Anda di halaman 1dari 45

CALCULUS

A. Limit
Limit merupakan sebuah konsep matematika dimana sesuatu dikatakan “hampir”
atau “mendekati” nilai suatu bilangan tertentu. Limit dapat berupa sebuah fungsi yang
kodomainnya “hampir” atau “mendekati” nilai suatu bilangan asli tertentu.

Dalam matematika, limit bisa berarti pendekatan dan berhubungan dengan


batas. Definisi dari limit menyatakan bahwa suatu fungsi ƒ(𝑥) akan mendekati suatu nilai
tertentu jika 𝑥 mendekati nilai tertentu.

Agar lebih jelas kita menggunakan fungsi dibawah ini:

fungsi tersebut tidak terdefinisikan pada 𝑥 = 1 karena di titik ƒ(𝑥) berbentuk 0/0,
yang mana tidak mempunyai arti. Namun, kita masih dapat menanyakan apa yang
terjadi pada ƒ(𝑥) bila mana 𝑥 mendekati 1 atau lebih tepatnya, apakah ƒ(𝑥) mendekati
bilangan tertentu bilamana 𝑥 mendekati 1? Untuk itu kita harus melakukan 3 hal.
1. Kita harus menghitung berapa nilai ƒ(𝑥) untuk 𝑥 dekat 1.
2. Kita harus menunjukkan nilai-nilai ini dalam sebuah diagram skematis (schematic
diagram).
3. Mensketsa grafik 𝑦 = 𝑓(𝑥) (gambar dibawah ini)
Semua informasi yang telah disajikan di atas kelihatannya menunjuk ke
kesimpulan yang sama yakni 𝑓(𝑥) mendekati 3 jika 𝑥 mendekati 1. Dalam lambang
matematis, kita akan menuliskan.

3
Yang bisa dibaca “limit/lim dari (𝑥 − 1)/(𝑥 − 1) untuk 𝑥 mendekati 1 adalah 3”.

Teorema Limit
Limit 0/0
Bentuk 0/0 kemungkinan timbul dalam

Ketika kita menemukan bentuk seperti itu coba untuk sederhanakan fungsi
tersebut. Jika itu bentuk persamaan kuadrat kita bisa memfaktorkan dengan cara
2 2
asosiasi (𝑎 − 𝑏 ) = (𝑎 + 𝑏) (𝑎 − 𝑏)

Berikut merupakan Contoh:

Limit ∞/∞
Berikut limit ∞/∞ terjadi pada fungsi suku banyak (polinom) seperti:

Berikut merupakan Contoh:


B. Derivative/Turunan
Turunan merupakan cabang dari ilmu kalkulus. Turunan didefinisikan sebagai
suatu perhitungan terhadap perubahan nilai fungsi karena perubahan pada variabelnya.
Turunan disebut juga dengan diferensial. Proses dalam menentukan turunan suatu
fungsi disebut sebagai diferensiasi.

Konsep turunan
Turunan bisa didefinisikan:

Dengan syarat, 𝑓(𝑥) memiliki nilai limit.

Turunan dapat dinotasikan dengan:

- 𝑓'(𝑥) merupakan turunan dari 𝑓(𝑥)


- 𝑦' = 𝑓'(𝑥) merupakan turunan dari 𝑦 = 𝑓(𝑥)
- 𝑑𝑦/𝑑𝑥 = 𝑑𝑓(𝑥)/𝑑𝑥 merupakan turunan dari fungsi dalam x

Turunan Fungsi Aljabar


Turunan fungsi aljabar diperoleh menggunakan rumus-rumus berikut:

1. Turunan Konstanta
Bilangan konstanta jika diturunkan, maka hasilnya adalah 0.
Secara matematis dapat dituliskan seperti berikut.

2. Turunan Fungsi Eksponen (Bilangan Berpangkat)


Turunan dari fungsi eksponen terbagi menjadi beberapa cara yaitu
sebagai berikut.
3. Penjumlahan dan Pengurangan Turunan Fungsi
Turunan dari dua fungsi yang saling dijumlahkan dan dikurangi dapat
dirumuskan sebagai berikut.

4. Perkalian Turunan Fungsi


Perkalian turunan fungsi terbagi menjadi 2 macam, yaitu perkalian fungsi
dengan bilangan skalar dan perkalian 2 fungsi.

Turunan dari perkalian fungsi dengan bilangan skalar dapat dirumuskan


seperti berikut.

Berbeda dengan turunan penjumlahan dan pengurangan dua fungsi,


turunan dari perkalian dua fugsi harus mencari turunan dari
masing-masing fungsi yang kemudian disubstitusikan pada rumus berikut.

5. Pembagian Turunan Fungsi


Hampir sama dengan perkalian, turunan dari pembagian 2 fungsi harus
menurunkan masing-masing fungsi. Kemudian, substitusikan pada rumus
turunan pembagian sebagai berikut.

6. Turunan Fungsi Aturan Rantai


Aturan rantai pada turunan suatu fungsi merupakan turunan yang
dilakukan berturut-turut pada suatu fungsi. Aturan rantai secara matematis
dituliskan sebagai berikut.
Misalkan u adalah fungsi dalam x dan y, dimana u terdiferensialkan
sehingga.
Turunan Kedua
Cara yang digunakan untuk mencari turunan kedua adalah dengan mencari
dahulu turunan pertama lalu dilanjutkan dengan turunan selanjutnya dan turunan
tersebut disebut sebagai Turunan kedua

Contoh:
2
𝑓(𝑥) = 𝑥 + 5𝑥 + 3
𝑓'(𝑥) = 2𝑥 + 5
Nah setelah mendapatkan Turunan pertama kita akan menurunkannya lagi
seperti berikut

𝑓''(𝑥) = 2

Contoh soal:

4 3 2
1. 𝑓(𝑥) = 𝑥 − 3𝑥 + 𝑥 + 5

Jawaban:
3 2
𝑦' = 4𝑥 − 9𝑥 + 2𝑥
2
𝑦'' = 12𝑥 − 18𝑥 + 2
C. Aplikasi Turunan
Setelah mempelajari tentang rumus-rumus turunan, Ternyata turunan juga bisa
diterapkan dalam materi yang lain beberapa penerapan turunan fungsi, yaitu:

1. Gradien Persamaan Garis Singgung


Salah satu cara untuk membuat sebuah persamaan garis singgung
adalah dengan menggunakan gradien atau kemiringan dari garis tersebut.
Gradien suatu fungsi 𝑓(𝑥) yang melalui titik A (a,𝑓(𝑎)) dapat ditentukan dengan
menggunakan turunan dengan menggunakan rumus: m = f’(a).

2. Kemonotonan Fungsi
Aplikasi turunan yang lainnya adalah menentukan kemonotan suatu
fungsi. Maksudnya adalah kita dapat mengetahui suatu fungsi naik atau turun
pada interval tertentu.

3. Titik Stasioner
Titik stasioner disebut juga titik kritis, titik ekstrim, atau titik balik. Titik
stasioner merupakan sebuah titik pada kurva dengan gradien dari garis singgung
kurva bernilai 0

Jika fungsi 𝑓(𝑥) kontinu dan terdiferensial, maka 𝑓(𝑎) dikatakan NILAI
STASIONER dari 𝑓(𝑥) jika dan hanya jika 𝑓'(𝑎) = 0

4. Nilai Maksimum dan Minimum Fungsi


Sebelum menentukan nilai maksimum dan minimum kita harus mencari
cara menentukan titik maksimum dan minimum terlebih dahulu.
Titik maksimum atau minimum suatu fungsi 𝑓(𝑥) pada interval [a,b] dapat
ditentukan dengan langkah-langkah berikut:
D. Integral
Integral merupakan bentuk operasi matematika yang menjadi kebalikan (invers)
dari operasi turunan dan limit dari jumlah atau suatu luas daerah tertentu. Berdasarkan
pengertian tersebut ada dua hal yang dilakukan dalam integral sehingga dikategorikan
menjadi 2 jenis integral. Pertama, integral sebagai invers/ kebalikan dari turunan
disebut sebagai Integral Tak Tentu. Kedua, integral sebagai limit dari jumlah atau suatu
luas daerah tertentu disebut integral tentu.

Integral Tentu / Definite Integral

● untuk menghitung Luas daerah R yang berada diatas sumbu x dan dibatasi oleh
kurva y=f(x), garis y=0, garis x=a, dan garis x=b dapat dihitung dengan
menggunakan persamaan :

● Sedangkan untuk menghitung Luas daeras S seperti pada gambar yang berada
di bawah sumbu X serta dibatasi oleh kurva y=f(x), garis y=0, garis x=a, dan
garis x=b dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

Note : Luas dibawah sumbu x dikalikan negatif karena nilai fungsi g(x) bernilai
negatif sedangkan luas suatu daerah selalu bernilai positif sehingga dikalikan
negatif agar luas daerah menjadi bernilai positif.
The fundamental theorem of calculus
● First Fundamental Theorem

Jika f kontinu di [a,b] dan differentiable, maka berlaku :

Contoh :

untuk g’(9) maka dapat diselesaikan dengan :

● Second Fundamental Theorem

Jika f kontinu di [a,b], yang dimana F adalah antiderivative dari f (F’ = f) maka
berlaku :
Basic Integration Rule
Berikut merupakan aturan-aturan dasar yang terdapat dalam integral :

Integration by Parts
Integration by parts atau partial integration adalah proses yang menemukan integral
dari produk fungsi dalam bentuk integral dari produk turunan dan antiturunannya. Ini
sering digunakan untuk mengubah antiturunan dari produk fungsi menjadi antiturunan
yang solusinya dapat lebih mudah ditemukan. Aturan dapat dianggap sebagai versi
integral dari aturan produk diferensiasi.

yang dapat disederhanakan menjadi :


Pada rumus diatas, integral yang diberikan harus dipisah menjadi 2 bagian, yang
pertama adalah fungsi (u) serta yang kedua adalah (dv) oleh karena itulah fungsi
tersebut disebut sebagai integral partial atau integration by parts.

note : untuk memudahkan dalam menggunakan integration by part, kita dapat memilih
fungsi (u) yang jika diturunkan akan menuju 0 serta bentuk (dv) yang dapat dengan
mudah di integralkan.

Contoh :
Trigonometric Integrals
Fungsi trigonometri jika di integralkan, pada beberapa kasus tidak bisa langsung
di integralkan seperti rumus integral awal. Sehingga untuk integral trigonometri perlu
dilakukan perubahan pada integral. berikut adalah perubahan pada fungsi trigonometri :

yang jika dibuat menjadi bentuk yang lebih umum menjadi :


Untuk integral fungsi tan x dan cot x :

● dengan menggunakan tan x = $sin x / cos x$ , serta menggunakan teknik integral


subtitusi. Misalkan u = cos x, maka du = -sin x dx. Maka diperoleh :

● dengan menggunakan cot x = cos x / sin x, serta menggunakan teknik integral


subtitusi. Misalkan u = sin x, maka du = cos x dx. Maka diperoleh :
Untuk integral fungsi sec x dan csc x :

● Pertama, untuk mencari integral sec x, maka kita mengalikan sec x dengan :

Sehingga menghasilkan :

dengan menggunakan integral subtitusi dan memisalkan u = sec x + tan x, maka


diperoleh :

● Hal yang sama dilakukan untuk mencari integral csc x, yaitu dengan mengalikan
csc x dengan :

Sehingga menghasilkan :
dengan menerapkan integral subtitusi dan memisalkan u = csc x + cot x, maka
du = (-csc(x)cot (x) - csc^2 x) dx, maka diperoleh :

Contoh 1 :

Contoh 2 :
Rationalizing Subtituting

Pada dasarnya, cara penyelesaian integral dengan rationalizing subtituting adalah


dengan memisalkan suatu bagian dari persamaan f(x) yang sulit untuk diintegralkan
menjadi g(t). Setelah itu g(t) dimasukan ke dalam rumus sebelah kanan dan terakhir
kembalikan g(t) menjadi f(x) dan ditambahkan konstanta (C)

Contoh :
Integral of rational function using partial fractions
Integral parsial adalah salah satu cara penyelesaian persamaan integral dengan
permisalan. Hal ini dikarenakan di dalamnya terdapat variable yang sama namun
memiliki fungsi yang berbeda.

Ada juga dengan menggunakan cara tabel(tanzalin) seperti contoh berikut :

Kolom bagian kirif(x)diturunkan secara terus-menerus sampai turunannya bernilai 0.


Kemudian kolom kanan g(x) di integralkan sebanyak berapa kali f(x) diturunkan. Untuk
mendapatkan hasilnya, turunan dari f(x) dikalikan menurun ke kanan serta berganti
tanda yang dimulai dari + lalu - dst seperti pada contoh diatas.
Contoh :

Improper Integrals
Improper integral atau integral tidak wajar adalah pendefinisian integral tentu sebagai
limit jumlah riemann yang berciri batas pengintegralan tak terhingga dan/atau integran
fungsi tak terhingga pada selang [a,b].
● Satu batas integral tak berhingga

Apabila limit pada ruas kanan ada dan bernilai terhingga, kita katakan bahwa integral
tak wajar yang bersangkutan konvergen dan memiliki nilai yang terhingga itu. Jika tidak,
integral disebut divergen.

Contoh 1 :

Contoh 2 :
● Kedua batas integral tak berhingga

Contoh 1 :
F. Aplikasi Integral
Aplikasi integral digunakan dalam perhitungan suatu luas daerah yang tidak
beraturan yang dibatasi oleh suatu kurva.
Seperti pada ilustrasi berikut :

Pada gambar diatas, mobil A dan B sedang melaju pada sebuah jalan yang memiliki
fungsi kecepatan mobil A dan B secara berturut-turut adalah f(t) dan g(t)

Secara Intuitif, luas dari wilayah S diantara kurva f(t) dan g(t) pada interval [0, b] akan
menunjukan bahwa jarak yang ditempuh oleh mobil A akan lebih jauh dari mobil B pada
t = b.

Luas daerah diantara 2 kurva

Misalkan f dan g kontinu pada [a, b], dan seandainya f(x) dan g(x) untuk semua x pada
[a, b]. Maka luas pada daerah diantara grafik f dan g dan pada garis vertikal x = a dan x
= b adalah
● Jika daerah S berada di bawah grafik y=f(x) pada [a, b] seperti pada gambar
dibawah :

Maka Luas daerah S adalah

● Jika daerah S berada di atas grafik y = g(x) dan dibawah sumbu x pada [a, b]
seperti pada gambar dibawah :

Maka luas daerah S adalah


Mencari luas daerah diantara 2 kurva

Berikut langkah-langkah yang digunakan untuk mencari luas daerah diantara 2 kurva :
1. Sketsa daerah yang berada diantara grafik f(x) dan g(x) pada [a, b].
2. Gambarlah persegi panjang untuk menentukan tinggi dari [f(x) - g(x)] dan lebar
dari x. Perhatikan bahwa luasnya adalah:

3. Amati bahwa tinggi dari persegi panjang [ f(x) - g(x)], Maka lebar dari x
mengingatkan kita untuk mengintegralkan terhadap x. Maka dari itu kita
mendapatkan persamaan

Mengintegralkan terhadap y
Terkadang untuk mencari luas suatu daerah lebih mudah untuk melakukan integral
terhadap y daripada terhadap x

Pada gambar diatas, daerah S berada diantara grafik x = f(y) dan x = g(y) dimana f(y) >
g(y) dan garis horizontal y = c dan y = d, dimana c < d. Untuk itu diperoleh :
Contoh :
1. Carilah luas daerah S seperti pada gambar dibawah dengan melakukan integral
terhadap y

Karena daerah S berada di antara grafik fungsi f(y) = y + 2, g(y) = y2 pada [-1, 2] maka
f(y) > g(y) pada [-1, 2] dapat dihitung dengan :

Sehingga luas daerah S adalah 4.5

Luas daerah diantara kurva yang berpotongan


Untuk menghitung luas daerah diantara kurva yang berpotongan seperti pada gambar
dibawah ini,

Maka kita dapat melakukan penghitung dengan membaginya menjadi beberapa bagian
dengan menggunakan rumus :
Contoh :
1. Cari luas daerah S yang berada diantara grafik y = cos x dan y = (2/π)x – 1, dan
dibatasi garis vertikal x = 0 dan x = π.

Pembahasan :
Pertama, kita harus mencari titik potong antara kurva y = cos x dan y = (2/π)x – 1.
Untuk itu kita melakukan subtitusi kedua fungsi

Sehingga didapat x = π /2.


Selanjutnya kita membagi daerah menjadi 2 bagian yaitu A1 dan A2 yang dibatasi oleh
x = π /2. Menjadi :
Setelah mendapatkan A1 dan A2 maka kedua luas dijumlahkan sehingga didapatkan
Luas seluruh daerah adalah

Volume benda putar


Kita juga dapat menghitung volume benda putar yang terbentuk dari sebuah kurva yang
berputar terhadap salah sumbu x atau sumbu y

● Volume terhadap sumbu x

Misalkan f adalah fungsi kontinu non-negative pada [a,b] dan misalkan R adalah
daerah dibawah grafik f pada interval [a,b]. Maka volume dari benda padat
dengan memutar daerah R terhadap sumbu x adalah

Atau dengan menggunakan Disk Method maka didapat rumus :

Contoh :
Daerah D dibatasi y = x2 dan x = 1 dan sumbu x.
Tentukan volume benda putar jika D diputar terhadap sumbu x dengan
menggunakan rumus volume benda putar!

● Volume terhadap sumbu y


Untuk menghitung volume benda padat yang diputar terhadap sumbu y maka
dapat menggunakan rumus :

Panjang Busur
Misalkan f adalah fungsi yang kontinu dan memiliki turunan pada [a,b]. Sehingga untuk
menghitung panjang grafik f dari P(a,f(a)) sampai Q(b,f(b)) dapat menggunakan rumus :

Sedangkan untuk menghitung panjang busur dengan menggunakan integral terhadap y


dapat menggunakan :

● Fungsi panjang busur


Misalkan f kontinu dan memiliki turunan pada [a, b]. Maka fungsi untuk
menentukan panjang busur dapat didefinisikan :

Dengan domain [a, b]

● Diferensial panjang busur

Untuk menghitung diferensial panjang busur dapat menggunakan rumus :

Atau disederhanakan menjadi :


Luas Permukaan Benda Putar
Misalkan f adalah fungsi kontinu, memiliki turunan, dan tidak bernilai negatif pada [a,b].
Maka luas permukaan benda yang didapat dari grafik f terhadap sumbu x adalah

Yang disederhanakan menjadi :

Contoh :
1. Cari luas permukaan benda dari grafik x = y3 pada interval [0,1] yang diputar
terhadap sumbu y!

Penyelesaian :

Dengan menggunakan subtitusi, maka didapat


G. Infinite Series

Sequence
Sequence dapat dikatakan sebagai daftar angka yang dihasilkan menggunakan
metode numerik seperti Metode Newton untuk mendapatkan pendekatan yang lebih
baik dan lebih baik untuk akar persamaan adalah contoh barisan (matematis).
Sebagai contoh, sequence merupakan daftar tak terbatas dari angka a1, a2, a3,
…, …, …, an, …
Sequence juga berguna sebagai fungsi dari bilangan bulat positif ke bilangan
real atau dengan kata lain a(1) = a1, a(2) = a2, dst.

Contoh :

Sequence diatas adalah urutan yang ditentukan secara rekursif. Sehingga untuk
mendapatkan setiap suku, anda menambahkan dengan 2 dan kemudian mengambil
akar kuadrat. Atau bisa dikatakan bahwa Xn+1 = 2 + 𝑋𝑛
Ini adalah urutan yang meningkat secara monoton (karena cara lain untuk
melihat bagaimana perpindahan dari satu istilah ke istilah berikutnya adalah dengan
menambahkan ekstra √2 dibawah radikal terdalam, yang membuatnya sedikit lebih
besar).

Limit of Sequence
Limit of Sequence adalah nilai yang didekati barisan tersebut ketika jumlah suku
menjadi tak terhingga. Tidak setiap barisan memiliki perilaku ini. Untuk sequence : yang
melakukannya disebut konvergen, sedangkan yang tidak disebut divergen. Batas
menangkap perilaku jangka panjang dari suatu urutan dan dengan demikian sangat
berguna dalam membatasinya. Mereka juga sering muncul dalam analisis nyata.
Sequence {an} convergen dan memiliki limit B jika

Untuk setiap 𝜺 > 0 ada bilangan bulat positif N sedemikian rupa sehingga | an - B
| < 𝜺 setiap kali n > N
Theorema

Jika dan {an} adalah urutan yang ditentukan oleh an = f(n), dimana n

merupakan bilangan bulat positif , maka

Squeeze Theorem
Squeeze Theorem menyatakan bahwa jika f(x) < g(x) < h(x) untuk semua bilangan, dan
pada beberapa titik x = k terdapat f(x) = h(k). Maka g(k) juga harus sama dengan
mereka. Teorema ini biasa digunakan untuk menentukan limit rumit seperti sin(x)/x pada
x = 0. Hal ini dilakukan dengan “memeras” sin(x)/x diantara 2 fungsi yang lebih bagus
dan menggunakan 2 fungsi tersebut untuk menemukan limit pada x = 0.
Contoh :

1. Carilah nilai dari


Penyelesaian :
Untuk menyelesaikan soal seperti diatas, mengerjakan dengan subtitusi
langsung maupun metode aljabar tidak berhasil. Namun dengan melihat grafik
dari fungsi f(x) seperti pada gambar :

Kita dapat memperkirakan jikan nilai limitnya adalah 1. Untuk membuktikannya


kita dapat menggunakan squeeze theorem dengan menggunakan fungsi g(x) =
-|x| + 0.5 dan h(x) =|x| + 1.5. Sehingga menghasilkan :
Series / deret
Bentuk umum :
a1, a2, a3, …, …, …, an, …
Disebut deret tak hingga yang biasa dilambangkan sebagai :

Geometric Series / Deret Geometri


Deret Geometri merupakan deret yang dalam pengurutannya terdapat ratio(r)

Theorem,
Untuk |r| < 1, maka deret geometri akan menjadi konvergen dan seluruh jumlah
dari deret data dihitung dengan menggunakan :

Dan deret divergen jika, |r| >= 1

Harmonic Series

Series / deret ini disebut harmonic karena deret ini divergen(jumlahnya tak hingga)
Divergence Test
Untuk mengetahui suatu deret/series convergen atau divergen dapat dilakukan dengan
mencari limit mendekati tak hingga. Suatu deret dikatakan konvergen jika limit
mendekati tak hingganya bernilai 0 dan akan divergen jika limit mendekati tak
hingganya bernilai tidak sama dengan 0.

- (konvergen)

- (divergen)

Integral Test
Untuk mengetahui suatu deret/series convergen atau divergen, kita juga dapat
melakukan integral test. Jika hasil integral test pada suatu deret bilangan terbatas,
maka deret tersebut dapat dikatakan konvergen. Sedangkan jika hasilnya bukan bilang
terbatas maka deret tersebut divergen. Syarat untuk melakukan integral test adalah jika
f kontinu, positif, dan menurun pada [1, ∞].

- Untuk S adalah bilangan terbatas maka f(n) konvergen.


- Untuk S adalah bilangan tak terbatas (∞) maka f(n) divergen.
Contoh :
1. Gunakan integral test untuk mengetahui deret berikut divergen atau konvergen!

Penyelesaian :

f(x) =
Syarat : - f(x)bersifat positif dalam interval (-∞, ∞)
- f(x)bersifat continuous jika x ≠ -3
- f(x)menurun dalam interval (-3, ∞)
Karena ke-3 syarat sudah dipenuhi maka kita dapat melakukan integral test untuk
mengetahui deret divergen atau konvergen.
4. Karena integral test menghasilkan bilangan terbatas, maka deret diatas merupakan
deret yang konvergen.

p-Series
p-Series merupakan sebuah deret/series yang berbentuk :

- Jika p > 1, maka deret tersebut dikatakan konvergen.


- Jika p <= 1 maka deret tersebut dikatakan divergen.

Comparison Test
Kita bisa mengetahui jika sebuah deret konvergen atau divergen dengan
membandingkannya dengan deret lain secara langsung.
Teorema:
Biarkan ∑ bn dan ∑ an sebagai deret positif, dimana ∑ bn > ∑ an > 0.
- Jika ∑ bn konvergen, maka ∑ an juga konvergen.
- Jika ∑ andivergen, maka ∑ bn juga divergen.
- Namun, sifat ini tidak bisa dibalik. Jika ∑ an konvergen, ∑ bn tidak tentu
konvergen. Jika ∑ bn divergen, ∑ an tidak tentu divergen.

Limit Comparison Test


Kita bisa mengetahui jika sebuah deret konvergen atau divergen dengan
membandingkannya dengan deret lain menggunakan limit.
Teorema:
Biarkan ∑ bn dan ∑ an sebagai deret positif, dimana ∑ bn > 0 dan ∑ an > 0.
𝑎𝑛
Jika lim 𝑏𝑛 = 𝐿, dimana L adalah sebuah bilangan positif, maka kedua deret
𝑛→∞
memiliki sifat yang sama. Kedua deret konvergen atau divergen.
Contoh :
1. Dengan menggunakan limit comparison, tentukan jika deret berikut divergen atau
konvergen!
Penyelesaian :

Alternating series test


Alternating series adalah deret/series yang tandanya bergantian antara positif dan
negatif.
Teorema :

Bentuk dasar alternating series adalah ∑ (-1)nan, dimana an > 0 dan berbentuk barisan.
𝑛=1
Deret akan konvergen jika :
- an+1 ≤ an untuk semua n
- lim an = 0
𝑛→∞
Contoh :
1. Tentukan dengan menggunakan alternating series test bahwa deret berikut
konvergen atau divergen!

Penyelesaian :
Absolute Convergence
Konvergen pada sebuah deret terbagi menjadi 2, yaitu konvergen mutlak atau
konvergen bersyarat(absolutely or conditionally convergent) yang dapat ditentukan jika
memenuhi syarat berikut :
- Konvergen Mutlak (Absolutely convergent)
Jika Σ|an| konvergen, maka 𝚺an pasti konvergen.
- Konvergen Bersyarat (conditionally convergent)
Jika 𝚺an konvergen tetapi tidak konvergen mutlak(absolutely convergent).

Ratio Test
Untuk mencari konvergen atau divergen dari suatu deret dengan menggunakna ratio
test maka berlaku :
Biarkan an menjadi sebuah barisan dan L adalah sebuah bilangan. Lalu diuji :
- Deret merupaka konvergen mutlak jika :

- Deret akan divergen jika :

- Sifat deret tidak dapat ditemukan jika :

Contoh :
1. Tentukan dengan menggunakan ratio test bahwaderet berikut konvergen atau
divergen!

Penyelesaian :
Power Series
Bentuk dasar dari Power Series adalah sebagai berikut :

- ∑ anxn, dimana koefisien dari deret tersebut adalah 0 (c=0)
𝑛=0

- ∑ an(x-c)n, dimana center dapat diketahui dari deret tersebut.
𝑛=0
Dari bentuk dasar diatas, maka didapatkan teorema :

Dari power series ∑ an(x-c)n, maka hanya 1 dari pernyataan berikut yang benar :
𝑛=0
- Deret konvergen hanya di x = c
- Deret konvergen untuk seluruh bilangan x
- Ada nomor R > 0 dimana deret konvergen hanya di |x − c| < R dan divergen
hanya di |x−c| > R
Note : R = radius of convergence

Contoh :
1. Tentukan radius(R) dari deret berikut!

Penyelesaian :

Taylor Series
Deret Taylor atau Taylor series dalam matematika adalah representasi fungsi
matematika sebagai jumlahan tak hingga dari suku-suku yang nilainya dihitung dari
turunan fungsi tersebut di suatu titik.
Dari penjelasan diatas, maka pada taylor series berlaku teorema :
Jika pada power series f direpresentasikan sebagai c, sehingga jika :
maka f(n)(c) ada untuk setiap bilangan bulat positif n dan

Sehingga akan menjadi :

Atau engan kata lain, di mana f(n)(c) menunjukkan turunan ke-n dari f yang
dievaluasi pada titik a. (Turunan dari orde nol dari f didefinisikan sebagai f itu sendiri
dan (x c) 0 dan 0! Keduanya didefinisikan sebagai 1.)

Maclaurin Series
Pada kasus-kasus tertentu, dimana c = 0, maka deret taylor akan berubah menjadi :

Sehingga deret diatas merupakan deret taylor yang berpusat pada titik asal, oleh
karena itulah dinamakan Maclaurin Series / deret Maclaurin.

Contoh :
1. Tentukan deret Maclaurin untuk sin x dan buktikan jika deret tersebut
menggambarkan sin x untuk semua x!
Penyelesaian :

Sehingga menghasilkan
Uraian dari deret diatas akan berlaku untuk semua x, dengan syarat dapat
dibuktikan bahwa

Sekarang, |fn+1(x)| = |cos x||fn+1(x)|=|cos ⁡x| atau |fn+1(x)| = |sin x||fn+1(x)|=|sin ⁡x|,
sehingga
H. First Order Ordinary Differential Equation
First order differential equation didefinisikan dengan persamaan: dy/dx = f(x, y)
dari dua variabel x dan y dengan fungsinya f(x, y) yang didefinisikan pada suatu daerah
pada bidang xy.

Persamaan ini hanya memiliki turunan pertama dy/dx sehingga persamaan


tersebut adalah First-Order dan tidak ada turunan order yang lebih tinggi. Persamaan
diferensial dalam First-Order juga dapat ditulis sebagai :

Sebagai tambahan, tingkatan order pada suatu fungsi ditentukan dari order
tertinggi yang terdapat dari fungsi itu sendiri. Contoh :

Linear Differential Equation


- Linear Differential Equation didefinisikan oleh Linear Polynomial Equation, yang
terdiri dari turunan beberapa variabel.
- Bentuk umum dari Linear Differential Equation adalah

Dimana f linear pada y.


- Berikut adalah contoh persamaan dengan konstanta koefisien

- Dan berikut merupakan contoh persamaan dengan koefisien variable

Non-Linear Differential Equation


Bila pada suatu persamaan yang tidak linear tidak diketahui fungsi serta turunannya,
maka persamaan tersebut dapat disebut sebagai Non-Linear Differential Equation.
Separable Order Differential Equation
Untuk separable equation berarti suatu persamaan dapat dipisahkan antara x dan y
nya. Sehingga dari definisi ini dapat ditemukan bentuk umumnya menjadi :

Dimana f(x) dan g(y) adalah fungsi terhadap x dan y. Dengan mengubah bentuk umum
𝑑𝑦
di atas dapat ditulis menjadi ∫ 𝑔(𝑦)
= ∫ f(x)dx maka persamaan ini disebut sebagai
persamaan yang separable.
Contoh :
1. Tentukanlah apakah persamaan berikut termasuk ke dalam persamaan
separable atau tidak!

Penyelesaian :

Karena x dan y pada persamaan diatas dapat dipisahkan, maka persamaan


diatas termasuk ke dalam persamaan yang separable.

2. Selesaikanlah persamaan First Order Equation berikut ini !

Penyelesaian :
Untuk menyelesaikan persamaan diatas, kita dapat menggunakan cara
separable equation, yaitu dengan memisahkan x dan y nya.
Integrating Factors
Berdasarkan persamaan dasar pada linear first order ODE dengan variable koefisien,

Dengan melakukan metode integrating factor, kita mengalikan persamaan dasar


dengan
μ(t) = e∫ P(t)dt
Pada kedua ruas. Sehingga menghasilkan :

Exact Order Differential Equation


Persamaan ODE dapat dituliskan dalam bentuk :

Dimana fungsi M, N, My (Turunan M terhadap y), Nx (Turunan N terhadap x) kontinu


pada daerah R: (x, y) ∈ (α, β) × (γ, δ).

Sebuah persamaan dapat dikatakan sebagai exact differential equation jika :

Dimana fungsi memenuhi kondisi :

Jika M dan N memenuhi persamaan diatas, maka (x, y) = C merupakan solusi


implisit, dimana C merupakan konstanta
Non-Exact ODE’s
Mengubah Non-Exact Order Differential Equation menjadi Exact Order Differential
dengan cara Mengalikan faktor μ(x, y) yang cocok.

Jika μ adalah fungsi dari x tunggal, maka μy = 0 dan menghasilkan persamaan berikut :

Biarkan sisi kanan adalah fungsi dari x.


Serupa jika μ adalah fungsi dari y tunggal.
Referensi:
- https://akupintar.id/info-pintar/-/blogs/turunan-fungsi-aljabar-konsep-rumus-dan-a
plikasi
- https://www.zenius.net/blog/turunan-kedua
- https://www.studiobelajar.com/limit-fungsi/
- https://jagostat.com/matematika-dasar/definisi-limit-dan-limit-fungsi-aljabar
- https://gurubelajarku.com/limit-fungsi/
- https://www.quipper.com/id/blog/mapel/matematika/integral-parsial-matematika-g
12/
- https://en.wikipedia.org/wiki/Integration_by_parts
- https://www.dosenpendidikan.co.id/integral-trigonometri/
- https://jagostat.com/kalkulus1/integral-dengan-batas-integran-tak-hingga
- https://kalkulus.mipa.ugm.ac.id/app/luasareadibawahkurva/
- https://kalkulus.mipa.ugm.ac.id/app/luasareadiantaraduakurva/
- https://yos3prens.wordpress.com/2013/09/11/aplikasi-integral-menentukan-panja
ng-busur/
- Powerpoint First Order ODE’s Binus University
- https://www.math24.net/linear-differential-equations-first-order
- https://byjus.com/maths/first-order-differential-equation/

Anda mungkin juga menyukai