61,5 100,0 Valid Percent 23,1 15,4 15,4 46,2 100,0 Cumulative Percent 23,1 38,5 53,8 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

115

P20 Frequency 2 3 3 5 13 Percent 15,4 23,1 23,1 38,5 100,0 P21 Frequency 3 3 3 4 13 Percent 23,1 23,1 23,1 30,8 100,0 P22 Frequency 3 1 3 6 13 Percent 23,1 7,7 23,1 46,2 100,0 P23 Frequency 3 1 3 6 13 Percent 23,1 7,7 23,1 46,2 100,0 P24 Frequency 3 1 3 6 13 Percent 23,1 7,7 23,1 46,2 100,0 Valid Percent 23,1 7,7 23,1 46,2 100,0 Cumulative Percent 23,1 30,8 53,8 100,0 Valid Percent 23,1 7,7 23,1 46,2 100,0 Cumulative Percent 23,1 30,8 53,8 100,0 Valid Percent 23,1 7,7 23,1 46,2 100,0 Cumulative Percent 23,1 30,8 53,8 100,0 Valid Percent 23,1 23,1 23,1 30,8 100,0 Cumulative Percent 23,1 46,2 69,2 100,0 Valid Percent 15,4 23,1 23,1 38,5 100,0 Cumulative Percent 15,4 38,5 61,5 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

116

P25 Frequency 3 1 3 6 13 Percent 23,1 7,7 23,1 46,2 100,0 P26 Frequency 3 1 3 6 13 Percent 23,1 7,7 23,1 46,2 100,0 P27 Frequency 3 1 3 6 13 Percent 23,1 7,7 23,1 46,2 100,0 Valid Percent 23,1 7,7 23,1 46,2 100,0 Cumulative Percent 23,1 30,8 53,8 100,0 Valid Percent 23,1 7,7 23,1 46,2 100,0 Cumulative Percent 23,1 30,8 53,8 100,0 Valid Percent 23,1 7,7 23,1 46,2 100,0 Cumulative Percent 23,1 30,8 53,8 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Frequencies
P1 Frequency 2 4 7 13 Percent 15,4 30,8 53,8 100,0 Valid Percent 15,4 30,8 53,8 100,0 Cumulative Percent 15,4 46,2 100,0

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

117

P2 Frequency 2 2 9 13 Percent 15,4 15,4 69,2 100,0 P3 Frequency 2 5 6 13 Percent 15,4 38,5 46,2 100,0 P4 Frequency 2 3 8 13 Percent 15,4 23,1 61,5 100,0 P5 Frequency 1 9 3 13 Percent 7,7 69,2 23,1 100,0
P6 Frequency 2 1 4 6 13 Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 53,8 100,0

Valid

Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 15,4 15,4 69,2 100,0

Cumulative Percent 15,4 30,8 100,0

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 15,4 38,5 46,2 100,0

Cumulative Percent 15,4 53,8 100,0

Valid

Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 15,4 23,1 61,5 100,0

Cumulative Percent 15,4 38,5 100,0

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 7,7 69,2 23,1 100,0

Cumulative Percent 7,7 76,9 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

118

P7 Frequency 4 1 8 13 Percent 30,8 7,7 61,5 100,0


P8 Frequency 2 2 3 6 13 Percent 15,4 15,4 23,1 46,2 100,0 Valid Percent 15,4 15,4 23,1 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 30,8 53,8 100,0

Valid

Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 30,8 7,7 61,5 100,0

Cumulative Percent 30,8 38,5 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

P9 Frequency 2 3 8 13 Percent 15,4 23,1 61,5 100,0


P10 Frequency 1 2 7 3 13 Percent 7,7 15,4 53,8 23,1 100,0 P11 Frequency 2 2 3 6 13 Percent 15,4 15,4 23,1 46,2 100,0 Valid Percent 15,4 15,4 23,1 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 30,8 53,8 100,0 Valid Percent 7,7 15,4 53,8 23,1 100,0 Cumulative Percent 7,7 23,1 76,9 100,0

Valid

Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 15,4 23,1 61,5 100,0

Cumulative Percent 15,4 38,5 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

119

P12 Frequency 3 2 8 13 Percent 23,1 15,4 61,5 100,0


P13 Frequency 2 1 4 6 13 Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 53,8 100,0

Valid

Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 23,1 15,4 61,5 100,0

Cumulative Percent 23,1 38,5 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

P14 Frequency 3 2 8 13 Percent 23,1 15,4 61,5 100,0


P15 Frequency 2 1 4 6 13 Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 P16 Frequency 2 1 4 6 13 Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 53,8 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 53,8 100,0

Valid

Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 23,1 15,4 61,5 100,0

Cumulative Percent 23,1 38,5 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

120

P17 Frequency 2 1 4 6 13 Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 P18 Frequency 2 1 4 6 13 Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 P19 Frequency 2 1 4 6 13 Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 P20 Frequency 2 1 4 6 13 Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 53,8 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 53,8 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 53,8 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 53,8 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

121

P21 Frequency 2 1 4 5 1 13 Percent 15,4 7,7 30,8 38,5 7,7 100,0 P22 Frequency 2 1 4 6 13 Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 P23 Frequency 2 1 4 6 13 Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 P24 Frequency 2 1 4 6 13 Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 53,8 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 53,8 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 53,8 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 30,8 38,5 7,7 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 53,8 92,3 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Selalu Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

122

P25 Frequency 2 1 4 6 13 Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 P26 Frequency 2 1 3 5 2 13 Percent 15,4 7,7 23,1 38,5 15,4 100,0 P27 Frequency 2 1 4 6 13 Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 53,8 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 23,1 38,5 15,4 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 46,2 84,6 100,0 Valid Percent 15,4 7,7 30,8 46,2 100,0 Cumulative Percent 15,4 23,1 53,8 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Selalu Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Frequencies
P1 Frequency 2 1 4 7 14 Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 Valid Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 Cumulative Percent 14,3 21,4 50,0 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

123

P2 Frequency 1 2 4 7 14 Percent 7,1 14,3 28,6 50,0 100,0 P3 Frequency 1 2 4 7 14 Percent 7,1 14,3 28,6 50,0 100,0 P4 Frequency 2 1 7 4 14 Percent 14,3 7,1 50,0 28,6 100,0 P5 Frequency 1 1 6 6 14 Percent 7,1 7,1 42,9 42,9 100,0 P6 Frequency 2 1 4 7 14 Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 Valid Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 Cumulative Percent 14,3 21,4 50,0 100,0 Valid Percent 7,1 7,1 42,9 42,9 100,0 Cumulative Percent 7,1 14,3 57,1 100,0 Valid Percent 14,3 7,1 50,0 28,6 100,0 Cumulative Percent 14,3 21,4 71,4 100,0 Valid Percent 7,1 14,3 28,6 50,0 100,0 Cumulative Percent 7,1 21,4 50,0 100,0 Valid Percent 7,1 14,3 28,6 50,0 100,0 Cumulative Percent 7,1 21,4 50,0 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

124

P7 Frequency 1 2 4 7 14 Percent 7,1 14,3 28,6 50,0 100,0 P8 Frequency 1 2 4 7 14 Percent 7,1 14,3 28,6 50,0 100,0 P9 Frequency 2 1 7 4 14 Percent 14,3 7,1 50,0 28,6 100,0 P10 Frequency 1 1 6 6 14 Percent 7,1 7,1 42,9 42,9 100,0 P11 Frequency 2 1 4 7 14 Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 Valid Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 Cumulative Percent 14,3 21,4 50,0 100,0 Valid Percent 7,1 7,1 42,9 42,9 100,0 Cumulative Percent 7,1 14,3 57,1 100,0 Valid Percent 14,3 7,1 50,0 28,6 100,0 Cumulative Percent 14,3 21,4 71,4 100,0 Valid Percent 7,1 14,3 28,6 50,0 100,0 Cumulative Percent 7,1 21,4 50,0 100,0 Valid Percent 7,1 14,3 28,6 50,0 100,0 Cumulative Percent 7,1 21,4 50,0 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

125

P12 Frequency 1 2 4 7 14 Percent 7,1 14,3 28,6 50,0 100,0 P13 Frequency 1 2 4 7 14 Percent 7,1 14,3 28,6 50,0 100,0 P14 Frequency 2 1 7 4 14 Percent 14,3 7,1 50,0 28,6 100,0 P15 Frequency 2 1 4 7 14 Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 P16 Frequency 2 1 4 7 14 Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 Valid Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 Cumulative Percent 14,3 21,4 50,0 100,0 Valid Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 Cumulative Percent 14,3 21,4 50,0 100,0 Valid Percent 14,3 7,1 50,0 28,6 100,0 Cumulative Percent 14,3 21,4 71,4 100,0 Valid Percent 7,1 14,3 28,6 50,0 100,0 Cumulative Percent 7,1 21,4 50,0 100,0 Valid Percent 7,1 14,3 28,6 50,0 100,0 Cumulative Percent 7,1 21,4 50,0 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

126

P17 Frequency 2 1 4 7 14 Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 P18 Frequency 2 1 4 7 14 Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 P19 Frequency 2 1 4 7 14 Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 P20 Frequency 1 2 7 4 14 Percent 7,1 14,3 50,0 28,6 100,0 Valid Percent 7,1 14,3 50,0 28,6 100,0 Cumulative Percent 7,1 21,4 71,4 100,0 Valid Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 Cumulative Percent 14,3 21,4 50,0 100,0 Valid Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 Cumulative Percent 14,3 21,4 50,0 100,0 Valid Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 Cumulative Percent 14,3 21,4 50,0 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

127

P21 Frequency 2 1 3 7 1 14 Percent 14,3 7,1 21,4 50,0 7,1 100,0 Valid Percent 14,3 7,1 21,4 50,0 7,1 100,0 Cumulative Percent 14,3 21,4 42,9 92,9 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Selalu Total

P22 Frequency 1 1 4 4 4 14 Percent 7,1 7,1 28,6 28,6 28,6 100,0 P23 Frequency 2 4 7 1 14 Percent 14,3 28,6 50,0 7,1 100,0 P24 Frequency 2 1 3 7 1 14 Percent 14,3 7,1 21,4 50,0 7,1 100,0 Valid Percent 14,3 7,1 21,4 50,0 7,1 100,0 Cumulative Percent 14,3 21,4 42,9 92,9 100,0 Valid Percent 14,3 28,6 50,0 7,1 100,0 Cumulative Percent 14,3 42,9 92,9 100,0 Valid Percent 7,1 7,1 28,6 28,6 28,6 100,0 Cumulative Percent 7,1 14,3 42,9 71,4 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Selalu Total

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Selalu Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Selalu Total

128

P25 Frequency 2 1 4 7 14 Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0


P26 Frequency 2 1 3 7 1 14 Percent 14,3 7,1 21,4 50,0 7,1 100,0 P27 Frequency 2 1 4 7 14 Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 Valid Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0 Cumulative Percent 14,3 21,4 50,0 100,0 Valid Percent 14,3 7,1 21,4 50,0 7,1 100,0 Cumulative Percent 14,3 21,4 42,9 92,9 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 14,3 7,1 28,6 50,0 100,0

Cumulative Percent 14,3 21,4 50,0 100,0

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Selalu Total

Valid

Tidak Pernah Jarang Kadang-kadang Sering Total

Frequencies
P1 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

129

P2 Frequency 1 1 5 7 Percent 14,3 14,3 71,4 100,0 P3 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0
P4 Frequency 2 5 7 Percent 28,6 71,4 100,0 Valid Percent 28,6 71,4 100,0 Cumulative Percent 28,6 100,0

Valid

Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 14,3 14,3 71,4 100,0

Cumulative Percent 14,3 28,6 100,0

Valid

Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0

Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0

Valid

Kadang-kadang Sering Total

P5 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 P6 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0 Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

130

P7 Frequency 1 1 5 7 Percent 14,3 14,3 71,4 100,0 P8 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0
P9 Frequency 2 5 7 Percent 28,6 71,4 100,0 Valid Percent 28,6 71,4 100,0 Cumulative Percent 28,6 100,0

Valid

Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 14,3 14,3 71,4 100,0

Cumulative Percent 14,3 28,6 100,0

Valid

Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0

Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0

Valid

Kadang-kadang Sering Total

P10 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 P11 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0 Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

131

P12 Frequency 1 1 5 7 Percent 14,3 14,3 71,4 100,0 P13 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0
P14 Frequency 2 5 7 Percent 28,6 71,4 100,0 Valid Percent 28,6 71,4 100,0 Cumulative Percent 28,6 100,0

Valid

Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 14,3 14,3 71,4 100,0

Cumulative Percent 14,3 28,6 100,0

Valid

Jarang Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0

Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0

Valid

Kadang-kadang Sering Total

P15 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 P16 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0 Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

132

P17 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 P18 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 P19 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 P20 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 P21 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0 Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0 Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0 Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0 Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

133

P22 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0 P23 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0
P24 Frequency 1 2 3 1 7 Percent 14,3 28,6 42,9 14,3 100,0 Valid Percent 14,3 28,6 42,9 14,3 100,0 Cumulative Percent 14,3 42,9 85,7 100,0

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0

Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0

Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Selalu Total

P25 Frequency 1 3 3 7 Percent 14,3 42,9 42,9 100,0


P26 Frequency 1 2 3 1 7 Percent 14,3 28,6 42,9 14,3 100,0 Valid Percent 14,3 28,6 42,9 14,3 100,0 Cumulative Percent 14,3 42,9 85,7 100,0

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Total

Valid Percent 14,3 42,9 42,9 100,0

Cumulative Percent 14,3 57,1 100,0

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Selalu Total

134

P27 Frequency 1 3 2 1 7 Percent 14,3 42,9 28,6 14,3 100,0 Valid Percent 14,3 42,9 28,6 14,3 100,0 Cumulative Percent 14,3 57,1 85,7 100,0

Valid

Tidak Pernah Kadang-kadang Sering Selalu Total

Anda mungkin juga menyukai