Anda di halaman 1dari 13

1.

Turunan
A. Konsep Turunan Sebelum kita mempelajari konsep dari turunan lebihbaik kita bahas terlebih dahulu hal yang mendasari adanya turunan oleh para ilmuan yaitu Archimedes (287-212 SM) yang mengacu pada kemiringan garis singgung dan selanjutnya masalah berkembang dari percobaan Kapler (1571-1630), Galileo (1564-1640), Newton (1642-1727) yang membahas bagaimana untuk melukiskan kecepatan sebuah benda bergerak, yaitu masalah kecepatan sesaat. Dari kedua masalah tersebut bila kita lihat antara kemiringan garis singgung dan kecepatan sesaat tidak memilki hubungan namun sebenarnya kedua masalah tersebut merupakan masalah yang sama. Dari masalah diatas konsep limit telah menjawab masalah tersebut. Dalam permasalahan garis singgung mari kita analogikan. Anggaplah P adalah sebuah titik tetap pada kurva dan Q adalah sebuah titk yang berdekatan dan dapat dipindah-pindah pada kurva tersebut(gambar 1). Pandang garis yang melalui P dan Q, garis itu di sebut garis tali busur. Garis singgung di P aadalah posisi pembatas dari tali busuritu bila Q bergerak ke arah P sepanjang kurva (gambar 1).

Anggaplah kurfa tersebut adalah grafik dengan persamaan . Maka P mempunyai koordinat titk Q di dekatnya mempunyai koordinat dan tali busur yang melalui P dan Q mempunyai kemiringan yang diberikan oleh:

Sehingga dapat kita definisikan: Garis Singgung kurfa melalui P dengan kemiringan pada titik P adalah garis yang

Menunjukan limit ini ada dan bukan Kecepatan Sesaat jika sebuah benda bergerak sepanjang sebuah garis koordinat dengan fungsi kedudukan , maka kecepatan sesaat pada waktu c. Bila di gambarkan dalam bentuk Kurfa sebagai berikut:

Jika kita perhatikan pada kurfa kecepatan sesaat andakan bahwa sebuah benda P bergerak sepanjang garis koordinat sehingga posisinya pada saat diberikan . Pada saat , berada pada di pda saat yang berdekatan berada di jadi kecepatan sesaat pada selang ini adalah:

Menunjukan limit ini ada dan bukan Jadi Perubahan rata-rata nilai fungsi f terhadap x dalam interval c < x < c + h adalah

Jika nilai c makin kecil maka nilai

disebut laju perubahan nilai fungsi f pada x = c. Limit ini disebut turunan atau derivatif fungsi f pada x = c.

disebut turunan fungsi f di x yang ditulis dengan notasi f (x), sehingga kita peroleh rumus sebagai berikut:

Jika nilai limitnya ada, fungsi f dikatakan diferensiabel di x dan f disebut fungsi turunan dari f. Turunan dari y = f(x) seringkali ditulis dengan y' = f (x). Notasi dari y' = f (x) juga dapat ditulis

B. Bentuk Setara Untuk Turunan Selain yang kita kenal diatas mengenai rumus turunanyang telah kita bahas diatas yang menggunakan konstanta h, yang sebenarnya bukanlah hal yang baku dalam turunan. Seperti yang terlihat pada kurca di bawah ini. Perhatikan dan bandigkan.

Setelah di perhatikan pada gambar 3 dan gambar 4 maka dapat kita simpilkan bahwa nilai h bukanlah suatu hal yang mutlak.

C. Turunan Sepihak Setelah kita memelajari konsep turuana diatas maka selajutnya kita bahas mengenai Turunan Sepihak. Turunan sepihak digunakan untuk membuktikan keterdefinisian suatu bentuk turunan. Dengan kata lain membuktikan bahwa suatu fungsi dikatakan mempunyai turunan(defrensiabel). Dalam turunan sepihak terdapat Turunan Kiri dan Turunan kana, atau dapat dilambangkan . Turunan kiri dari fungsi f di titik c, didefinisikan sebagai :

Turunan kanan dari fungsi f di titik c, didefinisikan sebagai :

bila limit ini ada. Fungsi f dikatakan mempunyai turunan(diferensiabel) di c atau ada, jika

sebaliknya f dikatakan tidak mempunyai turunan di c. 2. Aturan Pencarian Turunan (Aljabar) Pencarian turunan dari suatu fungsi yang dilakukan langsung dari definisi turunan yakni dengan menyusun bilangan dengan selisih dan menghitung limitnya sangat memakan waktu dan membosankan. Maka mari kita coba kembangkan bersama

Menjadi sebuah cara yang lebih singkat dan memudahkan dalam memahami suatu turunan. A. Aturan Konstanta dan Aturan Pangkat Grafik fungsi konstanta adalah suatu grafik yang yang merupakan sebuah garis mendatar (gambar 5) sehingga memiliki kemiringan nol. gambar 5

Dari gambar 5 dapat kita buat sebuah teorema aturan konstanta yatu: Jika yakni Bukti dengan k suatu konstanta maka untuk sembarang

B. Aturan Fungsi Identitas Untuk memahami ini perhatikan gambar 6 di bawah ini

Dari gambar diatas kita dapat kita lihat bahwa garis merupakan sebuah garis yang melalui titik asal (0,0) dan memeiliki kemiringan 1, sehingga kita dapat mengharapkan bahwa turunan fungsi ini adalah 1 untuk semua x. Bukti

Kesimpulan Aturan Fungsi Identitas : Jika maka ; yakni

C. Aturan Pangkat Yaitu jika yaitu

, dengan n bilangan positif, maka

D. Aturan kelipatan konstanta Yaitu jika suatu konstanta k dan fungsi f suatu fungsi yang terdefinisikan, maka

E. Aturan jumlah dan Aturan selilisih Aturan jumlah yaitu Jika suatu fungsi f dan g adalah fungsi yang terdefinisikan, maka

Aturan selisih yaitu Jika suatu fungsi f dan g adalah fungsi yang terdefinisikan, maka

F. Aturan Hasil Kali dan Hasil Bagi Aturan Hasil Kali Jika suatu fungsi f dan g adalah fungsi yang terdefinisikan, maka

Aturan Hasil Bagi Jika suatu fungsi f dan g adalah fungsi yang terdefinisikan, maka ( )

3. Turunan Fungsi Trigonometri Untuk menentukan turunan fungsi trigonometri dapat dicari sebagai berikut.

Prinsipnya hampir sama saat kita encari aturan fungsi aljabar yaitu menggunakan persamaan fungsi diatas. Untuk lebih jelasnya mari kita baha beberapa turunan fungsi dalam trigono metri menggunakan fungsi diatas.

A. Turunan Fungsi sin x Jika dengan

maka

B. Turunan fungsi cos x Jika dengan

maka

4. Aturan Rantai Aturan Rantai untuk Mencari Turunan Fungsi Untuk mencari turunan dari y = (2x 5)2, lebih dahulu harus menjabarkan(2x 5)2 menjadi 4x2 20x + 25 kemudian menurunkannya satu persatu. Tetapi kamu belum bisa mencari turunan fungsi yang berbentuk . Untuk itu perlu dikembangkan teknik yang erat hubungannya dengan fungsi-fungsi majemuk yang telah kita pelajari. Untuk lebih jelasnya, pelajarilah uraian berikut.

Jika sedemikian hingga y = f(g(x)) di mana f dan g adalah fungsifungsi yang mempunyai turunan, maka y juga mempunyai turunan sehingga: ( ) Dalam bentuk lain dapat diuraikan sebagai berikut. Misalnya maka dan f .

sehingga ( )

Jadi:

Nb: Notasi diatas yng sering kita gunakam Adalah merupakan bentuk dari Notasi Leibniz

5. Turunan Tingkat Tinggi Turunan tingkat tinggi dapat kita artikan sebagi suatu fungsi turunan yang dapat kita lakukan sebuah operasi turunan lagi. Jika suatu operasi terdefinisi mengambil sebuah fungsi dan menghasilkan sebuah fungsi baru . Jika suatu fungsi tersebut kita deferensialkan kita masih akan tetap menghasilakan sebuah fungsi lain dinyataanak dengan yang di sebut turunan kedua dan seterusnya. Untuk dapat memahami lebih lanjut dapat kita ambil sebuah contoh. Jika terdapat suatu fungsi tentukan turunanya yg paling tinggi Maka

Kesumpulan: Turunan ke-n didapatkan dari penurunan turunan ke-(n-1)

.
Turunan pertama Turunan kedua Turunan ketiga Turunan ke-n

6.

Turunan Fungsi Implisit Fungsi dengan notasi y = f(x) disebut fungsi eksplisit, yaitu antara peubah bebas dan tak bebasnya dituliskan dalam ruas yang berbeda. Bila tidak demikian maka dikatakan fungsi implisit. Dalam menentukan turunan fungsi implisit bila mungkin dan mudah untuk dikerjakan dapat dinyatakan secara eksplisit terlebih dahulu kemudian ditentukan turunannya. Namun tidak semua fungsi implisit dapat diubah menjadi bentuk eksplisit, oleh karena itu akan dibahas cara menurunkan fungsi dalam bentuk implisit berikut. Contoh: carilah dx/dy jika 4x2y 3y = x3 1 Jawab : Motode 1. Dengan cara eksplisit. 4x2y 3y = x3 1 y(4x2-3) = x3 1

Metode 2. Dengan cara implisit 4x2y 3y = x3 1

Jika kita perhatikan pada kedua hasil tersebut tampak perbedaan. Namun ingat persamaan asi dapat diselesaikan untuk y dalam x, untuk memberikan nilai y kita ambil dari

maka didapatkan suatu hasi yang sama yaitu:

Anda mungkin juga menyukai