Anda di halaman 1dari 18

95 5 ANALISIS KESESUAIAN, DAYA DUKUNG DAN POLA PEMANFAATAN RUANG WISATA KAWASAN PESISIR BARAT SERANG PROVINSI BANTEN

5.1 Analisis Trend Wisata Sumberdaya atau investasi untuk pengembangan pariwisata pesisir identik dengan unsur supply. Potensi obyek wisata di kawasan Anyer-Cinangka (supply) merupakan modal dasar dalam pengembangan pariwisata yang meliputi view/vista, karateristik dan historis, budaya serta prasarana dan sarana pendukung wisata. Pengembangan usaha pariwisata pesisir dengan obyek dan daya tarik wisata di Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka masih dalam suatu kajian pendahuluan, sehingga data-data yang menyangkut parameter permintaan terhadap pariwisata belum tersedia dengna baik. Dengan demikian perkiraan permintaan pariwisata didekati dengan analisis trend kunjungan wisatawan sebagai berikut :

5.1.1 Trend Wisata Kecamatan Anyer Trend kunjungan wisata nusantara dalam studi ini diprediksi sampai keadaan kunjungan wisata 20 tahun ke depan atau sampai pada tahun 2020. Trend analisis ini di dasarkan pada data kunjungan wisata yang diperoleh dari tahun 2000 sampai tahun 2009. Gambar 11 dibawah ini mencerminkan kondisi jumlah kunjungan wisata di Kecamatan Anyer yang meningkat pada periode 2000-2012. Hasil prediksi tingkat kunjungan setelah tahun 2012 cenderung menurun hingga tahun 2020. Prediksi ini berdasarkan asumsi bahwa tahun 2012 terjadi peningkatan laju tingkat kunjungan yang signifikan, kemudian perlahan-lahan terjadi penurunan pada tahun-tahun berikutnya hingga stagnan.

96
35 30 25 20 15 10 5

Gambar 11 Trend Kunjungan Wisata Nusantara Kecamatan Anyer 5.1.2 Trend Wisata Kecamatan Cinangka Lebih lanjut kunjungan wisata nusantara di Kecamatan Cinangka diprediksi dari tahun 2000 hingga 20 tahun ke depan atau tahun 2020. Tingkat laju peningkatannya dari tahun 2000 hingga 2009 cukup signifikan. Dengan asumsi bahwa trend kunjungan wisata di Kecamatan Cinangka diprediksi tahun 2012 terjadi penurunan jumlah pengunjung secara perlahan-lahan hingga tahun 2020. Secara rinci trend kunjungan wisata Kecamatan Cinangka disajikan pada Gambar 12 sebagai berikut:
35 30 25 20 15 10 200 5 0

Gambar 12

Trend Kunjungan Wisata Nusantara Kecamatan Cinangka

97 Analisis trend tersebut menunjukkan bahwa pengembangan kawasan wisata Anyer dan Cinangka harus dilakukan secara hati-hati mengingat adanya kunjungan wisatawan dengan karateristik yang fluktuatif yakni meningkat dan kemudian terdapat kecenderungan terjadinya penurunan. Namun demikian, berdasarkan hasil pengamatan lapang kondisi jumlah kunjungan wisatawan pada waktu akhir pekan kunjungan meningkat yang terlihat dari penginapan dalam kondisi penuh, baik di Anyer maupun di Cinangka. Dari data yang dianalisis nampak bahwa pada akhir pekan jumlah maksimum wisatawan lebih kurang 5.086 orang memanfaatkan fasilitas penginapan dan jumlah pengunjung yang tidak menginap 508 orang. Dalam satu bulan pengunjung untuk penginapan jenis melati sekitar 30%, sedangkan pengunjung untuk jenis hotel berbintang berkisar 70% dari jumlah total pengunjung 18.335 orang setiap bulan. Hasil analisis mencerminkan bahwa permintaan wisatawan meningkat pada akhir pekan dibandingkan hari biasa, seperti terlihat pada Tabel 24 sebagai berikut: Tabel 24 Kunjungan Wisatawan yang Menginap di Kawasan Anyer-Cinangka Jenis Penginapan Melati Berbintang Jumlah Wisatawan (orang) Akhir Pekan Hari Biasa 1.532 160 3.554 357

Sumber: Hasil Analisis dan Pengamatan 2006.

Berdasarkan data diatas jumlah wisatawan yang berkunjung akhir pekan ke Anyer dan Cinangka berkisar 30,12% untuk jenis hotel melati dan 69,88% untuk jenis hotel berbintang sedangkan hari biasa 30,95% jenis melati dan hotel berbintang lebih kurang 69,05%. Wisatawan yang berkunjung di Kecamatan Anyer dan Cinangka meningkat pada akhir pekan dan hal yang sama terjadi pada hari libur nasional dan libur sekolah.

98 5.2 5.2.1 Analisis Sosial dan Ekonomi Analisis Sosial Berdasarkan hasil analisis keadaaan penduduk Kecamatan Anyer berdasarkan kelompok umur penduduk antara 15-64 tahun adalah lebih banyak ( 26.498 orang) dari jumlah penduduk berumur 0-14 tahun dan 65 tahun (13.438 orang). Rasio jenis kelamin 109 yang menggambarkan bahwa jumlah laki-laki lebih banyak dari perempuan. Sedangkan rasio ketergantungan sebesar 50,71% berarti dari 100 usia produktif menanggung beban hidup sekitar 51 orang yang tidak berkerja (non produktif). Selanjutnya di Kecamatan Cinangka komposisi umur penduduk antara 1564 tahun lebih banyak (38.609 orang) dari penduduk berumur 0-14 tahun dan 65 tahun (15.761 orang). Rasio jenis kelamin 109 merupakan rasio perbandingan antara perempuan dengan laki-laki. Sedangkan beban ketergantungan adalah 40,82% berarti dari 100 usia produktif menanggung beban hidup sekitar 41 orang yang tidak berkerja. Dari analisis tersebut terlihat bahwa jumlah kelompok umur penduduk muda dalam 10 tahun mendatang akan meningkat, keadaan tersebut menunjukkan bahwa angkatan kerja akan meningkat dan diharapkan sektor pariwisata dapat menyerap penduduk usia produktif tersebut. Rasio beban tanggungan di wilayah penelitian ini cukup tinggi yang disebabkan oleh banyaknya penduduk non produktif yakni pada kelompok umur anak-anak (0-14 tahun). Secara umum, kepadatan penduduk di kawasan pesisir barat Serang, Kecamatan Anyer relatif tinggi dibandingkan dengan kepadatan penduduk di Kecamatan Cinangka. Kepadatan tertinggi dijumpai di Kecamatan Anyer sebesar 913 jiwa/km2. Kecamatan Cinangka kepadatan penduduknya lebih rendah sebesar 312 jiwa/km2. Dengan demikian dalam kurun waktu 5 hingga 20 tahun ke depan kelompok usia 10-29 tahun yang merupakan persentase terbesar dari penduduk kawasan pesisir barat Serang masih berada pada kelompok usia kerja. Jumlah ini akan bertambah dengan pergeseran kelompok usia sampai 55 tahun yang menggambarkan bahwa pengembangan kawasan pariwisata pesisir didukung oleh ketersediaan tenaga kerja yang memadai. Hasil analisis komposisi penduduk, rasio jenis kelamin dan rasio beban tanggungan disajikan pada Lampiran 8.

99 5.2.2 Analisis Ekonomi Berdasarkan data PDRB 2006, aktivitas perekonomian penduduk kawasan pesisir barat Serang, Banten meliputi industri, jasa, perdagangan, pariwisata dan pertanian, ketersediaan prasarana dan sarana perekonomian. Kecamatan Anyer dengan panjang pantai 5.960 km, yang dihuni oleh 54.390 jiwa penduduk sebagian besar penduduknya (27,99 %) bermatapencaharian pertanian sedangkan (28,70 %) sebagai karyawan dan buruh di industri di sekitar kawasan Anyer serta penduduk yang bekerja sebagai pedagang, hotel dan restoran (20,63%). Selanjutnya Kecamatan Cinangka dengan panjang pantai 12.814 km dengan jumlah penduduk 39.936 jiwa dan sebagian besar (31,01%) sumber nafkah sebagai buruh dan (29,75%) sebagai petani serta (20,83%) sebagai pedagang sedangkan sebagai nelayan sebesar (13,32%). Sarana transportasi penghubung desa-desa di Kecamatan Cinangka dan Kecamatan Anyer adalah angkutan umum yang tersedia hanya pada waktu-waktu tertentu saja misalnya waktu hari pasar kendaraan umum lebih banyak bila dibanding pada hari biasa. Dihitung dari nilai Produk Domestik Bruto (PDRB), peran sektor hotel dan restoran cukup tinggi dan meningkat setiap tahun, secara rinci PDRB Kabupaten Serang disajikan pada Tabel 26 sebagai berikut:

100 Tabel 25 Perkembangan PDRB Kabupaten Serang Menurut Harga Berlaku, Tahun 2000-2004 (Rp juta)
2002 370.203 1.822 1.402.402 128.900 180.696 273.279 90.232 94.748 227.239 2.769.519 2003 381.474 1.890 1.446.858 134.982 190.470 288.879 95.403 110.433 233.802 2.884.187 2004 391.657 1.964 1.496.924 139.224 201.013 302.389 99.861 127.262 244.646 3.004.939

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9

Sektor/Lapangan usaha Pertanian Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik , Gas, Air Bersih Bangunan/Konstruksi Perdagangan Hotel &Restoran Pengangkutan dan Komunikasi Keu, Pesewaan & Jasa Perusahaan Jasa-Jasa PDRB Kabupaten Serang

Sumber: Hasil Olahan (PDRB Kabupaten Serang, Banten 2005)

Dari data diatas terlihat PDRB yang tertinggi adalah sektor industri yang diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran. Produk Domesttik Regional Bruto merupakan salah satu indikator yang paling banyak dipakai untuk mengukur tingkat produksi suatu wilayah. Dengan melihat angka PDRB selam periode tertentu serta distribusi persentase dari masing-masing lapangan usaha, maka secara makro dapat diketahui peran sektor ekonomi dan struktur perekonomian suatu daerah. Selanjutnya berdasarkan hasil analisis responden dan hasil wawancara dengan para pakar untuk prasarana dan sarana di kawasan pesisir barat Serang sangat terbatas. Prasarana dan sarana yang tersedia berupa kios dan penginapan seperti hotel, resort, cottage, villa dan lain sebagainya. Sedangkan transportasi darat untuk umum masih sedikit kecuali pada hari-hari pasar tertentu. Penginapan merupakan usaha ekonomi masyarakat di bidang pariwisata yang berperan dalam pendapatan masyarakat. Penginapan menyediakan jasa akomodasi untuk

101 wisatawan yang berkunjung. Manfaat yang diperoleh oleh masyarakat berupa pendapatan dari hasil penginapan, akomodasi dan pelayanan jasa lainnya selama wisatawan berada kawasan wisata Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka. Pendapatan per kapita rata-rata penduduk berdasarkan tingkat pendapatan berada pada tingkatan tinggi dan sedang. Hasil analisis kuesioner dari para responden diperoleh bahwa pendapatan utama penduduk berasal dari subsektor pertanian, jasa, perdagangan dan industri serta pariwisata. Hasil analisis responden menunjukkan bahwa pendapatan per kapita responden rata-rata lebih dari Rp. 1.500.000,- serta pendapatan masyarakat lainnya, dibawah Rp. 1.000.000,-. Hasil analisis disajikan pada Lampiran 9. 5.3 Kesesuaian Lahan Pariwisata Pesisir di Kecamatan Anyer dan Cinangka Pariwisata pesisir merupakan jenis pariwisata yang memanfaatkan pantai dan tepian laut sebagai obyek dan daya tarik wisata maupun rekreasi. Menikmati panorama dan keindahan alam pantai, berjemur, olah raga pantai seperti volley pantai, jalan pantai dan, rekreasi pantai, berkemah, memancing waktu pasang surut dan lain-lain. Analisis pengelompokan kawasan pesisir barat Serang (Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka) dilakukan berdasarkan jarak, akses dan ketersedian prasarana dan sarana pariwisata pesisir. Lahan terdiri atas pantai kering, lahan pasang surut, terumbu karang yang memiliki obyek dan daya tarik untuk pengembangan pariwisata dan rekreasi pantai dan laut. Analisis dilakukan dengan membandingkan karakteristik lahan dengan persyaratan penggunaan pariwisata pesisir. Persyaratan lahan untuk wisata pesisir terdiri dari 10 parameter dan fasilitas pariwisata, yang dijelaskan dalam Bab III. Penilaian dilakukan dengan menggunakan cara pembobotan dan skoring untuk menghasilkan kelas kesesuaian lahan. Hasil analisis kesesuaian lahan untuk penggunaan pariwisata pesisir disajikan pada Tabel 27.

102 Tabel 26 Kelas Kesesuaian dan Luas Lahan (ha) untuk Pariwisata Pesisir Kategori Rekreasi Kesesuaian Lahan (Ha) No Kecamatan Anyer Sangat Sesuai (S1) ---Cukup Sesuai (S2) ---Sesuai Bersy arat (S3) 3,038 --3,038 Tidak Sesuai (N) 13,537 25,688 17,101 56,326

1 2 3

Desa Anyer Desa Cikoneng Desa Bandulu Total I Kecamatan Cinangka

4 5 6 7 8 9 10

Desa Kamasan Desa Sindanglaya Desa Cinangka Desa Karang Suraga Desa Bulakan Desa Pasauran Desa Umbul Tanjung Total II

--------

--------

0,958 --9,987 ---10,945

3,963 12,358 5,963 18,497 21,302 13,164 6,669 82,760

Sumber: Hasil Analisis dan SIG 2006

Berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan pesisir kawasan barat Serang, Banten untuk penggunaan pariwisata pesisir dikelompokan dalam empat kelas. Pertama adalah kategori lahan sangat sesuai (S1) yang memiliki kesesuaian berkisar 83 sampai 100% tidak ditemui. Kedua adalah kategori cukup sesuai (S2) yang memiliki kesesuaian berkisar 50 sampai 83% juga tidak ditemui. Ketiga adalah kategori sesuai bersyarat (S3) yang memiliki kesesuaian berkisar 1750% ditemui di Kecamatan Anyer, lahan terletak di Desa Anyer seluas 3,038 ha, dan di Kecamatan Cinangka tersebar di dua desa yaitu di Desa Kamasan seluas 0,958 ha, Desa Karang Suraga seluas 9,987 ha dengan total luasan 10,945 ha. Lahan pesisir memiliki obyek daya tarik wisata rekreasi yaitu pantai dengan pasir putih, semak belukar yang alami dan pohon-pohon kelapa. Kegiatan wisata rekreasi yang dapat dilakukan antara lain menikmati keindahan panorama alam, olahraga pantai, rekreasi, berenang berjemur, memancing dan jalan-jalan di zona pasang surut ketika air surut. Fasilitas pendukung, seperti resort, cottage, hotel dan villa.

103 Keempat Lahan kelas tidak sesuai (N) ditemui di Kecamatan Anyer seluas 56,326 ha dan di Kecamatan Cinangka seluas 82,760 ha, digunakan untuk lahan pemanfaatan fasilitas pariwisata seperti hotel, villa, resort dan cottage dan lainlain. Kawasan Anyer-Cinangka termasuk tipe sesuai bersyarat untuk jenis pariwisata pesisir kategori rekreasi dan untuk wisata renang yang diperbolehkan hanya sampai kedalaman 10 m dan lebih kurang sepanjang 50 m dari pinggir pantai karena kecepatan arus lebih besar dari 0,51 m/detik. Kecamatan Anyer dikelompokkan dalam kelas sesuai bersyarat (S3) dengan indeks kesesuaian wisata sebesar 40,38% dengan bobot 63. Kecamatan Cinangka dikelompokkan dalam kelas sesuai bersyarat (S3) dengan indeks kesesuaian wisata sebesar 35,26% dengan bobot 55. Namun demikian, kawasan tersebut memilki faktor pembatas seperti kurangnya sarana transportasi dan tidak ada sarana akomodasi, telekomunikasi serta kondisi perairan yang selalu dinamis pada musim-musim tertentu. Hasil analisis kesesuaian lahan disajikan pada Lampiran 10. Kondisi wisata di Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka termasuk layak untuk dikategorikan pariwisata pesisir karena didukung oleh dua kondisi, pertama adalah jarak dari pantai yang berkisar 500 m dan kedua adalah kondisi lingkungan fisik yakni tingkat kerawanan terhadap bencana seperti gelombang tidak terlalu besar, banjir tidak terlalu tinggi (sedang), tekstur beberapa tempat berpasir putih, aksesibilitas yang mudah untuk Kecamatan Anyer, sedangkan Kecamatan Cinangka transportasi agak sulit kecuali kendaraan pribadi serta jarak sumber air bersih cukup dekat. Parameter yang kurang mendukung untuk wisata pantai di Kecamatan Anyer adalah penggunaan lahan yang tidak memenuhi kriteria karena lebar pantai kurang dari 50 m. Kawasan ini dapat dikembangkan untuk penataan bangunan karena sebagian besar keberadaan pemukiman dan perumahan penduduk selain hotel, resort dan villa serta cottage berada di sepanjang pantai barat Serang, Banten. 500 m. Sedangkan Kecamatan Cinangka dapat dikembangkan dengan memprioritaskan keberadaan alam/view dan memiliki panjang pantai lebih dari

104 Selanjutnya Kecamatan Anyer sesuai untuk wisata pantai dengan kategori rekreasi, olah raga pantai (volley pantai, jalan pantai), berjemur, berenang dan memancing seluas 3,038 ha dan yang tidak sesuai seluas 56,326 ha. Luasan kawasan Anyer yang tidak sesuai dimanfaatkan untuk fasilitas wisata yang dibagi dalam tiga kelompok yakni tipe A (48 m2) dengan luasan yang dibutuhkan adalah 8,522 ha, tipe B (100 m2) dengan luasan 1,77 ha, tipe C (114 m2) dengan luasan 2,024 ha. Kawasan dapat dimanfaatkan untuk hotel berbintang dan hotel melati, villa, resort,dan cottage. Kecamatan Cinangka dapat dikembangkan untuk pariwisata pantai dengan kriteria rekreasi. Luasan lahan yang sesuai untuk wisata pantai dengan jenis olah raga pantai (volley pantai, jalan pantai), berjemur seluas 10,945 ha dan yang tidak sesuai seluas 82,78 ha. Luasan yang tidak sesuai dimanfaatkan untuk fasilitas wisata yang dibagi dalam tiga kelompok yakni tipe A (48 m2) dengan luasan yang dibutuhkan adalah 5,80 ha, tipe B (100 m2) dengan luasan 12,8 ha, tipe C (114 m2) dengan luasan 13,77 ha yang diperuntukkan sebagai kawasan pemanfaatan seperti hotel berbintang dan hotel melati, villa, resort, dan cottage. Selanjutnya lahan yang masih bisa dikembangkan sebagai lahan hijau atau taman wisata. di kawasan pesisir barat Serang, Banten adalah lebih kurang sebanyak 11,198 ha untuk luasan (250 m)

5.4 Analisis Daya Dukung Kecamatan Anyer dan Cinangka Kawasan pesisir barat Serang terdiri dari dua Kecamatan yaitu Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka dengan potensi perikanan dan pariwisata yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kondisi sumberdaya perikanan dan pariwisata masih baik dan sangat berpeluang untuk dikembangkan. Namun demikian, pemanfaatan dan pengembangannya harus dikelola dengan baik agar kualitasnya tetap terjaga. Selain itu, kawasan pesisir terdiri dari sumberdaya alam dan lingkungan yang rapuh (fragile) dan sangat rentan terhadap gangguan yang datang dari luar apabila melebihi kemampuan daya dukungnya. Oleh karenanya perlu dilakukan analisis daya dukung lingkungan yang mampu mentolerir segenap kegiatan pembangunan sesuai dengan prinsip pembangunan berkelanjutan.

105 Daya dukung diartikan sebagai kemampuan atau intensitas pemanfaatan maksimum sumberdaya alam secara terus-menerus tanpa mengalami kerusakan (Bengen, 2002). Analisis daya dukung kawasan pantai barat Serang untuk pariwisata pesisir dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan sumberdaya dan lingkungan mendukung aktifitas pembangunan khususnya pariwisata secara optimal dan berkelanjutan tanpa menimbulkan kerusakan. Parameter penting yang perlu diketahui adalah jumlah maksimum pengunjung secara fisik yang dapat ditampung di kawasan wisata pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan manusia. Selanjutnya daya dukung kawasan perlu dibatasi dengan daya dukung pemanfaatan yaktu lebih kurang 10% dari luas areal yang digunakan untuk pengunjung dengan mempertimbangkan kemampuan alam mentolerir pengunjung sehingga keaslian alam terjaga dengan baik. Dalam kegiatan wisata pantai di asumsikan setiap orang membutuhkan pantai 50 m2, karena pengunjung akan melakukan berbagai aktivitas yang memerlukan ruang dan luas seperti berjemur, bersepeda, berjalan-jalan dan lain-lain seperti yang disajikan pada Tabel 5 dan Tabel 6 dalam Bab 3. Hasil analisis dan perhitungan daya dukung kawasan untuk Kecamatan Anyer adalah 1.215 orang /hari dan kunjungan aktual untuk Anyer rata-rata sebanyak 120 orang/hari. Kapasitas air bersih adalah kapasitas air yang diukur berdasarkan jumlah pengunjung yang memanfaatkan air bersih per hari (ltr/hr) dengan standar 60 liter/hari/pengunjung. Hal ini dianggap optimal bagi seorang pengunjung selama berada di kawasan wisata. Berdasarkan standar tersebut daya dukung air bersih berdasarkan jumlah pengunjung di Kecamatan Anyer adalah adalah maksimum sebanyak 73 liter/hari/pengunjung. Selanjutnya daya dukung kawasan untuk Kecamatan Cinangka adalah 4.378 orang/hari dan kunjungan aktual hanya rata-rata 12 orang/hari serta kebutuhan air bersih lebih kurang 263 liter/hari/pengunjung. Oleh karena itu kawasan Anyer dan Cinangka dapat menampung 5.593 orang/hari. Jumlah pengunjung seharusnya sesuai dengan kapasitas daya dukung sehingga keberlanjutan wisata pesisir dapat diwujudkan, perhitungan daya dukung kawasan ditinjau dari jumlah pengunjung disajikan pada Lampiran 11.

106 Namun demikian kawasan Anyer dan Cinangka secara nyata saat ini masih memiliki jumlah kunjungan dibawah jumlah daya dukung kawasan. Sehingga pariwisata pesisir di Kecamatan Anyer dan Cinangka, masih memiliki peluang untuk dapat dikembangkan.

5.5 Ecological Footprint Wilayah pesisir rentan terhadap perubahan lingkungan dalam bentuk pencemaran, sedimentasi, dan penurunan keanekaragaman hayati akibat aktivitas manusia. Dengan demikian, untuk mengantisipasi dampak negatif dari pengembangan pariwisata yang mungkin timbul, maka kajian tentang kemampuan daya dukung ruang pesisir pantai barat Serang, Banten diperlukan untuk mendukung kegiatan pariwisata yang akan dikembangkan. Dalam rangka mengetahui daya dukung ruang untuk pariwisata dilakukannya perhitungan ecological footprint (EF), yang bertujuan untuk mengekspresikan kesesuaian areal yang produktif secara ekologi terhadap kebutuhan pariwisata. Perhitungan ruang ekologi dibagi kedalam dua bagian yaitu permintaan terhadap sumberdaya (EF) dan ketersediaan sumberdaya (BC). Nilai EF yang menggambarkan tingkat kebutuhan tersebut selanjutnya dibandingkan dengan ketersediaan ruang (biological capacity / BC). Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai EF untuk Kecamatan Anyer sebesar 1,6 ha/kapita dan kecamatan cinangka sebesar 0,09 ha/kapita sedangkan nilai BC Kecamatan Anyer adalah 2,93 ha/kapita dan Kecamatan Cinangka 2,99 ha/kapita Perhitungan EF dan BC secara rinci disajikan pada lampiran 12 dan nilai perhitungan tersebut dinyatakan pada Tabel 28 berikut ini : Tabel 27 Kemampuan dan Daya Dukung Pemanfaatan Wisata Kawasan Pesisir Barat Serang, Banten No Kriteria 1 2 3 4 Ecological Footprint (ha/kapita) Biocapacity (ha/kapita) Daya Dukung Kawasan (orang/kawasan) Luasan Wisata Rekreasi Sesuai Bersyarat (ha) Anyer 1,6928 2,9348 1.215 3,038 Cinangka 0,0943 2,9899 4.378 10,945

Sumber: Hasil Analisis

107 Dari tabel diatas terlihat bahwa nilai EF<BC yang berarti terjadi under shoot sehingga tingkat kebutuhan ruang belum melebihi ketersediaan ruang yang tersedia. Dengan demikian masih terdapat ketersediaan ruang untuk mengembangkan pariwisata. Di Kecamatan Anyer tingkat kebutuhan akan pengembangan pariwisata lebih kecil dibandingkan tingkat ketersediaan sumberdaya (biocapacity) atau kapasitas lahan. Demikian juga dengan Kecamatan Cinangka tingkat kebutuhan pemanfaatan ruang lebih kecil dari kapasitas pemanfaatannya selanjutnya
disajikan pada Gambar 13 sebagai berikut:

Gambar 13

Estimasi Kebutuhan Ruang Wisata Rekreasi di Kawasan Pesisir Barat Serang Provinsi Banten

Dari analisis tersebut terlihat bahwa di wilayah Kecamatan Cinangka dan Kecamatan Anyer masih terdapat peluang pengembangan pariwisata pesisir yang diprioritaskan utama adalah wisata alam. Berdasarkan hasil analisis ruang ekologis dengan pendekatan Ecological Footprint, diperoleh bahwa daya dukung ruang ekologis untuk pengembangan pariwisata dengan kategori rekreasi berdasarkan tingkat kebutuhan ruang ekologi belum optimal. Belum optimalnya tingkat pemanfaatan sumberdaya kawasan pantai barat Serang untuk wisata pesisir dicerminkan dengan tingkat ketersediaan ruang di Kecamatan Anyer lebih kecil dari pemanfaatan dengan kata lain bahwa EF BC (1,6 ha /kapita 2,9 ha/kapita) dan di Kecamatan Cinangka (0,09 ha/kapita 2,9 ha/kapita). Perbandingan nilai EF dan BC disajikan pada Tabel 29 sebagai berikut :

108

Tabel 28 Estimasi Kebutuhan Ruang Wisata Rekreasi di Kawasan Pesisir Barat Serang, Provinsi Banten Ecological Footprint Wisata Rekreasi(Ha/Kapita) 1,6928 0,0943 Biocapacity Wisata Rekreasi (Ha/Kapita) 2,9348 2,9899

No 1 2

Kecamatan Anyer Cinangka

Sumber: Hasil Analisis, 2007

Dari analisis tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan pariwisata masih dapat dilakukan karena nilai permintaan terhadap sumberdaya (EF) masih lebih kecil dari ketersediaan sumberdaya (BC). Beberapa penyebab belum optimalnya pariwisata dari hasil responden dan wawancara, antara lain kondisi lingkungan, infrastruktur dan akomodasi yang masih terbatas serta kurang publikasi berupa promosi, brosur-brosur dan iklan di media elektronik. Secara sosial kegiatan pariwisata pesisir yang sudah lama dilakukan hanya dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Faktor rendahnya dukungan pemerintah terhadap kegiatan tersebut menyebabkan usaha pariwisata dilakukan berdasarkan kemampuan (modal) sendiri yang bersifat sementara atau usaha sampingan pada akhir pekan atau hari-hari besar nasional dan hari libur sekolah dengan target adalah wisatawan lokal dan wisatawan nusantara.

5.6 Pola Pemanfaatan Ruang Wisata Secara geografis ruang pesisir Kabupaten Serang memiliki luas 1.734,09 km2. Ketersediaan ruang wisata untuk wisata pantai diperoleh dari hasil analisis kesesuaian sumberdaya menggunakan Sistem Informasi Geografi (SIG). Analisis kesesuaian ini didasarkan pada kriteria sepuluh (10) parameter kesesuaian sumberdaya untuk jenis wisata pantai dengan kategori rekreasi. Analisis tersebut didasarkan pada hasil tumpang susun parameter guna menghasilkan ruang wisata yang sesuai dan memenuhi persyaratan untuk pariwisata. Dari empat kriteria kesesuaian hanya dua kriteria yang ditemui di kawasan penelitian yaitu kriteria sesuai bersyarat berkisar 9,2% dan tidak sesuai berkisar 90,8%. Dari hasil analisis

109 ini kesesuaian ruang untuk pemanfaatan wisata sangat kecil hanya lebih kurang 10%, secara rinci kesesuaian lahan disajikan pada Tabel 30. Tabel 29 Kesesuaian Pariwisata Pesisir dengan Kategori Rekreasi Kawasan Pesisir Barat Serang, Banten No 1 2 3 4 Jenis Kesesuaian Wisata Sangat Sesuai (S1) Sesuai (S2) Sesuai Bersyarat (S3) Tidak Sesuai (N) Jumlah Luas (ha) (%) 13,983 9,2 139,080 90,8 153,063 100

Sumber : Hasil analisis spasial, 2006

Dari hasil analisis Sistem Informasi Geografi atau SIG, di Kecamatan Anyer dari 3 (tiga) hanya satu desa yang sesuai bersyarat yaitu Desa Anyer, sedangkan di Kecamatan Cinangka yang terdiri dari tujuh desa terdapat dua desa yang sesuai bersyarat yaitu: (1) Desa Kamasan terdapat dua lokasi, (2) Desa Karang Suraga terdapat dua lokasi, masing-masing untuk wisata pantai dengan kategori rekreasi. Analisis kesesuaian wisata disajikan dalam bentuk peta kesesuaian sebagai berikut: 5.6.1 Peta Kesesuaian Lahan Wisata Kecamatan Anyer Hasil analisis kesesuaian menunjukkan bahwa diwilayah Kecamatan Anyer diperoleh jenis kesesuaian wisata yakni sesuai bersyarat (S3). Kesesuaian sumberdaya untuk wisata dengan kategori rekreasi pantai hanya ditemukan di satu desa yaitu Desa Anyer dari tiga desa yang ada di kecamatan tersebut. Aktivitas wisata yang sesuai adalah wisata rekreasi dengan panjang pantai 618,38 m dan lebar pantai 46,81 m dari total luasan 3,038 ha serta dengan daya dukung kawasan 1.215 orang/ha/kawasan. Peta kesesuaian wisata di Kecamatan Anyer disajikan pada Gambar 14.

5.6.2 Peta Kesesuaian Lahan Wisata Kecamatan Cinangka Sedangkan di Kecamatan Cinangka yang terdiri dari tujuh desa hanya terdapat dua desa yang sesuai bersyarat untuk wisata yaitu: 1) Desa Kamasan terdapat dua lokasi yakni Kamasan A: panjang pantai 290,52 m dengan lebar

110 pantai 46,91 m dan Kamasan B: panjang pantai 168,72 m dengan lebar pantai 40, 82 m, 2) Desa Karang Suraga terdapat dua lokasi yaitu Karang Suraga A: dengan panjang pantai 770,29 m dengan lebar pantai 43,03 m, Karang Suraga B: panjang pantai 1.453 m dengan lebar pantai 44,89 m dari total luasan 10,945 ha, luasan tersebut memiliki daya dukung 4.378 orang/ha. Peta kesesuaian wisata Kecamatan Cinangka pada Gambar 15. Dalam rangka meningkat PDRB Kabupaten Serang,Provinsi Banten maka salah satu unsur penunjangnya adalah sektor pariwisata. Teridentifikasi sekitar 13,983 ha sebagai potensi pariwisata yang dapat dikembangkan oleh pemerintah setempat. Secara administratif, potensi ini terdapat di kawasan pesisir barat Serang yakni dua Kecamatan Anyer dan Kecamatan Cinangka dengan proporsi mansing-masing sekitar 3.038 ha dan 10.945 ha. Model pengembangan sektor pariwisata bagi peningkatan PDRB Kabupaten Serang, Banten di fokuskan pada potensi Anyer dan Cinangka. Dengan demikian, pemodelan pengembangan sektor pariwisata Kabupaten Serang Banten dibangun berdasarkan potensi Anyer dan Cinangka" ditinjau dari tiga komponen yaitu aspek ekologi, aspek ekonomi dan aspek sosial. Namun demikian dalam kondisi tertentu di asumsikan bahwa aktivitas wisata dihitung berdasarkan seluruh potensi wilayah wisata yang terdapat di Kabupaten Serang yakni kawasan wisata yang sudah dimanfaatkan dan kawasan wisata yang akan dikembangkan berdasarkan analisis kesesuaian yang sudah dikaji.

Gambar 14 Kesesuaian Wisata di Kecamatan Anyer 16

Gambar 15 Kesesuaian Wisata di Kecamatan Cinangka

Anda mungkin juga menyukai